Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

ALIRAN INSTITUSIONAL (KELEMBAGAAN)

Oleh:

Erika Dwiyana Fransiska

041711133056

Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga

Surabaya

2018
ALIRAN INSTITUSIONAL (KELEMBAGAAN)

A. PENDAHULUAN

Aliran institusional dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 20-an. Aliran


institusional menolak ide eksperimen sebagaimana yang di anut oleh aliran sejarah.
Begitu juga pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah ekonomi
dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.

B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA ALIRAN SEJARAH DAN ALIRAN


INSTITUSIONAL

Aliran pemikiran ekonomi dan aliran sejarah memiliki sedikit persamaan yaitu
sama-sama menolak teori klasik dan neo-klasik. Tetapi aliran institusional menolak ide
eksperimentasi sebagaimana yang di anut oleh aliran sejarah. Orang yang paling
berperan terhadap keberadaan aliran institusional adalah Thorstein Bunde Veblen (1857-
1929).

C. TOKOH ALIRAN INSTITUSIONAL


1. Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)
Veblen membagi kelembagaan (institusional) menjadi dua: (1) Kelembagaan
teknologi meliputi mesin pengolah (machine process), penemuan, metoda produksi,
teknologi dll; (2) Kelembagaan seremonial meliputi serangkaian hak-hak
kepemilikan (set of property rights), struktur sosial dan ekonomi, kelembagaan
keuangan, dll. Perubahan kelembagaan teknologi akan mendorong perubahan
kelembagaan seremonial
a. Kritik terhadap Teori Kaum Klasik dan Neo-Klasik
Veblen pada intinya mengkritik teori-teori yang digunakan kaum klasik
dan neo-klasik dan model model teoritisnya dan cenderung terlalu
menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi klasik dan
neo-klasik juga dikritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non
ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Model-model teoritis dan
matematis yang digunakan kaum klasik dan neo-klasik dinilai bias. Padahal
Veblen menilai pengaruh keadaan dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah
laku ekonomi masyarakat. Struktur politik dan sosial yangg tidak mendukung
dapat memblokir dan menimbulkan distorsi proses ekonomi.
Kritik pedas Thorsten Veblen atas dasar teori dan implementasi ekonomi
klasik dan neoklasik sebagaimana dalam gagasan Adam Smith yang
menempatkan manusia sebagai makhluk super rasional. Veblen menentang
penadapat tersebut. Menurutnya, manusia tidak hanya memiliki rasio tapi juga
memiliki perasaan, kecenderungan, instink, dan kebiasaan yang terikat dengan
budayanya.
Menurut Veblen, masyarakat adalah suatu kompleksitas tempat setiap
orang hidup, setiap orangpun dipengaruhi serta ikut mempengaruhi pandangan
serta perilaku orang lain. Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku
orang terikat dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya
orang berusaha ikut menyumbang terhadap perkembangan masyarakat. Orang
berusaha menghindari perbuatan yang merugikan orang banyak.
b. Institusi Menurut Veblen
Veblen berpandangan bahwa lingkungan fisik dan material dimana
manusia berada sangat mempengaruhi kecenderungan manusia dan
pandangannya mengenai dunia dan kehidupannya. Orang yang hidup dalam
lingkungan yang kondusif untuk bekerja maka ia akan cenderung memiliki etos
kerja baik. Hubungan manusia dengan lingkungan akan mempengaruhi pola
interaksi sistem politik/hukum, falsafah hidup dan agama/keyakinannya dan antar
manusia dengan kekayaannya (property). Interaksi manusia yang dipengaruhi
oleh lingkungan sekitarnya tersebut mendorong lahirnya kelembagaan sebagai
penopang tegaknya interaksi yang harmonis, dinamis, dan pasti. Veblen
mendefinisikan kelembagaan sebagai ”cara melakukan sesuatu, berfikir tentang
sesuatu,dan mendistribusikan sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas kerja”.
Menurut Veblen, masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, segala
sesuatunya terus-menerus mengalami perubahan. Pola prilaku seseorang dalam
Masyarakat disesuaikan dengan kondisi sosial sekarang. Jika perilaku tersebut
cocok dan diterima, perilaku diteruskan, begitupun sebaliknya. Keadaan dan
Lingkungan inilah yang disebut Veblen “Institusi”. Dalam artian yang terkait
dengan nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta budaya. Selanjutnya semuanya
terefleksikan dalam kegiatan ekonomi.
c. Motivasi Konsumen
Tujuan akhir dari kegiatan produksi, yaitu keuntungan. Ada keuntungan
yang diperoleh melalui kerja keras dan ada juga yang diperoleh dengan trik-trik
licik dengan menggunakan segala macam cara tanpa memperdulikan orang lain.
Begitu juga dalam prilaku konsumsi ada perilaku konsumsi yang wajar yaitu
ingin memperoleh manfaat atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang
yang dikonsumsinya, disebut Leisure. Ada pula yang tidak wajar kalau konsumsi
ditujukan hanya untuk pamer, yang disebut Conspicuous Consumption.
Keberadaan nouve riche (orang kaya baru) juga menjadi motivasi konsumen.
d. Perilaku Pengusaha
Masyarakat Amerika yang tumbuh begitu pesat melahirkan golongan yang
disebut “Absentee Ownership". Absentee Ownership adalah para pengusaha yang
memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan, tetapi tidak ikut
terjun langsung dalam kegiatan operasional perusahaan, cukup diserahkan pada
para profesional dan karyawan kepercayaannya namun memperoleh keuntungan
paling besar.
Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya ada pengusaha tidak
segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh
keuntungan dengan kerja keras. Cara memperoleh laba: (1) melakukan akuisisi;
(2) Membanting harga, sehingga produk-produk dari perusahaan perusahaan
pesaing tersebut tidak laku, setelah pesaing mati dan keluar dari pasar, biasanya
mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar (excessive
profit).
2. Wesley Clair Mitchel (1874-1948)
Wesley Clair Mitchel berjasa dalam mengembangkan metode-metode
kuantitatif dalam menjelaskan peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya Business
Cycle and Their Causes (1913) dengan menggunakan bermacam data statistik ia
kemudian menjelaskan masalah fluktuasi ekonom.
3. Gunnar Karl Myrdal (1898)
Gunnar Karl Myrdal berasal dari Swedia merupakan peraih nobel dalam
bidanh ekonomi bersama F.A. Hayek pada tahun 1974. Karya Gunnar Karl Myrdal
antara lain: An America Dilemna (1944); Value in Social Theory (1958); Challenge
to Affluence (1963). Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut
membuat value judgement. Jika tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu
ekonomi akan menjadi tidak realistis.
4. Joseph A.Schumpeter (1883-1950)
Schumpeter membedakan pengertian invensi dengan inovasi. Invensi adalah
hal penemuan teknik produksi baru, sementara inovasi mempunyai makna lebih luas,
yang tidak hanya menyangkut penemuan tekhnik-tekhnik berproduksi baru, jenis
material baru untuk produksi, cara-cara usaha baru, cara-cara pemasaran baru,
inovasi dianggap sebagai loncatan dalam fungsi produksi.
Schumpeter mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak
dalam domain ekonomi itu sendiri, melainkan berada diluarnya, yaitu dalam
lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber kemakmuran terletak
dalam jiwa kewiraswastaan (entrepreneurship) para pelaku ekonomi yang
mengarsiteki pembangunan.
5. Douglas North (1993)
Dari Amerika Serikat. Jasanya yang sangat besar dalam memperbarui riset
dalam penelitian sejarah ekonomi dan metode-metode kuantitatif.North mengatakan
bahwa reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan
memperbaiki kebijaksanaan ekonomi makro belaka. Agar reformasi berhasil,
dibutuhkan dukungan seperangkat.
Inti pemikiran Veblen dapat dinyatakan dalam beberapa kenyataan ekonomi
yang terlihat dalam perilaku individu dan masyarakat tidak hanya disebabkan oleh
motivasi ekonomi tetapi juga karena motivasi lain (seperti motivasi sosial dan
kejiwaan), maka Veblen tidak puas terhadap gambaran teoretis tentang perilaku
individu dan masyarakat dalam pemikiran ekonomi ortodoks. Veblen melihat
pengkajian ilmu ekonomi dari berbagai aspek ilmu sosial sehingga diperlukan
interdisiplin. Oleh karena itu pula Veblen mendapat tuduhan bukan sebagai seorang
pemikir ekonomi, tetapi sebagai seorang sociologist. John R. Commons banyak
memberikan sumbangan dalam ekonomi perburuhan. Dalam pasar ekonomi ortodoks
terjadi pertukaran, tetapi bukan hubungan pertukaran. Dia membagi tiga macam
transaksi dalam pasar, yakni transaksi pengalihan hak milik kekayaan, transaksi
kepemimpinan, dan transaksi distribusi. Dalam transaksi tersebut, melibatkan aspek-
aspek kebiasaan, adat, hukum dan kejiwaan. Tokoh Institutional lainnya adalah
Wesley Mitchel, Gunnar Myrdal, J Schumpeter dan Douglas North. Implikasi aliiran
institutional terutama pandangan North adalah perkembangan ekonomi hanya akan
berjalan lancar jika ada aturan main (rule of law).Tanpa aturan main yang jelas
perkembangan ekonomi akan berjalan semrawut, dan yang menang hanya mereka
yang bias berkolaborasi dengan penguasa

D. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L . (2005). "Institutional do Really Matter: Important Lessons from Village
Credit Institution of Bali “ Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. April

Deliarnov, (2010), Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Sanusi, Bachrowi. 2004. Tokoh Pemikir dalam Mazhab Ekonomi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai