Anda di halaman 1dari 7

Nama : Friska Rahmiati

NIM : 2005113154
Kelas : PE -B
RESUME
Sejarah Pemikiran Ekonomi
18 Oktober 2021
ALIRAN INSTITUSIONAL
Aliran sejarah di kembangkan di daratan Amerika Serikat pada tahun 20-an muncul aliran
pemikiran ekonomi lain yang disebut aliran “institusional”. Ada sedikit persamaan antara
aliran institusional dengan aliran sejarah, sebab keduanya sama-sama menolak metode
klasik. Akan tetapi dasar falsafah dan kesimpulan kesimpulan politik kedua aliran tersebut
berbeda. Aliran institusional menolak ide eksperimen sebagaimana yang di anut oleh
aliran sejarah. Begitu juga pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah
ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.

Mazhab Institusional pada awalnya muncul sebagai sanggahan terhadap pandangan atau
mazhab ekonomi neo-klassik yang menyatakan bahwa perilaku ekonomi seseorang adalah
semata-mata didasarkan pada keinginan setiap individu untuk memaksimalkan
keuntungan (maximizing profit behaviour).Istilah “ekonomi institusional” (institutional
economics) pertama kali diperkenalkan oleh Walton Hamilton pada tahun 1919.

Namun tokoh-tokoh awal yang secara konvensional dianggap sebagai pendiri mazhab
institusional dalam ekonomi diantaranya adalah Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, dan
John R. Commons (Rutherford, 2001). Pandangan tokoh-tokoh awal mazhab institusional
tersebut menekankan beberapa isu antara lain: perubahan teknologi (technological
change), aspek psikologi dan aspek hukum adalah aspek-aspek yang harus di ikut sertakan
dalam analisis ekonomi. Pada awalnya pandangan ini cukup berkembang karena dianggap
lebih merepresentasikan dunia nyata (karena memiliki bukti empiris).Namun dalam
perjalanannya, perkembangan mazhab ini mengalami kemandekan (stagnation) bahkan
cenderung ditinggalkan karena tidak adanya pembahasan lebih lanjut dari para pendukung
mazhab ini yang pada akhirnya mampu membentuk dan memberikan landasan teori yang
kuat. Disamping itu, perkembangan mazhab neo-klassik yang secara luas mulai
mengembangkan alat ekonometrik dalam analisisnya serta perkembangan mazhab
ekonomi kesejahteraan (Welfare Economics) yang diusung oleh J.M. Keynes, membuat
mazhab institusional menjadi semakin tertinggal karena dengan alat-alat analisis tersebut
mazhab neo-klassik menjadi dianggap mampu untuk memberikan penjelasan secara
empirik.

2
Meski demikian, semenjak tahun 1970-an, mazhab ekonomi institusional mengalami
kebangkitan lagi. Namun mazhab ekonomi institusional yang bangkit belakangan tersebut
tidak sepenuhnya sama dengan mazhab ekonomi institusional yang dibawa oleh Veblen
dkk. Hal ini menyebabkan mazhab institusional yang muncul belakangan tersebut sering
dinamakan sebagai mazhab institusional baru (New Institutional Economics) sementara
pandangan Veblen dkk selanjutnya sering disebut sebagai mazhab institusional lama (Old
institutional economics). Mazhab ekonomi institusional baru ini pada umumnya
membahas perilaku ekonomi dengan menggunakan alat analisis yang dikembangkan
dengan dukungan dari empat teori yang juga dapat digunakan sebagai alat analisis.Empat
teori tersebut meliputi: (1) teori biaya transaksi (transaction cost theory), (2) teory hak
kepemilikan (property rights theory), (3) teori pilihan public (public choice theory), dan
(4) teori permainan (game theory). Perbedaan mendasar lainnya antara mazhab
institusional lama dan baru adalah bahwa mazhab institusional baru menggunakan dua
dasar asumsi yaitu bahwa manusia berperilaku rasional (rational individual behavior) dan
adanya fungsi preferensi individu yang jelas (individual preferences function); dimana
kedua asumsi tersebut juga merupakan asumsi dasar yang sangat penting bagi mazhab
neo-klassik. Oleh karena itu, mazhab institusional baru sering kali tidak diposisikan
sebagai sanggahan terhadap mazhab ekonomi neo-klassik (sebagaimana mazhab
institusional lama) tetapi sebagai bentuk pengembangan (extension) dari mazhab neo-
klassik. Tokoh-tokoh yang mengembangkan mazhab institusional di antara nya adalah
Wesley Clair Mitchel , Gunnar Karl Myrdal , Joseph A. Schumpeter , Douglas North .

Bagi Veblen masyarakat adalah suatu kompleksitas dimana tiap orang hidup, dan tiap
orang dipengaruhi serta ikut mempengaruhi pandangan serta perilaku orang lain. Dari
penelitian dan pengamatannya ia menyimpulkan bahwa perilaku masyarakat berubah dari
tahun ke tahun. Penelitian tentang perubahan perilaku dilakukannya dengan pendekatan
metode induksi. Bagi Veblen masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi, dimana
segala sesuatunya terus menerus mengalami perubahan.

I. Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)

Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke
Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, termasuk di dalamnya Veblen, ada Sembilan
orang bersaudara. Agaknya latar belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang
menjadi pangkal tolak mengapa dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan
bahkan ada yang menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen

3
sangat banyak. Selain gelar-gelar diatas, ia juga sering digelari sebagai seorang maverick,
yang kira-kira bisa diartikan dengan orang yang suka “lain dari yang lain”.

Gelar lain yang diberikan pada Veblen adalah iconoclast, yaitu orang yang suka
menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang-orang atau
institusi tradisional yang diterima secara umum (iconoclast = one who attacks and seeks
to overthrow traditional or popular ideas or institutions).Gelar “radikal” juga cocok untuk
Veblen, sebab ia sering atau bahkan terus menerus mempermasalahkan inti kebenaran dari
tata susunan masyarakat. Dengan gelar-gelar sebagaimana disebutkan diatas Veblen
sering diperbandingkan dengan Karl Mark, tokoh sosialis/marxis yang juga mempunyai
kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama sering melawan arus serta
revolusioner.Bahkan latar belakang pendidikan di antara keduanya mempunyai kemiripan,
yaitu mempunyai latar belakang pendidikan yang luas di bidang sosiologis, politik,
falsafah, sejarah dan antropologi disamping ekonomi.

Beberapa buku yang ditulis nya antara lain: The Theory of Leisure Class (1899), The
Theory of Business Enterprise (1904), The Instict of Workmanship and the state of the
Industrial Art (terbit tahun 1914, dan tahun 1920 dipublikasikan kembali dengan judul:
The Vested Interests and the Comman Man); The Enggeneer and The Price system
(1921); Absentee Ownership in Recent Time; The Cese of America (1923). Selain buku-
buku yang disebutkan di atas masih banyak buku-buku lain yang ditulisnya menyangkut
masalah social, politik, bahkan juga tentang pertahanan keamanan, dunia pendidikan dan
sebagainya.

Veblen sebagai tokoh utama aliran ini mempunyai cukup banyak pengikut. Di antaranya
adalah : Wesley Mitchel, Gunnar Myrdal, Joseph Schumpeter, dan Douglas North.

II. Motivasi Konsumen

Dalam the theory of the leisure class Veblen menjelaskan hal hal yang berhubungan
dengan dorongan dan pola perilaku konsumsi masyarakat . Sebagai layaknya pemikir
yang tidak puas dengan kondisi masyarakat yang ada di sekitarnya, Veblen sering melihat
situasi situasi dan keadaan sejarang, terutama dalam masyaraka Amerika yang
diamatinya. Menurut Veblen, dulu orang terikat dengan masyarakat sekeliling. Orang
dalam tingkah lakunya pun berusaha ikut menyumbang terhadap perkembangan
masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang akan merugikan orang banyak.
Namun apa yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis finansial di Amerika

4
ialah orang-orang yang hanya mementingkat dirinya sendiri saja, dan tidak tertarik dengan
masyarakat banyak.

Yang diperhatikan orang sekarang hanya uang. Segala sesuatu dinilai dengan uang.
Sekarang orang tidak peduli apakah perilaku ekonominya merugikan orang lain atau
tidak. Orang berlomba-lomba mencari dan memperebutkan harta tanpa peduli akan cara.

III. Perilaku Pengusaha

Prilaku pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu para
pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh
keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan
production for use. Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan sebagian tidak di
peroleh melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis. Produksi seperti ini disebut
dengan production for profit.

Vablen melihat pada masa sekarang semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang
memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tampa mempedulikan nasip orang
lain.

Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan
suatu golongan yang di sebut absentee ownership. Golongan absentee ownership adalah
para pengusaha yang memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan,tapi tidak
ikut terjun langsung dalam kegiatan operasional di serahkan pada professional dan
kariawan kepercayaan. Dan golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan
paling besar.

Vablen melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan laba tanpa
memperhatikan laba tampa memperhatikan cara yang iya jalani. Mereka mendapat
kemudahan dan hak istimewa, misalnya dalam menguasai bahan mentah dan menguasai
daerah pemasaran. Ia juga mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak
mempersoalkan kependudukan monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi
pajak dan keuangan yang di lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang masih
belum mempunyai aturan permainan atau rule of law yang jelas, sering dijumpai adanya
kerja sama antara pengusaha dengan militer demi mengamankan bisnis monopolinya.
Artinya, kalau ada pengusaha lain yang ikut dalam bisnis yang di monopolinya, ia akan
berurusan dengan militer.

Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha absentee ownership tiddak
segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh keuntungan
dengan kerja keras. Salah satu cara nya adalah dengan melakukan akuisasi. Cara lain

5
untuk mematikan pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk dari
perusahaan pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar, biasanya mereka
kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar.

Dengan monopoli power yang ada ditangan, mereka juga sering mengurangi pasok
barang-barang, sehingga harga melambung. Lagi-Iagi, pengusaha menerima keuntungan
melebihi kewajaran. Dengan singkat, uang atau modal ditangan pengusaha pemangsa
lebih sebagai alat pengeksploitasi keuntungan sebesar-besarnya dari pada sebagai asset
yang dikelola dengan efisien untuk memuaskan kebutuhan konsumen sebagaimana yang
terjadi dalam perusahaan sungguhan.

Maka tidak mengherankan Veblen menolak keras tesis kaum klasik. Tesis yang
ditentangnya menganggap bahwa usaha setiap orang yang mengejar kepentingannya
masing-masing pada akhirnya akan melahirkan suatu harmoni dan keseimbangan dalam
masyarakat secara keseluruhan. La melihat bahwa perilaku pengusaha yang hanya
mengejar kepentingan pribadi sangat bertolak belakang dengan tujuan masyarakat secara
keseluruhan. Sebaliknya, demi mengejar kepentingan pribadi ada pengusaha yang
menghambat dan mematikan kepentingan orang banyak. Veblen menilai bahwa para
pengusaha absentee ownership yang biasa memperoJeh keuntungan dengan cara yang
saling menguntungkan tersebut sangat berpotensi melahirkan golongan leisure class.
Secara psikologis orang yang bisa memperoleh sesuatu tanpa keringat tidak begitu
menghargai sesuatu yang diperolehnya. Maka tidak mengherankan kalau perilaku
konsumsinya akan bersifat conspicuous consumption. Hal ini berbeda dengan perilaku
konsumsi pengusaha murni yang sertus dan mati-matian dalam berusaha. Karena
keberhasilan dicapai melalui kerja keras, mereka akan lebih berperhitungan dalam
mengonsumsi barang dan jasa.

IV. Tokoh Institusional Lainnya


a. Wesley Clair Mitchel.

Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen. La berjasa
dalam mengembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-
peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah :
Business Cycles and Their Causes. Sesudah PD2, Mitchel mengorganisasi sebuah
badan penelitian “National Bureau of Economic Research”. Dari penelitian ini
memungkinkan lebih dikembangkannya penelitian penelitian tentang pendapatan
nasional, fluktuasi ekonomi atau Business cycles, perubahan produktivitas,
analisis harga.

b. Gunnar Karl Myrdal

6
Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain: An American Dilema,
Value in Social Theory, Challenge to Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry
into The Poverty of Nations. Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah
agar ikut membuat value judgement. Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur
teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. Myrdal percaya bahwa
pemikiran Institusional sangat diperlukan dalam melaksanakan pembangunan di
Negara berkembang. Myrdal meraih nobel dibidang Ekonomi pada tahun 1974
bersama F.A Hayek atas jasa-jasanya dalam menyumbang pemikiran ekonomi,
terutama bagi pembangunan Negara berkembang.

c. Joseph A. Schumpeter

Joseph A. Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional karena ia


mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam ekonomi itu
sendiri, melainkan berada di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi
masyarakat. Sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan para pelaku
ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.

d. Douglas North.

Penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun 1993 pada


waktu Douglas North menerima hadia nobel dalam bidang ekonomi. Selama ini
kebanyakan pakar ekonomi menganggap hanya mekanisme pasar sebagai satu-
satunya penggerak roda ekonomi, dan mengabaikan peran institusi.Hal ini dinilai
North keliru, sebab peran institusi tidak kalah penting dalam pembangunan
ekonomi.la menyimpulkan bahwa Negara komunis hancur karena tidak
mempunyai institusi yang mendukung mekanisme pasar. Terhadap perubahan
yang radikal di Eropa Timur dan eks Soviet, North mengatakan bahwa reformasi
yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki
kebijakan ekonomi macro saja tapi juga dibutuhkan dukungan seperangkat
institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku
ekonomi. Contoh institusi yang mampu memberikan insentif tersebut adalah
hukum paten dan hak cipta, hukum kontrak dan adanya kepemilikan oleh
pemilikan tanah.Apa yang dimaksud North dengan institusi sedikit berbeda
dengan Veblen sebagai pendiri aliran institusional. Bagi Veblen institusi djartikan
sebagai norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya.Namun, bagi North institusi
adalah peraturan perundangundangan berikut bersifat pemaksaan dari peraturan-
peraturan tersebut serta normanorma perilaku yang membentuk interaksi antara
manusia secara berulang-ulang.North melihat institusi terutama pada konsekwensi
institusi tersebut atas pilihan-pilihan yang dilakukan oleh anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai