Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5 Pekanbaru
pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

B. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan secara kolaboratif, yaitu peneliti bekerja sama dengan guru
matematika kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5 Pekanbaru. Wina Sanjaya (2011)
menyatakan bahwa PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut
dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata
serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian tindakan
kelas bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran
di kelas.
Heris Hendriana dan Afrilianto (2017) menyatakan bahwa PTK adalah
proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri,
yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara
kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi guna memperbaiki atau meningkatkan
mutu proses pembelajaran di kelas. Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian
ini adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL).
Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I untuk penerapan RPP 1, RPP
2, RPP 3, setelah itu dilakukan ulangan harian I dilanjutkan dengan siklus II yaitu
penerapan RPP 4, RPP 5, RPP 6 dan RPP 7. Tindakan terakhir adalah ulangan
harian II. Sehubungan dengan pelaksanaan tindakan untuk setiap siklus, peneliti
menggunakan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi (Suharsimi Arikunto, dkk, 2015). Model siklus penelitian tindakan kelas
digambarkan sebagai berikut.

22
23

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk,


2015).
Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap masing-masing siklus adalah
sebagai berikut.
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan instrumen
penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen
pengumpulan data. Perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS). Perangkat
pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum 2013 yang sudah direvisi.
Instrumen pengumpul data di antaranya lembar pengamatan untuk enam kali
pertemuan, soal kuis I dan II, alternatif jawabannya serta pedoman penskoran.
Selain itu, peneliti juga menyusun anggota kelompok kooperatif berdasarkan
skor dasar individu yang diperoleh dari hasil ujian sebelumnya.

b. Pelaksanaan Tindakan
24

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari tahap perencanaan.


Kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti adalah dalam upaya
memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan
menerapkan PBL. Selama proses pembelajaran, siswa dikelompokkan pada
kelompok yang telah ditentukan guru. Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berpedoman pada RPP
yang telah disusun. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
RPP-1 sampai RPP 3 yang dilaksanakan pada siklus I, sedangkan RPP-4
sampai RPP-7 dilaksanakan pada silus II.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dalam penelitian ini akan dilakukan oleh guru matematika
kelas XI MIA 1 SMAN 5 Pekanbaru. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dalam waktu dan
tempat yang sama. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tentang
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan
tindakan serta hal-hal yang perlu diperbaiki agar tindakan yang dilakukan
mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas guru dan siswa yang diamati sesuai
dengan penerapan model Problem Based Learning dan berpedoman pada
lembar pengamatan yang telah disusun.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi memiliki aspek evaluasi. Refleksi dilakukan setelah tindakan
berakhir yaitu kegiatan untuk mengulas data secara kritis, terutama yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tindakan kelas, baik pada siswa,
suasana kelas ataupun pada guru. Kegiatan refleksi akan menimbulkan
pertanyaan yang bisa dijadikan sebagai bahan acuan keberhasilan, misalnya
apakah hasil belajar siswa sudah menunjukkan ketuntasan secara individual
serta bagaimana aktifitas dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan. Hasil dari refleksi ini dapat dijadikan sebagai langkah untuk
merencanakan tindakan baru pada pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
Karena penelitian ini terdiri dari dua siklus, maka tahap ini bertujuan untuk
mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.
25

C. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Pekanbaru semester ganjil
tahun pelajaran 2018/2019. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA
1 semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 36 siswa yang terdiri
dari 17 laki-laki dan 19 perempuan dengan tingkat kemampuan heterogen.

D. Instumen Penelitian
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Silabus
Silabus berfungsi sebagai acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yakni sebagai acuan
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus
memuat identitas mata pelajaran, identitas sekolah yang meliputi nama
satuan pendidikan dan kelas, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar (Permendikbud No. 22 Tahun 2016). Kompetensi dasar
dalam penelitian ini adalah: 3.3 Menjelaskan matriks dan kesamaan
matriks dengan menggunakan masalah kontekstual dan melakukan operasi
pada matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar,
dan perkalian, serta transpose; 4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan matriks dan operasinya; 3.4 Menganalisis sifat-sifat
determinan dan invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3; 4.4 menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2 x
2 dan 3x3 .
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai
26

Kompetensi Dasar (Permendikbud No. 22 Tahun 2016). RPP pada


penelitian ini disusun untuk enam kali pertemuan berdasarkan kompetensi
dasar yang telah dikembangkan pada silabus. RPP pada penelitian ini
terdiri dari RPP untuk siklus pertama dan RPP untuk siklus kedua.
1) RPP siklus pertama diterapkan pada pertemuan 1, 2, dan 3. Materi
pembelajaran pada RPP 1 adalah bentuk matriks, operasi
penjumlaan dan pengurangan matriks, dan perkalian matriks dengan
skalar. Materi pembelajaran pada RPP 2 adalah Perkalian Matriks.
Materi pembelajaran pada RPP 3 adalah Transpos Matriks.
2) RPP siklus kedua diterapkan pada pertemuan 4, 5, 6, dan 7. Materi
pembelajaran pada RPP 4 adalah Determinan Matriks. Materi
pembelajaran pada RPP 5 adalah sifat determinan matriks. Materi
pembelajaran pada RPP 6 adalah invers matriks. Materi pembelajaran
pada RPP 7 adalah sifat invers matriks.
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pembuatan LKS bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran, membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, sehingga siswa dapat
mengembangkan dan membangun pemahamannya terhadap konsep. LKS
dimulai dari pemberian masalah sesuai dengan penerapan model Problem
Based Learning. Pada penelitian ini digunakan 7 LKS. LKS 1 sampai 7
berkaitan dengan 3.3 Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks dengan
menggunakan masalah kontekstual dan melakukan operasi pada matriks
yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, dan perkalian,
serta transpose; 4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan matriks dan operasinya; 3.4 Menganalisis sifat-sifat determinan
dan invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3; 4.4 menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2 x2 dan 3x
3 . Pada LKS 1 memuat materi bentuk matriks, operasi penjumlahan dan
pengurangan matriks, dan perkalian matriks dengan skalar. Pada LKS 2
memuat materi tentang perkalian matriks. Pada LKS 3 memuat materi
27

tentang transpose matriks. Pada LKS 4 memuat materi tentang determinan


matriks. Pada LKS 5 memuat materi tentang sifat-sifat determinan matriks.
Pada LKS 6 memuat materi tentang invers matriks. Pada LKS 7 memuat
materi tentang sifat-sifat invers matriks.
2. Instrumen Pengumpul Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran yang dikumpulkan menggunakan lembar
pengamatan. Data kuantitatif berupa tes hasil belajar matematika siswa.
Data kuantitatif digunakan untuk melihat perkembangan siswa dalam
menyelesaikan persoalanpermasalahan, dan untuk melihat keberasilan
tindakan.
1) Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan dalam penelitian ini berbentuk isian tentang
keterlaksanaan tahapan yang harus dilakukan peneliti dalam proses
pembelajaran. Lembar pengamatan yang digunakan terdiri dari lembar
pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa.
a) Lembar Pengamatan Aktivitas Guru.
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada setiap pertemuan. Lembar pengamatan ini
terdiri dari identitas lembar pengamatan (hari/tanggal,
pertemuan ke berapa dan materi pembelajaran), petunjuk
pengisian, indikator, deskriptor dan hasil pengamatan sesuai
dengan RPP. Lembar pengamatan ini bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan pada kegiatan yang dilaksanakan
sebagai refleksi pada siklus selanjutnya. Lembar pengamatan
yang akan digunakan memuat aspek-aspek yang akan diamati
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang
akan diamati adalah sebagai berikut.
28

Tabel. 3.1 Indikator Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Indikator Aspek yang diamati


Menyiapkan siswa secara Meminta ketua kelas untuk memimpin
psikis dan fisik doa dan memberi salam
Mengecek kehadiran siswa
Melakukan apersepsi Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang materi yang sudah dipelajari
dan terkait dengan materi yang akan
dipelajari
Memberi motivasi Memberikan motivasi kepada siswa
yang relevan dengan materi yang akan
dipelajari
Menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran
pembelajaran yang akan dicapai
Menyajikan informasi Menginformasikan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
selama proses pembelajara
Mengorganisasikan siswa Mengarahkan siswa duduk pada
ke dalam kelompok kelompok yang telah ditentukan
Memberikan LKS kepada siswa
Orientasi siswa pada Meminta siswa mengamati
masalah permasalahan yang telah disajikan di
dalam LKS
Menanyakan kepada siswa hal-hal
yang diketahui dan ditanya dari
permasalahan
Mengorganisasikan siswa Meminta siswa membaca dan
belajar mengamati langkah-langkah yang ada
pada LKS
Membimbing penyelidikan Membimbing siswa dalam
individu dan kelompok mengumpulkan informasi yang ada di
dalam LKS dengan memberikan siswa
kesempatan untuk membaca buku
pelajaran atau sumber lainnya
Mengawasi siswa ketika sedang
mengerjakan LKS dengan mendatangi
meja siswa dan memberikan arahan
atau bantuan jika siswa mengalami
kesulitan
Mengembangkan dan Mengarahkan siswa dalam membuat
menyajikan hasil karya laporan hasil diskusi kelompok
Membimbing siswa dalam proses
pelaksanaan presentasi hasil diskusi
kelompok
Menganalisis dan Memberikan kesempatan kepada
mengevaluasi pemahaman siswa lain untuk memberi tanggapan
siswa Meminta siswa untuk memeriksa
kembali hasil yang telah diperole dari
29

diskusi kelas, memperbaiki, dan


menambahkan proses penyelesaian
masalah
Memberikan penguatan materi yang
dipresentasikan siswa
Membimbing siswa Membimbing siswa membuat
membuat kesimpulan kesimpulan mengenai materi yang
dipelajari
Melakukan penilaian Memberikan tes formatif untuk
pemahaman siswa mengukur kemampuan yang dicapai
siswa
Memberikan pekerjaan Memberikan PR
rumah Meminta siswa untuk mempelajari
materi pelajaran untuk pertemuan
selanjutnya

b) Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa.


Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada setiap pertemuan. Lembar pengamatan ini
terdiri dari identitas lembar pengamatan (hari/tanggal,
pertemuan ke berapa dan materi pembelajaran), petunjuk
pengisian, indikator, deskriptor dan hasil pengamatan sesuai
dengan aktivitas siswa. Lembar pengamatan yang akan
gunakan memuat aspek-aspek yang akan diamati selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang akan
diamati adalah sebagai berikut.

Tabel. 3.2 Indikator Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Indikator Aspek yang diamati


Persiapan siswa secara Membaca doa dan memberi
psikis dan fisik salam kepada guru
Melaporkan kehadiran
Merespon dan Memberikan respon pada saat
memperhatikan informasi guru melakukan apersepsi
yang diberikan guru Memperatikan guru saat
meyampaikan motivasi
Memperhatikan guru saat
menyampaikan tujuan dan
30

langkah-langkah pembelajaran
Melakukan diskusi Menempati kelompok yang
kelompok dan mengerjakn telah ditentukan
LKS Terlibat aktif dalam berdiskusi
mengerjakan LKS
Bertanya kepada guru jika
kelompok mengalami kesulitan
dalam mengerjakan LKS
Menyelesaikan laporan pada
kertas karton
Mempresentasikan hasil Perwakilan kelompok
diskusi kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Terdapat siswa yang
menanggapi presentasi
kelompok siswa lain
Menyimpulkan materi Memberikan kesimpulan
pembelajaran teradap materi pembelajaran
Mengerjakan tes formatif Mengerjakan tes formatif
dan mendengarkan Menerima PR yang diberikan
informasi yang disampaikan guru
Memperhatikan guru saat
menginformasikan materi
pembelajaran dipertemuan
selanjutnya

2) Tes Hasil Belajar Matematika


Tes hasil belajar matematika merupakan alat untuk mengumpulkan
data hasil belajar matematika siswa setelah perlakuan diberikan. Tes
hasil belajar berupa Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II. Soal
Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II berpedoman pada kisi-kisi
Ulangan Harian yang mengacu pada indikator yang akan dicapai dan
berbentuk uraian. Perangkat tes tersebut dikembangkan dari kompetensi
dasar 3.3 Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks dengan
menggunakan masalah kontekstual dan melakukan operasi pada matriks
yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, dan
perkalian, serta transpose; 4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan matriks dan operasinya; 3.4 Menganalisis sifat-sifat
determinan dan invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3; 4.4
31

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers


matriks berordo 2 x2 dan 3 x 3 .

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengamatan
Teknik pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.
Pengamat menuliskan rincian keterlaksanaan kegiatan, komentar atau
saran dalam bentuk uraian tentang aktivitas yang perlu diperbaiki. Teknik
pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan dengan keterlaksanaan kegiatan. Berdasarkan data yang
dikumpulkan pada teknik pengamatan ini, pengamat dan peneliti dapat
mengetahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki untuk pertemuan
selanjutnya. Pada tahap ini yang bertindak sebagai pengamat aktivitas guru
adalah guru matematika kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5 Pekanbaru,
pengamat aktivitas siswa adalah mahasiswa pendidikan matematika
Universitas Riau. Pengamatan berlangsung dalam waktu yang bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dimulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti sampai kegiatan akhir, kemudian hasilnya dideskripsikan
secara rinci pada lembar pengamatan.
2. Teknik Tes
Data tentang hasil belajar matematika siswa dikumpulkan melalui tes hasil
belajar berupa ulangan harian (tes tertulis). Teknik tes bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Ulangan harian terdiri dari Ulangan harian
I dan Ulangan harian II. Ulangan harian I dilaksanakan pada siklus
pertama setelah melalui tiga kali pertemuan. Ulangan harian II
dilaksanakan pada siklus kedua setelah melalui tiga kali pertemuan.
Ulangan harian I dan II diawasi oleh peneliti dan guru mata pelajaran
matematika kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5 pekanbaru.

F. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh melalui pengamatan dan tes hasil belajar matematika
siswa kemudian dianalisis. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
32

data kualitatif deskriptif naratif dan analisis data kuantitatif statistik deskriptif.
Data yang diperoleh dari lembar pengamatan merupakan data kualitatif . Menurut
Nana Syaodih Sukmadinata (2005) teknik analisis deskriptif naratif bertujuan
untuk menggambarkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran dan memaparkannya dalam bentuk narasi. Data yang diperoleh dari
tes hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan teknik analisis statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2012) statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
memberi kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun analisis
data pada penelitian ini adalah:
1. Analisis Data Hasil Pengamatan
Analisis data terhadap kualitas guru dan siswa didasarkan dari hasil
lembar pengamatan selama proses pembelajaran. Analisis data kualitatif
bertujuan untuk melihat proses perbaikan pembelajaran. Analisis ini dilakukan
dengan cara membandingkan setiap langkah pembelajaran di RPP untuk setiap
pertemuan. Proses pembelajaran dikatakan sudah terjadi perbaikan apabila
kualitas setiap langkah pembelajaran semakin membaik setiap pertemuannya.
Setelah melakukan pengamatan pada setiap pertemuannya, pengamat
dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan masing-masing pertemuan
tersebut dan menganalisisnya dengan melihat kesesuaian tindakan yang
dilaksanakan dengan langkah-langkah penerapan Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) sehingga akan tampak kekurangan-kekurangan yang dilakukan
oleh guru pada setiap pertemuan. Data tentang aktivitas guru dan peserta didik
juga dianalisis dengan menentukan persentase aktivitas guru dan peserta didik
dengan menggunakan rumus berikut:

T
N= ×100 %
M
Keterangan : N = Persentase aktivitas
T = Skor aktivitas yang terlaksana
M = Skor maksimal
33

Adapun kriteria yang digunakan dalam menganalisis data aktivitas guru dan
siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 beikut:
Tabel 3.3 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 90< nilai ≤ 100
Baik (B) 80< nilai ≤ 90
Cukup (C) 70<nilai ≤80
Kurang (K) nilai ≤ 70
Sumber: Badan Pengembangan Sumber Data Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian dan
Kebudayaan (2014)

Tindakan dikatakan dapat memperbaiki proses pembelajaran jika


aktivitas guru dan siswa dapat meningkat di setiap siklusnya.

2. Analisis Data Hasil Belajar Matematika Siswa


Analisis data mengenai ketercapaian hasil belajar matematika siswa
dilakukan dengan melihat hasil belajar siswa secara individu pada materi
Matriks. Data hasil belajar matematika siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5
Pekanbaru dianalisis berdasarkan ketercapaian KKM dan ketercapaian
indikator.
a. Analisis ketercapaian KKM
Analisis ketercapaian KKM dilakukan dengan membandingkan
persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar sebelum
dilakukan tindakan dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada
hasil belajar matematika setelah menerapkan model PBL, yaitu pada kuis I
dan kuis II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dapat dihitung
dengan cara berikut:
Jk
Ps = x 100%
Js
Dimana, Ps = persentase siswa yang mencapai KKM
Jk = jumlah siswa yang mencapai KKM
34

Js = jumlah siswa keseluruhan


Jika persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada ulangan
harian 1 dan ulangan harian 2 lebih tinggi dibandingkan dengan persentase
jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar, maka terjadi
peningkatan hasil belajar. Data sebelum tindakan berupa skor dasar
sedangkan data setelah tindakan berupa nilai ulangan harian 1 dan ulangan
harian 2. Seluruh data hasil belajar matematika siswa akan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Keberhasilan tindakan dapat dilihat
berdasarkan data skor hasil belajar dalam tabel distribusi frekuensi.
b. Analisis ketercapaian KKM Indikator
Analisis ketercapaian KKM indikator bertujuan untuk mengetahui
ketercapaian setiap indikator dan untuk meninjau kesalahan-kesalahan
siswa pada setiap indikator. Ketercapaian KKM untuk setiap indikator
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SP
Skor per-indikator = × 100
SM
Dimana, SP = skor yang diperoleh siswa pada indikator .
SM = skor maksimum indikator
Analisis data tentang ketercapaian KKM pada setiap indikator juga
dilakukan dengan melihat kesalahan yang dilakukan siswa terhadap jawaban
soal ulangan harian I dan ulangan harian II, dengan mengikuti langkah-
langkah dan merekap data hasil ulangan harian siswa dalam bentuk skor
untuk setiap indikator. Siswa dikatakan mencapai KKM indikator jika telah
memperoleh nilai paling sedikit 78.
c. Analisis ketercapaian KKM Indikator Keterampilan
Analisis data ketercapaian KKM indikator keterampilan dilakukan
berdasarkan penilaian ketercapaian seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Ketercapaian KKM Indikator Keterampilan

Skor Indikator
4 Menyelesaikan permasalahan dengan benar, lengkap dan sistematis
Menyelesaikan permasalahan dengan benar, lengkap namun tidak
3
sistematis
2 Menyelesaikan permasalahan dengan benar, namun tidak lengkap
35

1 Tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan benar


0 Tidak menjawab permasalahan yang diberikan
Keterangan :
1 = Tidak Terampil
2 = Kurang Terampil
3 = Terampil
4 = sangat Terampil
Pada penelitian ini, siswa dikatakan mencapai KKM pada setiap
indikator jika memperoleh skor 78. Tindakan dikatakan berhasil apabila
persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke siklus II
meningkat.
d. Analisis tabel distribusi frekuensi
Data hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah tindakan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi agar diperoleh gambaran
mengenai hasil belajar matematika siswa serta dapat untuk melihat apakah
terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa serta dapat untuk
melihat apakah terjadi peningkatan atau penurunan hasil belajar sebelum
dan sesudah tindakan.
Tabel 3.5 Rancangan Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Frekuensi siswa
Skor Dasar Skor UH I Skor UH II
42-53
54-65
66-77
78-89
90-100

Jika jumlah siswa yaang berada pada interval di bawah KKM


mengalami penurunan atau jumlah siswa yang mencapai interval di atas
KKM mengalami peningkatan dari skor dasar ke skor UH I dan dari UH I
ke UH II maka dikatakan bahwa tindakan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.

3. Kriteria Keberhasilan Tindakan


36

Sumarno (1997) mengatakan bahwa apabila keadaan setelah tindakan


lebih baik, maka dapat dikatakan bahwa tindakan telah berhasil, akan tetapi
apabila tidak ada bedanya atau bahkan lebih buruk, maka tindakan belum
berhasil atau telah gagal. Keadaan lebih baik yang dimaksudkan adalah jika
terjadi perbaikan proses dan hasil belajar siswa setelah penerapan model
PBL. Kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Terjadinya perbaikan proses pembelajaran
Perbaikan proses pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil refleksi
terhadap proses pembelajaran yang diperoleh melalui lembar pengamatan
aktivitas guru dan siswa. Perbaikan proses pembelajaran terjadi jika proses
pembelajaran yang dilakukan semakin membaik dan telah sesuai dengan
penerapan model PBL.
b. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari:
1) Analisis data distribusi frekuensi
Jika frekuensi siswa pada interval yang berada di bawah KKM
berkurang dari skor dasar ke ulangan harian 1 dan dari ulangan harian 1 ke
ulangan harian 2 atau frekuensi siswa pada interval yang berada di atas
KKM meningkat dari skor dasar ke ulangan harian 1 dan dari ulangan
harian 1 ke ulangan harian 2.
2) Analisis ketercapaian KKM
Peningkatan hasil belajar terjadi apabila persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM meningkat dari skor dasar ke ulangan harian 1 dan dari
ulangan harian 1 ke ulangan harian 2.
Jika pada siklus I dan siklus II terjadi perbaikan pada proses
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar matematika siswa, maka dapat
dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas XI MIA 1 SMAN 5 Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai