EKONOMI PEMBANGUNAN
“PEMBANGUNAN DAERAH"
Dosen Pengampu: Sutrisno, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pembangunan Daerah”. Pada
makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi
dan pengarahan dari berbagai pihak oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunanan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................. 3
3.1. Kesimpulan................................................................. 36
3.2. Saran......................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses
yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam
jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi.
4
musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan
perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi
tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke
tahun.
5
dan fungsi pokok. Adapun tujuan dan fungsi pokok perencanaan
pembangunan tersebut sebagai berikut:
6
Perencanaan Jangka Menengah biasanya mencakup waktu 4-5
tahun, tergantung dari masa jabatan Presiden atau kepala daerah. Di
Indonesia, perencanaan jangka menengah mempunyai jangka waktu 5
tahun yang disusun baik oleh pemerintah nasional maupun pemerintah
daerah. Perencanaan jangka menengah pada dasarnya merupakan
jabaran dari perencanaan jangka panjang sehingga bersifat lebih
operasional. Selain itu, perencanaan jangka menengah memuat juga
sasaran dan target pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif supaya
besar perencanaan tersebut menjadi lebih terukur dan mudah dijadikan
sebagai dasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi.
7
Tahapan Perencanaan Pembangunan
8
utama badan perencana adalah melakukan proses untuk mendapatkan
pengesahan tersebut.
1. Proses Teknokratik
9
Perencanaan yang dilakukan oleh perencana professional atau oleh
lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan.
Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah yaitu
dengan. Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Metode dan
kerangka berpikir ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis terkait perencanaan pembangunan
berdasarkan bukti fisis, data dan informasi yang akurat, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Proses Partisipatif
10
f. Terciptanya consensus atau kesepakatan pada semua
tahapan penting pengambilan keputusan, seperti perumusan
tujuan, strategi, kebijakan, dan prioritas program.
3. Proses Politik
11
sehingga tercipta sinkronasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
12
2.3. Pokok-Pokok Pembangunan Daerah
13
perencanaan daerah yang efektif harus bisa
membedakan apa yang seharusnya dilakukan dan apa
yang dilakukan, dengan menggunakan sumber daya-
sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-
benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari
informasi yang lengkap dan tersedia pada tingkat daerah
karena kedekatan para perencananya dengan objek
perencanaan.
14
Dalam mengindentifikasi lingkungan fisik perlu diperhatikan 3G,
yaitu Geografi, Geopolitik, dan Geostrategi sebagai suatu kesatuan
konsep. Geografi merupakan realitas fisik yang pada umumnya konstan.
Faktor geofrafis, seperti bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam
sangat berpengaruh pada perilaku negara dalam menjalankan fungsinya.
Perubahan geografis terjadi dalam hitungan ratusan atau ribuab tahun
dan berwujud luar biasa, seperti gempa bumi dan tsunami yang dapat
mengubah bentuk geografis suatu wilayah.
15
sekarang yang mengkaji ulang sistem regulasinya dengan sungguh-
sungguh untuk menunjukkan bahwa biaya melakukan kegiatan usaha di
daerah mereka mencerminkan keinginan mereka untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
16
baik dari sebelumnya dan daerah dapat berkembang secara cepat dan
berkelanjutan.
17
penyelengaraannya yang lahir dari proses politik. Dalam konteks
rencana pembangunan jangka menengah, proses politik masuk
sebagai bagian awal proses perencanaan.
4. Mengembangkan kesatuan antara proses-proses perencanaan,
pengelolaan kinerja, dan penganggaran, prinsip dasarnya
adalah membiayai keluaran bukan membiayai kegiatan atau
proyek.
5. Memastikan pengembangan program-program, proyek-proyek,
aktivitas-aktivitas, dan target-target untuk mencapai strategi
(rencana) pembangunan daerah, prinsip hubungan struktural
dan organik.
6. Memperkuat keterkaitan dan keterpaduan penyediaan
pelayanan ke seluruh wilayah berdasarkan pendekatan sector,
kewilayahan, dan kelembagaan.
7. Memberdayakan dan membudayakan pelaporan pertanggung
jawaban kinerja dan keberhasilan secara jelas/eksplisit dan
terukur, menuju objektifitas dan meninggalkan subjektifitas
yang sejala dengan meningkatka kredibilitas komunikasi
perencanaan.
8. Memastikan bahwa rencana pembangunan daerah jangka
menengah mewujudkan basis dari sistem pengelolaan kinerja
organisasi dan individu, rencana jangka menengah memuat
rancagan yang nyata, bukan lagi indikatif.
9. Membangun komitmen pada para pengelola organisasi
(khususnya pemerintah) dengan rasa turut memiliki strategi
(rencana) pembangunan daerah dan pelaksanaannya, sebagian
besar sumber daya untuk pembangunan berada pada
masyarakat dan organisasi non pemerintah. Komitmen
terbangun dengan komunikasi perencanaan yang eksplisit.
18
10. Memperkenalkan struktur dan konsistensi tentang proses
perencanaan kepada seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) pembangunan daerah, modal dasar untuk
mengembangkan rasa memiliki dan pemantapan komitmen
bersama.
19
Perencanaan terkait dengan penyelesaian permasalahan di masa
yang akan datang sehingga berisikan tindakan yang akan dilakukan di
masa datang dan dampaknya juga baru terlihat di masa depan. Hal ini
tidak berarti perencanaan tidak memperhatikan apa yang sedang
terjadi saat ini, karena permasalahan di masa yang akan datang adalah
produk dari apa yang terjadi saat ini dan pengaruh faktor luar.
20
2.4. Pembangunan Daerah di Kalimantan Timur
21
penegakan hukum; dan 5. Mewujudkan pembangunan yang terpadu dan
serasi dengan pendekatan pengembangan wilayah berbasis ekonomi dan
ekologi.
22
1. Ketenagakerjaan
2. Pendidikan
23
pada tahun 2017 sebesar 13,70% realisasinya telah mencapai sebesar
13,40%, dan Rata-rata lama sekolah di tahun 2017 yang ditargetkan 10
tahun realisasinya telah mencapai 9,36 tahun. Berani Untuk Kalimantan
Timur Berdaulat 7 Program untuk mendukung pencapaian target yang
ditetapkan melalui peningkatan pendidikan dan pengembangan
sumberdaya masyarakat, melalui kegiatan unggulan antara lain :
24
6. Pengembangan pendidikan keaksaraan telah mencapai
penurunan buta huruf jika dilihat angka melek huruf ditahun
2017 mencapai 98,81%.
7. Pengembangan budaya baca melalui sistem IT perpustakaan
terintegrasi dan pembinaan minat baca pada masyarakat
berjalan dengan baik dan mencapai 1 orang membaca 5
judul buku per tahun dan capaian ini hamper memenuhi dari
target 1 orang membaca 6 judul buku per tahun.
8. Pembangunan Gedung Sekolah Khusus Olahragawan
Internasional (SKOI) yang telah operasional mendidik siswa
dan siswi atlit di Kaltim.
9. Pembangunan Institute Teknologi Kalimantan yang
dipersiapkan untuk peningkatan sumberdaya manusia dan
menunjang kebutuhan Industri di Kalimantan Timur.
10. Pembangunan Institute Seni Budaya Indonensia (ISBI) untuk
menunjang pelestarian kesenian daerah di Kalimantan
Timur, mengingat pelaksanaan pesta adat di Kaltim yang
berskala internasional seperti ERAU.
11. Pembangunan Politeknik Pertambangan yang telah dilakukan
Ground Breaking oleh Bapak Gubernur Kaltim.
3. Kesehatan
25
Sakit Umum Daerah AW. Syahrani Berani Untuk Kalimantan Timur
Berdaulat 9 Samarinda merupakan rumah sakit ke empat setelah
Jakarta, Bandung dan Semarang serta satu-satunya rumah sakit
diluar pulau jawa yang memiliki instalasi kedokteran nuklir dengan
bidang ahli jantung dan kangker. Instalasi Kedokteran Nuklir
Rumah Sakit Daerah AW. Syahrani Samarinda.
2. Pengembangan Puskesmas 24 Jam sebanyak 110 unit dan Rumah
Sakit Pratama sebanyak 8 unit melalui bantuan keuangan ke
Kabupaten/Kota dan Tahun 2017 ini telah beroperasi 3 rumah sakit
pratama type D yaitu rumah sakit pratama Kabupaten Paser, rumah
sakit pratama Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur dan rumah sakit
pratama Talisayan Kabupaten Berau;
3. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bergerak didaerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan di Provinsi Kalimantan Timur;
4. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat telah berhasil
menurunkan angka morbiditas menjadi 11,9 dari target 10,00;
5. Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
telah berhasil menurunkan prevalensi HIV/AIDS.
4. Kesejahteraan Sosial
26
1. Adanya migrasi penduduk pencari kerja dari luar
Kaltim yang pada umumnyaberpendidikan rendah dan
tidak memiliki keterampilan kerja; Berani Untuk
Kalimantan Timur Berdaulat 10
2. Adanya perubahan garis kemiskinan dimana
masyarakat yang semula berada pada posisi rentan
miskin akhirnya berubah menjadi masyarakat miskin;
3. Kualitas SDM Kaltim yang masih belum memenuhi
syarat dalam mengisi peluang kerja, sehingga hanya
bekerja pada sektor non formal yang pendapatannya
rendah dan tidak tetap;
27
Pelatihan Keterampilan berwirausaha bagi Penyandang Masalah
KesejahteraanSosial (PMKS);
f. Peningkatan pemberdayaan masyarakat desa melalui
bantuan peralatan teknologi tepat guna dengan penerima
manfaat 308 RTM;
g. Pelatihan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja bagi
1.896 orang pencari kerja serta pelatihan kewirausahaan
kepada 650 pencari kerja; dan penampungan pekerja
sementara untuk pekerjaan padat karya sebanyak 340
orang;
h. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
kawasan hutan di 7 Desa;
i. Pembentukan desa tangguh bencana di 4 Desa dalam
rangka mengantisipasi peningkatan tingkat kemiskinan
akibat bencana;
j. Perluasan informasi kebutuhan pasar kerja melalui Bursa
Kerja Online yang dapat di akses oleh para Pencari kerja,
dan penyelenggaraan Job Market Fair untuk memfasilitasi
peluang kesempatan kerja kepada Pencari kerja;
k. Pelatihan kewirausahaan dan kecakapan hidup bagi pemuda
pengangguran serta pelatihan kecakapan hidup bagi remaja
putus sekolah;
l. Fasilitasi kemitraan usaha bagi 89 UMKM; Bimbingan teknis
bagi 730 koperasi; Pelatihan kewirausahaan bagi 1200 calon
wirausahawan baru.
m. Pemberdayaan Perempuan.
28
B. Pembangunan Komunikasi dan Transportasi
29
Pengolahan Data dan Maintenance seluruhnya dilaksanakan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur.
30
masyarakat yang ada di perbatasan yaitu keterisolasian dari akses
komunikasi.
TRANSPORTASI DARAT
Poros Selatan
Poros Tengah
Poros Utara
TRANSPORTASI SUNGAI
31
Sistem transportasi sungai ini berkembang di sepanjang sungai
Mahakam hingga ke hulu, yang menghubungkan daerah pantai
Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong hingga pedalaman
Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat.
TRANSPORTASI LAUT
TRANSPORTASI UDARA
32
1. Infrastruktur fisik yang mencakup jalan, jembatan, telekomunikasi,
bandara, pelabuhan laut, instalasi air minum, dan listrik.
33
15. Penyelesaian Pembangunan Jembatan Mahakam II & Mahulu
Samarinda
C. Pembangunan Industri
34
Perindustrian merupakan sektor potensial kedua penyumbang
terbesar dalam perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur. Pertumbuhan
lapangan usaha industri pengolahan mengalami peningkatan rata-rata
2,85 persen selama lima tahun terakhir, namun kontribusinya terhadap
PDRB Kaltim cenderung menurun. Rendahnya kontribusi Industri
pengolahan non migas disebabkan tingkat produksi dan daya saing produk
masih rendah.
35
kontribusi lapangan usaha Industri Pengolahan di kabupaten/kota lainnya
masih relatif kecil, yaitu berada dibawah 6 persen. Namun jika diamati
perkembangannya, terlihat bahwa kontribusi industri di beberapa
kabupaten/kota menunjukkan tren meningkat, seperti di kabupaten Kutai
Kertanegara, yang mengalami peningkatan kontribusi dari 4,94 persen
menjadi 5,53 persen, seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas
industri CPO.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
36
evaluasi terhadap pembangunan yangdilakukannya. Seiring dengan
semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi
peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki
ketersediaan datasampai tingkat Kabupaten/Kota. Data dan indikator-
indikator pembangunan yang diperlukanadalah yang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
37
dapat tercapai. Sehubungan dengan hal tersebut, dimasa-masa
yang akan datang perlu lebih dicermati visi dan misi serta sasaran
yang akan dicapai oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat
Daerah sebagai pengelola kegiatan, sehingga didalam pelaksanaan
program/kegiatan operasional pembinaan lebih dapat terencana
dan sesuai dengan sasaran pembangunan yang ingin dicapai
dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah.
3.2. Saran
38
Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) serta Buku
Laporan Tahunan yang sesuai dengan VISI dan MISI masing-masing
Perangkat Daerah (PD), sehingga dapat dijadikan tolak ukur atau evaluasi
kegiatan yang akan datang sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
39
kaltimprov.go.id. (2017). Retrieved from PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR: https://kaltimprov.go.id/halaman/infrastruktur
Kuncoro, M. (2018). PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riyadi. (2003). Perencanaan Pemabangunan Daerah: Strategi menggali
potensi dalam mewujudkan otonomi daerah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
LAPORAN KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN
TAHUN 2019
40