Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN
“PEMBANGUNAN DAERAH"
Dosen Pengampu: Sutrisno, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

- Farras Rafi’I Khoirullah (1905066006)


- Alifia Putri Cantika (1905066017)
- Ainul (1905066019)
- Keirimai Ratrieka F. (1905066027)

UNIVERSITAS MULAWARMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

TAHUN AJARAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pembangunan Daerah”. Pada
makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi
dan pengarahan dari berbagai pihak oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunanan makalah ini.

Kami seluruh anggota Kelompok 7 sekaligus penyusun menyadari


sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga


makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca umum.

Balikpapan, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah............................................... 1

1.2. Rumusan Masalah....................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan........................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................. 3

2.1. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi.................... 3

2.2. Perencanaan Pembangunan........................................ 5

2.3. Pokok-Pokok Pembangunan Daerah............................. 13

2.4. Pembangunan Daerah Kalimantan Timur...................... 21

BAB III PENUTUP.................................................................... 36

3.1. Kesimpulan................................................................. 36

3.2. Saran......................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 39

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam melakukan pembangunan, setiap pemerintahan


membutuhkan perencanaan yang maksimal dengan semakin pesatnya
pembangunan bidang ekonomi, maka permintaan data dan indikator-
indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/Kota.

Salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan


yang telah merata dan berkeadilan melalui perwujudan pemukiman tanpa
kumuh. Untuk menunjang lingkungan pemukiman di tanah air, perlu di
bangun prasaran dan saran pemukiman yang mencukupi dan berkualitas
yang dikelola secara professional.

Dasar konseptual pembangunan daerah umumnya tidak dijelaskan


secara eksplisit. Pengertiannya lebih bermakna praktis (utilitarian), di
mana pembangunan daerah dianggap mampu secara efektif menghadapi
permasalahan pembangunan di daerah. Pembangunan daerah melalui
mekanisme pengambilan keputusan otonomi diyakini mampu merespons
permasalaha naktual yang akan sering muncul dalam keadaan masih
tingginya intensitas alokasi sumber daya alam dalam pembangunan. Maka
dari itu kami mencoba membuat suatu pemaparan mengenai
pembangunan daerah dalam sebuah makalah yang berjudul
“Pembangunan Daerah”.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan


denga rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari Pembangunan dan Pertumbuhan


Ekonomi?
2. Apakah pengertian Perencanaan Pembangunan?
3. Apa saja Pokok-Pokok Perencanaan Pembangunan Daerah?
4. Bagaimana Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dari
berbagai sektor?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,


pernyataan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui Pengertian Pembangunan dan Proses


Pembangunan.
2. Mengetahui Pengertian Perencanaan Pembangunan
3. Mendeskrispsilan Pokok-Pokok Perencanaan Pembangunan
Daerah.
4. Mengetahui peningkatan pembangunan daerah Kalimantan
Timur.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan


total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas
dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses


kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan produk
nasional bruto (PNB, GNP) riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi


keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian
seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

3
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses
yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam
jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi.

 Pembangunan sebagai suatu proses

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan


merupakan suatu tahap yang harus dijalani oleh setiap masyarakat atau
bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi
dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan
pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap
perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.

 Pembangunan sebagai suatu usaha untuk


meningkatkan pendapatan perkapita

Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang


harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan
perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

 Peningkatan pendapatan perkapita harus


berlangsung dalam jangka panjang

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang


apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus
mengalami kenaikan terus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi

4
musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan
perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi
tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke
tahun.

2.2. Pengertian Perencanaan Pembangunan

Secara umum Perencanaan Pembangunan adalah cara atau teknik


untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembangunan
sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang maju, makmur dan
sejahtera. Literatur ilmiah yang tesedia memberikan beberapa pengertian
dari para ahli tentang perencanaan pembangunan. Berikut penjelasannya.

Menurut Arthur W.Lewis (1965) mendefenisikan perencanaan


pembangunan sebagai suatu kumpulan kebijaksanaan dan program
pembangunan untuk merangsang masyarakat dan swasta untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia lebih produktif.

Sedangkan Jenseen (1995) merekomendasikan perencanaan


pembangunan daerah harus memperhatikan hal-hal yang bersifat
kompleks, sehingga prosesnya harus memperhitungkan kemampuan
sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, sumber daya alam,
sumber daya fisik, dan sumber daya lainnya.

Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembangunan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam rangka mendorong
proses pembangunan secara terpadu dan efesien, pada dasarnya
perencanaan pembangunan nasional di Indonesia mempunyai 5 tujuan

5
dan fungsi pokok. Adapun tujuan dan fungsi pokok perencanaan
pembangunan tersebut sebagai berikut:

 Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan


 Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi antar Daerah.
 Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
 Untuk mengoptimalkan partisipasi dan peran masyarakat
dalam perencanaan.
 Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif dan adil.

Jenis Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan mempunyai berbagai jenis, tergantung


dari sifatnya masing-masing. Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan
pembangunan dapat diklasifikasikan atas tiga jenis yaitu : Perencanaan
Jangka Panjang, Perencanaan Jangka Menengah, Perencanaan Jangka
Pendek. Penjelasan masing-masing jenis perencanaan Pembangunan
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan jangka Panjang

Perencanaan Jangka Panjang biasanya mencakup jangka waktu 10-


25 tahun. Pada era orde baru, pembangunan jangka panjang mencakup
angka waktu 25 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Garis Garis Besar
Haluan Negara. Sedangkan dewasa ini, rencana pembangunan Jangka
Panjang, baik nasional maupun daerah mencakup waktu 20 tahun.

2. Perencanaan Jangka Menengah

6
Perencanaan Jangka Menengah biasanya mencakup waktu 4-5
tahun, tergantung dari masa jabatan Presiden atau kepala daerah. Di
Indonesia, perencanaan jangka menengah mempunyai jangka waktu 5
tahun yang disusun baik oleh pemerintah nasional maupun pemerintah
daerah. Perencanaan jangka menengah pada dasarnya merupakan
jabaran dari perencanaan jangka panjang sehingga bersifat lebih
operasional. Selain itu, perencanaan jangka menengah memuat juga
sasaran dan target pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif supaya
besar perencanaan tersebut menjadi lebih terukur dan mudah dijadikan
sebagai dasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi.

3. Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek biasanya mencakup 1 tahun, sehingga


sering kali dinamakan sebagai rencana tahunan. Rencana ini pada
dasarnya adalah merupakan jabaran dari rencana jangka menengah.
Disamping itu, perencanaan tahunan ini bersifat sangat operasional
karena didalamnya termasuk program dan kegiatan, lengkap dengan
pendanaannya. Bahkan dalam rencana tahunan ini memuat juga indikator
dan target kinerja untuk masing-masing program dan kegiatan. Karena
itu, rencana tahunan ini selanjutnya dijadikan dasar utama dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja baik pada tingkat Nasional
(RAPBN) maupun pada tingkat Daerah (RAPBD). Rencana tahunan yang
mencakup kesemua sektor dinamakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) sedangkan khusus untuk suatu sektor atau bidang dinamakan
Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

7
Tahapan Perencanaan Pembangunan

1. Tahap Penyusunan Rencana

Tahap awal kegiatan perencanaan adalah menyusun naskah atau


rancangan rencana pembangunan yang secara formal merupakan
tanggung jawab badan perencana, baik BAPPENAS untuk tingkat Nasional
dan BAPPEDA untuk tingkat Daerah. Bila penyusunan rencana dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Perencanaan Partisipatif, maka
sebelum naskah rancana disusun, terlebih dahulu perlu dilakukan
penjaringan aspirasi dan keinginan masyarakat tentang visi misi serta arah
pembangunan.

Berdasarkan hasil penjaringan aspirasi masyarakat tersebut, maka


tim penyusunan rencana sudah dapat mulai menyusun rencana awal
(rancangan) dokumen perencanaan pembangunan yang dibutuhkan.
Kemudian rancangan tersebut dibahas dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) untuk menerima tanggapan baik dari pihak
yang peduli dan berkepentingan dengan pembangunan seperti tokoh
masyarakat, alim ulama, cerdik pandai, dan para tokoh Lembaga Sosial
Masyarakat setempat.

2. Tahap Penetapan Rencana

Sesuai ketentuan berlaku, Rencana Pembangunan Jangka Panjang


(RPJP) perlu mendapat pengesahan dari DPRD setempat, sedangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan RKPD cukup
mendapat pengesahan dari kepala daerah. Pada tahap kedua ini kegiatan

8
utama badan perencana adalah melakukan proses untuk mendapatkan
pengesahan tersebut.

3. Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana

Setelah rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh pihak yang


berwenang, maka dimulai proses pelaksanaan rencana oleh pihak
eksekutif melalui SKPD terkait. Sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku, perencana masih tetap mempunyai tanggung jawab dalam
melakukan pengendalian pelaksanaan rencana bersama SKPD
bersangkutan.

4. Tahap Evaluasi Keberhasilan Pelaksanaan Rencana

Setelah pelaksanaan kegiatan pembangunan selesai, badan


perencana masih mempunyai tanggungjawab terakhir, yaitu melakukan
evaluasi terhadap kinerja dari kegiatan pembangunan tersebut. Sasaran
utama kegiatan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan
dan objek pembangunan yang telah selesai dilaksanakan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang


Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan pemerintah daerah, evaluasi harus
dilakukan dengan dengan menggunakan metode evaluasi kinerja yang
paling kurang didasarkan atas 3 unsur utama yaitu: unsur masukan
(input) terutama dana, keluaran (output), dan hasil (outcome). Disamping
itu, evaluasi ini juga mencakup faktor-faktor utama yang menyebabkan
berhasilnya atau kendala yang menyebabkan kurangnya manfaat yang
dapat dihasilkan oleh objek dan kegiatan pembangunan tersebut.

Proses perencanaan pembangunan dapat dibagi menjadi empat


proses (Permendagri 54/2010) yaitu:

1. Proses Teknokratik

9
Perencanaan yang dilakukan oleh perencana professional atau oleh
lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan.
Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah yaitu
dengan. Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Metode dan
kerangka berpikir ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis terkait perencanaan pembangunan
berdasarkan bukti fisis, data dan informasi yang akurat, serta dapat
dipertanggung jawabkan.

2. Proses Partisipatif

Perencanaan yang melibatkan para pemangku kepentingan


pembangunan (stakeholders) antara lain melalui pelaksanaan
Musrenbang. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan (stakeholders) dengan
mempertimbangkan:

a. Relevasi pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam


proses pengambilan keputusan, di setiap tahapan
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah;
b. Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur
pemerintahan dan non-pemerintahan dalam pengambilan
keputusan;
c. Adanya transparansi dan akuntabilitas dalam proses
perencanaan serta melibatkan media massa;
d. Keterwakilan seluruh segmen masyarakat, termasuk
kelompok masyarakat rentan termajinalkan dan
pengarusutamaan gender;
e. Terciptanya rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan
pembangunan daerah; dan

10
f. Terciptanya consensus atau kesepakatan pada semua
tahapan penting pengambilan keputusan, seperti perumusan
tujuan, strategi, kebijakan, dan prioritas program.
3. Proses Politik

Pemilihan langsung dipandang sebagai proses perencanaan karena


menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk visi, misi, dan
program yang ditawarkan Presiden/Kepala Daerah terpilih selama
kampanye. Pendekatan politis dimaksudkan bahwa program-program
pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih pada saat kampanye, disusun ke dalam
rancangan RPJMD, melalui:

a. Penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan


program kepala daerah dan wakil daerah ke dalam tujuan,
strategi, kebijakan, dan program pembangunan daerah
selama masa jabatan;
b. Konsultasi pertimbangan dari landasan hukum, teknis
penyusunan, sinkronasi dan sinergi pencapaian sasaran
pembangunan nasional dan pembangunan daerah; dan
c. Pembahasan dengan DPRD dan konsultasi dengan
pemerintah untuk penetapan produk hukum yang mengikat
semua pemangku kepentingan.
4. Proses Bottom Up dan Top Down

Perencanaan yang aliran proses dari atas ke bawah atau dari


bawah ke atas dalam hierarki pemerintahan. Pendekatan perencanaan
pembangunan daerah bawah atas (bottom up) dan atas bawah (up
down), hasilnya diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan
mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional,

11
sehingga tercipta sinkronasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

Perencanaan Pembangunan dirumuskan (Permendagri 54/2010) secara;

1. Transparan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk


memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asas pribadi, golongan, dan rahasia Negara;
2. Responsif, yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah,
dan perubahan yang terjadi di daerah;
3. Efisien, yaitu pencapaian keluaran tertentu dengan masukan
terendah atau masukan terendah dengan keluaran maksimal;
4. Efektif, yaitu kemampuan mencapai target dengan sumber daya
yang dimiliki dengan cara atau proses yang paling optimal;
5. Akuntabel, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan
pembangunan daerah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
6. Partisipatif, yaitu merupakan hak masyarakat untuk terlihat dalam
setiap proses tahapan perencanaan pembangunan daerah dan
bersifat inklusif terhadap kelompok yang termarginalkan melalui
jalur khusus komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok
masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan
kebijakan;
7. Terukur, yaitu penetapan target kinerja yang akan dicapai dan
cara-cara untuk mencapainya;
8. Berkeadilan, yaitu prinsip keseimbangan antar wilayah, sektor,
pendapata, gender, dan usia.

12
2.3. Pokok-Pokok Pembangunan Daerah

Setidaknya ada tiga unsur dasar dari perencanaan pembangunan


ekonomi daerah jika dikaitkan dengan hubungan pusat dan daerah, yaitu
sebagai berikut.

1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang


realistis memerlukan pemahaman tentang hubungan
antara daerah dan lingkungan nasional di mana daerah
tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara
mendasar keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi
tersebut.
2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum
tentu baik untuk daerah, dan sebaliknya yang baik bagi
daerah belum tentu baik untuk secara nasional.
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk
pembangunan daerah misalnya, administrasi, proses
pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat
berbeda pada tingkat daerah dan yang tersedia pada
tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan
sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Karena itu,

13
perencanaan daerah yang efektif harus bisa
membedakan apa yang seharusnya dilakukan dan apa
yang dilakukan, dengan menggunakan sumber daya-
sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-
benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari
informasi yang lengkap dan tersedia pada tingkat daerah
karena kedekatan para perencananya dengan objek
perencanaan.

Ada dua kondisi yang mempengaruhi proses perencanaan


pembangunan daerah: (1) tekanan yang berasal dari lingkungan dalam
negeri ataupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam
negeri ataupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam
proses pembangunan perekonomiannya; (2) kenyataan bahwa
perekonomian daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor
secara berbeda-beda, misalkan beberapa daerah mengalami pertumbuhan
pada sektor industrinya, sedangkan daerah lain mengalami penurunan.
Inilah yang menjelaskan perbedaan perspektif masyarakat daerah
mengenai arah dan makna pembangunan daerah.

Sumber Daya Perencanaan Untuk Pembangunan Daerah

Pemerintah daerah biasanya memperhatikan masalah lingkungan


fisik, terutama infrastruktur fisik, yang tentu saja penting bagi dunia usaha
dan industry. Sektor swasta biasanya memiliki keinginan-keinginan, baik
bersifat khusus maupun umum, dan persyaratan-persyaratan tertentu
untuk lingkunga fisik. Kebutuhan khusus biasanya mencakup jasa
angkutan khusus ata jasa pembuangan limbah. Dalam banyak hal,
bentuk-bentuk lingkungan fisik ini bisa dibuat seragam. Dengan kata lain,
pemerintah daerah bisa menyediakan jasa atau fasilitas khusus untuk
memenuhi keinginan dunia industri atau usaha.

14
Dalam mengindentifikasi lingkungan fisik perlu diperhatikan 3G,
yaitu Geografi, Geopolitik, dan Geostrategi sebagai suatu kesatuan
konsep. Geografi merupakan realitas fisik yang pada umumnya konstan.
Faktor geofrafis, seperti bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam
sangat berpengaruh pada perilaku negara dalam menjalankan fungsinya.
Perubahan geografis terjadi dalam hitungan ratusan atau ribuab tahun
dan berwujud luar biasa, seperti gempa bumi dan tsunami yang dapat
mengubah bentuk geografis suatu wilayah.

Geopolitik merupakan faktor manusiawi di dalam geografi. Artinya,


hasil tindakan manusia bisa mengubah kondisi geopolitik. Geopolitik
sebagai bagian dari ilmu geografi politik merupakan studi yang
mempelajari tentang perilaku politik suatu negara berdasarkan
karakteristik fisik geografis. Misalnya nilai posisi geopolitik suatu tempat
bisa berubah akibat perubahan jalur perdagangan atau karena perubahan
teknologi. Jadi jika geografi merupakan realistas fisik yang sifatnya relative
konstan, kecuali apabila terjadi bencana alam luar biasa, maka geopolitik
merupakan faktor manusia yang menduduki suatu wilayah geografis, di
mana tindakan manusia tersebut dapat mengubah kondisi geopolitik.

Geostrategi merupakan haluan atau arah kebijakan luar negeri


suatu negara yang dapat dipengaruhi oleh ideologi, atau kepentingan
kelompok, atau kepentingan pemimpinnya. Konsep geostrategi dapat
dipakai dalam hubungan dengan konsep geografi dan geopolitik.
Geostrategi menjabarkan bahwa arah mana suatu negara akan
memusatkan perhatian dan upayanya, ke arah itulah negara tersebut akan
memusatkan upaya diplomatiknya.

Lingkungan Regulasi Sebagai Sumber Daya Perencanaan.

Insentif dan kebijakan-kebijakan keuangan merupakan input


penting bagi proses pembangunan ekonomi. Banyak pemerintah daerah

15
sekarang yang mengkaji ulang sistem regulasinya dengan sungguh-
sungguh untuk menunjukkan bahwa biaya melakukan kegiatan usaha di
daerah mereka mencerminkan keinginan mereka untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Dengan kata lain, untuk menarik dan mengembangkan dunia usaha


daerahnya, perlu penyederhaan sistem regulasi. Misalnya, belakangan ini
beberapa kabupaten/kota telah menciptakan pusat pelayanan bisnis
terpadu (one map) atau pelayanan satu atap (one roof service).

Lingkungan sebagai Perilaku sebagi sumber daya perencanaan

Keputusan yang diambil oleh sektor swasta mengenai ekspansi


invetasi atau relokasi tidak hanya didasarkan pada kata kasar. Dalam
kenyataannya, keputusan akhir akan sangat dipengaruhi oleh semacam
“feeling” atau “judgement” investor mengenai reaksi masyarakat daerah
calon lokasi investasi. Dunia usaha sering kali tidak akan memilih suatu
daerah tertentu karena penduduknya dikenal, misalnya bersikap anti
bisnis. Demikian juga turis mancanegara tidak akan datang lagi ke suatu
daerah pariwisata bila sikap masyarakat di lokasi objek wisata tidak
kondusif atau bersahabat, misalnya banyak copet, harga cendera mata
sangat mahal, tidak ada rumah makan yang enak dan bersih.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pembangunan Daerah

Tujuan perencanaan pembangunan daerah adalah Menyusun suatu


rencana pembangunan yang merupakan pegangan atau acuan Pemerintah
Daerah untuk melaksanakan pembangunan yang didasarkan pada
kemampuan dan potensi sumber daya (alam dan manusia) serta peluang-
peluang ekonomi yang ada, sehingga memungkinkan dapat ditangkap
secara cepat. Manfaat yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan
kualitas/taraf hidup masyarakat sehingga menikmati kehidupan yang lebih

16
baik dari sebelumnya dan daerah dapat berkembang secara cepat dan
berkelanjutan.

Perencanaan pembangunan daerah menghasilkan Rencana


Pembangunan Daerah yang menetapkan kegiatan-kegiatan pembangunan
sosial-ekonomi, fisik (infrastruktur), yang dilaksanakan secara terpadu
oleh sektoral, publik, dan swasta.

Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah

Seperti halnya dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,


maka perencanaan pembangunan daerah terdiri dari beberapa tahapan
yang menghasilkan dokumen-dokumen rencana. Namun dalam proses
perencanaan pembangunan daerah, berpegang pada prinsip-prinsip
sistem perencanaan pembangunan sebagai berikut (UU No.25/2004):

1. Memperkuat kooperasi/kemitraan antara politikus, masyarakat,


pakar, dan aparat pemerintah pusat/daerah dalam satu
rangkaian proses politik, proses teknokatik, proses partisipatif,
dan proses bottom up & bottom down. Tradisi perencanaan ini
dikenal tradisi Analisis Kebijakan.
2. Merangkat Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-
SKPD), Rencana Kerja Daerah Pemerintah Daerah (RKPD) dalam
hubungan kesinambungan antar dimensi materi, ruang, dan
waktu yang nyata.
3. Memastikan bahwa perencanaan pembangunan daerah terpadu
ini searah dengan kebutuhan masyarakat dan prioritas politik
bahwa pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah tidak
bisa dipisahkan dengan kekuasaan/kewenangan kepemimpinan

17
penyelengaraannya yang lahir dari proses politik. Dalam konteks
rencana pembangunan jangka menengah, proses politik masuk
sebagai bagian awal proses perencanaan.
4. Mengembangkan kesatuan antara proses-proses perencanaan,
pengelolaan kinerja, dan penganggaran, prinsip dasarnya
adalah membiayai keluaran bukan membiayai kegiatan atau
proyek.
5. Memastikan pengembangan program-program, proyek-proyek,
aktivitas-aktivitas, dan target-target untuk mencapai strategi
(rencana) pembangunan daerah, prinsip hubungan struktural
dan organik.
6. Memperkuat keterkaitan dan keterpaduan penyediaan
pelayanan ke seluruh wilayah berdasarkan pendekatan sector,
kewilayahan, dan kelembagaan.
7. Memberdayakan dan membudayakan pelaporan pertanggung
jawaban kinerja dan keberhasilan secara jelas/eksplisit dan
terukur, menuju objektifitas dan meninggalkan subjektifitas
yang sejala dengan meningkatka kredibilitas komunikasi
perencanaan.
8. Memastikan bahwa rencana pembangunan daerah jangka
menengah mewujudkan basis dari sistem pengelolaan kinerja
organisasi dan individu, rencana jangka menengah memuat
rancagan yang nyata, bukan lagi indikatif.
9. Membangun komitmen pada para pengelola organisasi
(khususnya pemerintah) dengan rasa turut memiliki strategi
(rencana) pembangunan daerah dan pelaksanaannya, sebagian
besar sumber daya untuk pembangunan berada pada
masyarakat dan organisasi non pemerintah. Komitmen
terbangun dengan komunikasi perencanaan yang eksplisit.

18
10. Memperkenalkan struktur dan konsistensi tentang proses
perencanaan kepada seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) pembangunan daerah, modal dasar untuk
mengembangkan rasa memiliki dan pemantapan komitmen
bersama.

Proses Pengambilan Keputusan dalam Penyusunan


Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan dan pengambilan keputusan adalah dua hal yang


tidak dipisahkan, karena perencanaan adalah bagian dari pengambilan
keputusan. Suatu rencana dapat dilaksanakan apabila telah diterima
oleh para pemangku kepentingan (stakeholders).

Dalam hal ini, diperlukan proses interaktif antar semua yang


berkepentingan dengan rencana tersebut melalui proses pengambilan
keputusan. Tujuan pengambilan keputusan adalah mempertimbangkan
semua hal-hal yang berpengaruh terhadap rencana, atau dengan kata
lain memilih tindakan untuk menyelesaikan permasalahan.

Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan untuk


hal-ha yang berhubungan dengan masa depan. Oleh karena itu,
prosesnya cukup rumit. Pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kebutuhan sesaat atau jangja pendek tidak masuk kategori
perencanaan.

Demikian pula halnya dengan pengambilan keputusan yang


memiliki dampak jauh ke depan, tetapu karena proses penyusunannya
lebih pendek tidak dikategorikan sebagai perencanaan. Karena sifatnya
sama, yaitu memilih Tindakan untuk menyelesaikan permasalahan, ada
juga yang menganggap perencanaan identik dengan pengambilan
keputusan.

19
Perencanaan terkait dengan penyelesaian permasalahan di masa
yang akan datang sehingga berisikan tindakan yang akan dilakukan di
masa datang dan dampaknya juga baru terlihat di masa depan. Hal ini
tidak berarti perencanaan tidak memperhatikan apa yang sedang
terjadi saat ini, karena permasalahan di masa yang akan datang adalah
produk dari apa yang terjadi saat ini dan pengaruh faktor luar.

Pengambilan keputusan sering dikaitkan dengan kebutuhan


mendadak terutama untuk mengatasi permasalahan jangka pendek.
Tindakan yang dipilih segera dilaksanakan atau berlaku dan
dampaknya juga segera terasa. Kalaupun pengambilan keputusan itu
juga berisikan tindakan di masa yang akan datang, sering kali tindakan
itu berupa regulasi atau pengulangan atau bersifat rutin, berbeda
dengan perencanaan di mana tindakan itu bersifat variatif (berbeda
untuk kurun waktu atau kondisi yang berbeda).

Berdasarkan kurun waktu yang dicakup, proses perencanaan


membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan proses
pengambilan keputusan. Alat analisis yang digunakan juga sering kali
berbeda, misalnya perencanaan membutuhkan kemampuan untuk
melakukan proyeksi, sedangkan dalam pengambilan keputusan (di luar
perencanaan), analisis seperti itu belum tentu dibutuhkan.

Secara singkat, pengambilan keputusan ditujukan untuk


menyelesaikan suatu masalah, sedangkan perencanaan ditujukan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu di masa yang akan datang. Perlu
diingat bahwa tujuan dalam perencanaan juga untuk menyelesaikan
masalah, hanya umunya masalahnya bersifat jangka panjang. Oleh
karena itu, faktor-faktor yang diperhatikan pun jadi lebih banyak.

20
2.4. Pembangunan Daerah di Kalimantan Timur

Rumusan Visi, Misi, Tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Kalimantan


Timur periode 2019–2023 berpijak pada nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat, Visi dan tahapan pembangunan berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Timur
periode 2005-2025, capaian kondisi pembangunan daerah, serta proyeksi
pembangunan lima tahun mendatang. Visi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Timur 2005-2025
“Terwujudnya Masyarakat yang Adil dan Sejahtera dalam Pembangunan
Berkelanjutan” didukung melalui Misi : 1. Mewujudkan kualitas sumber
daya manusia Kalimantan Timur yang mandiri, berdayasaing tinggi dan
berakhlak mulia; 2. Mewujudkan struktur ekonomi yang handal dengan
partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya; 3. Mewujudkan pelayanan
dasar bagi masyarakat secara merata dan proporsional; 4. Mewujudkan
efisiensi dan efektivitas pemerintahan yang partisipatif berbasis

21
penegakan hukum; dan 5. Mewujudkan pembangunan yang terpadu dan
serasi dengan pendekatan pengembangan wilayah berbasis ekonomi dan
ekologi.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, pembangunan Provinsi


Kalimantan Timur, kedepan tidak hanya dititikberatkan pada pengelolaan
sumber daya alam tidak terbarukan tetapi lebih kepada sumber daya alam
terbarukan yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat
dalam jangka panjang. Perwujudan Berani Untuk Kalimantan Timur
Berdaulat 2 keseimbangan tersebut melalui model pembangunan ekonomi
hijau dengan dimensidimensi penting antara lain pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan, ekosistem produktif yang terjaga sebagai penyedia
jasa lingkungan, pertumbuhan yang adil dan merata (inklusif), ketahanan
sosial, ekonomi dan lingkungan.

Pasca berpisahnya Provinsi Kalimantan Utara dari Provinsi


Kalimantan Timur, terdapat 14 segmen yang berbatasan antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur, 13 segmen perbatasan
antar provinsi, 5 segmen berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara, 4
segmen berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, 3 segmen
berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan serta 1 segmen
berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat.

Dari 14 segmen batas antara Kabupaten/Kota di Provinsi


KalimantanTimur, terdapat 3 segmen batas yang telah selesai yaitu antara
Kota Bontang dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Bontang dengan
Kabupaten Kutai Timur melalui Permendagri No. 25 tahun 2005 dan
antara Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara melalui
Permendagri No. 48 tahun 2012 jadi masih terdapat 11 segmen batas
antar Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur yang belum tuntas.

A. Pembangunan Sumber Daya Manusia

22
1. Ketenagakerjaan

Perkembangan penduduk usia kerja di Provinsi Kalimantan Timur


cukup berfluktuatif, dimana hal ini tercermin melalui jumlah angkatan
kerja. Pada tahun 2017 jumlah penduduk usia kerja sebanyak 1.654.964
orang turun 3,66% dibanding tahun 2016 sebesar 1.717.892 orang.
Sementara kondisi sementara pada Februari 2018, jumlah angkatan kerja
Kaltim menunjukkan peningkatan dibandingkan Agustus 2017 yakni
menjadi sebesar 1.815.260 orang.

Dari kelompok angkatan kerja tersebut sebanyak 1.690.093 orang


aktif bekerja atau 93,10%, sedangkan sisanya sebanyak 125.167 orang
belum bekerja (pengangguran) atau dengan kata lain tingkat
pengangguran terbuka Kaltim sebesar 6,90%. Peningkatan penduduk usia
kerja di Kalimantan Timur sedikit lebih cepat sehingga menjadikan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan signal positif, dimana
pada Februari 2018 ini berada dalam posisi 68,87%, lebih tinggi jika
dibandingan pada bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 65,45%.

2. Pendidikan

Salah satu komposit pembentuk IPM adalah indikator makro untuk


bidang Pendidikan yaitu Angka Harapan Lama Sekolah yang ditargetkan

23
pada tahun 2017 sebesar 13,70% realisasinya telah mencapai sebesar
13,40%, dan Rata-rata lama sekolah di tahun 2017 yang ditargetkan 10
tahun realisasinya telah mencapai 9,36 tahun. Berani Untuk Kalimantan
Timur Berdaulat 7 Program untuk mendukung pencapaian target yang
ditetapkan melalui peningkatan pendidikan dan pengembangan
sumberdaya masyarakat, melalui kegiatan unggulan antara lain :

1. Pemberian Beasiswa kaltim Cemerlang tahun 2017 baik


beasiswa miskin maupun beasiswa pendidikan sebanyak
2.994 orang penerima. Saat ini telah dikirim 150 orang siswa
terbaik di Kalimantan Timur untuk mengikuti pendidikan di
Negara Rusia khususnya untuk studi perkeretaapian;
2. Peningkatan kualifikasi Guru mencapai 86,38% dari target
65% meningkat jika dibandingkan tahun 2016 yang
mencapai 65%;
3. Program pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui kegiatan
Penyediaan Sarana dan Prasarana PAUD. Upaya tersebut
hanya mampu mencapai Angka Parsitipasi Kasar (APK) PAUD
52,54%;
4. Program Pendidikan Wajib Belajar Sembilan Tahun melalui
kegiatan Pembangunan Gedung Sekolah telah berjalan
dengan baik dimana angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/SDLB mencapai 97,69% dan (APM) SMP/MTs/SMPLB
mencapai 89,13%;
5. Program pendidikan menengah melalui kegiatan
Pembangunan Gedung Sekolah Unggulan, Bantuan Alat
Praktek dan Peraga. Upaya tersebut hanya mampu mencapai
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK 87,93%;

24
6. Pengembangan pendidikan keaksaraan telah mencapai
penurunan buta huruf jika dilihat angka melek huruf ditahun
2017 mencapai 98,81%.
7. Pengembangan budaya baca melalui sistem IT perpustakaan
terintegrasi dan pembinaan minat baca pada masyarakat
berjalan dengan baik dan mencapai 1 orang membaca 5
judul buku per tahun dan capaian ini hamper memenuhi dari
target 1 orang membaca 6 judul buku per tahun.
8. Pembangunan Gedung Sekolah Khusus Olahragawan
Internasional (SKOI) yang telah operasional mendidik siswa
dan siswi atlit di Kaltim.
9. Pembangunan Institute Teknologi Kalimantan yang
dipersiapkan untuk peningkatan sumberdaya manusia dan
menunjang kebutuhan Industri di Kalimantan Timur.
10. Pembangunan Institute Seni Budaya Indonensia (ISBI) untuk
menunjang pelestarian kesenian daerah di Kalimantan
Timur, mengingat pelaksanaan pesta adat di Kaltim yang
berskala internasional seperti ERAU.
11. Pembangunan Politeknik Pertambangan yang telah dilakukan
Ground Breaking oleh Bapak Gubernur Kaltim.
3. Kesehatan

Komposit IPM selanjutnya untuk bidang kesehatan yang ditunjukan


dengan angka harapan hidup telah mencapai 73,68 di tahun 2017 dari
target 73,85. Kenaikan angka harapan hidup di Kalimantan Timur karena
Pemerintah Provinsi telah berupaya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan meliputi :

1. Peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit Umum Daerah AW.


Syahrani Samarinda, Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Atma
Husada sebagai unit pelayanan rujukan, dan khusus untuk Rumah

25
Sakit Umum Daerah AW. Syahrani Berani Untuk Kalimantan Timur
Berdaulat 9 Samarinda merupakan rumah sakit ke empat setelah
Jakarta, Bandung dan Semarang serta satu-satunya rumah sakit
diluar pulau jawa yang memiliki instalasi kedokteran nuklir dengan
bidang ahli jantung dan kangker. Instalasi Kedokteran Nuklir
Rumah Sakit Daerah AW. Syahrani Samarinda.
2. Pengembangan Puskesmas 24 Jam sebanyak 110 unit dan Rumah
Sakit Pratama sebanyak 8 unit melalui bantuan keuangan ke
Kabupaten/Kota dan Tahun 2017 ini telah beroperasi 3 rumah sakit
pratama type D yaitu rumah sakit pratama Kabupaten Paser, rumah
sakit pratama Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur dan rumah sakit
pratama Talisayan Kabupaten Berau;
3. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bergerak didaerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan di Provinsi Kalimantan Timur;
4. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat telah berhasil
menurunkan angka morbiditas menjadi 11,9 dari target 10,00;
5. Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
telah berhasil menurunkan prevalensi HIV/AIDS.

4. Kesejahteraan Sosial

Capaian indikator pembangunan dalam rangka menurunkan angka


pengangguran tahun 2018 mencapai 6,90% atau telah melampaui dari
target 7,18%. Capaian indikator pembangunan penanggulangan
kemiskinan di Kaltim pada tahun 2017 yang ditargetkan sebesar 6,10%
dalam realisasinya hingga bulan September tahun 2017 mencapai 6,03%
artinya telah melampaui target.

Beberapa hal yang mempengaruhi terhadap capaian tersebut disebabkan


oleh hal-hal diantaranya :

26
1. Adanya migrasi penduduk pencari kerja dari luar
Kaltim yang pada umumnyaberpendidikan rendah dan
tidak memiliki keterampilan kerja; Berani Untuk
Kalimantan Timur Berdaulat 10
2. Adanya perubahan garis kemiskinan dimana
masyarakat yang semula berada pada posisi rentan
miskin akhirnya berubah menjadi masyarakat miskin;
3. Kualitas SDM Kaltim yang masih belum memenuhi
syarat dalam mengisi peluang kerja, sehingga hanya
bekerja pada sektor non formal yang pendapatannya
rendah dan tidak tetap;

Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat


kemiskinan dan pengangguran, antara lain :

a. Pembangunan rumah layak huni sebagai upaya mengurangi


jumlah rumah yang tidak layak huni bagi masyarakat miskin,
Pemerintah Provinsi telah membangun sejak tahun 2013-
2017 sejumlah 1.547 Unit. Pembangunan rumah layak huni
dilaksanakan melalui Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(BSPS) untuk masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR);
Pembangunan Rumah Layak Huni
b. Pemberian bantuan jaminan kesehatan masyarakat yang
telah mencapai 100% pelayanan melalui sistem yang
terintegrasi dengan BPJS;
c. Pemberian beasiswa pendidikan bagi 2.002 siswa miskin;
d. Penyaluran beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
mencapai 94,80%;
e. Bantuan Usaha Ekonomi Produktif bagi Rumah Tangga
Sangat Miskin melalui

27
Pelatihan Keterampilan berwirausaha bagi Penyandang Masalah
KesejahteraanSosial (PMKS);
f. Peningkatan pemberdayaan masyarakat desa melalui
bantuan peralatan teknologi tepat guna dengan penerima
manfaat 308 RTM;
g. Pelatihan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja bagi
1.896 orang pencari kerja serta pelatihan kewirausahaan
kepada 650 pencari kerja; dan penampungan pekerja
sementara untuk pekerjaan padat karya sebanyak 340
orang;
h. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
kawasan hutan di 7 Desa;
i. Pembentukan desa tangguh bencana di 4 Desa dalam
rangka mengantisipasi peningkatan tingkat kemiskinan
akibat bencana;
j. Perluasan informasi kebutuhan pasar kerja melalui Bursa
Kerja Online yang dapat di akses oleh para Pencari kerja,
dan penyelenggaraan Job Market Fair untuk memfasilitasi
peluang kesempatan kerja kepada Pencari kerja;
k. Pelatihan kewirausahaan dan kecakapan hidup bagi pemuda
pengangguran serta pelatihan kecakapan hidup bagi remaja
putus sekolah;
l. Fasilitasi kemitraan usaha bagi 89 UMKM; Bimbingan teknis
bagi 730 koperasi; Pelatihan kewirausahaan bagi 1200 calon
wirausahawan baru.
m. Pemberdayaan Perempuan.

28
B. Pembangunan Komunikasi dan Transportasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kalimantan Timur


berkembang sejak awal tahun 2002 yaitu dimulainya koneksi jaringan
komputer dan integrasi sistem yang ditangani oleh BPID. Tahun 2003-
2004 koneksi antar Dinas/Satker dan 5 sekolah/PT sampai saat ini 30
SKPD terintegrasi dalam jaringan Online. Pembangunan main Tower di
Gunung lampu dan 7 tower pendukung sebagai dukungan distribusi.
Tahun 2009 dibangun Jaringan VPN-IP antara Pemprov Kaltim dengan
Kab/Kota se Kalimantan Timur. Jaringan VPN-IP juga dilengkapi dengan
Voip. Mulai Tahun 2009 ( PP 41/2007) Development System/Aplikasi,

29
Pengolahan Data dan Maintenance seluruhnya dilaksanakan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur.

Tahun Anggaran 2015 alokasi untuk pembangunan 1 unit menara


telekomunikasi hanya di Desa Merasa Kecamatan Kelay Kabupaten Berau
sebesar Rp.1,5 M. Secara umum, untuk semua ibu kota kecamatan di
wilayah Kaltim khusus dari 7 Kabupaten di Kaltim sudah tidak mengalami
blankspot, kecuali untuk desa-desa yang ada di sekitarnya masih ada yang
tidak tercover signal atau signal yang lemah.

Dari data tahun 2015 secara umum tergambar bahwa blankspot di


wilayah Kaltim masih berkisar 40,93%. Namun data ini dapat berubah
sewaktu-waktu mengingat operator seluler juga melakukan perluasan
jangkauan operasionalnya khususnya untuk daerah - daerah yang
menguntungkan.

Adapun Program kegiatan dari Dinas Kominfo Provinsi di tahun


2010 yang sudah dilaksanakan yaitu progam Pembangunan Lembaga
Penyiaram Publik (LPP) Stasiun Produksi Radio Republik Indonesia (RRI)
Malinau, adalah merupakan salah satu Kesepakatan antara Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau
serta RRI Provinsi, dimana dalam upaya membangun masyarakat
khususnya di perbatasan, karena dengan keberadaan RRI Malinau dan ini
menjadi penyambung lidah dihati masyarakat, artinya siaran yang
diudarakan akan bersumber dari masyarakat daerah dan dari pusat ke
daerah tak terkecuali masyarakat perbatasan yang ada di kecamatan, dan
juga menjadi media yang bisa men-sharing dan mentranformasi dari
Malinau ke nusantara atau sebaliknya.

Diharapkan program pembangunan di Kabupaten Malinau terutama


di daerah perbatasan bisa terselenggara dengan cepat sesuai dengan
harapan masyarakat, dimana selama ini salat satu kendala/masalah

30
masyarakat yang ada di perbatasan yaitu keterisolasian dari akses
komunikasi.

TRANSPORTASI DARAT

Jaringan di jalan provinsi Kalimantan Timur saat ini mencapai


8.189,78 Km, baik yang dibangun Pemerintah Pusat, Pemerintah provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Sedangkan rasio panjang jalan
terhadap luas wilayah adalah sebesar 52,53 Km per 1000 Km². Jaringan
jalan lintas Kalimantan di Wilayah Kalimantan Timur dapat dikelompokan
menjadi tiga poros yaitu:

Poros Selatan

Menghubungkan kawasan Kalimantan Selatan - Batu Aji/Kerang Dayu -


Tanah Grogot - Kuaro - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang -
Sangatta - Muara Wahau - Tanjung Redep - Tanjung Selor.

Poros Tengah

Menghubungkan kawasan Samarinda - Tenggarong - Kota Bangun - Melak


- Barong Tongkok - Kalimantan Tengah.

Poros Utara 

Menghubungkan kawasan Samarinda - Sangatta - Muara Wahau - Berau -


Bulungan, jaringan jalan ini tengah di upayakan untuk mencapai
kabupaten Malinau dan Nunukan.

TRANSPORTASI SUNGAI

31
 Sistem transportasi sungai ini berkembang di sepanjang sungai
Mahakam hingga ke hulu, yang menghubungkan daerah pantai
Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong hingga pedalaman
Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat.

 Sungai-sungai lain yang digunakan sebagai sarana transportasi


adalah Sungai Sangatta, Sungai Bengalon, Sungai Kandilo dan
Sungai Telake.

 Di Kaltim bagian Utara terdapat terdapat Sungai Kelay dan Sungai


Sengah yang menghubungkan Tanjung Reded ke daerah
pedalaman di kabupaten Berau. Sungai Kayan, Sungai Sesayap dan
Sungai Sembakung menghubungkan daerah pantai dengan daerah-
daerah pedalaman masing-masing di Kabupaten Bulungan, Malinau
dan Nunukan.

TRANSPORTASI LAUT

Transportasi Laut di Kalimantan Timur hingga saat ini masih mendominasi


orang dan barang, terlebih untuk angkutan barang antar pulau serta
ekspor dan impor. Setidaknya ada 15 pelabuhan laut.

TRANSPORTASI UDARA

 Di provinsi yang memiliki daerah-daerah pengeboran minyak,


batubara dan lain-lain, mobilitas antar daerah terutama untuk
tujuan Jakarta sangatlah tinggi. Di Kalimantan Timur terdapat 53
buah Pelabuhan Udara, satu diantaranya adalah Bandara
Internasional Sepinggan di Balikpapan dan 15 buah berstatus
domestik, selebihnya berstatus perintis.

Pembangunan infrastruktur terdiri dari dua:

32
1. Infrastruktur fisik yang mencakup jalan, jembatan, telekomunikasi,
bandara, pelabuhan laut, instalasi air minum, dan listrik.

2. Infrastruktur ekonomi mencakup perbankan, asuransi, Lembaga


Penjaminan Kredit dan lembaga keuangan nonbank lainnya.

Infrastruktur Fisik terdiri dari:

1. Pembangunan Pelabuhan Nusantara Nunukan

2. Penyelesaian Pembangunan Pelabuhan Laut Malundung Tarakan

3. Penyelesaian Landasan Pacu Bandara Juwata Tarakan

4. Penyelesaian Pembangunan Jembatan Tering Seberang Kubar

5. Penyelesaian Poros Tengah (Kukar – Kubar)

6. Pembangunan Waduk Lambakan

7. Pembangunan Jalan Tol Balikpapan – Samarinda – Tenggarong,


Samarinda – Bontang – Sengata – Bengalon - Maloy

8. Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

9. Pembangunan Jaringan Kereta Api rute Balikpapan – Tenggarong –


Sebulu – Kota Bangun

10. Penyelesaian Pelabuhan Sungai Nyamuk / Pulau Sebatik

11. Penyelesaian Pembangunan Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

12. Perpanjangan Landasan Pacu Bandara Nunukan

13. Pembangunan Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Lamijung

14. Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy / Kawasan Industri


Maloy

33
15. Penyelesaian Pembangunan Jembatan Mahakam II & Mahulu
Samarinda

16. Pembangunan Jalan Km 37 Samboja – Petung Kabupaten PPU

17. Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas Palaran Samarinda

18. Pemindahan Bandara Temindung ke Sungai Siring Samarinda

19. Perpanjangan Landasan Pacu Bandara Sepinggan Balikpapan &


Pembangunan Terminal Internasional

20. Pembangunan Jembatan Pulau Balang Balikpapan

C. Pembangunan Industri

Sektor industri merupakan salah satu sektor alternatif utama


penggerak ekonomi di Kalimantan Timur. Aktivitas industri yang berbasis
sumber daya lokal merupakan harapan yang wajib diwujudkan demi
stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur.
Karena sektor ini diyakini mampu menciptakan tingkat pendapatan yang
lebih tinggi bagi masyarakat.

34
Perindustrian merupakan sektor potensial kedua penyumbang
terbesar dalam perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur. Pertumbuhan
lapangan usaha industri pengolahan mengalami peningkatan rata-rata
2,85 persen selama lima tahun terakhir, namun kontribusinya terhadap
PDRB Kaltim cenderung menurun. Rendahnya kontribusi Industri
pengolahan non migas disebabkan tingkat produksi dan daya saing produk
masih rendah.

Sebagian besar produk pengelolaan sumber daya alam Kaltim


diekspor dalam bentuk bahan mentah, integrasi proses hulu hilir dan antar
sektor belum berjalan. Industri Kecil Menengah (IKM) di Kalimantan Timur
masih belum berkembang dengan baik. Sentra industri kecil menengah
tercatat 8.314 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja mencapai
22.033 orang.

Jumlah IKM yang berorientasi ekspor hanya 15 unit. Industri kecil


menengah masih didominasi oleh industri pangan. Pengembangan IKM
dihadapkan pada permasalahan belum adanya regulasi pembatasan
ekspor bahan mentah, kualitas sumber daya manusia, dan daya saing
produk. Komoditas unggulan yang mendominasi di seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur adalah komoditas kelapa
sawit, akan tetapi industry pengolahan yang telah dikembangkan hanya
sampai pada produk Crude Palm Oil (CPO). Lima komoditas utama yang
perlu dikembangkan secara prospektif dan pontensial untuk industri
pengolahan adalah Kayu, Batubara, Kelapa Sawit, Kakao dan Karet.

Secara spasial, kontribusi industri pengolahan di Kalimantan Timur


pada tahun 2017 didukung oleh dua kota yaitu Kota Bontang sebesar
44,48 persen, yang 10 mengandalkan industri LNG dan industri pupuk
kimia, serta Kota Balikpapan, sebagai pusat industri kilang minyak bumi,
dengan besaran peranan mencapai 36,60 persen. Sementara itu,

35
kontribusi lapangan usaha Industri Pengolahan di kabupaten/kota lainnya
masih relatif kecil, yaitu berada dibawah 6 persen. Namun jika diamati
perkembangannya, terlihat bahwa kontribusi industri di beberapa
kabupaten/kota menunjukkan tren meningkat, seperti di kabupaten Kutai
Kertanegara, yang mengalami peningkatan kontribusi dari 4,94 persen
menjadi 5,53 persen, seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas
industri CPO.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah


memerlukan perencanaanyang akurat serta diharapkan dapat melakukan

36
evaluasi terhadap pembangunan yangdilakukannya. Seiring dengan
semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi
peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki
ketersediaan datasampai tingkat Kabupaten/Kota. Data dan indikator-
indikator pembangunan yang diperlukanadalah yang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya


kesenjangan kesejahteraanmengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada
para ahli pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan.
Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang munculakibat
kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang
terencana.

Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha


pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara
lain:

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai


perkembangan ekonomi yang kuatdapat tercermin dengan
terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan lapangan pekerjaan
Dalam pelaksanaan program/kegiatan Bidang Pemerintahan
dan Aparatur mengalami beberapa perubahan yang baik, akan
tetapi apabila dilihat berdasarkan sasaran masing-masing
program/kegiatan terlihat bahwa setiap pelaksana dari Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang ada, didalam pelaksanaan operasional
pembinaannya lebih dominan sehingga sasaran progran/kegiatan

37
dapat tercapai. Sehubungan dengan hal tersebut, dimasa-masa
yang akan datang perlu lebih dicermati visi dan misi serta sasaran
yang akan dicapai oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat
Daerah sebagai pengelola kegiatan, sehingga didalam pelaksanaan
program/kegiatan operasional pembinaan lebih dapat terencana
dan sesuai dengan sasaran pembangunan yang ingin dicapai
dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah.

3.2. Saran

Pembangunan daerah meyakini mampu memenuhi harapan


keadilan ekonomi bagi sebagian banyak orang. Dengan otonomi daerah
diharapkan dapat memenuhi prinsip bahwa yangmenghasilkan adalah
yang menikmati, dan yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
Pembangunan daerah dapat menurunnya biaya-biaya transaksi
(transaction cost). Biayatransaksi merupakan biaya total pembangunan
yang dapat dipisahkan ke dalam biaya informasi, biaya yang melekat
dengan harga komoditi, dan biaya pengamanan. Pembangunan daerah
dapat meningkatnya domestic purchasing power.
Itulah sebabnya menjadi penting bahwa pembangunan daerah
memerlukan perencanaan dankoordinasi yang terpadu, secara vertikal
maupun horizontal, untuk mengantisipasi aliranexternality secara spasial
maupun akumulatif. Dengan demikian, kebijakan dan program
pembangunan daerah yang disusun tidak hanya dapat memberi panduan
yang terarah dan efisien bagi pemecahan permasalahan tetapi lebiih jauh
memberi jaminan akan keberlanjutan sistem produksi dalam wilayah.

Bahwa diharapkan setiap Perangkat Daerah di lingkungan


Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dapat menyampaikan Rencana

38
Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) serta Buku
Laporan Tahunan yang sesuai dengan VISI dan MISI masing-masing
Perangkat Daerah (PD), sehingga dapat dijadikan tolak ukur atau evaluasi
kegiatan yang akan datang sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan
dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Kabul Mahi, S. I. (2017). PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.

39
kaltimprov.go.id. (2017). Retrieved from PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR: https://kaltimprov.go.id/halaman/infrastruktur
Kuncoro, M. (2018). PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riyadi. (2003). Perencanaan Pemabangunan Daerah: Strategi menggali
potensi dalam mewujudkan otonomi daerah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
LAPORAN KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN
TAHUN 2019

PENYUSUNAN DATA DAN INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN


SEKTOR INDAGKOP PARIWISATA

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Permendagri No.54 Tahun 2010

40

Anda mungkin juga menyukai