Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan Dosen
Pengampu: Fivien Muslihatinningsih, SE.,M.Si
Kelompok 7:
UNIVERSITAS JEMBER
i
2019
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehat-Nya, baik
berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan judul
“Paradigma Pembangunan Perekonomian Indonesia”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahaan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk maklah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas kerjasamanya
sehingga kami dapat menulis makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. Iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1 Definisi dan Masalah Pembangunan................................................................... 3
2.1.1 Definisi Pembangunan................................................................................ 3
2.1.2 Masalah Pembangunan................................................................................ 3
2.2 Asumsi Pembangunan........................................................................................ 5
2.3 Perubahan Paradigma Pembangunan Perekonomian Indonesia......................... 6
2.3.1 Perubahan paradigma Pembangunan Ekonomi........................................... 6
2.3.2 Penyebab Perubahan................................................................................... 7
2.3.3 Indikator Keberhasilan Pembangunan........................................................ 8
2.4 Kecenderungan Konsep Perekonomian Indonesia............................................ 11
2.5 Pembangunan Regional dan Pembangunan Khusus.......................................... 14
2.5.1 Pembangunan Regional.............................................................................. 14
2.5.2 Pembangunan Khusus................................................................................ 19
BAB 3. KESIMPULAN............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 22
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari penulisan makalah:
1. Untuk mengetahui definisi dan maslah pembangunan
2. Untuk mengetahui asumsi pembangunan
3. Untuk mengetahui perubahan paradigma perekonomian indonesia.
4. Untuk mengetahui kecenderungan konsep perekonomian indonesia.
5. Untuk mengetahui pembangunan regional dan pembangunan khusus.
3
BAB 2. PEMBAHASAN
suatu negara. Semua negara yang ada di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang,
tentu ingin melaksanakan pembangunan ekonomi. Salah satu tujuan melaksanakan pembangunan
ekonomi adalah menaikkan pendapatan riil per kapita atau paling tidak mempertahankan tingkat
pendapatan yang telah dicapai. Bagi negara berkembang, pembangunan ekonomi dimaksudkan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar setaraf dengan tingkat hidup di negara
maju. Kenyataan menunjukkan bahwa sampai Perang Dunia II, negara-negara berkembang taraf
hidupnya masih ketinggalan jauh apabila dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini
disebabkan adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang. Ada tiga
permasalahan dasar/pokok yang dihadapi oleh Negara berkembang. Apakah Anda sudah paham
tentang ketiga permasalahan tersebut? Untuk memahami ketiga permasalahan pokok tersebut,
Anda dapat membaca uraian berikut ini. Tiga permasalahan dasar yang dihadapi negara
berkembang sebagai berikut:
1. berkembangnya ketidakmerataan pendapatan,
2. kemiskinan,
3. gap atau jurang perbedaan yang semakin lebar antara negara maju dan negara
berkembang.
Titik perhatian utama permasalahan dasar pembangunan ekonomi di negara berkembang
adalah distribusi pendapatan yang tidak merata. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara berkembang, menurut Irma Adelman Cynthia
Taft Morris (1993), sebagai berikut.
1. Menurunnya pendapatan per kapita.
2. Inflasi, yaitu pendapatan uang bertambah, tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan
pertambahan produksi barang-barang.
3. Ketidakmerataan pembangunan antardaerah.
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive)
sehingga persentase pendapatan dari modal lebih besar dibandingkan dengan persentase
pendapatan yang berasal dari kerja sehingga pengangguran bertambah.
5. Rendahnya mobilitas sosial.
6. Pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan
harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
5
7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) negara berkembang dalam perdagangan dengan
negara-negara maju sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara maju
terhadap barang-barang ekspor Negara berkembang.
8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat, seperti pertukangan, industri rumah tangga,
dan lain-lain.
Permasalahan dasar yang kedua adalah kemiskinan. Pada tahun 1990, perhatian masyarakat
terhadap masalah kemiskinan kembali dibicarakan. Perhatian tersebut berawal dari pernyataan
Bank Dunia (1990) di media massa yang memuji keberhasilan Indonesia dalam mengurangi
jumlah penduduk miskin. Menurut Andre Bayo Ala (1981), kemiskinan itu bersifat
multidimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, kemiskinan pun
memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, kemiskinan meliputi aspek primer yang
berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik, pengetahuan, keterampilan, dan aspek
sekunder yang berupa miskin jaringan sosial serta sumber-sumber keuangan dan informasi.
Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air,
perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik, dan tingkat pendidikan yang
rendah.
Permasalahan dasar yang ketiga adalah adanya jurang perbedaan yang semakin lebar
antara negara maju dan negara sedang berkembang. Sering dikatakan bahwa negara kaya akan
semakin kaya dan negara miskin akan semakin miskin karena semakin banyak jumlah anak-anak
yang menjadi tanggungan. Bagi negara berkembang, pembangunan ekonomi dimaksudkan untuk
meningkatkan taraf hidup agar dapat setara dengan tingkat hidup negara-negara maju. Jika tidak
melaksanakan pembangunan, jarak antara negara kaya dan negara miskin
semakin jauh. Oleh karena itu, tidak aneh kalau kemudian dikatakan yang kaya semakin kaya
dan yang miskin semakin miskin karena di Negara berkembang angka beban tanggungannya
semakin besar
adanya kebijakan tersebut diharapkan perekonomian Indonesia dapat menjadi lebih terarah
sesuai dengan rencana dan tepat sasaran untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
optimum sehingga terciptanya masyarakat yang happiness dengan indikator tingkat
kesejahteraan.
Indikator perubahan pembangunan terjadi akibat dari perubahan pola pikir dari para
ekonom dan sebagai tuntutan perubahan zaman dalam visi 2025. Perubahan paradigma
pembangunan beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berpedoman pada tingkat
GNP sebagai sasaran pembangunan tetapi lebih memusatkan perhatian pada kualitas
pembangunan, pada saat inilah mulai mengkaji ulang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak
sesuai dari rencana pembangunan. Pandangan dari ekonom mengenai berbagai aspek yang
berkaitan dengan masalah pembangunan negara berkembang dikenal dengan istilah ekonomi
pembangunan yang masuk dalam analisis makro ekonomi. Para ekonom menyadari
pembangunan ekonomi tidak terlepas dari kinerja pemerintah untuk selalu melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan menerapkan kebijakan secara
berkelanjutan sehingga tingkat kualitas pembangunannya akan selalu terjaga dengan baik.
Pembangunan ekonomi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan energi, pangan,
transportasi, air bersih, sanitasi, kesehatan, telekomunikasi, infrastruktur secara
berkelanjutan (sustainable development), dan sesuai asas berkeadilan (growth with distribution).
Pembangunan ekonomi Indonesia harus meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa agar
keluar sebagai pemenang dalam persaingan global. Selain itu, didalam proses pembangunan akan
dituntut semakin besar dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna (appropriate technology) di semua aspek pembangunan ekonomi. Untuk menunjang visi
2025 Pemerintah Indonesia juga meningkatkan peran pembangunan ekonomi dalam
mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki kemakmuran global yang berperan sebagai standar
ukuran pembangunan (basic need development).
akan membawa perubahan pada kerangka teori dan policy prescriptions tersebut. Dalam hal ini,
kita bisa membandingkan antara pemikiran ahli-ahli ekonomi yang menganut mazhab Keynesian
dengan pemikiran ahli-ahli ekonomi lain yang menganut mazhab Neo-liberal.
Kedua, revolusi dan inovasi teknologi. Aktivitas ekonomi kini mengalami perubahan
sangat fundamental akibat sukses besar revolusi teknologi informasi dan komunikasi. Revolusi
teknologi yang berlangsung spektakuler itu membawa implikasi luas dan pengaruh kuat pada
perkembangan teori dan paradigma pembangunan, contohnya lahirnya paradigma pembangunan
knowledge-based economy adalah produk revolusi teknologi tersebut.
Ketiga, perubahan lingkungan internasional sebagai dampak globalisasi ekonomi yang
berlangsung sangat intensif, yang tercermin pada kian terintegrasinya aktivitas ekonomi
antarbangsa. Gejala integrasi ekonomi ini lazim disebut borderless economy, yang ditandai oleh
adanya liberalisasi ekonomi dan intensifikasi perdagangan bebas antarnegara, meluasnya operasi
perusahaan multinasional, dan pesatnya perkembangan bisnis finansial internasional.
Ketiga faktor di atas jelas memengaruhi premis dasar dan preposisi teoretis dalam
perkembangan ilmu ekonomi terkini. Tentu saja, faktor-faktor tersebut menjadi daya dorong
yang kuat bagi para pemikir ekonomi untuk merumuskan ulang kerangka teoretis dan paradigma
pembangunan yang telah mapan selama ini. Kalau dirunut secara garis besar dan menurut
perkembangannya, ada tiga perubahan paradigma pembangunan ekonomi yang mendasar yang
terjadi di Indonesia dan negaranegara di dunia lainnya. Pada awalnya dimulai dari paradigma
pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan, kemudian pembangunan yang berorientasi
pada pemerataan, dan terakhir pembangunan yang berkelanjutan. Ketiga paradigma ini saling
berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung.
tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan
pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau
PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T.
Tikson (2005) terhadap kelima indicator tersebut :
1. Pendapatan per-kapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu
indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang
dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa
diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional,
selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada
asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh
adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa
ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional.
Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk
pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan
transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya
perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan
jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan
perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan
diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor
pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di
wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila
pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman
industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah
10
urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi
akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri,
sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang
berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi
digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan
investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam
sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal
pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki
produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun
pemerintah.
yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya
manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan
sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah
proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal
ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh
terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi
tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam
hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur
panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses
untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen,
(1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP,
dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity.
Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat
dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan
seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.
4. Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya alam yang dimiliki.
Dari ke-empat faktor tersebut, timbul lah berbagai macam sistem ekonomi, di antaranya:
a. Sistem Ekonomi Tradisional
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada di dunia ini, sistem ekonomi mempunyai fungsi
dalam perekonomian, di antaranya adalah :
Menyediakan perangsang untuk berproduksi.
Dari sedikit banyaknya penjelasan yang saya tau tentang Sistem Ekonomi, saya tidak bisa
menentukan Sistem Perekonomian mana yang lebih mudah untuk dilakukan. Tetapi saya melihat
dari sisi Negara di Indonesia. Sistem perekonomian manakah yang baik untuk Negara Indonesia
Menurut pendapat saya, Indonesia adalah negara yang terletak di Asia tenggara yang
merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Menurut bank Dunia, Indonesia
digolongkan sebagai negara yang sedang berkembang (Under-Developed Country). Negara
Indonesia menggunakan sistem ekonomi Pancasila, yaitu sistem ekonomi yang mengambil hal
yang baik dari sistem ekonomi kapitalis dan komunis dan membuang yang buruk dari keduanya.
Pertanyaannya, Negara Indonesia yang merupakan negara sedang berkembang apakah lebih
baik menjadi negara yang menganut sistem kapitalis (liberal), Komunis (sosialis) atau tetap
seperti sekarang yaitu sistem ekonomi campuran atau yang lebih dikenal dengan sistem ekonomi
Pancasila ?
Menurut saya, Indonesia lebih cocok menggunakan sistem ekonomi Pancasila (campuran).
jika kita lihat, Indonesia menggunakan sistem ekonomi kapitalisme murni. Masih banyak
masyarakat Indonesia saat ini yang dibawah garis kemiskinan. Apabila Indonesia menggunakan
13
sistem ekonomi Kapitalis, maka akan memiskinkan masyarakat. Ekonomi kapitalis murni tidak
bisa diterapkan di Indonesia, karena sistem tersebut hanya menguntungkan dua golongan, yakni
pemilik modal dan perbankan. Orang-orang yang memiliki modal akan semakin kaya, sementara
yang miskin akan semakin miskin dan akhirnya akan menyebabkan ketimpangan.
Kedua, kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki usaha yang masih tergolong kedalam
UKM ( Usaha Kecil Menengah) yang masih belum bisa bersaing secara sempurna dengan usaha-
usaha yang besar. Oleh sebab itu, maka diperlukan peran pemerintah (Komunis/Sosialis) untuk
membantu dalam mengatur atau memberikan keibjakan agar Infant Industry tersebut bisa
berkembang. Dalam kapitalisme murni, pemerintah tidak diperbolehkan melakukan hal ini, oleh
sebab itu kapitalisme murni tidak bisa diterapkan di Indonesia.
Ketiga, dalam Kapitalis murni, perusahaan atau suatu usaha didirikan dengan tujuan Profit
Motive. Di Indonesia hal itu tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya. Campur tangan pemerintah
sangat diperlukan pada hal-hal tertentu, seperti dalam penyediaan barang-barang publik seperti
jalan dan jembatan. Apabila semua perusahaan bergerak dengan motif keuntungan, maka barang-
barang publik tidak akan pernah tersedia, perusahaan tidak mau membuat barang publik karena
tidak menguntungkan bagi perusahaan. Oleh sebab itu maka peran pemerintah diperlukan.
Keempat, Indonesia adalah negara yang masih sedang berkembang, di karenakan kegagalan
pasar masih sering terjadi yang dapat disebabkan oleh kurang meratanya informasi dan
aksesibilitas terhadap sarana transportasi dan komunikasi. Apabila ekonomi diserahkan ke pasar
sepenuhnya, maka akan terjadi kegagalan pasar yang akan membuat perekonomian menjadi
buruk. Masalah ekonomi seperti Inflasi dan pengangguran yang tinggi bisa muncul dan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan akhirnya akan terjadi kemiskinan. Peran
pemerintah diperlukan dalam mengatur pasar, seperti membuat Lembaga pengaturan pasar
seperti BULOG.
Selanjutnya, yang kita lihat apabila Indonesia menganut sistem ekonomi Komunis/Sosialis.
Indonesia tidak bisa menerapkan sistem ekonomi kapitalis murni. Namun pada kenyataannya
Indonesia juga tidak bisa menerapkan sistem ekonomi komunis murni. peran pemerintah yang
menjadi ciri sistem ekonomi Komunis sangat diperlukan dalam membangun perekonomian
Negara Indonesia, maka Indonesia tidak cocok menggunakan sistem ekonomi kapitalis murni
maupun komunis murni. Indonesia lebih cocok dengan sistem ekonomi yang sudah di anut oleh
14
Indonesia saat ini yaitu sistem ekonomi Pancasila (campuran) yang merupakan sistem ekonomi
yang sangat baik. Hanya saja masalahnya bagaimana cara penerapan dalam kenyataan.
Landasan ekonomi Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 yang isinya:
yang meyakinkan agar asas adil dan merata benar-benar dapat dilaksanakan. Ditinjau dari aspek
kependudukan, sifat demografi Indonesia menunjukan pemerataan yang tidak seimbang.
Perbedaan demografi secara regional baik yang berkenaan dengan unsur fisis maupun unsur non
fisis, memberikan dasar yang berbeda dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di
kawasan masing-masing.
Landasan-landasan geografi yang perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi regional
setempat, yaitu lokasi, kondisi demografi, prasarana dan sarana, potensi sumber daya, sosial
budaya setempat, kesuburan tanah, hidrologi dan topografi region masing-masing.
Memperhatikan lokasinya, apakah perbatasan dengan negara tetangga, di daerah pegunungan, di
daerah dataran rendah, daerah pedalaman, di pantai, daerah aliran sungai dan lain-lainnya. lokasi
region tersebut, memberikan landasan bagi pembangunan setempat apakah akan daerah
pelabuhan, kawasan industri, kawasan pertanian, daerah pariwisata, kota dan perkampungan
pelajar dan mahasiswa, kawasan perdagangan dan lain-lain. Dari faktor lokasi saja sudah cukup
banyak alternatif yang dapat diketengahkan.
Landasan kependudukan yang wajib diperhatikan bagi pembangunan juga berkenaan
dengan kualitas kehidupannya, tingkat pendidikan, kombinasi berdasarkan umur, penyebarannya
dalam ruang, keadaan sosial budaya, dan lain-lain. Bagi kepentingan pembangunan, jika region
tersebut penduduknya sangat rengang, berarti perlu mendatangkan penduduk dari wilayah lain,
jika kesuburan tanah, dan keadaan hidrologi memadai, bahkan region tersebut dapat dibangun
sebagai daerah trasmigrasi. Selain menambah sumber daya manusia bagi ketenagakerjaan juga
dapat dibina integrasi nasional.
Tingkat pendidikan penduduk dan kebutuhan akan pendidikan, memberi landasan tentang
perencanaan, pengembangan dan pembangunan pendidikan region yang bersangkutan. aspirasi,
jumlah, penyebaran dan tingkat penduduk, menggambarkan lapangan pekerjaan yang bagaimana
cocok pada region tersebut agar nantinya ada relevannya.
Aspek potensi sumber daya yang ada di suatu region, terkait dengan kebutuhan
pembangunan yang wajib diadakan, memperhatikan jenis sumber daya yang ada di kawasan tadi
nantinya mampu menompang pembangunan.
Prasarana dan sarana yang ada di suatu kawasan, berupa jalan, jembatan, jaringan
telekomunikasi, kendaraan, pelabuhan, terminal dan lain sebagainya, memberikan landasan
16
terhadap kelancaran dan pelaksanaan pembangunan setempat. Jika prasarana ini belum memadai
perencanaan dan penbangunan wajib diarahkan pada pembangunan di sektor ini.
Keadaan iklim, cuaca, khususnya berkenaan dengan curah hujan sebagai sumber daya air
yang mempengaruhi hidrologi serta tinggi rendah temperatur, berpengaruh langsung terhadap
sektor pertaniaan dalam arti luas (cocok tanam, perkebunan, peternakan, perikanan).
Keadaan morfologi dan topografi wilayah Indonesia dari satu region ke region lainnya
yang tidak seragam. Hal ini member landasan perencanaan pengembangan dan pembangunan
sektor pertaniaan, prasarana dan sarana (jalan, medan, jembatan telekomunikasi) dan biasanya
morfologi dan topografi berpengaruh terhadap sektor pariwisata, karena morfologi dan topografi
juga secara alamiah menganugrahkan keindahan alam yang dapat dimanfaatkan.
Hidrologi setempat seperti sungai, danau rawa dan laut, keadaan hidrologi secara langsung
berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan kepariwisataan, dalam perkembangan
kependudukan, ekonomi, pemukiman dan perkotaan dewasa ini di Indonesia keadaan hidrologi
cukup menjadi masalah yang wajib ditangani secara terencana. (Sumaatmaja, 1988).
secara mendalam demi keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Untuk itu perlu melakukan
pengumpulan data region yang akan dikembangkan dan dibangun di region yang bersangkutan.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulannya. Kesimpulan tersebut
menjadi dasar perencanaan bagi pembuat keputusan untuk mengembangkan “ kebijaksanaan
pembangunan regional”.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan regional antara lain:
1. Faktor hidrografi, sebagai peninjang secara langsung dalam kehidupan, menjamin
pertanian, pembangkit tenaga, dan prasarana serta sarana komunikkasi transportasi.
2. Faktor topografi, dalam hal ini tinggi rendahnya permukaan bumi setempat yang
memberi landasan terhadap pembangunan yang akan dikembangkan di region yang
bersangkutan.
3. Faktor klimatologi, merupakan factor domiana yang berpengaruh terhadap gerak langkah
manusia termasuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan regional dan nasional.
4. Faktor flora dan fauna merupakan sumber daya hayati, contonya tumbuh-timbuhan,
hutan, hewan di darat maupundi peraiaran yang menunjang pengembangan dan
pembangunan region tersebut.
5. Faktor kemungkinan pengembangan, merupakan faktor yang wajib diperhitungkan bagi
masa depan mengingatpertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala
kebutuhannya yang tidak kunjung akan berhenti. Factor ini menunjang stabilitas
kehidupan dengan pengembangan dan pembangunannya pada masa yang akan datang.
Modal dan faktor diatas, dianalisis dan dirumuskan menjadi aspek-aspek geografi yang
dapat diteliti bagi kepentingan perancangan, perencanaan dan pembangunan regional serta
nasional. Selanjutnya, tiap aspek tadi diukur tingkat kualitasnya untuk menentukan
kebijakasanaan regioanal dalam rangka membuat keputusan tentang model pembangunan yang
akan dikembangkan. Untuk kepentingan pengukuran tadi, kita wajib menentukan parameter yang
menjadi pedoman penentuan kualitas aspek yang menunjang atau menjadi masalah/penghambat
pembangunan.
Kembali kepada identifikasi, pengumpulan data dan analisis aspek-aspek geografi region
yang akan dikembangkan, aspek-aspek geografi yang akan diidentifikasi dan dianalisis meliputi:
Keadaan lahan dengan kondisi morfooginya
Kemungkinan pengmbangan transportasi-komunikasi
18
karena itu ada perencanaannya, yang wajib disertai analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan
analisis manfaat dan resiko terhadap lingkungan (AMRIL).
Kegiatan yang dilakukan manusia sangat bermacam-macam , misalnya dalam usulan dalam
kegiatan pembangunan. Umpamanya usualan tersebut adalah pembuatan jalan raya yang
memeotong sebuah pinggiran kota. Bila tegak lurus dengan jalan raya itu terdapat puluhan
aliaran sungai-sungai (besar maupun kecil), maka suatu sitem drainase yang kurang baik yang
dapat menimbulkan dampak banjir, maka dampaknya akan dirasakan oleh penduduk setempat.
Hal ini berarti bahwa dalam memanfaatkan lingkungan alam dalam bentuk pembangunan, wajib
memperhatikan kelestarian dan kualitas lingkungan agar manfaat serta kegunaanya tetap
langgeng.(Soeriatmaja,2000:60)
Penduduk dan kebutuhannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif akan terus
meningkat. Hal ini yang mendorong pertumbuhan produksi barang-barang konsumsi dengan
perdagangannya. Sehingga volume perdagangannya juga terus meningkat.
merupakan apresiasi atas perjalanan seluruh elemen wilayah ini terhadap keberlangsungan
republik, keberlanjutan demokrasi, keberlangsungan keragaman, eksistensi atas kearifan lokal.
Adapun tujuan dan hasil akhir dari pelaksanaan kebijakan desentralisaai asimetris pada dasarnya
sama, yaitu terselenggaranya pemerintah daerah yang efektif dan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dalam kerangka NKRI. Untuk itu, koordonasi dan sinergitas aparatur harus terus
ditingkatkan untuk mencapai output yang diharapkan.
21
BAB 3. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Endang. Konsep Dasar dalam Pembangunan Ekonomi dan Permasalahan Dasar
Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang. PKOP4207/Modul 1 : 1.4 – 1.29
https://jogjaprov.go.id/berita/detail/7544-daerah-khusus-istimewa-harus-jadi-pedoman-arah-
pembangunan. (Diakses pada 27 Februari 2019).
https://www.kompasiana.com/noviaeris/5815a34af97a61031e7c38f0/konsep-sistem-ekonomi-
yang-sesuai-dengan-indonesia/page=2# (diakses Pada 26 Oktober 2019)
https://www.kompasiana.com/risandaabe/54f673efa33311f3158b4b90/paradigma-dan-indikator-
pembangunan-ekonomi-indonesia# (Diakses pada 26 Oktober 2019)