Anda di halaman 1dari 19

PEREKONOMIAN INDONESIA (C3)

“PENGERTIAN DAN KONSEP PEREKONOMIAN INDONESIA”

Dosen pengampu : Ni Luh Karmini, SE., M.Si

Oleh :

Kelompok 1

Kadek Ayu Santhi Novita Sari (2007511120)

Ni Putu Putri Yastini (2007511169)

Ni Kadek Sepiawati (2007511209)

Dewa Ayu Eka Hari Sita (2007511251)

PROGRAM STUDI EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami penulis dari kelompok 1 dapat

menyelesaikan paper yang berjudul “Pengertian dan Konsep Perekonomian Indonesia”.

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Ni Luh

Karmini, SE., M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Perekonomian Indonesia,

Program Studi Sarjana Ekonomi Pembangunan, Universitas Udayana.

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ni Luh Karmini, SE., M.Si

yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan

yang sesuai dengan bidang studi yang kami tempuh. Kami juga mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan paper ini baik itu seluruh anggota

kelompok yang sudah bekerja sama, begitu pula kepada pihak-pihak yang dapat membagi

sebagian informasi dan pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini. Kami

menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran akan kami nantikan demi kesempurnaan paper ini.

Denpasar, 1 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3


2.1 Pengertian Perekonomian Indonesia ........................................................................... 3
2.2 Periodisasi Perekonomian Indonesia .......................................................................... 4
2.2.1 Perekonomian Indonesia pada masa sebelum Kemerdekaan. .................... 4
2.2.2 Perekonomian Indonesia pada masa orde lama ............................................ 6
2.2.3 Perekonomian Indonesia pada masa orde baru............................................. 6
2.2.4 Perekonomian Indonesia pada masa transisi dan reformasi ....................... 8
2.3 Indikator Geografis, Sosial, dan Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia ....... 10
2.3.1. Indikator geografis ......................................................................................... 10
2.3.2. Indikator sosial ................................................................................................ 10
2.2.3. Indikator ekonomi .......................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15


3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator keberhasilan pemerintahan dalam

menjalankan dan mengelola suatu negara. Walaupun ada berbagai faktor baik itu faktor dalam

negeri maupun faktor global yang dapat menjadi faktor penentu. Menurut Prof Simon Kuznets

(Kuznets, 1967) pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan suatu negara untuk menyediakan

barang-barang ekonomi dalam berbagai jenis secara jangka panjang. Perkembangan ini akan

tumbuh seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi dan adanya penyesuaian

kelembagaan serta ideologi. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan semestinya tidak

selalu berjalan maju dengan teratur sebab terkadang perekonomian mengalami masa naik dan

turun. Pada waktu tertentu adakalanya perekonomian mengalami perlambatan dalam

perkembangannya. Tentu dalam hal ini akan menjadi masalah merosotnya kemajuan ekonomi,

yang pada akhirnya terjadi ketidakstabilan ekonomi.

Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia adalah catatan penting untuk dapat

melihat perkembangan perekonomian Indonesia dalam perkembangannya dari masa ke masa

dimana perkembangan perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika seiring dengan

berjalannya waktu, dan hal ini sangat relevan untuk dapat dibahas dan dipaparkan untuk dapat

mengetahui bukti dan realita perkembangan perekonomian Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dari studi kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan perekonomian Indonesia

2. Bagaimana periodisasi perekonomian Indonesia


1
3. Bagaimana indicator geografis, sosial, dan ekonomi dalam perekonomian indonesia

1.3 Tujuan

Berhubungan dengan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka dapat diuraikan

tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan paper ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk pengetahui pengertian dan konsep dari perekonomian Indonesia

2. Untuk mengetahui periodisasi perekonomian Indonesia

3. Untuk mengetahui indikator geografis, sosial, dan ekonomi dalam perekonomian Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia berkaitan dengan keseluruhan proses politik, budaya dan

ekonomi yang diperlukan untuk mempengaruhi transformasi struktural dan kelembagaan yang

cepat dari seluruh masyarakat demi menghasilkan rentetan kemajuan ekonomi yang benar-

benar bermanfaat, dan melalui proses yang efisien bagi sebagian besar penduduk. Bertolak dari

kenyataan tersebut, maka tidak seperti ilmu ekonomi pada umumnya, perekonomian Indonesia

dan ekonomi pembangunan pada umumnya menganggap penting mekanisme yang membuat

keluarga, daerah, dan seluruh bangsa terperangkap dalam kemiskinan, dan juga strategi yang

paling efektif untuk dapat melepaskan diri dari perangkap tersebut.

Dewasa ini (ilmu) perekonomian Indonesia merupakan satu disiplin ilmu yang terpisah

yang penuh dengan terobosan, penuh dengan berbagai penemuan data dan teori yang baru.

Teori-teori dan statistic ini kadang-kadang mendukung, tetapi kadang-kadang menentang cara

pandang tradisional mengenai dunia. Namun tujuan akhir dari mata kuliah perekonomian

Indonesia tetap, yakni untuk memungkinkan kita lebih memahami perekonomian kita guna

memudahkan upaya perbaikan standar hidup bagi lebih dari dua ratus juta penduduk Indonesia

ini.

Secara singkat perekonomian Indonesia adalah ekonomi pembangunan khusus untuk

wilayah Indonesia yang mempunyai cakupan lebih luas dari ilmu ekonomi tradisional dan

politik. Di samping cakupan ilmu dalam perekonomian Indonesia juga harus diperhatikan

cakupan wilayah dan cakupan waktu.

3
2.2 Periodisasi Perekonomian Indonesia

Periodisasi dalam perekonomian Indonesia dibagi menjadi empat periode, yakni :

2.2.1 Perekonomian Indonesia pada masa sebelum Kemerdekaan.

Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa

periode. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis, Belanda,Inggris,

dan Jepang. Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di Indonesia karena diusir oleh

Belanda.

Masa Pendudukan Belanda

Belanda yang berkuasa sekitar 350 tahun, pada masa penjajahan indonesia menerapkan

sistem perekonomian monopolis. Dimana setiap kegiatan perekonomian dijalankan sesuai

penguasa perdagangan Indonesia saat itu. VOC adalah lembaga yang menguasai perdagangan

Indonesia saat itu. Pada masa VOC berkuasa mereka menerapkan peraturan dan strategi agar

mereka tetap menguasai perekonomian Indonesia. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC

seperti verplichte leverantie (kewajiban menyerahkan hasil bumi pada VOC ) dan contingenten

(pajak hasil bumi) dirancang untuk mendukung monopoli itu. Disamping itu, VOC juga

menjaga agar harga rempah-rempah tetap tinggi, antara lain dengan diadakannya pembatasan

jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam penduduk, pelayaran Hongi dan hak

extirpatie (pemusnahan tanaman yang jumlahnya melebihi peraturan). Semua aturan itu pada

umumnya hanya diterapkan di Maluku yang memang sudah diisolasi oleh VOC dari pola

pelayaran Niaga samudera Hindia.

Masa Pendudukan Inggris

Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua abad diterapkan

oleh Belanda, dengan menerapkan Landrent (pajak tanah). Sistem Ini sudah berhasil di India,

4
dan Thomas Stamford Raffles mengira sistem ini akan berhasil juga di Hindia Belanda. Selain

itu, dengan landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang

produk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang menjadikan

tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah

pemasaran produk dari negara penjajah. Akan tetapi, perubahan yang cukup mendasar dalam

perekonomian ini sulit dilakukan, dan bahkan mengalami kegagalan di akhir kekuasaan Inggris

penyebab dari hal tersebut ialah :

a. Masyarakat Hindia Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal uang,

apalagi untuk menghitung luas tanah yang kena pajak.

b. Pegawai pengukur tanah dari Inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit.

c. Kebijakan ini kurang didukung raja-raja dan para bangsawan, karena Inggris tak mau

mengakui suksesi jabatan secara turun-temurun

Masa Pendudukan Jepang

Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya

ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya,

terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat

merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk

memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur

menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang

sebelumnya didapat dengan jalan impor. Seperti inilah sistem sosialis bala tentara dari Nippon.

Segala hal diatur oleh pusat untuk mencapai kesejahteraan bersama yang diharapkan akan

tercapai seusai memenangkan perang pasifik.

5
2.2.2 Perekonomian Indonesia pada masa orde lama

Secara umum, kondisi perekonomian indonesia pada masa orde lama bisa digambarkan

dalam kondisi awal pembangunan pasca kemerdekaan dan juga mengalami masa-masa sulit

karena dibarengi dengan peristiwa-peristiwa kudeta dan pemberontakan dari dalam negeri. Hal

inilah yang menjadi sebab terbesar mengapa kondisi ekonomi pada masa pemerintahan

Soekarno bisa dibilang stagnan (jalan di tempat) atau bahkan mengalami degradasi ekonomi

nasional dengan melihat gejala-gejala di tengah masyarakat yang pada waktu itu mengalami

krisis sosial dan krisis pangan. Perekonomian indonesia pada masa orde lama mengalami masa-

masa yang sulit, terutama setelah terjadinya peristiwa pemberontakan G30S PKI pada tahun

1965, kondisi ekonomi indonesia sangat memprihatinkan dari berbagai hal, seperti terjadi

inflasi yang sangat tinggi dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak

terkendali, terjadi blokade ekonomi oleh Belanda, kebutuhan harga pangan meroket tajam,

sehingga pada waktu itu surat kabar nasional seperti "Soeara Merdeka" menggambarkan dalam

sebuah headline yang memberitakan bahwa masyarakat ibu kota di wilayah jakarta sampai

harus memakan ''Bulgur" yaitu campuran nasi aking dengan ikan teri. Hal ini menjadi bukti

nyata betapa sulitnya kondisi perekonomian indonesia pada masa orde lama, sampai-sampai

pemerintahan Soekarno harus mengeluarkan kebijakan sanering (kebijakan pemotongan nilai

uang sehingga daya beli masyarakat menurun) dan redenominasi (kebijakan menyederhanakan

pecahan mata uang dengan mengurangi digit nol tanpa mengurangi nilai mata uang itu sendiri)

sebagai langkah untuk memperbaiki iklim perekonomian di tanah air pada waktu itu.

2.2.3 Perekonomian Indonesia pada masa orde baru

Perekonomian indonesia pada masa orde baru, terjadi peningkatan yang cukup

signifikan. Setelah tampuk kepemimpinan Soekarno secara legitimasi diserahkan kepada

Soeharto, secara otomatis pemerintahan orde baru menghadapi perekonomian dalam kategori

6
minus pada masa awal berjalannya. Seorang peraih hadiah nobel yang bernama Joseph Stick

Rich pernah mengatakan di dalam salah satu jurnalnya bahwa pemerintahan Soeharto

menghadapi skala perekonomian domestik dalam kondisi pertumbuhan minus pasca orde lama

lengser pada tahun 1966. Dalam rentang waktu kurang dari 5 tahun, perekonomian indonesia

pada masa orde baru mengalami tren yang positif dengan pertumbuhan plus sebesar 5 sampai

6%. Hal ini termasuk pencapaian yang luar biasa yang dicatat oleh orde baru pada masa

pemerintahannya setelah menerima pertumbuhan minus di awal peralihan pemerintahan dari

orde lama pada tahun 1966. Pembangunan juga banyak sekali terlihat pada masa orde baru,

seperti dengan digagasnya konsep REPELITA, kemudian perhatian lebih yang diberikan

kepada sektor agraris, sehingga pada masa orde baru pernah sempat mengalami

SWASEMBADA PANGAN secara nasional pada periode tahun 1980-an. Di Bawah

pemerintahan Soeharto tercatat perekonomian indonesia ditopang dengan baik oleh iklim

investasi yang maksimal, karena pada orde baru stabilitas nasional sangat dijadikan prioritas

utama guna mengundang investor-investor asing agar berminat menanamkan saham mereka di

dalam negeri, dengan tujuan roda perekonomian masyarakat juga ikut berjalan secara baik.

Berbagai kalangan berpendapat bahwa praktik penjagaan stabilitas nasional pada saat itu

dianggap sebagai wujud "Otoriter" dari pemerintahan orde baru, sehingga cenderung

mengkooptasi pemikiran rakyat secara umum agar tunduk dan patuh secara penuh pada

kebijakan penguasa. Namun kita juga harus menilai secara objektif, bahwa orde baru pernah

memberikan sumbangsi yang positif bagi perekonomian tanah air dengan segala

kekurangannya. Adapun 5 kebijakan ekonomi pada masa orde baru, meliputi :

1. Peningkatan APBN (anggaran pendapatan belanja Negara) melalui penerimaan pajak,

bea cukai dan bea masuk.

2. Meningkatkan jumlah ekspor dengan memberikan bonus kepada ekspotor tanpa

campur tangan pemerintah

7
3. Merancang kembali jadwal pembayaran utang luar negeri, termasuk penundaan

pembayaran, lalu mencari kredit utang baru untuk keperluan pembangunan nasional.

4. Menjalin hubungan baik dengan negara tetangga, termasuk menghentikan konfrontasi

dengan Malaysia. Selain itu, Indonesia juga menjadi anggota PBB (perserikatan bangsa

bangsa) kembali.

5. Ikut menjadi anggota badan keuangan internasional seperti World Bank (IBRD) dan

IMF (international monetary fund).

Selain 5 kebijakan ekonomi di atas, pemerintah orde baru juga mengeluarkan peraturan-

peraturan, antara lain :

1. Kebijakan pada tanggal 3 Oktober 1966 ; Isinya berkaitan dengan penanaman modal

asing, anggaran belanja berimbang, dan penundaan pembayaran utang luar negeri.

2. Peraturan pada tanggal 10 Februari 1976 : Menetapkan harga dan tarif.

3. Mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 : Peraturan bagi pengusaha untuk

menyerahkan sebagian hasil usahanya untuk sektor pajak.

4. Menerapkan dan mengesahkan RUU APBN

2.2.4 Perekonomian Indonesia pada masa transisi dan reformasi

Pemerintahan, tanggal 23 Mei 1998 Presiden Habibie membentuk kabinet baru, yang

merupakan awal dari pemerintahan transisi. Pada awalnya Pemerintahan Habibie disebut

pemerintahan reformasi. Akan tetapi, setahun berlalu di masyarakat mulai melihat bahwa

sebenarnya pemerintahan baru ini tidak berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, mereka

juga orang-orang rezim orde baru dan tidak ada perubahan nyata. Bahkan korupsi, kolusi, dan

nepotisme (KKN) semakin menjadi-jadi, kerusuhan muncul dimana-mana dan masalah

Soeharto tidak terselesaikan. Akhirnya banyak kalangan masyarakat menyebutnya sebagai

pemerintahan transisi. Pertengahan tahun 1999 dilaksanakan pemilihan umum yang

8
dimenangkan oleh partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). pada tanggal 20 Oktober

1999 dilaksanakan pemilihan presiden yang dimenangkan oleh K.H.Abdurrahman Wahid atau

dikenal dengan nama Gus Dur dan wakilnya Megawati Soekarno Putri. Tanggal 20 Oktober

1999 merupakan akhir dari pemerintahan transisi di awal dan awal dari pemerintahan

reformasi. Selama pemerintahan reformasi, tidak ada satupun masalah yang terselesaikan

dengan baik. Misalnya saja kasus pemberontakan Aceh, konflik Maluku, dan pertikaian etnis

di Kalimantan Tengah. Ketidakstabilan politik ini tidak makin surut, sampai akhirnya Gus Dur

digantikan oleh wakilnya Megawati Soekarno Putri yang menjabat sebagai presiden selama 3

tahun, kemudian dalam satu pemilihan presiden secara langsung pada tahun 2004 digantikan

oleh Susilo BambangYudoyono (SBY) dengan wakil presiden Jusuf Kala

Perekonomian Periode yang dicakup oleh masa ini adalah setelah jatuhnya

Pemerintahan Soeharto (1997) sampai sekarang, 1998-sekarang, satu periode yang mencakup

kekuasaan Presiden Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, dan Presiden SBY.

Pemerintahan Soeharto mewarisi kehancuran perekonomian dari pemerintahan soekarno dan

begitu pula untuk pemerintahan selanjutnya yang tidak kalah hancurnya. Orde setelah jatuhnya

Presiden Soeharto dikenal dengan Orde Reformasi (ekonomi dan politik). Pembenahan

ekonomi diusulkan oleh IMF (International Monetary Funds) dan disarankan agar dibentuknya

BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Hal ini dikarenakan banyaknya bank yang

pada saat itu memiliki rasio kecukupan modal (CAR= capital adequacy ratio) lebih kecil dari

minus delapan persen dan bank tersebut dilikuidasi. Bank yang memiliki rasio kecukupan

modal lebih besar dari minus lima sampai nol persen akan dibina dan untuk seluruh bank harus

mempunyai rasio kecukupan modal minimal delapan persen. Merosotnya Nilai rupiah dan

hancurnya perbankan nasional merupakan kehancuran di sektor moneter saja, dan oleh

karenanya dikatakan sebagai krisis moneter. Dari masalah ini menyebabkan banyak

perusahaan yang gulung tikar dan menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan menyebabkan

9
tingkat pengangguran meningkat. Salah satu hal yang dilakukan adalah dilancarkan makan

gratis di warung Tagal oleh Menteri Sosial dan juga ada beberapa pegawai negeri yang

memiliki dolar bersedia menyumbangkan dolarnya kepada pemerintah. Sementara itu

perhatian ke pengusaha kecil dan menengah menurun dan dari hal ini menyebabkan adanya

wacana bahwa Indonesia dilanda krisis moral. Moral bangsa, moral pejabat harus diperbaiki,

yang kemudian mengakibatkan IGGI menjadi CGI (Consultative Group on Indonesia), tidak

lagi memberikan peran besar kepada World Bank dan IMF. Muncul berbagai diskusi dan

seminar mengenai perekonomian pada masa Reformasi. Masalah yang sering dibicarakan

adalah masalah pemasaran dan terutama masalah modal. Timbul skema kredit tanpa agunan

untuk perusahaan kecil dan mikro, dan sebagainya yang bersifat memberikan prioritas untuk

pengusaha kecil dan menengah.

2.3 Indikator Geografis, Sosial, dan Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia

2.3.1. Indikator geografis

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2007, Indikator Geografis

didefinisikan sebagai suatu tanda dari produk yang dikarenakan pengaruh lingkungan

geografisnya, baik itu faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari keduanya, memberikan

ciri dan kualitas khusus pada produk tersebut. Sederhananya, IG adalah nama geografis dari

produk yang hanya bisa diproduksi pada suatu daerah geografis tertentu.

2.3.2. Indikator sosial

Yang digunakan sebagai indikator sosial dalam perekonomian Indonesia adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) atau HDI (Human Development Index) dan Indeks Mutu Hidup

(IMH) atau PQLI (Physical Quality Life Index).

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI)

10
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) merupakan

indikator komposit untuk mengukur capaian pembangunan kualitas hidup manusia.

Pada tahun 1990, United Nations Development Programme (UNDP) membangun

indeks ini untuk menekankan pentingnya manusia beserta sumber daya yang dimiliknya

dalam pembangunan. Indeks ini terbentuk dari rata-rata ukur capaian tiga dimensi

utama pembangunan manusia, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan

standar hidup layak. Dimensi umur panjang dan hidup sehat diukur dengan umur

harapan hidup saat lahir. Dimensi pengetahuan diukur dengan rata-rata lama sekolah

penduduk berusia 25 tahun ke atas dan harapan lama sekolah penduduk yang berumur

7 tahun. Sementara itu, dimensi standar hidup layak diukur dengan pengeluaran riil per

kapita yang disesuaikan. Ukuran tersebut mengacu pada tingkat kesejahteraan hidup

yang digunakan untuk mengkategorikan negara miskin (less developed country), negara

berkembang (developing country), dan negara maju (developed country). Selain itu,

IPM juga digunakan untuk mengukur dampak kebijakan ekonomi pada kualitas hidup

dalam suatu negara.

b. Indeks Mutu Hidup (IMH) / Physical Quality Life Index (PQLI)

Indeks Mutu Hidup (IMH) / Physical Quality Life Index (PQLI) merupakan salah satu

indikator komposit yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.

Yang dimaksud dengan indikator komposit adalah suatu indikator tunggal yang

merupakan gabungan dari beberapa indikator kesejahteraan rakyat sektoral. Oleh

karena itu indikator ini sangat bermanfaat dalam mengukur hasil kebijakan umum yang

bersifat lintas sektoral. Indeks mutu hidup ini merupakan gabungan dari tiga indikator

tunggal yaitu Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR), Angka Harapan

Hidup satu tahun (Life Expectancy/LE) dan Angka Melek Huruf (Literacy Rate/Lit).

11
IMH secara keseluruhan menurut Moris dan MC Alpin (1982) dapat mencakup

keseluruhan hasil pembangunan sosial ekonomi. Angka kematian Bayi dan angka

harapan hidup satu tahun secara bersama-sama dapat merupakan indikator bagi aspek

kemajuan sosial antara lain dampak dari keadaan gizi, kesehatan, pendapatan dan

lingkungan masyarakat. Dan secara terpisah kedua indikator tersebut merefleksikan

aspek –aspek interaksi sosial yang cukup berbeda. Angka kematian bayi secara peka

menggambarkan taraf ketersediaan air bersih, kondisi dalam rumah dan kesejahteraan

ibu. Sementara angka harapan hidup satu tahu merefleksikan taraf gizi dan keadaan

lingkungan luas di luar rumah. Sedangkan angka Melek Huruf merupakan indikator

yang menggambarkan taraf ketrampilan dan kualitas masyarakat.

2.2.3. Indikator ekonomi

Indikator ekonomi dalam perekonomian Indonesia meliputi Produk Domestik Bruto

(PDB), Inflasi, Suku bunga, Nilai tukar, Tingkat pengangguran.

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB dianggap sebagai indikator utama kinerja ekonomi makro. PDB nominal

menunjukkan ukuran ekonomi dari sebuah negara. Sementara itu, perubahan dalam

PDB riil merepresentasikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Satu-satunya

negara yang tidak menggunakan PDB sebagai ukuran ekonomi adalah Kerajaan

Bhutan. Negara ini menggunakan indeks Kebahagiaan Nasional Bruto (Gross National

Happiness index) sebagai alternatif.

Sebagai catatan, PDB bukan ukuran ekonomi yang sempurna. Misalnya, statistik ini

tidak mencakup transaksi non-pasar seperti transaksi ekonomi bawah tanah

(underground economy) dan transaksi barter. Selain itu, PDB juga tidak memberitahu

kita apakah ada peningkatan kualitas produk dalam perekonomian ataukah tidak.

12
Selanjutnya, rilis data PDB juga relatif lama yakni tiga bulan sekali. Oleh karena itu,

untuk membuat keputusan tepat waktu; investor, misalnya, lebih senang menggunakan

indikator ekonomi alternatif yang dirilis lebih cepat.

2. Inflasi

Inflasi merupakan indikator utama bagi analis keuangan, karena pengaruhnya yang

signifikan terhadap kinerja perusahaan dan aset. Inflasi mengikis nilai nominal suatu

aset, yang mana mengarah ke tingkat diskonto yang lebih tinggi. Berdasarkan prinsip

dasar nilai waktu dari uang (time value of money), itu berarti bahwa arus kas masa depan

dari aset tersebut bernilai lebih rendah.

Inflasi juga menjadi jangkar dalam pengambilan keputusan moneter. Bank Indonesia

misalnya, mendasarkan kebijakan moneternya untuk mencapai sasaran inflasi tertentu.

Kerangka ini dikenal dengan Inflation Targeting Framework. Untuk mengukur inflasi,

salah satu indikator yang paling banyak digunakan adalah Indeks Harga Konsumen

(IHK). IHK adalah perubahan harga sekeranjang barang yang dibeli konsumen, relatif

terhadap tahun dasar. Biasanya, otoritas moneter fokus pada inflasi inti daripada inflasi

secara keseluruhan. Inflasi inti tidak mencakup barang-barang dengan volatilitas harga

yang tinggi, misalnya energi dan produk terkait makanan. Sehingga, menghapus dua

item tersebut memberikan ukuran IHK yang lebih stabil.

3. Suku bunga kebijakan

Suku bunga adalah salah satu aspek kebijakan terpenting dari bank sentral untuk

melaksanakan kebijakan moneter dan memberikan kontrol yang signifikan terhadap

perekonomian suatu negara. Suku bunga diawasi ketat oleh investor karena

implikasinya yang besar terhadap pasar keuangan dan ekonomi. Perubahan suku bunga

kebijakan dapat menunjukkan arah ekonomi. Indikator ini juga mempengaruhi biaya

13
pinjaman dan pengembalian atas tabungan, dan merupakan komponen penting dari

pengembalian banyak investasi.

4. Nilai tukar

Nilai tukar adalah harga satu mata uang terhadap mata uang lain. Untuk negara dengan

perekonomian terbuka, nilai tukar adalah variabel ekonomi penting. Pergerakan dalam

nilai tukar mempengaruhi keputusan individu, bisnis, dan pemerintah. Nilai tukar

penting bagi perekonomian Indonesia karena mempengaruhi perdagangan dan aliran

keuangan antara Indonesia dan negara-negara lain. Nilai tukar juga mempengaruhi

bagaimana Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter.

5. Tingkat pengangguran

Tingkat pengangguran didefinisikan sebagai jumlah orang yang menganggur, yang

dinyatakan sebagai persentase dari total angkatan kerja. Data pengangguran sering

digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan kesehatan suatu perekonomian.

Biasanya tingkat pengangguran secara bertahap menurun selama ekspansi ekonomi.

Tetapi, angka tersebut meningkat secara drastis jika ekonomi memasuki resesi. Data

pengangguran juga bertindak sebagai salah satu faktor untuk mengukur sentimen

investor atau tingkat kepercayaan konsumen dalam suatu ekonomi. Sentimen investor

umumnya berkorelasi dengan jumlah pekerjaan yang ditambahkan selama periode

tertentu.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perekonomian Indonesia adalah ekonomi pembangunan khusus untuk wilayah

Indonesia yang mempunyai cakupan lebih luas dari ilmu ekonomi tradisional dan politik. Di

samping cakupan ilmu dalam perekonomian Indonesia juga harus diperhatikan cakupan

wilayah dan cakupan waktu. Adapun periodisasi Perekonomian Indonesia seperti yang telah

dijelaskan yaitu dibagi menjadi empat Perekonomian Indonesia pada masa sebelum

Kemerdekaan, Perekonomian Indonesia pada masa orde lama, Perekonomian Indonesia pada

masa orde baru, dan Perekonomian Indonesia pada masa transisi dan reformasi. Indikator

Geografis, Sosial dan Ekonomi dalam perekonomian Indonesia. Indikator geografis adalah

nama geografis dari produk yang hanya bisa diproduksi pada suatu daerah geografis tertentu.

Indikator sosial dalam perekonomian Indonesia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

atau HDI (Human Development Index) dan Indeks Mutu Hidup (IMH) atau PQLI (Physical

Quality Life Index). Sedangkan indicator ekonomi dalam perekonomian Indonesia meliputi

Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi, Suku bunga, Nilai tukar, Tingkat pengangguran.

3.2 Saran

Dengan membaca materi makalah ini, penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun, karena makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam bentuk bahasa maupun

penulisan oleh karena itu pembaca diharapkan memahami lebih seksama ini dari makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2012. PerekonomianIndonesia . Denpasar: Udayana University Press

Sayuti, Bunayah. 2017. PeriodisasiPerekonomianIndonesia.

Ima Andika . 2018 . Perekonomian Indonesia sebagai Ilmu yang berdiri sendiri, Periodisasi

dalam Perekonomian Indonesia, dan Indikator Geografis, Sosial, dan Ekonomi dalam

Perekonomian Indonesia

Tirto.od . 2022 . Pengertian Human Development Index (HDI) dan Cara Menghitungnya

https://tirto.id/gm2M

Annis Nisa Nisfauziah . 2018 . Indeks Mutu Hidup

Abdul Rahman Suleman, Hengki Mangiring Parulian Simarmata Pawer Darasa Panjaitan,

Edwin Basmar, Darwin Damanik Pinondang Nainggolan, Arfandi SN A.

Nururrochman Hidayatulloh, Bonaraja Purba Lora Ekana Nainggolan . 2021 .

Perekonomian Indonesia . penerbit ; yayasan kita menulis

Bps.go.id . 2020 . IndeksPembangunanManusia2020

Ahmad Nasrudin . 2019 . Indikator Ekonomi . Cesdas.co

16

Anda mungkin juga menyukai