Anda di halaman 1dari 29

Dosen Pengampu : Elvina M.

Pd

Dosen Pengampu : Syahridzal Fadhli

MAKALAH KONSEP DASAR IPS

“EKONOMI, KOPERASI, DAN BISNIS DI INDONESIA”

Disusun Oleh :

Betri Yani 2101064

Roana Mulya 2101059


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Karena berkat limpahan rahmat,
taufik serta hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ EKONOMI,
KOPERASI, DAN BISNIS DI INDONESIA ”. Dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Konsep
Dasar IPS” yang di berikan oleh dosen Elvina M.Pd.

Akhirnya Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing
yang memberikan bahan-bahan materi, dan kami mengucapkan terima kasih ke semua pihak yang
telah membantu.

Apabila dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisannya,
untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna buat kita semua, aamiin.

Langkitin, 15 September 2021


ACKNOWLEDGEMENT

We give all praise and gratitude to Allah SWT. Because of His abundance of grace, taufik and guidance,
we were able to complete this paper with the title "ECONOMY, COOPERATIONS AND BUSINESS IN
INDONESIA". In order to fulfill the task of the "Basic Social Sciences Concepts" course group given by the
lecturer Elvina M.Pd.

Finally, we were able to finish this paper thanks to the guidance and direction of the supervisor who
provided the materials, and we would like to thank all those who have helped.

If in this paper there are many shortcomings, both in terms of content and writing techniques, for that
we expect criticism, suggestions and guidance from all parties for improvements in the future.

Hopefully this paper is useful and useful for all of us, amen.

Langkitin, September 15, 2021


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1

C. Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2

A. Pengertian Ekonomi, Koperasi, dan Bisnis.................................................. 2....

1. Ekonomi.................................................................................................. 2....

2. Koperasi................................................................................................... 5....

3. Bisnis....................................................................................................... 7....

B. Kondisi Ekonomi,Koperasi, dan Bisnis di Indonesia.................................. 9

1. Kondisi Ekonomi .... 9

2. Kondisi Koperasi .................................................................................. 14

3. Kondisi Bisnis 16....

BAB III PENUTUP......................................................................................... 19....

A. Kesimpulan................................................................................................. 19....

B. Saran 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dua aspek kehidupan lain yang wajib menjadi
perhatian anda selaku mahasiswa sekaligus selaku warga negara dan warga masyarakat, yaitu aspek
ekonomi, koperasi dan bisnis yang terus mengalami perkembangan dalam pembangunan jangka
panjang, sektor ekonomi masih tetap mendapat prioritas utama. Sedangkan aspek politik yang
menyangkut pemerintahan dan kenegaraan, stabilitas tidak dapat diabaikan.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, perkembangan dan pengembangannya harus tetap diupayakan.
Stabilitas tersebut, bukan berarti statis melainkan dinamik mengikuti perubahan serta perkembangan
internal maupun eksternal global.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi, koperasi, dan bisnis?

2. Bagaimanakah kondisi ekonomi, koperasi, dan bisnis di Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis.

2. Untuk mengetahui kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia.

CHAPTER I
A. Background

Humans in meeting the needs of daily life are two other aspects of life that must be your concern as
students as well as citizens and citizens of the community, namely the economic, cooperative and
business aspects which continue to experience development in long-term development, the economic
sector still gets top priority. . While the political aspects concerning government and statehood, stability
cannot be ignored.

To meet these demands, development and development must continue to be pursued. This stability does
not mean static but dynamic following changes and global internal and external developments.

B. Problem Formulation

1. What are economics, cooperatives, and business?

2. What is the condition of the economy, cooperatives, and business in Indonesia?

C. Purpose

The aims of this paper are:

1. To know the meaning of Economics, Cooperatives and Business.

2. To know the condition of Economy, Cooperatives and Business in Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis

1. Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari dari bahasa Yunani : Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah tangga (house-
hold), sedangkan Nomos berarti aturan kaidah,atau pengelolaan. Dengan demikian secara sederhana
ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau cara pengelolaan suatu rumah
tangga. Definisinya, ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku
manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya.

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, ilmu ekonomi yang dianut masyarakat berbeda-beda. Hal ini
tergantung bagaimana keputusan-keputusan dasar tentang pemilikan produksi, distribusi, serta
konsumsi yang dilakukan.

Ada keputusan-keputusan yang lebih diserahkan kepada orang perorangan (swasta), dan ada pula yang
harus serba diatur oleh pemerintah. Bentuk sistem dengan corak keputusan prtama disebut sistem
liberal/kapitalisme. Sebaliknya system yang serba diatur dan dikomando oleh pemerintah disebut
system sosialisme/komunisme.

A. Understanding Economics, Cooperatives and Business

1. Economy

The word economy comes from the Greek: Oikos and Nomos. Oikos means household (house-hold), while
Nomos means rules, or management. Thus, in simple terms, the economy can be defined as the rules,
regulations, or ways of managing a household. By definition, economics is a branch of social science that
specifically studies human behavior or a group of people in their efforts to meet relatively unlimited
needs with limited means of satisfying needs.

In meeting the needs of the community, the economics adopted by the community is different. This
depends on how basic decisions about ownership of production, distribution, and consumption are
made.

There are decisions that are left to individuals (private), and there are also those that must be completely
regulated by the government. The form of a system with a primary decision style is called a
liberal/capitalism system. On the other hand, a system that is completely regulated and commanded by
the government is called a socialism/communism system.

Kebutuhan manusia :

a. Berdasarkan terhadap barang dan jasa


Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

1) Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusiauntuk bertahan hidup.

2) Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan manusia yang diperlukan untuk menjaga kenyamanan hidup.

3) Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga setelah kebutuhan primer dan sekunder. Misalnya TV
berwarna bagi orang desa terpencil dan merupakan kebutuhan sekunder bagi orang kota. Barang-
barang mewah merupakan contoh kebutuhan tersier.

Human needs:

a. Based on goods and services

Needs are distinguished into primary, secondary and tertiary needs.

1) Primary needs are basic needs that humans must meet in order to survive.

2) Secondary needs are human needs that are needed to maintain a comfortable life.

3) Tertiary needs are the third needs after primary and secondary needs. For example, color TV is for
remote rural people and is a secondary need for urban people. Luxury goods are examples of tertiary
needs.

b. Kebutuhan Sosio-Budaya

Kebutuhan ini erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan tradisi masyarakat serta dengan sifat-sifat
psikologis manusia. Oleh karena itu, kebutuhan jenis ini ada dua yaitu :

1) Kebutuhan Sosial, yaitu kebutuhan yang ditimbulkan oleh tuntutan hidup di masyarakat tempat ia
tinggal.

2) Kebutuhan Psikologis adalah yang berhubungan dengan kebutuhan sifat rohani manusia, misalnya
kebutuhan akan rasa aman, rasa dihargai, kebutuhan keamanan dan ketentraman hati,dan kebebasan
mengatur hidupnya.

b. Socio-Cultural Needs

This need is closely related to environmental factors and community traditions as well as to human
psychological traits. Therefore, there are two types of needs, namely:

1) Social Needs, namely the needs caused by the demands of life in the community where he lives.
2) Psychological needs are those related to the needs of human spiritual nature, such as the need for
security, a sense of respect, the need for security and peace of mind, and the freedom to regulate one's
life.

c. Kebutuhan menurut waktu

Kebutuhan ini didasarkan pada seberapa pentingnya kebutuhan itu. Jenisnya yaitu:

1) Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi dan tidak dapat ditunda. Misalnya
makan, minum, pakaian, kesehatan.

2) Kebutuhan masa depan, yaitu kebutuhan yang merupakan persiapan atau persediaan untuk
menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang. Misalnya menabung untuk masa yang akan
datang.

3) Kebutuhan yang tidak tentu waktunya, yaitu kebutuhan ini muncul secara tiba-tiba atau sifatnya
insidentil. Misalnya kebutuhan seorang dokter ketika kita sakit.

Ketika kebutuhan manusia ada, maka harus diikuti dengan adanya benda pemuas kebutuhan yaitu
barang dan jasa. Barang atau benda pemuas kebutuhan adalah segala sesuatu yang menjadi sarana, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Barang pemuas kebutuhan merupakan pemuas yang berwujud,
sedangkan pmuas kebutuhan yang tidak berwujud adalah dalam bentuk jasa. Keanekaragaman pemuas
kebutuhan dibedakan menjadi:

c. Needs by time

This need is based on how important it is. The types are:

1) Current needs, namely needs that must be met immediately and cannot be postponed. For example
eating, drinking, clothing, health.

2) Future needs, namely needs which are preparations or supplies to face future needs. For example,
saving for the future.

3) Needs that are not necessarily timed, namely this need arises suddenly or incidentally. For example,
the need for a doctor when we are sick.

When human needs exist, it must be followed by the existence of objects that satisfy needs, namely
goods and services. Goods or objects that satisfy needs are everything that is a means, either directly or
indirectly. Goods that satisfy needs are tangible satisfactions, while those that satisfy intangible needs
are in the form of services. Diversity of satisfaction of needs can be divided into:

a. Berdasarkan cara mendapatkannya:


Barang ekonomi, yaitu barang yang mempunyai kegunaan dan jmlahnya terbatas. Artinya, jumlahnya
lebih sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan masyarakat. Barang ekonomi yang berwujud antara
lain barang konsumsi, barang produksi, dan barang yang tidak berwujud atau jasa.

a. Based on how to get it:

Economic goods are goods that have uses and are limited in number. That is, the amount is less than
what the community needs. Tangible economic goods include consumer goods, production goods, and
intangible goods or services.

a) Barang konsumsi adalah barang yang keberadaannya tidak memerlukan pengolahan dan dapat
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang ini juga sering disbut barang jadi atau
barang akhir. Barang konsumsi dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama
dan barang konsumsi tahan lama.

b) Barang produksi atau barang modal adalah barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia secara tidak langsung. Barang ini digunakan untuk menghasilkan barang konsumsi dan atau
barang-barang modal lainnya. Barang produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu barang produksi satu kali
pakai dan barang produksi lebih dari satu kali pakai.

Barang ekonomi yang tidak berwujud atau jasa contohnya :

a) Jasa dokter

b) Guru

c) Salon

d) Pengacara

e) Jasa service.

b. Berdasarkan segi kegunaannya, barang dibedakan atas:

1) Barang komplementer yaitu barang pelengkap,yaitu barang yang dalam penggunaannya saling
melengkapi. Barang komplementer baru mempunyai nilai pakai jika pemakaiannya digabung dengan
barang lainnya. Contoh: mobil dengan bensin.

2) Barang substitusi yaitu barang pengganti atau barang yang pemakaiannya dapat saling mengganti.
Contoh: kentang pengganti beras atau nasi. Harga barang substitusi lebih murah dari barang asli.
a) Consumer goods are goods whose existence does not require processing and can be directly used to
meet human needs. These goods are also often called finished goods or finished goods. Consumer goods
can be further divided into two, namely non-durable consumer goods and durable consumer goods.

b) Production goods or capital goods are goods that are used to meet human needs indirectly. These
goods are used to produce consumer goods and/or other capital goods. Manufactured goods can be
divided into two, namely one-time-use production goods and more than one-time use goods.

Intangible economic goods or services, for example:

a) Doctor services

b) Teacher

c) Salon

d) Lawyer

e) Services.

b. Based on their use, goods are divided into:

1) Complementary goods, namely complementary goods, namely goods which in their use complement
each other. New complementary goods have use value if their use is combined with other goods.
Example: a car with gasoline.

2) Substitute goods, namely substitute goods or goods whose use can replace each other. Example:
potato instead of rice or rice. The price of substitute goods is cheaper than the original goods.

Untuk mendapatkan barang dan sumber daya, setiap orang harus melakukan tindakan ekonomi. Ilmu
ekonomi melakukan analisis manfaat dan pengorbanan dari pola alokasi sumber daya dalam usahanya
memenuhi kebutuhan. Alokasi sumber dan balas jasa terletak pada faktor produksi. Faktor produksi
tersebut harus bersinergi untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya dalam usaha
perdagangan, orang mengorganisasikan faktor-faktor produksi yang ada seperti tanah sebagai lokasi
tempat usaha, tenaga kerja sebagai tenaga administrasi dan tenaga pemasaran, modal sebagai modal
kerja untuk membeli barang-barang dagangan, dan kewirausahaan yaitu daya seseorang yang
mempunyai kemampuan mengelola usaha.
In order to obtain goods and resources, everyone must perform economic actions. Economics analyzes
the benefits and costs of resource allocation patterns in an effort to meet needs. The allocation of
resources and remuneration lies in the factors of production. These production factors must work
together to meet human needs. For example in a trading business, people organize existing production
factors such as land as a place of business, labor as administrative and marketing personnel, capital as
working capital to buy merchandise, and entrepreneurship, namely the power of someone who has the
ability to manage a business. .

2. Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hokum yang berlandaskan pada
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD
1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan
sebagai toko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
perekonomian nasional.

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha
menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber
daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan
kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

2. Cooperative

Cooperative is a business entity consisting of people or legal entities based on the principles of kinship
and economic democracy. Cooperative business activities are the elaboration of the 1945 Constitution
article 33 paragraph (1). With the explanation of the 1945 Constitution Article 33 paragraph (1),
cooperatives are domiciled as teachers' shops for the national economy and as an inseparable part of
the national economic system.

As one of the economic actors, Cooperatives are economic organizations that seek to mobilize the
potential of economic resources in order to advance the welfare of members. Because these economic
resources are limited, and in developing cooperatives they must prioritize the interests of members,
cooperatives must be able to work as efficiently as possible and follow cooperative principles and
economic principles.

a. Prinsip Koperasi, Yaitu :

Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan pada pasal 5 bahwa
dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa
prinsip koperasi:
1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan oleh koperasi dibagi
berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.

4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.

5) Koperasi bersifat mandiri.

b. Tujuan utama koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota, sedangkan tujuan umumnya
adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.

c. Bidang Usaha Koperasi

Koperasi dibedakan berdasarkan:

1) Berdasarkan Lapangan Usaha

a) Koperasi Konsumsi, yaitu koperasi yang tujuannya mengusahakan pemenuhan barang-barang


kebutuhan yang diperlukan para anggota.

b) Koperasi Produksi, yaitu sejenis koperasi yang menghasilkan produksi untuk disalurkan baik kepada
para anggotanya maupun untuk pasar. Koperasi produksi dapat digolongkan berbagai macam koperasi,
yaitu: Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, dan Koperasi Kerajinan.

c) Koperasi Kredit, ialah untuk mendorong para anggota suka menyimpan uangnya dalam koperasi agar
tersedia uang bagi anggota lain yang membutuhkan kredit.

2) Berdasarkan Lingkungannya

a) Koperasi Fungsional, yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para pegawai negeri, baik
sipil maupun ABRI.

b) Koperasi Unit Desa (KUD), yaitu koperasi yang meliputi daerah usaha di wilayah unit desa.

c) Koperasi Sekolah, ialah koperasi yang anggotanya adalah murid-murid sekolah dasar, lanjutan
utama, lanjutan atas dan sekolah-sekolah yang setaraf dengan itu.

Bersama-sama dengan sektor lain, yaitu sektor negara dan sektor swasta, sektor koperasi ingin
mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional, yaitu masyarakat adil, makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan jalan berusaha untuk berusaha memenuhi
anggota.

Indonesia

Inggris

a. Prinsip Koperasi, Yaitu :

Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan pada pasal 5 bahwa
dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa
prinsip koperasi:

1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan oleh koperasi dibagi
berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.

4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.

5) Koperasi bersifat mandiri.

a. Cooperative Principles, namely:

In the Republic of Indonesia Law No. 25 of 1992 concerning Cooperatives, it is stated in article 5 that in
its implementation, a cooperative must implement the cooperative principle. Here are some cooperative
principles:

1) Cooperative membership is voluntary and open.

2) Cooperative management is carried out democratically.

3) The remaining operating income (SHU) which is the profit from the business carried out by the
cooperative is divided based on the amount of service of each member.

4) Capital is given limited remuneration.

5) Cooperatives are independent.

b. Tujuan utama koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota, sedangkan tujuan umumnya
adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
b. The main purpose of cooperatives is to meet the needs of members, while the general goal is to create
a just, materially and spiritually prosperous society based on Pancasila and the 1945 Constitution.

c. Bidang Usaha Koperasi

Koperasi dibedakan berdasarkan:

1) Berdasarkan Lapangan Usaha

a) Koperasi Konsumsi, yaitu koperasi yang tujuannya mengusahakan pemenuhan barang-barang


kebutuhan yang diperlukan para anggota.

b) Koperasi Produksi, yaitu sejenis koperasi yang menghasilkan produksi untuk disalurkan baik kepada
para anggotanya maupun untuk pasar. Koperasi produksi dapat digolongkan berbagai macam koperasi,
yaitu: Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, dan Koperasi Kerajinan.

c) Koperasi Kredit, ialah untuk mendorong para anggota suka menyimpan uangnya dalam koperasi agar
tersedia uang bagi anggota lain yang membutuhkan kredit.

2) Berdasarkan Lingkungannya

a) Koperasi Fungsional, yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para pegawai negeri, baik
sipil maupun ABRI.

b) Koperasi Unit Desa (KUD), yaitu koperasi yang meliputi daerah usaha di wilayah unit desa.

c) Koperasi Sekolah, ialah koperasi yang anggotanya adalah murid-murid sekolah dasar, lanjutan
utama, lanjutan atas dan sekolah-sekolah yang setaraf dengan itu.

Bersama-sama dengan sektor lain, yaitu sektor negara dan sektor swasta, sektor koperasi ingin
mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional, yaitu masyarakat adil, makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan jalan berusaha untuk berusaha memenuhi
anggota.

c. Cooperative Business Field

Cooperatives are distinguished by:

1) Based on Business Field

a) Consumption Cooperatives, namely cooperatives whose purpose is to seek the fulfillment of goods
needed by members.
b) Production Cooperative, which is a type of cooperative that produces production to be distributed
both to its members and to the market. Production cooperatives can be classified into various types of
cooperatives, namely: Agricultural Cooperatives, Livestock Cooperatives, Fisheries Cooperatives, and
Handicraft Cooperatives.

c) Credit Cooperatives, is to encourage members to like to save their money in cooperatives so that
money is available for other members who need credit.

2) Based on the Environment

a) Functional Cooperatives, namely cooperatives whose members consist of civil servants, both civil and
ABRI.

b) Village Unit Cooperatives (KUD), namely cooperatives covering business areas within the village unit
area.

c) School Cooperative, is a cooperative whose members are elementary school students, primary school
students, senior high school students and equivalent schools.

Together with other sectors, namely the state sector and the private sector, the cooperative sector wants
to realize the ideals and goals of national development, namely a just, materially and spiritually
prosperous society based on Pancasila and the 1945 Constitution by trying to fulfill members.

3. Bisnis dan Mekanisme Pasar

Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana pada umumnya barang atau jasa
diperjualbelikan. Sedangkan dalam arti luas, pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling
berinteraksi untuk menentukan atau menentukan harga jual. Dengan mengetahui jumlah penjual dan
pembeli, serta barang atau jasa yang diperjual belikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan yang
terjadi dalam pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang akan menentukan bentuk-
bentuk atau susunan pasar.

Pengertian pasar berdasarkan sudut pandang tempat adalah suatu tempat dimana penjual dan pembeli
menjual belikan barang dan jasa (pasar

konkrit). Pengertian pasar lainnya dapat berdasarkan jumlah penjual dengan pembeli, atau bentuk pasar
berdasarkan struktural penjual dan pembeli. Pasar jenis ini antara lain pasar monopoli,pasar monopsoni,
pasar persaingan sempurna, dan lain sebagainya disebut pasar abstrak. Di dalam pasar terdapat
mekanisme permintaan dan penawaran. Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan
oleh konsumen dengan berbagai kemungkinan tingkat harga pada periode tertentu dalam suatu pasar.
Permintaan yang didukung oleh kekuatan daya/tenaga beli disebut permintaan efektif. Sedangkan
permintaan yang hanya didasarkan pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial.

3. Business and Market Mechanism

Understanding the market in a narrow sense is a place where in general goods or services are traded.
Meanwhile, in a broad sense, the market is a process where buyers and sellers interact with each other
to determine or determine the selling price. By knowing the number of sellers and buyers, as well as the
goods or services traded, it can be seen the level of competition that occurs in the market. The level of
competition or the degree of competition is what will determine the forms or composition of the market.

Understanding the market from the point of view of place is a place where sellers and buyers buy and
sell goods and services (markets).

concrete). Another definition of the market can be based on the number of sellers and buyers, or the
form of the market based on the structure of sellers and buyers. This type of market includes monopoly
market, monopsony market, perfect competition market, etc. In the market there is a demand and
supply mechanism. Demand is defined as the amount of goods needed by consumers with various
possible price levels at a certain period in a market. Demand supported by purchasing power is called
effective demand. Meanwhile, requests that are only based on needs are referred to as potential
demand.

Bentuk pasar dikelompokan menjadi dua yaitu:

a. Pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan murni merupakan salah satu bentuk pasar yang
ekstrim. Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran bergerak secara leluasa. Bentuk
pasar ini terdapat dalam bidang produksi dan perdagangan hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra,
dan minyak kelapa. Dalam pasar ini, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Ciri-
ciri pasar ini antara lain:

1) Jumlah penjual dan pembeli banyak

2) Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogeny

3) Sumber produksi bebas bergerak

4) Pembeli dan penjual mengetahui keadaan pasar

5) Produsen bebas keluar masuk pasar


b. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar dimana terdapat satu atau beberapa penjual yang
menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga.
Bentuk-bentuk pasar tidak sempurna antara lain:

1) Monopoli yaitu bentuk pasar yang seluruh penawarannya dipegang oleh satu orang penjual dengan
satu perusahaannya karena hanya terdapat satu produsen/penjual saja.

2) Oligopoli yaitu suatu bentuk pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (2 - 20 perusahaan).
Oligopoli dapat dibedakan antara oligopoli dengan barang diferensiasi dan oligopoli dengan barang
homogen. Oligopoli dengan barang diferensiasi artinya beberapa perusahaan memproduksi barang
yang sama namun sebenarnya barang itu diperbedakan oleh merk, mutu, dll. Contoh: industri mobil,
rokok, dan sabun deterjen. Sedangkan contoh oligopoli dengan barang homogeny adalah industri seng,
paralon dan pipa besi.

3) Monopsoni, jenis ini terjadi pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal.
Harga produk ditentukan oleh pembeli.

4) Oligopsoni yaitu menunjuk pada suatu kondisi pasar dimana terdapat bebrapa pembeli.
Monopolistik adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat banyak penjual, masing-masing menjual
suatu macam barang tertentu yang dengan cara dibedakan antara satu penjual dengan penjual lainnya.

Market forms are grouped into two, namely:

a. Perfect competition market or pure competition market is one form of extreme market. In this market
the forces of demand and forces of supply move freely. This form of market is found in the production
and trade of agricultural products such as rice, flour, copra, and coconut oil. In this market, prices are
determined by the forces of supply and demand. The characteristics of this market include:

1) The number of sellers and buyers is large

2) Goods and services traded are homogeneous

3) Production sources are free to move

4) Buyers and sellers know the state of the market

5) Producers are free to enter the market

b. Imperfect competition is a market in which there are one or more sellers who control the market or
price, and one or more buyers who control the market or price. The forms of imperfect markets include:

1) Monopoly, which is a form of market in which all of the offerings are held by one seller and one
company because there is only one producer/seller.
2) Oligopoly is a form of market where there are only a few companies (2 - 20 companies). Oligopoly can
be distinguished between oligopoly with differentiated goods and oligopoly with homogeneous goods.
Oligopoly with differentiated goods means that several companies produce the same goods but actually
the goods are different by brand, quality, etc. Example: the car industry, cigarettes, and detergent soap.
While an example of an oligopoly with homogeneous goods is the industry of zinc, paralon and iron
pipes.

3) Monopsony, this type occurs in conditions of demand and the market is controlled by a single buyer.
The price of the product is determined by the buyer.

4) Oligopsony, which refers to a market condition where there are several buyers. Monopolistic is a form
of market where there are many sellers, each selling a certain kind of goods which are differentiated
between one seller and another.

B. Kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia

1. Kondisi Ekonomi Indonesia

Setiap negara berupaya untuk memakmurkan dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya dengan
melakukan pembangunan ekonomi. Sejumlah faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi
adalah:

a. Faktor alam, yaitu kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, hasil hutan dan kekayaan laut.

b. Faktor teknologi dan barang modal karena kemajuan teknologi dengan diikuti kemampuan investasi
akan semakin mempercepat laju perkembangan ekonomi suatu negara.

c. Faktor budaya dapat berfungsi sebagai motivator atau pendorong pelaksanaan pembangunan
apabila adat istiadat atau kehidupan masyarakat lebih mengacu pada pola hidup hemat dan kerja keras,
tetapi juga dapat menjadi penghambat pembangunan apabila sifat budayanya boros dan malas bekerja.

Arah pembangunan nasional tertera dalam visi dan misi pembangunan nasional. Visi dan misi
pembangunan nasional tersebut antara lain berusaha mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, daya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah kesatuan republik Indonesia
yang didukung oleh manusia Indonesia. Sesuai dengan tap MPR No. IV/MPR/1999, arah kebijakan di
bidang ekonomi sebagai berikut:

B. Economic Conditions, Cooperatives and Businesses in Indonesia

1. Indonesia's Economic Condition

Every country seeks to prosper and improve the standard of living of its people by carrying out economic
development. A number of factors that influence economic development are:

a. Natural factors, namely soil fertility, mineral wealth, mining, forest products and marine wealth.
b. Technological factors and capital goods due to technological advances followed by investment
capabilities will further accelerate the pace of a country's economic development.

c. Cultural factors can function as a motivator or driver for the implementation of development if
customs or community life refers more to a frugal lifestyle and hard work, but can also be an obstacle to
development if the nature of culture is wasteful and lazy to work.

The direction of national development is stated in the vision and mission of national development. The
vision and mission of national development, among others, seeks to realize a peaceful, democratic, just,
competitive, advanced, and prosperous Indonesian society in a unitary container of the Republic of
Indonesia supported by Indonesian people. In accordance with the MPR tap No. IV/MPR/1999, the policy
directions in the economic sector are as follows:

a) Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang
berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai-
nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja,
perlindungan hak-hak konsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh masyarakat.
b) persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistik dan
berbagai struktur pasar yang distortif, yang merugikan masyarakat.
c) Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar dengan
menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melalui regulasi,
layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan diatur dengan
undang-undang.
d) kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil bagi masyarakat, terutama bagi
fakir miskin dan anak-anak terlantar dengan mengembangkan sistem dana jaminan sosial
melalui program pemerintah serta menumbuhkembangkan usaha dan kreativitas masyarakat
yang pendistribusiannya dilakukan dengan birokrasi yang efektif dan efisien serta ditetapkan
dengan undang-undang.
e) perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun
keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris
sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas,
kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat.

a. Develop a people's economic system that is based on a fair market mechanism with the principle of
fair competition and pays attention to economic growth, values of justice, social interests, quality of life,
environmentally sound and sustainable development so as to ensure equal opportunities in business and
work, protection of rights consumers, as well as fair treatment for the whole society.

b. fair and fair competition and to avoid monopolistic market structures and various distorting market
structures, which are detrimental to society.
C. Optimizing the government's role in correcting market imperfections by removing all obstacles that
interfere with market mechanisms, through regulations, public services, subsidies and incentives, which
are carried out transparently and regulated by law.

d. a decent life based on a just humanity for the community, especially for the poor and neglected
children by developing a social security fund system through government programs and fostering
community business and creativity whose distribution is carried out by an effective and efficient
bureaucracy and stipulated by law .

e.an economy that is globally oriented according to technological progress by building competitive
advantages based on comparative advantages as a maritime and agrarian country according to
competence and superior products in each region, especially agriculture in the broadest sense, forestry,
marine, mining, tourism, as well as small industries and people's crafts.

2. Pengembangan Ekonomi Koperasi

Tahun 1903 pejuang kemerdekaan mendirikan koperasi yang bergerak dibidang konsumsi yang memiliki
ciri-ciri seperti koperasi Rochdale. Saat itu koperasi berperan ganda disatu pihak senagai organisasi
ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan para anggota dilain pihak mempunyai fungsi yang lebih
penting yaitu merupakan saran komunikasi antara pejuang kemerdekaan Tahun 1912 serikat dagang
islam yang kemudian disebut seikat islam juga berusaha mendirikan toko bersama yaitu toko koperasi.

Usaha ini kurang berhasil karena kurangnya informasi kepada masyarakat tentang perkoperasian dan
juga terbatasnya pimpinan yang mampu mengelola koperasi tersebut. Tahun 1915 Dikeluarkanya
peraturan No. 413/1915 yang isinya mengatur tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi tentang
pendirian koperasi. Tahun 1927 dikeluarkannya Peraturan Koperasi No.91/1927 yang dikhususkan bagi
Koperasi Bumi Putera.

Peraturan ini pada dasarnya menyederhanakan dan memperingan Peraturan Koperasi No.413/1915.
Tahun 1933 dikeluatkannya Perturan Perkoperasian No.108/1933. Isi dari peraturan ini tidak jauh
berbeda dengan peraturan No.91/1927. Peraturan perkoperasian No.108/1933 berlaku bagi masyarakat
atau pegawai colonial Belanda.

Hal ini justru mempersempit atau membatasi berkembangnya koperasi. Tahun 1949 pada masa
penjajahan Jepang perkembangan koperasi di Indonesia semakin terpuruk. Apalagi bila dilihat UU
No.23/1942. Orang yang akan mendirikan koperasi harus mendapatkan izin dari pembesar setempat.

Pada masa itu Jepang mendirikan Kumiai yaitu semacam koperasi yang berada dibawah badan ekonomi
atau Yumun Keisioku. Tahun 1949 dikeluarkannya UU No. 179/1949 yang isinya Pendirian Koperasi tidak
lagi menggunakan akte notaris Keberadaan Koperasi dibawah pengawasan pemerintah Keanggotaan
terbuka bagi siapa saja, Pemerintah ikut mengatur kehidupan koperasi Tahun 1958 pemerintah
mengelaukan UU RI No.79/1958.
Undang-indang ini dimaksudkan untuk menyempurnakan peraturan-peraturan yang pernah berlaku di
Indonesia. UU RI No.79/1958 disempurnakana lagi menjadi UU No. 60/1959 yang lebih memberikan
peran kepada direktorat koperasi Tahun 1965 dikeluarkan UU No. 14/1965 Undang-undang ini
merupakan hasil Munaskop II tanggal 2-10 Agustus 1965. UU ini isinya ternyata menyelewengkan dan
bertentang dengan perikehidupan koperasi.

Menurut UU ini koperasi berubah perannya menjadi organisasi untuk kepentingan politik dan
dipergunakan sebagai alat revolusi Tahun 1967 untuk mengembalikan peran koperasi sebagai alat untuk
memperbaiki perekonomian rakyat maka dikeluarkan Undang-Undang No.12/1967. UU ini berisi tentang
pokok-pokok perkoperasian yang sesuai dengan landasan, asas dan sendi dasar koperasi Indonesia.
Tahun 1992 untuk menyempurnakan dan meningkatkan peran koperasi sebagai salah satu sektor
perekonomian Indonesia maka dikeluarkanlah UU Kop No. 25/1992 .

2. Cooperative Economic Development

In 1903 the freedom fighters established a cooperative that was engaged in consumption which had the
characteristics of the Rochdale cooperative. At that time, cooperatives played a dual role on the one
hand as an economic organization in an effort to meet the needs of members on the other hand, it had a
more important function, namely as a means of communication between freedom fighters.

This effort was less successful because of the lack of information to the public about cooperatives and
also the limited number of leaders who were able to manage these cooperatives. In 1915 the issuance of
regulation no. 413/1915 which regulates the conditions that must be met regarding the establishment of
cooperatives. In 1927 the issuance of Cooperative Regulation No. 91/1927 which was specifically for the
Bumi Putera Cooperative.

This regulation basically simplifies and eases the Cooperative Regulation No.413/1915. In 1933, the
Cooperative Regulation No. 108/1933 was issued. The content of this regulation is not much different
from regulation No.91/1927. Cooperative regulation No.108/1933 applies to the public or Dutch colonial
employees.

This actually narrows or limits the development of cooperatives. In 1949, during the Japanese colonial
period, the development of cooperatives in Indonesia was getting worse. Especially when you look at
Law No.23/1942. People who will establish a cooperative must obtain permission from the local
authority.

At that time the Japanese established Kumiai, a kind of cooperative under the economic body or Yumun
Keisioku. In 1949 the issuance of Law no. 179/1949 which states that the establishment of cooperatives
no longer uses a notary deed. The existence of cooperatives is under government supervision.
Membership is open to anyone, the government is involved in regulating the life of cooperatives.

This law is intended to improve the regulations that have been in force in Indonesia. RI Law No.79/1958
was further refined into Law No. 60/1959 which gave more role to the directorate of cooperatives. In
1965, Law no. 14/1965 This law was the result of the Second Munaskop II dated August 2-10, 1965. The
contents of this law turned out to be misleading and contradictory to the life of cooperatives.

According to this law, cooperatives changed their role into organizations for political purposes and were
used as a tool of the 1967 revolution to restore the role of cooperatives as a tool to improve the people's
economy, so Law No. 12/1967 was issued. This law contains the main points of cooperatives in
accordance with the foundations, principles and basic principles of Indonesian cooperatives. In 1992, to
improve and enhance the role of cooperatives as one of the sectors of the Indonesian economy, Law No.
Kop was issued. 25/1992 .

Menurut UU ini koperasi diberikan peran yang lebih luas didalam mengembangkan usahanya.
Diharapkan kemandirian koperasi benar-benar dapat terwujud. Menurut Undang-undang No. 25 tahun
1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat`

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai soko-gurunya

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

According to this law, cooperatives are given a wider role in developing their business. It is hoped that
the independence of the cooperative can really be realized. According to Law No. 25 of 1992 Article 4
explains that the functions and roles of cooperatives are as follows:

a. Build and develop the economic potential and capabilities of members in particular and society in
general to improve their economic and social welfare;

b. Participate actively in efforts to improve the quality of human life and society`

c. Strengthening the people's economy as the basis for the strength and resilience of the national
economy with cooperatives as the pillars

d. Strive to realize and develop the national economy, which is a joint effort based on the principles of
kinship and economic democracy

3. Bisnis
Selain koperasi, pemerintah juga membuka bagi warga negara untuk mengembangkan ekonomi melalui
lembaga selain koperasi, yaitu antara lain pada sektor negara dan sektor swasta. Sektor negara
merupakan perwujudan isi Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3,pasal 33 ayat 2 menyebutkan bahwa
“cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara”, sedangkan pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa “bumi dan air dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat”.

Hal ini memberikan makna bahwa monopoli atas cabang produksi yang penting dan menguasai hayat
hidup orang banyak serta kekayaan alam oleh negara semata-mata untuk mengamankan agar jangan
sampai jatuh ke tangan swasta atau perorangan yang tidak bertanggung jawab.

Pelaksanaan Pasal 33 ayat 2 dan 3 oleh pemerintah direalisasikan melalui pendirian Badan Usaha Milik
Negara. Bila cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
negara, maka swasta diberikan kesempatan untuk berusaha di cabang-cabang produksi yang tidak
menguasai hajat hidup orang banyak. BUMS memiliki beberapa bentuk, yaitu :

3. Business

In addition to cooperatives, the government also opens for citizens to develop the economy through
institutions other than cooperatives, namely in the state sector and the private sector. The state sector is
the embodiment of the contents of Article 33 of the 1945 Constitution paragraphs 2 and 3, Article 33
paragraph 2 states that "production branches that are important for the state and control the lives of
many people are controlled by the state", while Article 33 paragraph 3 states that "the earth and water
and the wealth contained therein shall be controlled by the state and used for the greatest prosperity of
the people”.

This gives the meaning that the monopoly on important production branches and controls the lives of
many people and natural wealth by the state is solely to ensure that it does not fall into the hands of
private or irresponsible individuals.

The implementation of Article 33 paragraphs 2 and 3 by the government is realized through the
establishment of a State-Owned Enterprise. If the production branches that are important and affect the
livelihood of the people are controlled by the state, then the private sector is given the opportunity to
work in the production branches that do not affect the livelihoods of many people. BUMS has several
forms, namely:

a. Perusahaan Perseorangan Suatu bentuk badan usaha yang seluruh modal dan anggung jawabnya
dimiliki oleh seseorang secara pribadi. Jadi, semua resiko dan kegiatan usaha menjadi tanggung jawab
penuh pengusaha. Contoh : Penginapan, penggilingan padi, toserba, restoran. Untuk mendirikan
perusahaan perseorangan tidak ada undang – undang yang mengatur secara khusus. Namun untuk
beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru boleh melakukan aktivitasnya setelah
mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat.
b. Firma Suatu persekutuan antara 2 orang atau lebih yang menjalankan usaha dengan 1 nama dan
bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan itu. Biasanya orang – orang yang
mendirikan Firma adalah orang –orang yang memiliki hubungan keluarga. Pendiriannya dilakukan di
hadapan notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis. Firma lebih baik dari pada
perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan dikelola lebih dari 1 orang. Contoh :
konsultan hukum dan pengacara.

c. Persekutuan Komanditer (CV) CV singkatan dari Commanditaire Vennotschaap yang berasal dari
Bahasa Belanda, dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah persekutuan komanditer. Persekutuan

a. Sole Proprietorship A form of business entity in which all the capital and responsibilities are owned by
a person personally. So, all risks and business activities are the full responsibility of the entrepreneur.
Example: Lodging, rice mills, department stores, restaurants. To establish a sole proprietorship there is
no law that specifically regulates it. However, for some types of business, a sole proprietorship may only
carry out its activities after obtaining a permit from the local government.

b. Firm A partnership between 2 or more people who run a business under one name and aims to share
the results obtained from the partnership. Usually the people who establish the Firm are people who
have family relationships. Its establishment is carried out before a notary by making a deed of
establishment as written evidence. Firms are better than sole proprietorships because they have more
capital and are managed by more than one person. Examples: legal consultants and lawyers.

c. Komanditer Fellowship (CV) CV stands for Commanditaire Vennotschaap which comes from Dutch, in
Indonesian it is known as a limited partnership. Guild

Komanditer adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa orang yang menjalankan usaha dan
beberapa orang hanya menyerahkan modal saja. Orang yang terlibat dalam CV ini disebut sekutu. Ada 2
jenis sekutu dalam CV yaitu, :

1) Sekutu aktif/komplementer yaitu sekutu yang menjalankan / memimpin suatu perusahaan.

2) Sekutu pasif/komanditer Sekutu yang memercayakan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak
bertanggung jawab menjalankan usahanya.

d. Persekutuan Terbatas (PT) Pt adalah suatu persekutuan antara 2 orang / lebih yang menjalankan
usahanya dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran saham. Saham adalah tanda pernyataan
modal pada PT. Pemegang saham/persero bertanggung jawab terbatas, hanya sebesar modal yang
ditanam. Keuntungan bagi persero diberikan dalam bentuk dividen : Pengolahan PT diserahkan kepada
dewan direksi Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi diawasi oleh dewan komisaris. Komponen
yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS). Dlm
RUPS,ditentukan bagaimana kegiatan badan usaha akan dijalankan, mengangkat, memberhentikan
direksi & dewan komisaris serta mengatur pembagian dividen untuk para peserta. Berdasarkan
sahamnya PT dibedakan menjadi 2. yaitu :
A limited partnership is a partnership consisting of several people who run a business and some people
only give up capital. The person involved in this CV is called an ally. There are 2 types of partners in a CV,
namely:

1) Active/complementary partners, namely partners who run/lead a company.

2) Passive/ limited partner Allies who entrust their capital to active partners and are not responsible for
running their business.

d. Limited Partnership (PT) Pt is a partnership between 2 or more people who run their business with
capital obtained from the issuance of shares. Shares are a sign of a statement of capital at PT.
Shareholders/Persero have limited liability, only as much as the invested capital. Profits for the company
are given in the form of dividends: PT processing is handed over to the board of directors In carrying out
its duties, the board of directors is supervised by the board of commissioners. The component that holds
the highest power in the PT is the General Meeting of Shareholders (GMS). In the GMS, it is determined
how the activities of the business entity will be carried out, appointing, dismissing the board of directors
and commissioners and arranging the distribution of dividends for the participants. Based on the shares,
PT is divided into 2, namely:

1) PT tertutup Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya tidak banyak & pemegang saham
biasanya saling mengenal. Biasanya hal ini ditujukan agar kekayaan badan usaha tidak jatuh ke tangan
orang lain.

2) PT terbuka Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek. Saham dapat dimiliki oleh masyarakat
umum & pemegang saham tidak harus mengenal. PT biasanya menuliskan singkatan Tbk (terbuka) di
belakang nama perseronya.

1) Closed Limited Liability Company The shares in this PT are limited in nature, not many in number & the
shareholders usually know each other. Usually this is intended so that the wealth of the business entity
does not fall into the hands of others.

2) Public Limited Liability Company In this PT, the shares are listed on the stock exchange. Shares can be
owned by the general public & shareholders do not have to know. PT usually writes the abbreviation Tbk
(open) behind the name of the company.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau
segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas adanya.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hokum yang berlandaskan pada
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD
1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan
sebagai toko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
perekonomian nasional.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama pembangunan jangka panjang pertama selain telah
meningkatkan kesejahteraan rakyat juga telah menumbuhkembangkan usaha besar, usaha menengah,
dan usaha kecil. Dalam keterkaitan usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang kemitraan antara berbagai tingkat
usaha yang berdasarkan besarnya jumlah modal. Kemitraan usaha ini menjangkau pengertian yang luas
yang berlangsung antara semua pelaku dalam perekonomian baik dalam arti asal asul atau pemiliknya,
yang meliputi BUMN, badan usaha swasta, dan koperasi, maupun dalam arti ukuran usaha yang meliputi
usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi yang membaca. Dan dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
CHAPTER III

CLOSING

A. Conclusion

Economics is a branch of social science that specifically studies human behavior or a group of people in
their efforts to meet relatively unlimited needs with limited means of satisfying needs.

Cooperatives are business entities consisting of people or legal entities based on the principles of kinship
and economic democracy. Cooperative business activities are the elaboration of the 1945 Constitution
article 33 paragraph (1). With the explanation of the 1945 Constitution Article 33 paragraph (1),
cooperatives are domiciled as teachers' shops for the national economy and as an inseparable part of
the national economic system.

The fairly high economic growth during the first long-term development has not only increased the
welfare of the people, but has also grown large, medium and small businesses. In relation to small,
medium and large businesses, the government issued Government Regulation no. 14 of 1997
concerning partnerships between various levels of business based on the amount of capital. This
business partnership reaches a broad understanding that takes place between all actors in the economy,
both in terms of origin or owners, which include BUMN, private business entities, and cooperatives, as
well as in terms of business size which includes large businesses, medium businesses, and small
businesses.

B. Suggestion

Hopefully this paper can be accepted and useful for those who read. And can add insight for readers.
DAFTAR PUSTAKA

Djodjo Suradisastra, dkk. (1992/1993). Pendidikan IPS 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Endro Sariono, dkk. (2007). Manusia dan Perilaku Ekonomi. Jakarta: Ganeca Exact.

Samlawi, Bunyamin Maftuh. (1998). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn Jurusan PKn FPIPS
Universitas Pendidikan Indonesia.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn Jurusan PKn FPIPS Universitas
Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai