Anda di halaman 1dari 11

Tugas 10 Kewirausahaan

Dosen Pengampu :
Sherlyane Hendri, S.Pd, M.Pd

Oleh:
Dio Kurnia Azmi
19065031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK


ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang
kewirausahaan. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Batusangkar,9 November 2020

Dio Kurnia Azmi


DAFTAR ISI

COVER DAN JUDUL...................................................................................... 1

KATA PENGANTAR....................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A....Latar Belakang Masalah.............................................................. 4

B....Rumusan Masalah........................................................................ 5

C....Tujuan Pembahasan..................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A....Konsep Wirausaha Sosial............................................................ 6

B....Prinsip-prinsip Wirausaha Sosial............................................... 7

C....Wirausaha Sosial sebagai Tanggung Jawab dalam Membangun


Ekonomi Masyarakat.......................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A....Kesimpulan.................................................................................... 10

B...Saran............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dimasa sekarang egaraurership atau kewirausahaan sangat sering di bicarakan di


berbagai forum dan media, Terbukti berbagai metode pendidikan dan pelatihan
sekarang ini semakin giat juga menawarkan skill ini untuk bisa di
implementasikan masyarakat secara luas. Tetapi melahirkan wirausaha bukanlah
suatu perkara yang mudah, apalagi di era dimana kesenjangan egara sangat tinggi
dan kontras serta kemakmuran menjadi barang eksklusif, maka kehadiran para
Social Enterpreneur sangat dibutuhkan sebagai bagian dari solusi masalah egara di
masyarakat.
Secara istilah Social Entrepreneur adalah sosoknya wirausaha yang social driven,
bergerak tidak dimotivasi profit, melainkan misi mengatasi problem egara yang
ada. Mereka adalah orang-orang yang berupaya menciptakan perubahan positif
atas persoalan yang menimpa masyarakat: baik itu pendidikan, kesehatan, atau
masalah kemasyarakatan lain, terutama ekonomi secara entrepreneurially, atau
dengan kata lain wirausaha yang ulet dan berani ambil risiko. Orang-orang yang
disebut J.G. Dees sebagai spesies khusus dalam genus wirausaha (Dees, 1998).
Dan jiwa yang mengikat itu semua adalah social entrepreneurship, spirit
kewirausahaan egara, spirit memberikan value untuk masyarakat dengan cara
menerapkan prinsip-prinsip entrepreneurial. Social Entrepreneurship pada
dasarnya tidak terbatas pada suatu aksi egara sebuah lembaga, organisasi atau
perusahaan melalui program CSR, Corporate Social Responsibility atau lembaga
egara lainnya. Dari spirit-nya Social

Entrepreneurship lebih bersifat suatu mental atau sikap terhadap suatu personal
atau masyarakatnya. Jadi dapat disimpulkan Social Entrepreneurship merupakan
sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata, social yang
artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan.
Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti
permasalahan egara dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk
melakukan perubahan egara (social change), terutama meliputi bidang
kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Santosa, 2007).
Mengapa harus Sosial Entrepenuer? Seperti halnya seorang wirausaha yang
merubah lingkungan bisnis, seorang social entrepreneur akan bertindak sebagai
agen perubahan bagi lingkungan, mencari kesempatan, memperbaiki egara,
menemukan pendekatan yang baru serta menciptakan solusi terhadap perubahan
lingkungan yang lebih baik (Dees, 1998). Dari pemaparan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Social entrepreneurship adalah penciptaan nilai egara yang
dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-orang dan organisasi lain dari
lingkungan masyarakat yang terlibat dalam penciptaan inovasi egara dalam
kegiatan ekonomi. Sehingga dari definisi tersebut memberikan empat egarau dari
socio entrepreneurship yaitu nilai egara, lingkungan masyarakat, inovasi dan
kegiatan ekonomi (Hulgard, 2010). Tulisan ini bertujuan untuk memberikan
telaah egaraure mengenai konsep socio entrepreneurship dalam masyarakat. Hal-
hal yang dibahas dalam artikel ini antara lain mengenai sejarah socio
entrepreneurship, karakteristik seorang socio entrepreneur, peran dan tantangan
dalam mengaplikasikan socio entrepreneurship serta contoh para pelaku socio
entrepreneurship yang menerapkan di Indonesia dan di egara lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa Konsep Wirausaha Sosial?
2. Bagaimana Prinsip-prinsip Wirausaha Sosial?
3. Bagaimana Wirausaha Sosial sebagai Tanggung Jawab dalam
Membangun Ekonomi Masyarakat?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui konsep wirausaha sosial
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip wirausaha sosial
3. Untuk mengetahui Wirausaha Sosial sebagai Tanggung Jawab dalam
Membangun Ekonomi Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep wirausaha sosial

Istilah Social Entrepreneur atau yang biasa kita kenal dengan


kewirausahaan sosial adalah istilah yang dikenalkan oleh Bill Drayton
pada tahun 1972. Beliau adalah pendiri Ashoka Foundation, salah satu
yayasan terbesar yang mendukung perkembangan wirausaha sosial di
dunia. Bill Drayton yang mendirikan Ashoka pada tahun 1980 karena
terisnpirasi oleh Mahatma Gandhi dan Civil Right Moevement. Bill
Drayton sender mendefinisikan wirausaha sosial sebagai berikut, “Social
entrepreneurs are not content just to give a fish or teach how to fish. They
will not rest until they have revolutionized the fishing industry”. Dari Bill
Drayton kita bisa belajar bahwa wirausaha sosial berperan menyelesaikan
permasalahan di masyarakat bukan hanya dengan social charity, tapi jauh
lebih dari itu. Wirausaha sosial melakukan perubahan besar pada tatanan
yang ada untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Konsep kewirausahaan sosial berkembang dengan spektrum yang cukup


luas dari berbagai tokoh, diantaranya Profesor Klaus Scwab (Komisaris
World Economic Forum) yang mendirikan Scwab Foundation for Social
Entrepreneurship di tahun 1998 dan Muhammad Yunus yang
mengembangkan Grameen Bank di tahun 1974. Selama 1 dekade terakhir,
kewirausahaan sosial tumbuh pesat karena didorong oleh gerakan dari
orang-orang yang inovatif, pragmatis, visioner, dan memiliki jaringan
yang kuat (Nicholls, 2006).
Kewirausahaan sosial adalah tentang bagaimana menerapkan pendekatan
yang praktis, inovatif, dan berkelanjutan untuk memberikan dampak
positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan
yang terpinggirkan.
2.Prinsip kewirausahaan sosial
Seorang wirausaha sosial harus dapat mengenal dan memahami pentingya
empat prinsip bisnis (ERAT), yaitu Ethical (menjalankan bisnis sesuai
etika, nilai/norma yang berlaku), Responsible (bertanggung jawab
terhadap seluruh pemangku kepentingan), Accountable (tata kelola
pelaporan yang baik), dan Transparent (keterbukaan kejelasan informasi).
Pemahaman akan sumber daya yang akan disasar juga merupakan faktor
penting. Seorang wirausaha sosial tidak hanya mempunyai sumber daya
yang bersifat tangible atau berwujud (sumber daya manusia dan sumber
daya capital), tetapi juga memiliki sumber daya intangible (tidak
berwujud). Sumber daya intangible adalah nilai (value) dan modal
sosial (trust). Value berfungsi sebagai „pagar‟ untuk tetap konsisten
berjuang demi nilai sosial tanpa tergiur keuntungan semata. Sedangkan
modal sosial (trust), dapat menciptakan perubahan struktural yang besar
bagi masyarakat dengan memengaruhi banyak orang untuk mengubah cara
hidup mereka.

Memanfaatkan prinsip bisnis atau kewirausahaan untuk mengatasi


masalah sosial adalah suatu konsep yang realistis. Hal ini telah dibuktikan
oleh beberapa wirausaha sosial Indonesia yang melihat masalah sosial
Indonesia sebagai peluang untuk perubahan dan dapat diimplementasikan.
Beberapa wirausaha sosial sukses yang menginspirasi antara lain Bambang
Ismawan (Bina Swadaya), Mursida Rambe (BMT Beringharjo), Goris
Mustaqim (Asgar Muda), Helianti Hilman (PT Kampung Kearifan
Indonesia), dan Asep Supriadin (Koperasi Putera Mekar). Corak kegiatan
bisnis yang dilakukan memang beragam, namun semuanya memiliki
kesamaan karakter. Mereka memiliki empati yang besar, super kreatif,
berdaya juang tinggi, dan merupakan pribadi yang menyenangkan
sehingga banyak orang yang ingin mendukung dan membantu
mewujudkan cita-cita mereka. Perlu diingat, selama ada panggilan dan
kemauan, siapa pun bisa menjadi wirausaha sosial
3. Wirausaha Sosial sebagai Tanggung Jawab dalam Membangun
Ekonomi Masyarakat
Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk
sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan
masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi
atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang
diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Kemajuan
ekonomi di Indonesia sendiri masih meninggalkan sejumlah masalah
sosial dan lingkungan. Dan sangat diperlukan peranann dari
masyarakat sekitar untuk membantu pemerintah menangani sejumlah
masalah tersebut. Peranan-peranan dari masyarakat sekitar yang bisa
dilakukan ialah melakukan aktivitas wirausaha sosial (social
entrepreneurship) yaitu melakukan sebuah aktivitas bisnis yang dapat
membantu permasalahan-permasalahan pemerintah. Wirausaha sosial
menjadi suatu fenomena menarik untuk saat ini, Karena memiliki
banyak perbedaan-perbedaan dengan wirausaha tradisional, wirausaha
tradisional sendiri adalah lebih berfokus dengan keuntungan materi
dan hanya kepuasan pelanggan semata, sedangkan pada kewirausahaan
sosial melibatkan berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan
dan dalam praktiknya dilapangan.
Masalah di Indonesia yang sampai saat ini adalah pengangguran.
Persentase pengangguran di Indonesia saat ini melebihi dari jumlah
penduduk dan lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Sedikitnya
lapangan kerja tersebut yang membuat gelisah masyarakat Indonesia
oleh karena itu masyarakat Indonesia banyak yang pengangguran dan
tidak memiliki penghasilan yang tetap. Dengan konteks tersebut
banyak pihak yang menentukan pilihan untuk menjadi wirausahawan-
wirausahawan tradisional maupun sosial. Untuk menjadi negara yang
maju persentase wirausahawan di Indonesia paling minimal adalah dua
persen dari jumlah total seluruh penduduk Indonesia. Untuk itu,
pemerintah harus mulai secara serius memberikan perhatian terhadap
masalah kewirausahaan di Indonesia baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Diperlukan peranan penting bagi pemerintah untuk selalu
memantau kegiatan kewirausahaan sosial di Indonesia. Kewirausahaan
di Indonesia memang jarang di minati bagi sebagian banyak
masyarakat Indonesia, mereka jelas lebih memilih untuk menjadi
pegawai kantoran, karyawan, pegawai negeri sipil. yang sudah jelas
untuk masalah gaji dan untuk jangka panjang setelah mereka tidak
menjadi pegawai lagi (pensiun) lebih terjamin dari pada kewirausahaan
sosial.
Seorang wirausaha berperan baik dari segi internal maupun eksternal.
Kewirausahaan berperan dari segi internal adalah mengurai tingkat
ketergantungan terhadap orang lain, menciptakan rasa kepercayaan
diri, dan dapat meningkatkan daya tarik pelakunya. dan dari segi
eksternal kewirausahaan dapat berperan sebagai menyediakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang belum mendapatkan peluang
kerja. dan dengan cara itulah dapat juga memabantu mengurai atau
memberantas tingkat pengangguran yang selama ini jadi beban pikiran
masyarakat. Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam
melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu
negara adalah:
Menciptakan lapangan kerja
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja,
modal dan keahlian)
Meningkatkan produktivitas nasional
BAB III
PENUTUP

Socio entrepreneur memiliki tujuan menciptakan nilai sosial bagi


pelanggan perlu mendapat dukungan berbagai pihak seperti
pemerintah, swasta maupun akademisi. Socio entrepreneur sangat
bermanfaat dan akan selalu dibutuhkan masyarakat luas dalam
menanggulangi permasalahan sosial yang selama ini masih terkesan
terabaikan. Melalui kegiatan socio entrepreneur diharapkan
kesejahteraan masyarakat baik dibidang ekonomi, pendidikan
maupun kesehatan meningkat secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Borstein, D. (2006). How to change the world. Socio entrepreneurs and the
power of new ideas.
Dees, J.G. (1998). The meaning of “Socio Entrepreneurship”. Fitriati, R.
Socio entrepreneurship-kewirausahaan social. Presentasi FISIP UI.
Hulgard, L. (2010). Discourses of socio entrepreneurship-variations of the
same theme? EMES European Research Network 2010
Kusumah, H. M. (2011). Social-entrepreneurship: Membangun Negara
dan Menyejahterakan Bangsa. Diambil dari
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/02/13/social-
entrepreneurship-membangun-negara-dan-menyejahterakan-bangsa/. Pada
tanggal 13 February 2011
Mort, G.S., & Weerawardena, J. (2003). Socio entrepreneurship: Toward
conceptualisation. International Journal of Nonprofit and Voluntary Sector
Marketing. Vol.8,1, pg.76 Jurnal Manajemen, Vol.11, No.1, November
2011; Universitas Kristen Maranatha, ISSN 1411-9293 7
Nicholls, A. (2006). Playing the Field: A New Approach to the Meaning
of Social Entrepreneurship. Social Enterprise Journal, 2.1, pp. 1–5;
Santosa, S.P. (2007). Peran socio entreprenurship dalam pembangunan.
Makalah dipaparkan dalam acara dialog “ Membangun Sinergisitas
Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif dan Kompetitif”
diselenggarakan oleh Himpunan IESPFE-Universitas Brawijaya Malang,
14 Mei 2007.
Pambudi, T.S (2010). Menanti Jutaan Wirausaha dari Social
Entrepreneurship. Diambil dari
http://swa.co.id/2010/02/menanti-jutaan-wirausaha-dari-social-
entrepreneurship/, Maret 2012.

Anda mungkin juga menyukai