Anda di halaman 1dari 12

KEWIRAUSAHAAN

Social Entrepreneur

NAMA : AYU IKA NOVIANA


NIM

: BCA 113 162

JURUSAN AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena terselesaikannya tugas
makalah tentang Social Entrepreneur dalam bentuk yang sederhana ini sebagai bahan sumber belajar
yang diharapkan dapat mengantar pembaca kearah pemahaman tentang apa itu Social Entrepreneur.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucakan banyak terimakasih kepada pihak yang telah
membantu menyusun makalah ini.Namun demikian saya menyadari bahwa, penulisan makalah ini jauh
dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan sebagai bahan masukkan dan
penyempurnaan penulisan makalah dimasa mendatang.Mohon maaf bila ada kekeliruan, semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Palangkaraya, Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

1.1. Latar belakang........................................................................................................


1.2. Rumusan Masalah...

1
1

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Ada berapa tipe-tipe entrepreneur..

2.2.Apa itu social entrepreneur.

2.3.Apa saja kemapuan yang harus dimiliki untuk menjadi entrepreneur.... ........

2.4.Social Entrepreneurship tersusun atas dasar 3 aspek dan mampu memberikan daya cipta nilai-nilai
sosial maupun ekonomi
5
2.5.Apa saja peluang Social Entrepreneur

PENUTUP.

DAFTAR PUSTAKA.

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara sederhana, entrepreneur didefinisikan sebagai orang yang menciptakan pekerjaan yang
berguna bagi diri sendiri.Entrepreneur berasal dari kata entrependere (bahasa Perancis) yang artinya
sebuah usaha yang berani dan penuh resiko atau sulit.
Sebenarnya Social Entrepreneurship ini sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu yang mana di awali
antara lain oleh Florence nightingale (pendiri sekolah perawat pertama), dan Robert Owen (pendiri
koperasi).Dan jika ditinjau dari pengertian nya Social Entrepreneurship telah berkembang sejak tahun
1980-an yang diawali oleh para tokoh seperti Rosabeth Moss Kanter, Bill Drayton, Charles Leadbeater
dan Profesor Daniel Bell dari Universitas Harvard yang sukses dalam kegiatan Social Entrepreneurship
karena sejak tahun 1980 berhasil membentuk 60 organisasi yang tersebar diseluruh dunia.sedangkan
Social Entrepreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. gabungan dari dua
kata, social yang artinya kemasyarakatan, danentrepreunership yang artinya kewirausahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1) Ada berapa tipe-tipe entrepreneur?
2) Apa itu social entrepreneur?
3) Apa saja kemapuan yang harus dimiliki untuk menjadi entrepreneur?
4) Social Entrepreneurship tersusun atas dasar 3 aspek dan mampu memberikan daya cipta

nilai-nilai sosial maupun ekonomi, yaitu?


5) Apa saja peluang Social Entrepreneur?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Entrepreneur memiliki beberapa tipe-tipe yaitu sebagai berikut :
Business Entrepreneur
Government Entrepreneur
Social Entrepreneur
Academic Entrepreneur
2.2 Pengertian Social Entrepreneur
Dalam bab ini akan dibahas tentang Social Entrepreneur. Pengertian sederhana dari Social
Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan
entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang
kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare). Jika business entrepreneurs mengukur
keberhasilan dari kinerja keuangannya (keuntungan ataupun pendapatan) maka social entrepreneur
keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Dari pengertian tersebut social
enterpreneur sesungguhnya adalah agen perubahan yang mampu untuk :

melaksanakan cita-cita, mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial.


menemukan berbagai peluang untuk melakukan perbaikan.
selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang terus menerus.
bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan atau keterbatasan yang dihadapinya.
memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya kepada
masyarakat.

Pengertian sederhana dari Social Entrepreunership adalah seseorang yang mengerti permasalahan
sosial dan menggunajan kemampuan Entreprenuership untuk melakukan perubahan sosial (social
change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan, dan kesehatan (healtcare). Social
Entrepreneurship mencoba melayani pasar yang belum digarap, menghilangkan kesenjangan dalam
kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, demografis dan peluang kerja.

2
Jikalau business entrepreneurs keberhasilannya diukur dari keuntungannya atau pendapatannya,
maka social entrepreneur keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan masyarakat. Social

Entrepreneurship sebenarnya bukan sebuah lembaga atau organisasi bentukan dari sebuah perusahaaan
swasta dan lembaga pemerintahan.Akan tetapi murni sebuah usaha yang bergerak di bidang sosial.
Social entrepreneur awalnya mempunyai inti pemberdayaan dalam bidang kemasyarakatan yang
bersifat kedermawaan dan sukarela.Dan tidak menekankan pada usaha yang menghasilkan profit, dan jika
ada profit itu bukanlah tujuan utamanya dan nilainya di bilang kecil.Karena inti utamanya adalah
pemberdayaan dan kemaslahatan bersama.Richard Cantillon (1755) menyatakan entrepreneur adalah
seseorang yang mengelola perusahaan atau usaha yang mendasarkan pada akuntabilitas dalam
menghadapi resiko yang terkait.J.B.Say (1803) mengartikan enterpreneur sebagai seseorang yang mampu
meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi, baik produktifitasnya maupun
nilainya.
Social entrepreneur adalah orang-orang yang berupaya menciptakan perubahan positif atas persoalan
yang menimpa masyarakat; masalah pendidikan, masalah kesehatan, atau masalah ekonomi. Menariknya,
kewirausahaan sosial belakangan terbukti kian mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan tersebut
di atas.
Masyarakat social entrepreneur adalah mereka yang berjuang merajut hidup demi dan atas nama
kemaslahatan sosial. Mereka berikhtiar membentangkan serangkaian tindakan untuk membantu
penciptaan masyarakat sosial yang makmur dan bermartabat.
2.3 Kemampuan kemampuan yang harus dimiliki untuk menjadi entrepreneur adalah :
Kemampuan yang inovatif
Toleransi terhadap suatu prinsip yang berbeda
Keinginan untuk berprestasi
Kemampuan yang mempunyai perencanaan yang realistis
Kepemimpinan yang berorientasi pada tujuan
Objekfitas
Tanggung jawab
Kemampuan berdaptasi
Tingkat komitmennya tinggi
Kemampuan sebagai pemodal
3

Kemampuan menganalisa

Tipe tipe kemampuan yang dibutuhkan entrepreneur :


1. Kemampuan Entrepreneur seseorang :
Mempunyai disiplin
Percaya diri
Berani memulai

Inovator
Perubahan
Teguh / Pantang Menyerah
Visi
Kemampuan untuk memimpin
Network building
Mempunyai tim
Inter personal
2. Bisnis Management Skill :
Berani membuat keputusan
Human person
Marketing / Pemasaran
Accounting / Akutansi
Management
Kontrol
Negosiasi
Pengembangan usaha
Pengembangan management
Secara luas, kita dapat mengatakan bahwa social entrepreneurship merupakan istilah dari segala
bentuk aktivitas yang bermanfaat secara sosial. Entrepreneur sosial adalah orang - orang yang mampu
menciptakan sesuatu yang dapat mempengaruhi paradigma dan memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam
kepentingan nirlaba maupun prolaba, entrepreneur sosial bergerak dengan tujuan menyelesaikan masalah
sosial.
4
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.

Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang
luas.

Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.

Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras


2.4 Social Entrepreneurship tersusun atas dasar 3 aspek dan mampu memberikan daya cipta nilai-nilai

sosial maupun ekonomi.


Social Entrepreneurship tersusun atas dasar 3 aspek yaitu:

Voluntary Sector bersifat suka rela.


Public Sector menyangkut kepentingan publik bersama.
Private Sector adalah unsur pribadi atau individual yang bersangkutan, bisa
termasuk unsur kepentingan profit.

Aspek penting dari social enetrpreneurship adalah menambah kaya dan kualitas akurat suatu
penelitian dalam social entrepreneurship dan pendekatan ini adala wujud harapan tersebut.
Dalam buku The Power of Unreasonable People yang ditulis oleh direktur non eksekutif
SustainAbility, John Elkington dan Managing Director Schwab Foundation, Pamela Hartigan,
entrepreneur sosial berhasil menciptakan struktur yang termasuk dalam tiga kategori atau model bisnis
berbeda:
Pertama, model usaha "nirlaba pengungkit".Usaha jenis ini bisa kita lihat dalam gerakan yang
dilakukan oleh LSM, komunitas peduli, badan amal, dan sebagainya. Model bisnis ini akan jauh lebih
sulit ditingkatkan dibanding dengan model bisnis pro-laba. Ketergantungan pada kedermawanan orang
lain, yang biasanya datang dari yayasan atau pemerintah, akan menghalangi peluang ekspansi. Publikasi
permasalahan akan meningkatan pendanaan, sedangkan penghentian dana dari para filantropis akan
mematikan kinerja.
5
Entrepreneur sosial yang terjebak dalam model ini bukan berarti tidak memiliki pandangan luas
dan visioner.Mereka adalah orang - orang yang bergerak dalam lingkungan terasing yang terperangkap
dalam lingkaran kemiskinan dan terkunci oleh sistem yang terbangun. Gerakan semacam ini yang
kemudian menjadi garda depan dalam perubahan sistem tersebut.
Kedua, usaha "nirlaba hibrida".Model bisnis ini mengalami eksperimentasi paling besar yang
merupakan penggabungan imajinatif strategi nirlaba dan pendapatan yang dihasilkan dalam satu kesatuan
dan membentuk kekuatan hibrida.Usaha ini menyediakan barang/jasa bagi populasi yang diasingkan oleh
pasar pada umumnya, tetapi menghasilkan keuntungan bukan sesuatu yang harus dihindari. Organisasi

jenis ini memiliki dua sisi, seperti Waste Concern di Bangladesh yang merupakan prototipe usaha hibrida,
memiliki divisi nirlaba yang berfokus pada proyek percontohan energi bersih dan daur ulang, sedangkan
divisi pro-labanya berfokus pada bidang energi lestari, proyek limbah, dan konsultan.
Ketiga, bisnis sosial, yaitu badan usaha pro-laba yang berfokus pada misi sosial.Keuntungan
dihasilkan, tetapi tujuan utamanya bukanlah memaksimalkan pengembalian finansial bagi pemegang
saham melainkan untuk memberi keuntungan secara finansial kepada kelompok berpenghasilan rendah
serta menumbuhkan usaha sosial dengan investasi ulang.Dengan kemandirian paenghasilan tersebut,
bisnis sosial mampu menjangkau dan terus berekspansi hingga melayani lebih banyak orang.
Entrepreneur pendiri harus menerapkan peran kepemimpinan yang kuat, sehingga akan menyulitkan
susksesi. Hal tersebut dapat teratasi dengan inisiatif entrepreneur sosial yang terlibat untuk menyalurkan
visi dan misinya kepada generasi selanjutnya.
Social Enterpreneunship ternyata mampu memberikan daya cipta nilai-nilai
sosial maupun ekonomi, yakni:
1. Menciptakan kesempatan kerja.
Manfaat ekonomi yang dirasakan diberbagai negara dari socialenterpreneur adalah penciptaan
kesempatan kerja yang baru.Selain itumemberikan peluang kerja terhadap penyandang cacat
dilibatkan dalam kegiatan produkti.
2. Inovasi dan kreasi.
Berbagai inovasi terhadap jasa kemasyarakatan sepertimisalnya:penanggulangan HIV dan
narkoba, pemberantasan buta huruf, kurang gizi, yang mana belum tertangani oleh pemerintah
dapat dilakukan olehkelompok social enterpreneunship dengan penuh dedikasi.
6
3. Modal sosial.
Merupakan bentuk yang paling penting dari berbagai modal, karena walaupun dalam kemitraan
ekonomi yang paling utama adalah nilai nilai: saling pengertian, kepercayaan, dan budaya kerja
sama, semua ini adalah modal sosial. Bank dunia menyatakan pula bahwa permasalahan yang
kritis dalam penanggulangan kemiskinan adalah modal sosial yang tidak memadai.Selanjutnya
dibangun jaringan percayaan dan kerjasama yang makin meningkat sehingga dapat mengakses
pembangunan fisik, aspek keuangan dan sumber daya manusia.pada saat unit usaha dibentuk dan
saat usaha sosial mulai menguntungkan maka makin banyak sarana sosial dibangun.
4. Peningkatan Kesetaraan
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemataraan
kesejahteraan masyarakat. Dan melalui sosial enterpreneurship tujuan ini dapat diwujudkan,

karena pelaku bisnis yang semula memikirkan keuntungan, selanjutnya akan memikirkan
pemerataan pendapatan agara dapat dilakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
2.5 Peluang Kewirausahaan Sosial
a. Pertama, pemuda dapat menjadi social entrepreneur dan mencetak social enterprise
denganmenghimpun wirausaha. Dengan begitu, akan tercipta social justice, yakni tiadanya
penguasaan kapital di segelintir pihak dengan tanpa empati.
b. Kedua, pemuda harus meningkatkan kapabilitas dan edukasi dirinya sehingga mampu melahirkan
inovasi baru dalam kegiatan produksi sehingga mampu menghasilkan satu pasar ekonomi produktif
yang menyejahterakan masyarakat lokal Indonesia.
c. Ketiga, pengusaha muda sosial haruslah berkarakter mandiri, konsiten, dan kontekstual. Mandiri
berarti adanya tekad untuk membangun dan menjaga kemandirian keuangan.

BAB III
PENUTUP
Secara luas, kita dapat mengatakan bahwa social entrepreneurship merupakan istilah dari segala
bentuk aktivitas yang bermanfaat secara sosial. Entrepreneur sosial adalah orang - orang yang mampu
menciptakan sesuatu yang dapat mempengaruhi paradigma dan memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam
kepentingan nirlaba maupun prolaba, entrepreneur sosial bergerak dengan tujuan menyelesaikan masalah
sosial.
Contoh kesuksesan sosial entreprenuership telah ada sejak dulu, contohnya Dr. Maria Montesori (
Itali ), yang mengembangakan lembaga pendidikan untuk anak-anak dan John Mulr ( USA ) yang
membuat lembaga perlindungan konservasi kebun binatang serta membuat lembaga bernama sierra
club. contoh lain adalah oraganisasi-organisasi atau lembaga peindepen hasil bentukan kensepsi Social
Entrepreneurship, yakni the Goerge Foundations Womens Empowerment, Asoka : Inovators For the
Public, The Skoll Foundations, The Omidyar Network, The Schwab Foundation For Social
Entrepreneurship, The Canadian Social Entrepreneurship Foundation, dan Echoing Green Among other.
Di indonesia sebenarnya contoh sukses social entrepreneurship sudah ada beberapa, contohnya
Lemabag Amil dan Zakat, seperti dompet dhuafa dan rumah zakat. Kedua lemabaga tersebut dalah contoh
lembaga yang awalnya merupakan inisiatif beberapa orang untuk mengadakan donasi dan untuk
mengurusi masalah zakat, infaq, dan shodaqoh.dan ini berkembang sangat pesat sehingga berkembang
menjadi rumah sakit bersalin gratis, mobil jenazah keliling dan berobat gratis di berbagai pos kesehatan
yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sehingga kemanfaatannya tentu saja bukan hanya dampak
untuk kemaslahatan umat, tetapi juga keuntungan secara finansial.

Daftar Pustaka
http://destiwd.blogspot.co.id/2012/02/kewirausahaan-sosial-social.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan_sosial
https://iinfebrikurniyati.wordpress.com/2012/09/27/apa-itu-social-entrepreneurship/

Anda mungkin juga menyukai