Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 6 PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

“WIRAUSAHA SOSIAL “

DOSEN PENGAMPU: ARIEF MAULANA S.E.,M.M


SESI : 202121280344

OLEH:
NURJANA YURIN SYAFILA
NIM : 21030017
PRODI MATEMATIKA NK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
WIRAUSAHA SOSIAL

A. Mengapa Pentingnya Wirausaha Sosial

Kewirausahaan sosial adalah suatu terobosan baru sebagai sebuah aktivitas


bisnis dalam mengatasi masalah sosial yang melibatkan penggunaan sumber daya
secara inovatif untuk mempercepat perubahan sosial dalam memenuhi kebutuhan
sosial masyarakat.
Penerapan kewirausahaan sosial dipandang penting karena memilki
karakteristik yang merupakan terobosan baru dalam memecahkan fenomena sosial
melalui pendekatan selain mencari keuntungan, juga menciptakan nilai sosial
terutama bagi masyarakat miskin.
Wirausaha sosial menjadi fenomena yang sangat menarik saat ini karena
perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus pada
keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta signifikansinya terhadap
kehidupan masyarakat . Kajian mengenai kewirausahaan sosial melibatkan
berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan.
Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian kewirausahaan sosial merupakan
hal penting untuk menjelaskan serta membuat pemikiran-pemikiran baru.
Saat ini banyak sekali kita jumpai inovasi wirausaha sosial di Indonesia
yang luar biasa besar dan melibatkan penyebaran model bisnis baru yang
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (Seelon & Mair 2005). Namun
sayangnya, selama ini sektor sosial dan filantropi sering dipandang sebelah mata
dengan asumsi tidak efisien , tidak efektif, dan tidak responsif.
Oleh karenanya wirausaha sosial dibutuhkan dan diharapkan mampu
mengembangkan sebuah model dan pemikiran baru dalam pengembangan sektor
sosial di era baru ini. Dalam hal ini, wirausaha sosial dirasa mampu
mentransformasikan karakter, nilai, dan prinsip dari sektor sosial ataupun
filantropi dengan memasukkan nilai-nilai kewirausahaan . istilah kewirausahaan
sosial adalah ungkapan yang sesuai dan tepat pada era sekarang. Definisi ini jelas
memberikan penyegaran baru dan daya tarik baru bagi sektor dan kalangan, dan
generasi untuk menjadi wirausaha sosial. Dahulu orang yang berasal dari sektor
sosial diibaratkan sebagai pihak yang tidak memiliki keberhasilan, kemapanan ,
dan kesuksesan dalam hidup, karier, pencapaian.
Namun , kini dengan adanya istilah, definisi, dan pengertian baru tentang
wirausaha sosial banyak bermunculan wirausahawan sosial yang mencapai
puncak keberhasilan, kemapanan, dan kesuksesan melebihi wirausaha-wirausaha
konvensional.
Lebih lanjut lagi, definisi baru ini telah mampu mengubah wajah dan
positioning baru dari orang-orang yang memiliki misi sosial untuk mampu sejajar
dengan kewirausahaan yang dulu dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan.
Perubahan definisi, nilai, karakter, prinsip, dan wajah orang-orang yang memiliki
misi sosial menjadi wirausaha sosial telah menarik banyak pemuda-pemuda
generasi baru untuk masuk , terlibat, dan menginisiasi wirausaha sosial di
berbagai wilayah Indonesia.
Hal yang harus dipahami adalah bahwa wirausaha sosial berbeda dengan
filantropi didefinisikan sebagai tindakan seseorang yang mencintai sesama
manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan
tenaganya untuk menolong orang lain.
Dengan cara yang sederhana. Namun wirausaha sosial adalah filantropi yang
berwirausaha atau menggunakan enterpreneurship untuk menjalankan fungsi
filantropi. Bahasa “kewirausahaan sosial” mungkin baru dan asing bagi
kebanyakan masyarakat, tapi fenomena, praktik, dan implementasinya bukanlah
hal yang baru. Kita telah lama melihat, mengenal, dan mungkin berinteraksi
dengan wirausahawan sosial, walaupun kita tidak menyebut mereka sebagai
wirausaha sosial.
Namun, nama wirausaha sosial yang baru itu menjadi penting karena telah
menyiratkan kaburnya batas-batas sektor sosial (nonprofit sector) dan sektor
bisnis (private sector). Kewirausaan sosial ini dapat meliputi usaha nonprofit yang
inovatif dan kontemporer, serta termasuk usaha for profitdengan tujuan sosial.
Bahasa baru dari” wirausaha sosial” ini membantu memperluas lapangan bermain
dari orang-orang yang memiliki misi sosial.
Karakteristik Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneur)

Terdapat beberapa pembelajaran tentang kewirausahawan sosial beserta


beberapa karakteristik yang dimiliki oleh para pengusaha sosial itu sendiri. Hal
tersebut dapat terlihat dari penelitian mengenai kewirausahaan sosial terbagi
menjadi beberapa grup sosial sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Hal ini pada dasarnya terdiri dari hal-hal yang tidak umum untuk
dilakukan dalam kegiatan usaha yang biasanya berjalan secara rutin. Austin
Stevenson dan Wei-Skillern berpendapat bahwa pengusaha sosial dan tradisional
berbeda dengan pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang. Tujuan utama
dari pengusaha sosial adalah melayani kebutuhan dasar masyarakat, sementara
pengusaha tradisional adalah untuk meraih pasar yang besar kesenjangan dan
memperoleh keuntungan, dalam proses bertaraf minimum untuk kepentingan
masyarakatnya.
Paul C. Light mengamati berbagai definisi yang ada pengusaha sosial dan
memberikan definisi yang luas yang menganggap bahwa pengusaha sosial adalah
individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi. Tapi berupaya secara
berkelanjutan melalui ide-ide yang berbeda untuk mengatasi masalahmasalah
sosial yang signifikan. Lynn Barendsen dan Howard Gardeber menjelaskan bahwa
Pemimpin yang baru sebagai pemimpin yang sadar akan kewajiban mereka.
Mereka memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal yang sifatnya positif.

Gillian et al. berpendapat bahwa hanya keterampilan saja tidak membuat


kewirausahaan dapat dikatakan sebagai seorang pengusaha sosial.. Sebaliknya
seorang pengusaha sosial juga memerlukan persimpangan virtuousness.
kesempatan sosial. pengakuan, dapat menghakimi, bersifat toleransi, dan inovasi..
Robert Ronstadt kewirausahaan didefinisikan sebagai proses yang sifatnya
dinamis namun dapat menciptakan kekayaan yang sifatnya penting. Dalam
pandangan pengusaha, kekayaan diciptakan oleh orang-orang yang mengambil
risiko besar dalam hal waktu, karier, dan komitmen untuk memberikan nilai
dalam beberapa produk atau layanan.

Nilai diinfuskan dengan mengamankan dan mengalokasikan keterampilan


yang diperlukan dan sumber daya. Sarah H Alvord membuat analisis komparatif
dari tujuh kasus kewirausahaan sosial yang secara luas telah diakui sebagai
sesuatu yang dianggap sukses. Mereka mengenali perbedaan-perbedaan dalam
bentuk tujuh organisasi yang memperkenalkan inovasi. Thomson mendefinisikan
pengusaha sosial sebagai orang-orang dengan sikap pengusaha bisnis, tetapi
beroperasi di masyarakat. Mereka bertindak lebih sebagai pengasuh dari
masyarakat dan bukan sebagai pengusaha yang dengan mudah menghasilkanuang.
Gregory Dees mengidentifikasikan pengusaha sosial sebagai pengusaha yang
langka. Dia menggambarkan satu set ciri-ciri luar biasa pengusaha sosial dengan
menekankan bahwa masyarakat harus mendorong dan memberi balasan kepada
orang dengan kemampuan yang sifatnya unik.

Hal ini tentunya sangat bergantung kepada bagaimana isi dari gagasan
yang kita tawarkan, pada dasarnya agar gagasan serta ide yang kita tawarkan bisa
diterima oleh masyarakat kita harus memiliki misi sosial di dalamnya semata mata
hanya untuk membuat masyrakat dapat terbebaskan dari permasalahan yang
terjadi. Dalam pelaksanaan pengimplementasian gagasan tersebut pastinya kita
akan mendapatkan banyak sekali permasalahan, seorang jiwa wirausaha sosial
(social entrepreneur) harus mempunyai kemampuan pengelolaan risiko (risk
management) agar dapat menuntaskan apa yang menjadi idenya tersebut.
Kemampuan mengelola risiko ini merupakan suatu hal yang penting agar kita
dapat memastikan bahwa program yang ditawarkan berjalan secara berkelanjutan.
Wirausaha sosial berperan sebagai agen perubahan di sektor sosial dengan
cara sebagai berikut:
1. Mengadopsi sebuah misi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai
sosial.
2. Mengenali dan mengejar peluang baru tanpa henti untuk melayani misi
tersebut.
3. Terlibat dalam proses inovasi, adaptasi, dan pembelajaran yang
berkelanjutan.
4. Bertindak berani tanpa dibatasi oleh sumber daya yang ada saat ini.
5. Menunjukkan rasa pertanggungjawaban yang tinggi terhadap konstituen
yang dilayani dan hasil yang dibuat.( Dees, 1998)
Salah satu pilihan dalam penanganan permasalahan sosial yang dilakukan
oleh negara-negara yang berkembang termasuk Indonesia adalah kegiatan
kewirausahaab sosial yang ada dimasyarakat terutama kemiskinan.
Kewirausahaan sosial, masalah krisis keuangan dapat dipecahkan bahkan dapat
memajukan pembangunan perekonomian khususnya di Asia dengan cara
memaksimalkan peran masyarakat dan lingkungan melalui model bisnis yang
inovatif dan efektif.
Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
1. Menciptakan lapangan kerja

Salah satu keuntungan terbaik yang bisa di ciptakan untuk


masyarakat ialah untuk lapangan pekerjaan. Membuka lapangan pekerjaan
tentu saja menjadi salah satu usaha terbaik yang selalu di nantikan
masyarakat. Berbagai kegiatan usaha yang di jalankan namun mampu
untuk memberikan lapangan pekerjaan termasuk dalam bentuk
Kewirausahaan Sosial yang memberikan manfaat sangat banyak.

2. Mengurangi pengangguran

Di indonesia sendiri pengangguran sudah semakin banyak.


banyaknya penduduk yang mana juga terus meningkat tentu saja membuat
banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi pekerja terbaik. Namun
tidak semua orang mampu untuk melakukan pekerjaan, berbagai halangan
tentu saja ada. Namun ketika anda sendiri mampu membuka
Kewirausahaan Sosial maka risiko pengangguran yang ada sedikit
berkurang. Apalagi dengan kewirausahaan yang memiliki kapasitas
pegawai banyak, tentu semakin banyak orang yang tidak lagi menjadi
pengangguran.
3. Meningkatan pendapatan masyarakat

Mungkin banyak masyarakat yang sudah memiliki


pekerjaan,namun terkadang pendapatan yang di miliki kurang mencukupi
kebutuhan hidup. Namun adanya peluang pekerjaan dari Kewirausahaan
Sosial sangat mampu sekali menanggulangi permasalahan tersebut. Akan
tetapi semua kembali dengan bentuk usaha yang di jalankan. Tidak
mungkin bukan ketika usaha yang di jalankan hanya dalam bentuk
sederhana namun memberikan upah yang lebih. Dengan begitu upah kerja
pun sangat di sesuaikan dengan bentuk usaha yang di jalankan.

4. Mengombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan


keahlian)

Mampu mengombinasikan faktor produksi Alam, tenaga kerja,


modal dan keahlian adalah bagian yang begitu penting ketika menjalankan
Kewirausahaan Sosial. Memiliki sebuah keahlian namun tidak menjadi
pekerja tentu tidak ada gunanya bukan? Lalu bagaimana dengan wirausaha
yang berdiri juga sesuai dengan keahlian? Tentu saja ini bisa menjadi
pilihan terbaik untuk di kembangkan dan di jalankan. Namun perlu juga di
ketahui jika anda menjadi pendiri wirausaha anda juga perlu memastikan
jika tenaga kerja yang akan anda rekrut sudah kompeten, atau memiliki
rasa ingin bisa. Sehingga usaha yang anda jalankan tidak lagi sia-sia dan
memberikan hasil terbaik sesuai dengan yang anda sudah rencanakan sejak
awal mendirikan wirausaha tersebut.

5. Menjalankan peran dan memajukan bangsa

Salah satu bentuk terbaik yang bisa didapatkan dalam


kewirausahaan sosial ialah mampu untuk memajukan bangsa dengan
memberikan sumbangan-sumbangan. Baik dengan biang pendidikan,
budaya, kesehatan, dan lain sebagainya yang memberikan manfaat terbaik.
Apalagi saat ini masalah di Indonesia yang sering terjadi adalah
pendidikan , kesehatan dan pengangguran, maka dengan mendirikan
kewirausahaan tentu memberikan manfaat yang sangat banyak untuk
bangsa.
Selain itu dari beberapa ahli dijelaskan bahwa peran utama kewirausahaan
sosial dalam kegiatan ekonomi yaitu:
1. Sektor publik dan reformasi nirlaba mengakibatkan dampak sosial yang
signifikan dengan mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat.
2. Komersial perusahaan yang non konvensional menjadi lebih baik,
menguntungkan dan menciptakan dampak sosial yang positif.
Manghasilkan laba tetap menjadi tujuan sehingga perusahaan tetap
menerima keuntungan.
3. Katalis berbasis masyarakat untuk transformasi sosial. Kewirausahaan
sosial mempercepat terjadinya perubahan terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarkat.

B. Paradigma Sosial Apa Yang Anda Lihat Di Lingkungan Anda


Berada, Yang Berpotensi Memiliki Nilai Ekonomis
Seperti yang kita ketahui, sampah plastic merupakan jenis sampah yang
sangat sulit untuk terurai, bahkan dibutuhkan waktu ratusan tahun untuk
menguraikannya didalam tanah. Maka dari itu, mau tidak mau kita harus dapat
mendaur ulang kembali sampah plastik tersebut. Namun, seperti yang kita lihat,
tidak semua sampah plastik diambil oleh para pemulung karena dianggap tidak
memiliki nilai ekonomis. Sedangkan untuk sampah plastic yang sudah mereka
ambil biasanya akan didaur ulang menjadi plastic lagi dengan kualitas yang lebih
rendah. Dengan demikian harus ada alternative lain untuk mengolah semua jenis
sampah plastic yang ada.

Salah satu alternatifnya adalah dengan Wirausaha Sosial. Wirausaha sosial


merupakan kegiatan bisnis sosial yang berfokus pada pengembangan potensi
ekonomi masyarakat. Karena berbasis di masyarakat, maka wirausaha sosial juga
dapat disebut sebagai salah satu langkah pemberdayaan masyarakat. Dalam
kegiatan wirausaha sosial ini masyarakat diharapkan mampu mengembangkan
semua potensi yang dimilikinya menjadi sebuah kegiatan. yang bermanfaat.

Pengusaha sosial (socialentrepreneur) atau disebut dengan wirausaha


sosial dapat disebut sebagai individu yang visioner yang mampu memberikan
solusi kreatif untuk memecahkan beberapa permasalahan sosial yang terjadi di
sekitar kita. Mereka memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah.
mengembangkan cara untuk mengubah sistem dan menyebarluaskan gagasannya
sehingga dapat menggerakkan seluruh masyarakat untuk bekerja sama mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi.

Pendidikan pemberdayaan diberikan dengan mengubah atau memperbaiki


tatanan sosial dimasyarakat agar memiliki nilai yang lebih baik. Dengan adanya
perubahan perilaku masyarakat maka diharapkan akan terwujud masyarakat yang
mampu memberdayakan dirinya sendiri, slah satunya melalui program-program di
Bank Sampah.

Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R (Reduce, Reuse,


Recycle) dalam pengelolaan sampah pada sumbemya di tingkat masyarakat.
Pengelolaan sampah dengan sistem tabungan sampah di bank sampah
menekankan pentingnya warga memilah sampah seperti yang dikembangkan
dalam pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif.

C. Upaya Apa yang Akan Anda Lakukan Untuk Mengaktifkan


Paradigma Tersebut Menjadi Fungsi Ekonomis Bagi Masyarakat
Melalui Wirausaha Sosial
Bank sampah merupakan media pengendali sampah dengan berbasis pada
pembuangan, pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang dapat membelajarkan
masyarakat dalam perilakunya untuk mengurangi dan mengolah sampahnya.
dengan sistem 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti pada bank pada umumnya, bank sampah juga menyediakan tabungan hasil
penjualan sampahnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain berfokus
pada bidang ekonomi, sebenarnya basic utama bank sampah adalah pendidikan,
dimana masyarakat dididik untuk mengolah sampahnya dengan benar sejak dini.

Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah salah satu rekayasa


sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Melalui
bank sampah, ditemukan satu solusi inovatif untuk memaksa' masyarakat memilah
sampah. Dengan menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga yang
dapat ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk menghargai sampah sesuai
jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah.

Disini, kegiatan wirausaha sosial yang dijalankan juga berfokus pada


pengolahan sampah, sehingga tidak dibutuhkan modal yang terlalu besar.
Pelaksanaan Program-program pengolahan sampah tersebut tak lepas dari
partisipasi aktif antara pengelola dan masyarakat dalam mengembangkan bisnis
sosial ini, sehingga masyarakat juga dibelajarkan untuk berwirausaha mandiri.
Secara tidak langsung program-program ini juga menciptakan kegiatan
kewirausahaan sosial yang dapat memberi pembelajaran dan pendapatan secara
ekonomi masyarakatnya..
Bank sampah memiliki mekanisme pengelolaan yang jelas dan terstruktur.
Dalam proses pelaksanaannya pengelola harus menjalankan bank sampah sesuai
dengan pedoman pengelolaan yang sudah disusun dan disepakati sejak awal
pendirian bank sampah. Hal ini dimaksudkan agar bank sampah berjalan sesuai
dengan aturan dan mampu mencapai tujuannya.

Pada proses pelaksanaanya, mekanisme menabung sampah di bank


sampah sama seperti proses menabung uang pada umumnya. Bedanya jika
menabung uang, nasabah datang membawa uang kemudian dicatat kedalam buku
rekening. Namun, dalam menabung sampah, warga hanya perlu datang membawa
sampahnya kemudian ditimbang dan dihitung nilainya baru kemudian dicatat
dalam buku rekening.

Pengelolaan sampah dengan menabung sampah di bank sampah memiliki


dampak bagi masyarakat. Sistem menabung di bank sampah mempunyai nilai
negatif yang sedikit apabila dibandingkan dengan sistem konvensional dan sistem
kumpul-angkut-buang. Sistem pengelolaan sampah dengan menabung sampah
dibank sampah merupakan salah satu alternatif terbaik dalam pengelolaan sampah
dan menjadi membantu masyarakat maupun pemerintah dalam menangani
sampah.

Dampak pengelolaan sampah dengan tabungan sampah masyarakat dapat


ditinjau dari tiga aspek berikut ini:

1) Ditinjau dari aspek kesehatan

a) Dapat menciptakan rumah menjadi bersih, schat dan bebas dari sampah;
b) Mengurangi kebiasaan pembakaran sampah sehingga dapat mengurangi
terjadinya pencemaran udara yang bisa menimbukan gangguan kesehatan;
c) Mengurangi pencemaran air terutama air sumur gali dari sampah-sampah
anorganik yang biasanya ditimbun warga;
d) Mengurangi resiko gangguan kesehatan pemulung yang ada di TPA.

2) Ditinjau dari aspek pendidikan


a) Sampah yang dikumpulkan sudah terpilah antara sampah organik dan
anorganik sehingga dengan sistem ini ada upaya edukasi warga untuk
memilah sampah dan mereka peduli terhadap lingkungan:
b) Menabung sampah dapat membiasakan anak-anak untuk menabung.
sehingga mereka memahami betul arti pentingnya menabung ketika mereka
beranjak dewasa. Mereka belajar memaknai sampah yang mereka hasilkan.

3) Ditinjau dari aspek sosial ekonomi

a) Dapat menambah penghasilan keluarga dari tabungan sampah.


b) Dapat mengakrabkan hubungan antar anggota masyarakat

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan


mengelola sampah dengan menabung sampah di bank sampah dapat memberikan
dampak bagi masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di mana
masyarakat mendapatkan nilai edukasi dari memilah sampah, kebersihan dan
kesehatan lingkungan di sekitar mereka serta menambah penghasilan masyarakat
dari menabung sampah dan mengakrabkan hubungan antar anggota masyarakat.

Selain itu, ada tiga hal yang penting untuk kita pahami sejak awal
mengembangkan wirausaha sosial.tiga hal penting ini akan terus memastikan
pertumbuhan dari kewirausahaan sosial kita dan memastikan percepatan dalam
pengembangan, antara lain:

1. Authentic

Saat kita memulai mengembangkan wirausaha sosial, setiap dari kita


memiliki pilihan. Saya selalu katakan dan ingatkan akan pentingnya passion dan
nilai. Passion dan value ini yang menjadikan kita memiliki karakter yang
authentic. Saya percaya bahwa otentik adalah unsur kunci dalam menjalankan
bisnis yang sukses dan memimpin tim yang hebat. Kelima tips ini akan membantu
Anda menjadi pengusaha yang otentik:

1) Mencintai apa yang dikerjakan


2) Mempekerjakan orang-orang yang otentik
3) Mengakui kelemahan anda
4) Berbicara dengan setiap orang
5) Membuat hubungan otentik dengan pelanggan

Jika Anda sedang bingung untuk memulai usaha yang otentik, tanyakan
pada diri Anda, apa yang Anda suka? Apa yang Anda ahli? Apa yang bermakna?
Kita butuh kejujuran, kepedulian, dan keberanian untuk memilih bidang yang kita
tekuni. Jangan peduli apa kata orang lain, ini hidup Anda, bukan hidup mereka.

Jika Anda ingin menjadi lebih otentik, mulailah dengan mengetahui diri
Anda sendiri. Ini berarti Anda harus mencari ke dalam dan berhubungan dengan
perasaan, kebutuhan, dan nilai Anda yang sebenarnya. Ini penting, karena ketika
Anda benar-benar mencintai apa yang Anda, Anda akan menciptakan koneksi
yang berkelanjutan (sustainable connections) dengan investor, relasi, dan
pelanggan. Dalam bisnis, kecepatan untuk mengembangkan produk, layanan, dan
bisnis adalah indikator bisnis yang penting. Ada beberapa strategi untuk
mempercepat pengembangan produk, layanan, dan atau wirausaha sosial kita,
antara lain :

1) Dapatkan ide yang tepat (Right)


2) Menyeimbangkan rencana dengan sumber daya (balance)
3) Memetakan rencana pengembangan proyek (project development)
4) Memanajemen risiko (risk management)

2. Boost

Kita butuh energi dan sumber daya untuk mampu terus mendorong
wirausaha sosial bergerak ke depan. Apa yang membuat kita terus mendorong
atau terdorong. Jawabannya adalah empati. Kita harus mampu secara emosional
merasakan tujuan dari wirausaha sosial kita. Faktor inilah yang menjadi nilai lebih
dan kekuatan dari seorang wirausaha sosial dibandingkan wirausaha
konvensional.

3. Creativity

Kreativitas menjadi hal yang sangat penting dalam wirausaha sosial.


Tanpa kreativitas kita akan melakukan apa yang wirausaha lain biasa lakukan dan
kita berada dalam kerumunan yang melelahkan. Kreativitas menjadikan
perusahaan kita pergi dari kerumunan untuk bersaing dengan lebih sedikit orang
yang sama-sama punya kreativitas. Bagaimana cara kreativitas itu mempercepat
perkembangan kewirausahaan sosial? Kreativitas mengarahkan pada percepatan
dengan

cara :

1) Menciptakan ide-ide baru untuk keunggulan kompetitif.


2) Memikirkan cara-cara baru untuk mengembangkan produk Anda
3) dan meningkatkan bisnis.
4) Memikirkan hal yang tidak terpikirkan.
5) Menemukan pola serupa di bidang yang lain.
6) Mengembangkan ceruk baru kewirausahaan melalui kreativitas dan
7) Menciptakan ide-ide baru untuk keunggulan kompetitif.
8) Memikirkan cara-cara baru untuk mengembangkan produk Anda dan
meningkatkan bisnis.
9) Memikirkan hal yang tidak terpikirkan.
10) Menemukan pola serupa di bidang yang lain,
11) Mengembangkan ceruk baru melalui kreativitas dan kewirausahaan.
Daftar Pustaka
Irma Paramita Sofia 2015, Jurnal. Model Kewirausahaan Sosial (Social
Enterpreneurship) Sebagai Gagasan Inovasi Sosial Bagi Pembangunan
Perekonomian. Universitas Pembangunan Jaya#2 Volume 2.
Santosa, Setyanto P., 2007, “Peran Social Enterpreneurship dalam
Pembangunan”, Makalah dipresentasikan di acara Seminar “ Membangun
Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif, dan
Kompetitif”, Universitas Brawijaya
Schwab, hide.2010.Schwab foundation honours asia social enterpreneur of the
year. Geneva: the world economic forum.

Anda mungkin juga menyukai