Wirausaha sosial adalah seseorang yang mengambil risiko yang wajar atas
nama orang-orang yang dilayani oleh organisasinya (Brickerhoff, 2009).
Wirausaha sosial adalah pemecah jalan dengan ide baru yang kuat, ia
mengkombinasikan yang ada dalam angan - angan dan kreativitas
penyelesaian masalah di dunia nyata, memiliki watak etika yang kuat, dan
sepenuhnya dimiliki oleh visinya tentang perubahan (Bornstein, 1998).
Mengurangi Pengangguran
Di indonesia sendiri pengangguran sudah semakin banyak, banyaknya
penduduk yang mana juga terus meningkat tentu saja membuat banyak
orang berlomba-lomba untuk menjadi pekerja terbaik. Namun tidak semua
orang mampu untuk melakukan pekerjaan, berbagai halangan tentu saja ada.
Namun ketika kita sendiri mampu membuka Kewirausahaan Sosial maka
risiko pengangguran yang ada sedikit berkurang. Apalagi dengan
kewirausahaan yang memiliki kapasitas pegawai banyak, tentu semakin
banyak orang yang tidak lagi menjadi pengangguran.
Paradigma sosial yang saya lihat di lingkungan saya berada, yang berpotensi
memiliki nilai ekonomis yaitu Menjual Bunga yang dilakukan dengan cara
memperbanyak menaman bibit bunga, karena ditempat saya disini mempunyai
keunikan musim bunga yaitu dimana ibu-ibu mulai mencari bunga, membeli
bunga dan menanan bunga. Upaya apa yang akan saya lakukan untuk
mengaktifkan paradigma tersebut menjadi fungsi ekonomis bagi masyarakat
melalui wirausaha sosial yaitu mulai menerapkannya dalam kehidupan
lingkungan saya, yaitu membuka bisnis sosial yang dimulai denganmelibatkan
komunitas local, seperti mma saya yang mempunya kelompok Pecinta Bunga
dilingkungan, dimana juga mama saya juga seorang pecinta bunga dan
mempunyai banyak beragam jenis bunga di teras dan halaman rumah.
Selain itu saya juga menjalankan metode bisnis yang bersifat pemberdayaan
masyarakat setempat. Bisnis sosial bisa dikembangkan di mana saja, dengan
berbagai potensi lokal yang tersedia. Prinsip utamanya, bisnis sosial lebih
memaksimalkan manfaat. "Bisnis sosial lebih mencari manfaat untuk
komunitas lokal. Kepercayaan dibangun dari aktivitas harian dan keyakinan
bukan dari nilai jaminan. Bisnis sosial juga memperlakukan pekerjanya lebih
manusiawi bisnis sosial memiliki cara pandang berbeda atas orang yang terlibat
bekerja di dalamnya. "Setiap orang diyakini memiliki keunikan, sehingga
antara satu dan lainnya tak bisa disamakan.”
D.Elemen Kewirausahaan Sosial
Dees mendefisinisikan Social Entrepreneurship sebagai aktivitas inovatif
dengan tujuan sosial baik sektor swasta (private sector) maupun sektor
nonprofit (nonprofit sector), atau keduanya. Keragaman pemikiran, perpektif,
dan definisi-definisi diatas memang mengaburkan pemahaman wirausaha
sosial, tetapi juga membantu kita dalam melihat pengertian dari arti wirausaha
sosial. Dari ragam definisi tersebut, kita bisa melihat titik temu kewirausahaan
sosial yang memiliki 4 elemen utama, antara lain:
Social Value
Menekankan bahwa kewirausahaan sosial memiliki peran dalam
menciptakan kebermanfaatan sosial. Nilai sosial ini merujuk pada
permasalahan sosial yang diselesaikan, misalnya ekonomi, lingkungan,
kesehatan, dan pendidikan.
Civil Society
Kewirausahaan sosial membutuhkan peran masyarakat sipil secara luas
dalam mengoptimalkan modal sosial yang ada.
Innovation
Inovasi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kewirausahaan sosial,
dimana inovasi ini dapat berupa inovasi pada model bisnis, inovasi pada
proses produksi, inovasi pada pemasaran, dan inovasi pada upaya
penyelesaian masalah yang ada.
Economic Activity
Kewirausahaan sosial harus mampu membangun keseimbangan antara
aktivitas sosial dan aktivitas bisnis.
Paul C. Light
Mengamati berbagai definisi yang ada pengusaha sosial dan memberikan
definisi yang luas yang menganggap bahwa pengusaha sosial adalah
individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi. Tapi berupaya secara
berkelanjutan melalui ide-ide yang berbeda untuk mengatasi
masalahmasalah sosial yang signifikan.
Gillian et al.
Berpendapat bahwa hanya keterampilan saja tidak membuat kewirausahaan
dapat dikatakan sebagai seorang pengusaha sosial. Sebaliknya seorang
pengusaha sosial juga memerlukan persimpangan virtuousness, kesempatan
sosial, pengakuan, dapat menghakimi, bersifat toleransi, dan inovasi.
Robert Ronstadt
Kewirausahaan didefinisikan sebagai proses yang sifatnya dinamis namun
dapat menciptakan kekayaan yang sifatnya penting. Dalam pandangan
pengusaha, kekayaan diciptakan oleh orang-orang yang mengambil risiko
besar dalam hal waktu, karier, dan komitmen untuk memberikan nilai dalam
beberapa produk atau layanan. Nilai diinfuskan dengan mengamankan dan
mengalokasikan keterampilan yang diperlukan dan sumber daya.
Sarah H Alvord
Membuat analisis komparatif dari tujuh kasus kewirausahaan sosial yang
secara luas telah diakui sebagai sesuatu yang dianggap sukses. Mereka
mengenali perbedaan-perbedaan dalam bentuk tujuh organisasi yang
memperkenalkan inovasi.
Thomson
Mendefinisikan pengusaha sosial sebagai orang-orang dengan sikap
pengusaha bisnis, tetapi beroperasi di masyarakat. Mereka bertindak lebih
sebagai pengasuh dari masyarakat dan bukan sebagai pengusaha yang
dengan mudah menghasilkan uang.
Gregory Dees
Mengidentifikasikan pengusaha sosial sebagai pengusaha yang langka. Dia
menggambarkan satu set ciri-ciri luar biasa pengusaha sosial dengan
menekankan bahwa masyarakat harus mendorong dan memberi balasan
kepada orang dengan kemampuan yang sifatnya unik.
Namun sayangnya, selama ini sektor sosial dan filantropi sering dipandang
sebelah mata dengan asumsi tidak efisien, tidak efektif, dan tidak responsif.
Oleh karenanya, wirausaha sosial dibutuhkan dan diharapkan mampu
mengembangkan sebuah model dan pemikiran baru dalam pengembangan
sektor sosial di era baru ini. Dalam hal ini, wirausaha sosial dirasa mampu
mentransformasi karakter, nilai, dan prinsip dari sektor sosial ataupun
filantropi dengan memasukkan nilai-nilai kewirausahaan.
Namun, kini dengan adanya istilah, definisi, dan pengertian baru tentang
wirausaha sosial, banyak bermunculan wirausahawan sosial yang mencapai
puncak keberhasilan, kemapanan, dan kesuksesan melebihi wirausaha-
wirausaha konvensional. Lebih jauh lagi, definisi baru ini telah mampu
mengubah wajah dan positioning baru dari orang-orang yang memiliki misi
sosial untuk mampu sejajar dengan kewirausahaan yang dulu dipandang
sebelah mata oleh banyak kalangan
Hal yang harus dipahami adalah bahwa wirausaha sosial berbeda dengan
filantropi. Filantropi didefinisikan sebagai tindakan seseorang yang mencintai
sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu,
uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain dengan cara yang sederhana.
Namun wirausaha sosial adalah filantropi yang berwirausaha atau
menggunakan entrepreneurship untuk menjalankan fungsi filantropi.
G. Wirausaha Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara
internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan
terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya
beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam
menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya
tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha,
tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Boost
Kita membutuhkan energi dan sumber daya untuk mampu terus
mendorong wirausaha sosial bergerak ke depan. Yang membuat kita terus
mendorong atau terdorong adalah empati. Kita harus mampu secara
emosional merasakan tujuan dari wirausaha sosial kita. Faktor inilah yang
menjadi nilai lebih dan kekuatan dari seorang wirausaha sosial
dibandingkan wirausaha konvensional. Dalam bisnis, kecepatan untuk
mengembangkan produk, layanan, dan bisnis adalah indikator bisnis yang
penting.
Strategi mempercepat pengembangan produk, layanan, dan wirausaha
sosial:
Dapatkan Ide yang Tepat (Right)
Perusahaan harus terus melakukan hal - hal yang baru dan berbeda untuk
mempercepat pencapaian target, visi, dan misi perusahaan. Itu semua
dimulai dari ide - ide baru yang segar dan menjanjikan. Pemimpin atau
manajer pengembangan produk dapat melahirkan ide tersebut
berdasarkan permintaan dari pelanggan, usulan karyawan di semua lini,
dankesesuaian ide tersebut dengan visi dan misi perusahaan.
Menyeimbangkan Rencana dengan Sumber Daya (balance)
Kebanyakan dari kita menghadapi permasalahan antara sumber daya
dengan ide dan rencana yang diluar kemampuan perusahaan kita. Dengan
mambangun keseimbangan antara rencana dengan kapasitas, kita akan
mampu menentukan siapa yang dapat melakukan apa, kapan, dan menuju
ke arah mana.
Creativity
Kreativitas menjadi hal yang sangat penting dalam wirausaha sosial. Tanpa
kreativitas kita akan melakukan apa yang wirausaha lain biasa lakukan dan
kita berada dalam kerumunan yang melelahkan. Kreativitas menjadikan
perusahaan kita pergi dari kerumunan untuk bersaing dengan lebih sedikit
orang yang sama-sama punya kreativitas.
Pembangunana Sosial
Memerangi kemiskinan
Mengurangi pengangguran
Melestarikan lingkungan
Mewujudkan lingkungan sehat
Memajukan kebudayaan
Menegakkan keadilan
Mendorong pemerataan
Mendorong kerja sama
Merangkul kelompok marginal
https://usahasosial.com/id/mengapa-social-entrepreneurship-penting/
https://konsultanmanajemencsr.com/kewirausahaan-sosial/
https://nasional.kompas.com/read/2011/01/28/12490569/
~Wirausaha~Tips