Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA WIRAUSAHA SOSIAL

Oleh: Nabila Dinar Wulan

Abstrak

Jurnal ini membahas mengenai kewirausahaan sosial yang ada di

Indonesia. Kewirausahaan adalah kemampuan dan kesiapan untuk

mengembangkan, mengatur dan menjalankan suatu badan usaha beserta segala

ketidakpastiannya untuk memperoleh keuntungan. Kewirausahaan social

merupakan sebuah inovasi kewirausahaan dengan identifikasi permasalahan

social. Tujuan kewirausahaan social adalah terwujudnya perubahan social ke

arah yang lebih baik atau positif dan memecahkan masalah social untuk

kepentingan masyarakat.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Orang yang menjadi wirausaha adalah orang yang dapat mengenal

potensi dan senantiasa belajar untuk mengembangkan potensi tersebut agar

dapat menangkap peluang serta mengorganisasi usaha demi mewujudkan cita-

citanya. Sebuah bisnis atau usaha sebaiknya memiliki nilai dan manfaat. Hal

tersebut dapat dicapai dengan cara menerapkan konsep kewirausahaan social.

Sebenarnya konsep kewirausahaan social ini sudah popular di berbagai Negara.

Beberapa kalangan menganggap bahwa konsep kewirausahaan social dapat

digunakan sebagai solusi inofativf untuk menyelesaikan permasalahan social

yang ada.
Sesungguhnya pemerintah Indonesia telah menghabiskan banyak dana

untuk menangani masaalah social. Selain itu, pemerintah juga sudah bekerja

sama dengan berbagai negara dalam hal ekonomi. Namun, hal tersebut belum

cukup. Untuk menyelesaikan permasalahan social tersebut dibutuhkan individu-

individu atau lembagalembaga yang dapat melihat peluang dan mengeluarkan

ide-ide inovatif. Hal ini melahirkan individu ataupun Lembaga yang berwirausaha

di bidang social atau yang seting disebut dengan wirausaha social. Tujuan

kewirausahaan social adalah terwujudnya perubahan social ke arah yang lebih

baik atau positif dan memecahkan masalah social untuk kepentingan

masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA

Secara etimologi, wirausaha beraasal dari kata wira dan usaha. Wira

memiliki arti pejuang, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan

berwatak agung. Sedangkan usaha memiliki perbuatan amal, berbuat sesuatu.

Jadi wirausaha dapat diartikan pejuang yang berbuat sesuatu. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat

mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi

untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta

memasarkannya. Tarmuji (2000), berpendapat bahwa seorang wirausaha itu

bukanlah manusia hasil dari cetakan tetapi seseorang yang memiliki kualitas

pribadi yang menonjol dan hal tersebut dapat dilihat dari sikap, motivasi dan

perilaku yang mendasarinya.

Kewirausahaan adalah kemampuan dan kesiapan untuk

mengembangkan, mengatur dan menjalankan suatu badan usaha beserta segala


ketidakpastiannya untuk memperoleh keuntungan. Menurut Peter F.Drucker

(1994) dalam Sarigih (2017), kewirausahaan merupakan kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sementara menurut Thomas W.

Zimmerer (1996;51) dalam Sarigih (2017), kewirausahaan yaitu proses

penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan masalah serta mencari

peluang yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari

kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.

Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor

961/KEP/M/XI/1995, Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan kewirausahaan. Sedangkan kewirausahaan adalah

semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha

atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta

menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan

efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau

memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jadi wirausaha merupakan orang yang melakukan usaha. Sedangkan

kewirausahaan adalah tindakan menjadi wirausahawan, atau pemilik perusahaan

bisnis yang dengan risiko dan inisiatif berusaha untuk mendapatkan keuntungan.

Menurut Thomas W.Zimmerer et al (2005) berwirausaha memiliki

beberapa manfaat, antara lain:

1. Memberi peluang serta kebebasan guna mengendalikan nasib sendiri.

2. Memberikan peluang untuk melakukan perubahan. Seorang pebisnis

dapat menemukan cara guna mengombinasikan bentuk kepedulian


mereka terhadap aneka macam perkara ekonomi dan social agar dapat

menjalani kehidupan yang lebih baik nantinya.

3. Memberikan peluang dapat mencapai potensi diri dengan sepenuhnya.

Memiliki bisnis sendiri dapat memberi kekuasaan, kebangkitan spiritual

dan juga membuat seorang wirausaha bisa mengikuti minat atau hobinya

sendiri.

4. Mempunyai peluang untuk memperoleh laba seoptimal mungkin

5. Mempunyai peluang buat berperan aktif pada masayarakat serta dapat

menerima pengakuan atas usahanya.

6. Mempunyai peluang buat melakukan suatu hal yang disukai dan dapat

menumbuhkan rasa bahagia saat menjalaninya.

Dalam menjalankan bisninsnya, seorang entrepreneur tidak akan terlepas

dari perkara modal. Selama ini modal memang identic dengan uang ataupun

barang. Namun selain uang dan barang, ide usaha juga termasuk kedalam

mdoal. Ide usaha merupakan modal yang luar biasa karena ide usaha menjadi

modal utama untuk membentuk dan mendukung modal lainnya. Modal sendiri

dapat dikelompokkan menjadi modal berwujud dan tak berwujud. Modal tak

berwujud antara lain yaitu

1. Modal intelektual

Modal intelektual merupakan kombinasi dari sumberdaya intangible dan

aktivitas yang mengizinkan organisasi untuk mentranformasi sebuah

bundelan material, keuangan dan juga sumberdaya manusia dalam

sebuah kemampuan untuk membentuk stakeholder value (Cut Zurnali,

2008)

2. Modal Social dan Moral


Modal social dan moral yang bisa dianggap sebagai suatu integritas

adalah suatu hal yang krusial yang menciptakan suatu gambaran

terhadap kepribadian seseorang sebagai wirausaha. Saat menjalankan

bisnis, terdapat etika wirausaha yang tidak boleh dilanggar (Saragih,

2017).

3. Modal Mental

Mental seoraang wirausaha wajib dipersiapkan sejak dini. Lantaran modal

mental adalah bentuk kesiapan sejak dini dan diwujudkan dalam bentuk

keberanian sesorang dalam menghadapi risiko dan tantangan (Saragih,

2017).

Seorang wirausaha diharuskan berani dalam menghadapi risiko. Risiko

yang dimaksud disini adalah risiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya

sebagai akibatnya output yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko

yang akan diambil. Seorang wirausaha juga diharuskan untuk belajar mengelola

risiko menggunakan cara mentransfer aneka macam risiko ke pihak yang lain

misalnya ke bank, investor, konsumen, pemasok dan lain sebagainya.

Salah satu jalan dalam menangani masalah social yang sudah dilakukan

negara – negara berkembang termasuk Indonesia yaitu konsep kewirausahan

social. Kewirausahaan social bertujuan menuntaskan masalah social yang

terdapat pada masyarakat khususnya masalah kemiskinan. Kewirausahaan

social adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan guna menyalurkan

bantuan dengan cara terus menerus bahkan mungkin dapat memperdayakan

rakyat miskin, sebagai akibatnya masyarakat dapat terlepas dari kemiskinan

tanpa menganndalkan bantuan (Tenrinippi, 2019).


Scwab (2010) mejelaskan bahwa kewirausahaan social pempunyai peran

penting dalam krisis ekonomi seperti saat ini. Melalui kewirausahaan social inilah

persoalan krisis keuangan bisa diselesaikan bahkan bisa memajukan

perekonomian melalui pemaksimalan peran masyarakat dan lingkungan melalui

model bisnis yang inovatif dan efektif.

Jain (2012), menjelaskan bahwa kewirausahaan social memiliki tujuan

untuk menciptakan beberapa dampak antara lain:

1. Penciptaan nilai social dan ekonomi

2. Pekerjaan

3. Inovasi / barang baru dan jasa

4. Modal Social

5. Promosi ekuitas

Kewirausahaan social bekerja dengan cara mendefinisikan perkara social

lalu mengatur, menciptakan serta mengelola bisnis social guna mencapai

perubahan yang telah diharapkan. Pengelolaan terebut dicapai menggunakan

aktivitas social dan berfokus memperoleh keuntungan, mencapai swasembada,

mengurangi ketergantungan dalam sumbangan dan dana pemerintah, serta

mempertinggi potensi memperluas pengiriman nilai social yang dipadukan

menjadi satu. Kewirausahaan social sendiri memiliki tujuan guna menaruh nilai

social menggunakan financial berdikari (Saifan, 2012). Kewirauahaan social

diklaim pula menjadi innovator atau agen perubahan pada perekonomian.

Kewirausahaan social merupakan konsep dimana seorang wirausaha

menyesuaikan aktivitas mereka menggunakan tujuan membentuk nilai social.

Wirausahawan social akan menggabungkan gairah menurut misi social


menggunakan gambar disiplin usaha misalnya saja sebuah penemuan dan tekad

(Saragih, 2017).

Saifan (2012) menjelaskan bahwa ada empat faktor dalam menciptakan

konsep kewirausahaan social ini tidak sama dengan konsep kewirausahaan

secara umum. Faktor yang pertama yaitu Dorongan Misi. Yang dimaksud dengan

dorongan misi disini yaitu segala bentuk aktivitas dan keputusan yang dilakukan

berdasarkan pada misi melayani nilai social. Faktor yang kedua yaitu melakukan

tindakan kewirausahaan melalui kombinasi ciri yang membuat wirausahawan

social berbeda dengan pengusaha lainnya. Faktor selanjutnya yaitu tindakan dan

aktivitas pada organisasi berorientasi kewirausahaan dengan melakukan

penemuan dan keterbukaan. Dan factor yang terakhir yaitu organisasi berdikari

secara financial. Memiliki taktik serta perencanaan guna menghasilkan

keuntungan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deksriptif.

Penelitian kualitatif adalah eksplorasi serta pemaknaan atas permasalahan

ataupun atas fenomena social. Metode penelitian yang digunakan yaitu

eksplorasi literatur menggunakan data yang diperoleh berdasarkan buku dan

jurnal.

PEMBAHASAN

Menurut pendapat Cukier (2011), kewirausahaan sosial atau Social

entrepreneurship merupakan sebuah kata turunan dari entrepreneurship dan

social. Social yang memiliki arti kemasyarakatan serta entrepreneurship yang


memiliki arti kewirausahaan. Pengertian sederhananya kewirausahaan sosial

merupakan seorang yang memahami konflik sosial serta menggunakan

kemampuan kewirausahaannya untuk melakukan sebuah perubahan sosial yang

mencakup bidang kesejahteraan, pendidikan dan juga bidang kesehatan.

Sementara Hulgard (2010) menjelaskan kewirausahaan social dengan lebih

komprehensif, yaitu menjadi penciptaan nilai sosial yang dibuat menggunakan

cara bekerja sama menggunakan orang lain atau organisasi masayarakat yang

terlibat dalam suatu penemuan sosial yang biasanya menyiratkan suatu aktivitas

ekonomi.

Salah satu manfaat dari kewirausahaan social yaitu guna membentuk

sebuah usaha menjadi solusi konflik social ekonomi, pendidikan, lingkungan

serta aneka macam konflik yang menjadi tantangan dunia. Berikut merupakan

kiprah wirausaha social dalam perekonomian suatu Negara:

1. Menciptakan lapangan kerja.

2. Mengurangi pengangguran.

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

4. Mengombinasikan factor-faktor produksi (alam, energi kerja, kapital &

keahlian).

5. Meningkatkan produktivitas nasional.

Beberapa ahli telah menjelaskan bahwa kiprah utama kewirausahaan

sosial pada kegiatan ekomoni yaitu sektor publik dan reformasi nirlaba

menyebabkan imbas sosial yang signifikan dengan cara mengatasi kasus sosial

yang terdapat di rakyat. Peran yang kedua yaitu komersial perusahaan yang non

konvensional sebagai lebih baik, mengutungkan serta menciptakan imbas sosial

positif. Menghasilkan keuntungan permanen sebagai tujuan, sebagai akibatnya


perusahaan permanen mendapat keuntungan. Katalis berbasis rakyat untuk

tranformasi sosial. Kewirausahaan sosial meningkatkan kecepatan terjadinya

perubahan terhadap kasus sosial di masyarakat.

Menjadi wirausaha social tidaklah mudah. Wirausaha social harus dapat

melihat konflik social menjadi sebuah peluang bisnis, mempunyai keberanian

serta berani mengambil risiko untuk menyelesaikan masalah social tersebut.

Penyelesaian masalah social yang ada di masyarakat diperlukan analisis

yangg cermat serta solusi yang rasional, dapat mewakili aspirasi masyarakat,

terintegrasi sehingga dapat menghasilkan ide atau gagasan yang konprehensif.

Permasalahan social yang ada di masyarakat diantaranya yaitu kemiskinan,

masalah pendidikan dan pengangguran. Diharapkan terbentuknya agen

perubahan yang terus menerus melakukan percobaan dan berkelanjutan ini

dapat memberikan solusi permasalahan social yang ada.

Seorang wirausahawan social memiliki peran dalam menyediakan

lapangan pekerjaana. Dengan terserapnya tenaga kerja maka diharapkan dapat

mengurangi taraf pengangguran dan menaruh impak positif dalam peningkatan

pendapatan perkapita.

KESIMPULAN

Kewirausahaan social merupakan sebuah inovasi kewirausahaan dengan

identifikasi permasalahan social. Untuk menjadi wirausahawan social

memerlukan modal dasar yang harus dipersiapkan. Modal utamanya yaitu

komitmen guna menciptakan perubahan social. Wirausahawan social juga harus

berusaha keras dan berjuang untuk menyebarkan pengaruhnya. Untuk itu

wirausahawan social berfokus dalam pengalaman yang dialami masyarakat,


sebagai akibatnya sangat perlu untuk membina komunikasi dan mambangun

perasaan empati melalui peritiwa-peristiwa yang dialami masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Saifan, S., 2012. Social entrepreneurship: definition and

boundaries. Technology innovation management review, 2(2).

Cukier, W., Trenholm, S., Carl, D. and Gekas, G., 2011. Social entrepreneurship:

A content analysis. Journal of Strategic Innovation and

Sustainability, 7(1), pp.99-119.

Hulgård, L., 2010. Discourses of social entrepreneurship–Variations of the same

theme. EMES European Research Network, 10(1), pp.2-21.

Jain, M., 2012. Social entrepreneurship-Using Business Methods to Solve Social

Problems: The Case of Kotwara. Decision (0304-0941), 39(3).

Saragih, R., 2017. Membangun usaha kreatif, inovatif dan bermanfaat melalui

penerapan kewirausahaan social. Jurnal Kewirausahaan, 3(2), pp.26-34.

Schwab, hilde. 2010. Schwab foundation honours asia social entreprenuers of

the year. Geneva: the world economic forum

Tarmudji Tarsis, 2000, Prinsipprinsip Wirausaha, Yogyakarta: Liberty

Tenrinippi, A., 2019. Kewirausahaan Social Di Indonesia (Apa, Mengapa, Kapan,

Siapa Dan Bagaimana). Meraja journal, 2(3), pp.25-40.

Anda mungkin juga menyukai