Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu
terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus
bertumbuh. Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat dimana hal ini bisa dilakukan
melalui penerapan konsep kewirausahaan sosial. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan
konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial.

Tujuan kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang lebih baik atau
positif dan memecahkan masalah sosial untuk kepentingan masyarakat

Thomas W.Zimmerer et al (2005) merumuskan manfaat berwirauaha sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.

2. Memberi peluang melakukan perubahan : Pebisnis menemukan cara untuk


mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dan social
dengan harapan akan menjalani kehidupan yang lebih baik

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya :Memiliki usaha sendiri
memberikan kekuasaan, kebangkitan spiritual dan membuat wirausaha mampu mengikuti
minat atau hobinya sendiri.

4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas
usahanya

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang
dalam mengerjakannya
B. Konsep Kemandirian

Menurut Parker (dalam Putra dkk., 2014) bahwa kemandirian juga dapat diartikan sebagai,
“suatu kondisi seseorang yang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan
arahan secara penuh kepada orang lain”. Poin dari pendapat parker ini adalah kepada tidak
bergantung pada orang lain secara penuh. Selain itu, seseorang yang disebut mandiri juga ia
adalah pribadi yang menolak adanya keikut campurannya orang lain dalam usaha yang ia miliki
sendiri (Ali, 2005). Begitu pula menurut Steinberg (2002), bahwa“kemandirian didefinisikan
sebagai kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil
keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri”. Seseorang dapat dikatakan mandiri jika
memenuhi karakter dari mandiri. Menurut Lutfiansyah (2010) mengenai karakteristik seseorang
mandiri yang dapat dilihat dari beberapa hal, yakni a) Memiliki rasa tanggungjawab, maksud
dari rasa tanggungjawab di sini adalah adanya rasa atau kemauan serta kemampuan dalam diri
seorang individu untuk melakukan sebuah kewajiban yang ia peroleh atau emban. Selain itu,
rasa atau kemauan serta kemampuan tersebut juga tak lain untuk memanfaatkan hak hidupnya
secara sah dan wajar.

C. Konsep Kewirausahaan

Kewirausahaan secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) berasal dari dua
kata yaitu wira dan usaha. Kata wira berarti teladan atau patut di contoh, sedangkan usaha
berarti berkemauan keras untuk memperoleh. Jadi wirausaha berarti mengarah kepada tenaga
dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Sejalan dengan itu menurut Wijandi (dalam
Lutfiansyah, 2007), pengertian wirausaha adalah Di dalamnya terdapat sifat-sifat keberanian,
keutamaan, keteladanan dengan semangat dari diri sendiri dan dari seorang pendekar
kemajuan, baik itu dalam hal kekaryaan pemerintahan maupun dalam hal kegiatan apa saja
yang berasal dari luar pemerintahan dalam arti yang menjadi pangkal keberhasilan seseorang.

Adapun beberapa ciri-ciri wirausaha menurut Alma (2009, hlm. 52) mengungkapkan ciri
wirausaha adalah percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko,
kepemimpinan,keorsinilan, dan berorientasi kemasa depan. Sementara itu, menurut Herawaty
(dalam Mally, 2005) seorang wirausaha harus menguasai kemampuan dan keterampilan
seperti:

a) daya pikir cerdas,

b) kemampuan memimpin,

c) membaca dan menciptakan peluang

d) Managerial (dalam bidang SDM, pemasaran, produksi, keuangan,administrasi dan lain-


lain)

e) teknis dan teknologi

f) Social engineering

g) adaptasi dan sosialisasi (termasuk pengertian kemampuan pengendalian diri)

h) komunikasi.

D. Pembelajaran Kewirausahaan
Sudjana (2004) menjelaskan kewirausahaan sebagai bentuk sikap dan perilaku yang inovatif,
inisiatif, antisipatif, pengambil resiko dan berorientasi laba. Menurut Suherman (2008)
kewirausahaan sebagai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan mendapat keuntungan yang besar. Pemberian mata kuliah
kewirausahaan dimaksudkan untuk memberikan nilai lebih kepada para lulusan, agar mereka
bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri atau menjadi seorang entrepreneur muda kelak jika
telah menyelesaikan atau belum selesai pendidikan formalnya. Pembekalan melalui
pembelajaran kewirausahaan diharapkan tumbuh :

1. sikap perilaku bisnis sejak dini bagi mahasiswa


2. semangat keberdayaan, kemandirian, tangguh, kuat, berdiri sendiri, penggali potensi
diri, bakat, dan kecerdasan mahasiswa
3. semangat dan sikap, perilaku, kemampuan usaha di kalangan mahasiswa yang handal
dan unggul
4. semangat profesionalisme diri mahasiswa agar tidak mengandalkan orang lain dan
mampu menggali kecerdasan demi kemakmuran hidupnya (Qomarun: 2000),
(Suherman, 2008).

E. Katakteristik Wirausaha
Ciri - ciri wirausahawan yang berhasil yaitu :

1. Miliki visi dan tujuan yang jelas


2. Inisiatif dan selalu proaktif. Seorang usahawan bisa mencari peluang usaha yang sesuai
kondisi saat itu
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu meningkatkan mutu dan
pelayanan yang diberikan, serta kepuasan langganan
4. Berani mengambil resiko.Sifat ini harus dimiliki seorang usahawan
5. Kerja Keras. Seorang pengusaha selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide kreatif
diusahakannya untuk diimplementasikannya
6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya,baik tanggung jawab
material maupun moral kepada berbagai pihak
7. Komitmen harus dipegang teguh dan harus ditepati
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.

Dalam hal ini wirausaha harus mempunyai mental seorang wirausahawan, yaitu mental
internal dan mental eksternal. Mental internal adalah mental yang berhubungan dengan dirinya
sendiri, yaitu: mampu memadukan teori dan praktek, menikmati pekerjaan, kerja tekun, visi,
misi, tujuan dan sasaran fleksibel, intuitif, cita-cita setinggi langit mencapai bintang, mampu
meyakinkan orang lain, belajar terus menerus sepanjang hayat, mengelola waktu, optimis
tinggi, selalu siap siaga, mampu kritik diri, mau dikritik dan tidak puas diri. Sedangkan mental
eksternal diwujudkan dalam kehidupan nyata seperti: memanfaatkan peluang, memberdayakan
orang lain, mampu memimpin, memperluas jaringan kerja, membuat standar kerja, orientasi
kepada kualitas, peka terhadap kiris, mampu membangun citra, menang bersaing dan peduli
terhadap masyarakat, bangsa dan Negara.

F. Faktor – Faktor Pendorong Kewirausahaan


Banyak faktor yang mendorong sesorang untuk melaksanakan kewirausahaan antara lain:
Menurut Agus Siswanto Faktor – faktor yang mendorong seseorang menjadi wirausaha adalah:
Ingin cepat Kaya, Ingin bebas dan tidak diatur oleh orang lain, Ingin mewujudkan ide, gagasan,
atau ilmu dengan leluasa, Keadaan yang terdesak, Penghasilan tidak terbatas, Ingin mandiri,
Memperoleh kepuasan atau kebanggaan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Qomarun,. 2000. BPK Kewirausahaan. Jurusan Arsitektur. FT. UMS. Surakarta.

Darsono Prawironegoro, Kewirausahaan abad 21 Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017.

Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.

Agus Siswanto, The Power of Islamic Enterpreneurship , (Energi Kewirausahaan Islami), Jakarta:
Amzah, 2016

Anda mungkin juga menyukai