DISUSUN OLEH:
T.A 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatnya sehingga makalah ini tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang
memberikan bantuan baik materi maupun pemikirannya.
Dan harapan kami sehingga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah nagar menjadi isi lebih baik lagi.
Karena keterbasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun:
Kelompok IX
i
DAFTAR ISI
PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumus Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Kesimpulan..........................................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa usia golden age ini banyak terjadi proses nilai kehidupan yang pertama
kali. Masa anak-anak adalah suatu masa yang relative panjang untuk anak dalam belajar
tentang segala hal. Pada masa ini anak mengalami proses perkembangan dalam beberapa
problem, seperti perkembangan fisik, kemampuan akademik, kemampuan mental,
perkembangan sosial, perkembangan emosional, maupun perkembangan moral. Anak
memiliki banyak kemampuan pada tiap ragam perkembangan tersebut.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) Ialah lembaga pendidikan yang dapat
memberikan anak dalam mengoptimalkan potensi perkembangan yang ada pada dirinya,
yaitu pada AUD. Suyanto (2005) menjelaskan bahwa PAUD bertujuan untuk
mengembangkan potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai
manusia yang utuh sesuai falsafah bangsa. Hal ini penting sekali untuk dikaji karena
PAUD merupakan hal paling dasar dalam pembelajaran seorang anak, dengan kata lain
pada masa inilah anak-anak mulai mengalami proses perkembangan dalam berbagi hal,
seperti fisik, kognitif, mental sosial, emosional maupun perkembangan moral.
Demikian juga pembelajaran diberikan harus sesuai dengan sifat anak.
Pembelajaran PAUD yang dapat dilakukan menggunakan pembelajaran ini (brain‐based
learning).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian Brain Based Learning ?
2. Bagaimana cara menstimulasi pembelajaran bagi AUD berbasis fungsi otak ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
KeleŞ, E., & Çepni, S. (2006). Brain and learning. Journal of Turkish Science Education,
3(2)
2
empat area, yakni tujuan, proses pembelajaran, penilaian (asesmen), dan sistem
pendukung.
Tujuan Pembelajaran berbasis otak (Brain Based Learning) ini memerlukan
peserta didik untuk memiliki keseimbangan dari dua fungsi otak kiri dan kanan, peserta
didik dapat membuka masalah mereka secara sistemik, belajar tentang pengetahuan,
proses, dan sikap yang dimaksud. Selain itu, peserta didik dapat membangun,
menghubungkan, menjelaskan, bertanya, dan berkomunikasi tentang apa yang diajari
bersama orang lain dengan memakai teori multiple intelligences.
Berikut ini akan disampaikan beberapa upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
dapat mengoptimalkan pendidikan aud melalui pembelajaran berbasis otak (brain‐based
learning), yang patut sesuai dengan perkembangan anak (developmentally appropriate
practices).
1. Menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat anak asyik dalam pengalaman
belajar, yakni dengan melibatkan seluruh aspek fisiologis anak (Megawangi et al.,
2004).
2. Menyediakan kesempatan belajar yang beragam dalam ruangan kelas.
3. Membuat lingkungan pembelajaran yang aktif.
3
Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran
jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak
mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru.
Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk
menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan
mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah
pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan
secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga
secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.
Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak
anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3
tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi
otak.2
2
Faras Handayani (ed): Stimulasi Otak untuk Kecerdasan. Penerbitan Sarana Bobo, Jakarta, 2009.
4
Di belahan yang lain, otak kanan di samping mengatur kerja organ yang berada di
sisi kiri, bagian ini juga mengambil peran dalam mengatur proses berpikir global dan
lebih mengutamakan intuisi. Selain itu, kemampuan seni, musik, dan kreativitas juga
dikendalikan oleh otak kanan. Kedua belahan otak ini mempunyai peran yang sama
pentingnya. Oleh karena itu, seseorang akan dapat seimbang dalam setiap aspek
kehidupannya apabila dapat mengoptimalkan kemampuan kedua belahan otak ini.
Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk berpikir dengan otak kiri hendaknya
mengimbangi dengan proses berpikir menggunakan otak kanan untuk mencegah
terjadinya stress dan penurunan kesehatan fisik. Sebaliknya, orang yang cenderung
menggunakan otak kanannya, sebaiknya berusaha mengimbangi dengan menggunakan
pula otak kiri dalam aktivitas berpikirnya.
Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang didominasi oleh salah satu belahan otak
menurut Joan Freeman dan Utami Munandar:
Otak Kanan:
Otak Kiri:
5
Mandiri
Gigih, keras hati
Duduk tenang ketika belajar
Prestasi di sekolah baik
Senang pengajaran formal
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya mempunyai kecerdasan yang
seimbang, sehingga yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah sejak dini mengasah
kemampuan anak untuk menggunakan kedua kemampuan otaknya secara seimbang.3
3
Anik Pamilu: Mengoptimalkan Keajaiban Otak Kanan dan Otak Kiri Anak. Pustaka Horizona, Magelang, 2008.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penyusun makalah ini hanya manusia yang memiliki keterbatasan ilmunya, yang
hanya mengandalkan referensi rujukan yang telah ada saja. Oleh karena itu, penyusun
menyarankan agar diharapkan setelah membaca makalah ini , kemudian membaca
sumber-sumber lain yang lebih komplit, yang tidak hanya sebatas membaca makalah ini
saja.
7
DAFTAR PUSTAKA
KeleŞ, E., & Çepni, S. (2006). Brain and learning. Journal of Turkish Science Education, 3(2)
Faras Handayani (ed): Stimulasi Otak untuk Kecerdasan. Penerbitan Sarana Bobo, Jakarta, 2009.
Anik Pamilu: Mengoptimalkan Keajaiban Otak Kanan dan Otak Kiri Anak. Pustaka Horizona,
Magelang, 2008.