Anda di halaman 1dari 31

Tugas Kelompok Dosen Pembimbing

Psikologi Pendidikan Dr. Viviek Sofiah, M. Si.

INTELIGENSI, MINAT, BAKAT DAN MOTIVASI

Oleh:

Kelompok 3

Aurelie Cahya Rizkia (12260125357)


Sevira Dwi Agustina (12260124840)
Trixy Fiola Hardy (12260124580)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARUF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbal alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas


rahmat dan karunia-nya lah di tengah sibuknya dunia perkuliahan, makalah ini
dapat selesai tepat waktu. Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Mata Kuliah
‘Psikologi Pendidikan’, dengan judul “INTELIGENSI, MINAT, BAKAT DAN
MOTIVASI”. Makalah ini tidak mungkin terselesaikan tepat waktu tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan Terimakasih banyak kepada Dr.
Viviek Sofiah, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah ini, yang telah
memberikan kami tugas ini.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan, bahasa, materi dan penulisan, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Karena-nya lah kami mengharapkan masukan yang baik untuk
menyempurnakan makalah ini, agar penulis lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 12 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan makalah .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi inteligensi, minat, bakat dan motivasi ..................................................3


2.2 Pengaruh inteligensi, minat, bakat dan motivasi ................................................7
2.3 Penerapan inteligensi, minat , bakat dan motivasi ...........................................11
2.4 Optimalisasi inteligensi, minat, bakat dan motivasi.........................................14
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi, minat, bakat dan motivasi ......20

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan ..........................................................................................................25


3.2 Saran.................................................................................................................26

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rahmat (2018:6) menyatakan bahwa menurut John dewey pendidikan adalah
suatu proses pengalaman. Setiap manusia menempuh kehidupan fisik maupun
rohani. Manusia dilahirkan dalam keadaan sebaik-baiknya diberi akal pikiran, dan
nafsu. Termasuk didalamnya inteligensi dan bakat yang sudah ada sejak mereka
dilahirkan. Minat dan motivasi yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.
Pendidikan sudah tidak asing didalam diri individu. Sejak kecil mereka sudah
banyak ditanamkan dan juga diajarkan mengenai berbagai hal. Pendidikan sebagai
ilmu, sebagai peningkatan budi pekerti anak-anak, pikiran dan untuk memajukan
perkembangan karakter para pelajar agar selaras dengan dunianya. Masih banyak
orang-orang diluar sana yang kurang mendapatkan pendidikan yang layak, sebagai
seseorang yang masih mudah dalam mendapatkannya, maka harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin
Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses dari dalam diri untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluat diri.
Pengembangan minat dan bakat merupakan salah satunya. (Anggraini, dkk,
2020:23) Pengembangan minat dan bakat bertujuan untuk individu mempersiapkan
dirinya dimasa mendatang. Tidak hanya itu Intelegensi dan juga motivasi perlu
ditingkatkan agar terjadi keseimbangan didalam diri individu. Memaksimalkan
peran pendidikan yang ada, seseorang bisa dengan mudah untuk mengembangkan
ke empat aspek ini. Dengan hal inilah individu akan bisa menjalani kehidupan
dengan memanfaatkan kemudahan yang ada. Tidak semua individu mau menekuni
semua pemberian pendidikan yang diberikan disekolah, sudah seharusnya kita bisa
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.
Dalam pencapaian kepada tujuan utama yang memiliki kualitas tinggi tidak
dapat terlepas dari faktor pendukung, seperti peran orang tua, guru dan lingkungan
masyarakat guna membangun potensi, minat serta bakat dan kreativitas anak didik
(Saputri, dkk, 2018: 173) Sebagai seorang anak-anak yang baru belajar, akan sulit
bagi anak-anak tersebut untuk memahami lingkungan bahkan dirinya sendiri.
Karenanya peran yang besar dari orang tua, guru dan bahkan dukungan teman-
2

teman akan memberikan efek yang positif bagi anak-anak nantinya. Dalam
memcapai keberhasilan nantinya, kualitas minat, bakat dan inteligensi akan sangat
berpengaruh.
1.2 Rumusan masalah
Topik yang dibahas oleh penulis akan diberikan rumusan masalah untuk
menghindarkan kesalahpahaman dan memberikan kemudahan untuk
menyelesaikan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang yang penulis tulis
sebelumnya ada beberapa perumusan masalah sebagai pernyataannya. Berikut
rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1) apakah definisi dari inteligensi, minat, bakat dan motivasi?
2) apakah pengaruh dari inteligensi, minat, bakat dan motivasi?
3) bagaimana penerapan dari inteligensi, minat, bakat dan motivasi?
4) bagaimana optimalisasi inteligensi, minat, bakat dan motivasi?
5) Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi, minat, bakat dan
motivasi?
1.3 Tujuan penulisan makalah
Tujuan dari permasalahan dari rumusan masalah yang telah disampaikan. Hal
tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan masalah yang
akan dibahas. Berikut tujuan dari permasalahan dari makalah ini.
1) Menjelaskan definisi dari inteligensi, minat, bakat dan motivasi.
2) Menjelaskan pengaruh dari inteligensi, minat, bakat dan motivasi.
3) Menjelaskan penerapan dari inteligensi, minat, bakat dan motivasi.
4) Menjelaskan optimalisasi inteligensi, minat, bakat dan motivasi.
5) Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
inteligensi, minat, bakat dan motivasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi inteligensi, minat, bakat dan motivasi
1. Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan untuk mendapat kinerja atau prestasi di
sekolah. Inteligensi dalam pengertian yang lebih kecil yang sama dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan akademik. Kemampuan untuk
mempergunakan pengetahuan yang sudah ada untuk menyelesaikan berbagai
masalah. Tingkat intelegensi dapat dinilai dari kecepatan memecahkan
masalah-masalah yang ada. Inteligensi juga dapat diartikan menjadi suatu
kemampuan dan kecerdasan otak untuk mengerjakan suatu keterampilan
(Purwanto, 2010)Inteligensi adalah kemampuan mental umum yang mencakup
kemampuan untuk belajar, berpikir, memahami, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru. Ini adalah kemampuan untuk memecahkan masalah,
mengambil keputusan yang tepat, berpikir abstrak, dan belajar dari
pengalaman. Inteligensi dap at dimanifestasikan dalam berbagai bentuk,
termasuk kecerdasan verbal, numerik, spasial, interpersonal, intrapersonal, dan
lainnya.
Definisi dan pemahaman tentang inteligensi telah berkembang seiring
waktu. Salah satu konsep terkenal adalah "Inteligensi Umum" (General
Intelligence) yang diusulkan oleh psikolog seperti Alfred Binet dan Charles
Spearman. Mereka berpendapat bahwa ada faktor umum yang mendasari
semua bentuk kecerdasan, meskipun ada variasi dalam kecerdasan individu.
Namun, seiring berjalannya waktu, konsep kecerdasan telah berkembang dan
diperluas untuk mencakup gagasan tentang kecerdasan berbagai jenis, seperti
kecerdasan emosional, sosial, artistik, dan lainnya. Oleh karena itu, definisi
tentang inteligensi bisa bervariasi tergantung pada kerangka kerja teoretis yang
digunakan oleh seorang ahli atau peneliti.

2. Minat
Menurut Warsito dalam Anggraini, dkk (2020:2) Minat merupakan tanda
suka atau ketertarikan seseorang terhadap suatu hal yang ada dihadapannya
tanpa adanya suatu paksaan. Di dalam lingkup sekolah, banyak hal yang akan
4

Bagi para pelajar, peran sekolah sangat berpengaruh dalam perkembangan


minat siswa-siswanya. Sekolah-sekolah mulai bisa mengkhususkan pelatihan
dan juga tes minat kepada peserta didiknya. Peserta didik yang mengetahui dan
dapat menggunakan minat yang dimilikinya untuk suatu hal yang bermanfaat.
Namun, tidak semua sekolah memperhatiakan minat para siswanya, guru
sebagai tenaga pendidik setidaknya sudah seharusnya membantu para pelajar
untuk menemukan dan juga mengembangkan minat yang mereka. Hingga kini,
masih banyak anak-anak yang belum mengetahui minat yang dimilikinya, dan
juga tidak bisa mengembangkan minatnya, karena disebabkan oleh beberapa
hal seperti tidak adanya dukungan dari orang tua, guru dan juga sekolah, tidak
memadainya fasilitas yang ada, kurangnya koneksi, dan tidak adanya motivasi
atau dorongan dari dalam dirinya. Minat seseorang terkadang juga berpengaruh
pada cita-citanya kelak, misalnya seperti orang yang berminat dibidang
olahraga, ia akan lebih tertarik untuk menjadi atlet, seseorang yang minatnya
dibidang keseenian, akan mengambil jurusan seni nantinya.
W. S Winkel mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak
menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu, sedangkan menurut Witherington dalam
Gustus (1985 : 38) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek,
seseorang, suatu soal atau situasi tertentu yang mengadung sangkut paut
dengan dirinya atau dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Minat berkaitan
dengan arah psikis seseorang yang mana akan menimbulkan perasaan suka
terhadap suatu hal atau objek. Dalam hal ini, akan timbul dorongan untuk
berpartisipasi atau mengenal lebih jauh mengenai apa yang diminati seseorang
itu. Untuk meningkatkan minat para pelajar, pihak sekolah bisa memberikan
berbagai macam cara seperti banyak membuat pilihan ekstrakulikuker,
meningkatkan layanan perpustakaan, dan juga pendalaman mata pelajaran
pilihan siswa.

3. bakat
5

Menurut Given dalam Mardhian, dkk (2022:54) bakat adalah


kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, akan lebih cepat
menguasai keterampilan tersebut. untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang
dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat
teraktualisasi dengan baik. Tanpa adanya perhatian dan juga pengembangan
khusus, bakat belum tentu bisa untuk teraktualisasi dengan baik. Secara umum,
orang-orang akan banyak melakukan kegiatan yang sesuai dengan bakat yang
dimilikinya, sehingga kemampuan itu akan terlatih dengan sendirinya. Bagi
sebagian orang-orang yang tidak begitu peduli dengan bakat apa yang
dimilikinya, dia belum tentu mau untuk mengembangkan bakat apa yang
dimilikinya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata bakat diartikan
sebagai kepandaian, sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir. Sedangkan
dalam Bahasa Inggris, bakat sering digambarkan dengan kata “talent” yang
berarti kemampuan alami seseorang yang luar biasa akan sesuatu hal atas
kemampuan seseorang yang di atas rata-rata kemampuan orang lain akan
sesuatu hal. (Sholikin, 2020:15) Bakat bersifat alamiah, dan individu sudah
memiliki bakat bawaan sejak mereka lahir. Namun, setelah beranjak dewasa
tidak semua individu bisa ataupun mau untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya, sehingga akan menimbulkan konsekuensi dikemudian hari, seperti
kehilangan potensi besar yang ada, alur kehidupan yang datar, peluang yang
terbuang, rasa kurang percaya diri meningkat, dll. Jika tidak ingin membuang
potensi besar seperti ini, maka individu diharapkan untuk mengasah dan
memanfaatkan bakat alami dari dirinya, ketika melihat bahwa orang lain yang
memiliki bakat yang sama, tetapi bisa meraih kesuksesan.
Menurut Bingham bakat adalah sesuatu yang telah didapat setelah
mendapatkan sebuah pelatihan. Menurut Guilford bakat mencakup tiga
dimensi psikologis yaitu dimensi perseptual (meliputi: kepekaan indra,
perhatian, orientasi ruang dan waktu), dimensi psikomotor (meliputi: kekuatan,
ketepatan, keluwesan) dan dimensi intelektual (meliputi: ingatan, pengenalan,
6

evaluasi, berfikir). (Sholikin, 2020:16) Menurut Bingham sendiri berbeda dari


kedua ahli diatas, ia menyebutkan bahwa bakat didapat setelah adanya
pelatihan, artinya bakat tumbuh setelah diasah individu selama hidupnya dan
tidak bersifat alamiah atau ada sajak dilahikan. Apapun pendapat para ahli, hal
ini tidak menjadi masalah, apabila individu ingin berusaha semaksimal
mungkin untuk hidupnya sendiri, apapun bakat yang diasah dan dimilikinya.

4. Motivasi
Motivasi didevinisikan sebagai proses internal yang mengaktifkan,
menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu- kewaktu. Seseorang
berbuat atau melakukan sesuatu didorong oleh sebuah kekuatan dari dalam
dirinya. Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang selektif, berorientasi
tujuan (goal-oriented), dan dilakukan secara terus menerus
(persisten).Motivasi dalam kamus bahasa Indonesia diartikan: a) dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan
sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu; b) usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya. (Vroom dalam Purwanto, 2013:261. Hal tersebut memiliki
peran yang sangat penting dalam keberhasilan seorang dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang kompleks, dorongan,
kebutuhan, yang memulai dan menjaga keinginan-keinginan kearah
pencapaian tujuan (Purwanto, 2013:261) Guru memiliki peran untuk
meningkatkan dan menjadi motivasi bagi para siswanya. Dengan menjadi
panutan yang baik, ia bisa menjadi individu yang bisa dicontoh, dan juga hal-
hal positif yang disampaikannya akan diterima dan dikerjakan dengan baik
oleh para siswanya. motivasi berperan penting dalam belajar, motivasi belajar
dapat diperlihatkan dengan sikap senang untuk mengerjakan tugas yang
diberikan serta meningkatnya partisipasi seseorang dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan. Motivasi mengacu pada suatu proses yang mempengaruhi
pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang
diinginkan seperti seseorang ingin mengikuti kegiatan disekolah yang tadinya
7

dia ingin ikut pramuka ia jadi memilih mengikuti osis karena dukugan
temannya
Intelegensi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan otak yang merupakan
sifat alamiah atau bawaan lahir, yang merupakan suatu kelebihan dan
kemampuan yang terbagi kedalam 9 jenis kecerdasan. Minat merupakan
ketertarikan individu terhadap suatu hal yang disuainya. Bakat merupakan
kelebihan seseorang dalam berbagai bidang, baik itu bawaan lahir atau hasil
yang dilatih. Sedangkan, motivasi merupakan dorongan internal untuk
memaksimalkan kemampuan individu.

2.2 Pengaruh inteligensi, minat, bakat dan motivasi


1. Inteligensi
Inteligensi memiliki pengaruh yang signifikan di bidang pendidikan.
Kemampuan intelektual seseorang dapat memengaruhi bagaimana mereka belajar,
meraih prestasi akademis, dan berpartisipasi dalam proses pendidikan. Berikut
adalah beberapa pengaruh utama inteligensi di bidang pendidikan:
a) Kemampuan Belajar: Individu dengan inteligensi yang tinggi cenderung
memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Mereka mungkin lebih cepat
memahami materi, mengingat informasi, dan menghubungkan konsep-
konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada.
b) Prestasi Akademis: Orang dengan tingkat inteligensi yang lebih tinggi
cenderung meraih prestasi akademis yang lebih tinggi. Mereka mungkin
mampu mengatasi tugas-tugas yang lebih rumit dan mencapai hasil yang
lebih baik dalam ujian dan penilaian.
c) Motivasi Belajar: Inteligensi juga dapat memengaruhi motivasi belajar.
Siswa yang merasa bahwa mereka mampu menguasai materi pelajaran
dengan relatif mudah karena tingkat inteligensinya yang tinggi mungkin
lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses
pendidikan.
Penting untuk diingat bahwa inteligensi adalah salah satu faktor yang
memengaruhi pendidikan, tetapi bukan satu-satunya faktor. Lingkungan sosial,
dukungan keluarga, motivasi diri, dan kualitas pengajaran juga memiliki peran
8

penting dalam keberhasilan pendidikan seseorang. Selain itu, pendidikan modern


semakin mengakui keragaman inteligensi dan upaya untuk mengadopsi pendekatan
pendidikan yang inklusif dan berpusat pada kebutuhan individu. (Rufaidah, 2015)

2. Minat
Perkembangan minat didalam diri individu mempunyai pengaruhnya tersendiri
bagi peningkatan kualitas individu. Minat belajar bisa berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Masing-masing peserta didik memiliki minat yang berbeda-beda
terhadap mata pelajaran dan juga jenis pembelajaran yang disukainya. Menurut
Setiawan (2022:92) berdasarkan hasil obervasi di SDN 1 Gamping menunjukkan
bahwa rendahnya hasil belajar yang cenderung rendah akan berdampak pada
rendahnya minat belajar siswayang dapat dilihat bawa siswa banyak mengantuk dan
tidak mendengarkan penjelasan gurunya. Hal tersebut sebenarnya banyak dialami
oleh para peserta didik. Guru sudah harus siap sebelum kelas dimulai dan
mempersiapkan materi serta banya melakukan evalusi, karena karakteristik setiap
anak-anak pasti berbeda. Siswa cenderung hanya bisa fokus sekitar kurang lebih
selama 15-20 menit pelajaran pertama. Karenanya guru bisa memberikan suatu
solusi agar dapat meningkatkan minat belajar pada anak didiknya seperti
melakukan permainan di tengah-tengan pelajaran atau melakukan latihan. Pengaruh
minat didalam kehidupan sehari hari juga bisa dilihat. Yang mana pengaruh minat
ini juga berkaitan dengan jenis-jenis minata yang ada seperti minat situasional dan
minat pribadi
a) Minat situasional
Minat situasional, yaitu minat yang ditumbuhkan oleh kondisi atau
faktor lingkungan, misalnya peran pendidikan formal, informasi yang diperoleh
melalui buku, internet atau televisi.(Anggraini, dkk (2020:26) Jenis minat ini
dipicu oleh keadaan lingkungan sekitar semisal suatu yang tidak pernah dicoba
sebelumnya, hal yang menantang dan hal yang melibatkan tingkat aktivitas
yang tinggi. Minat situasinonal berisfat sementara atau tidak selamanya dan
tidak langsung. Misalnya guru berinisiatif melakukan ice breathking sebelum
kelas dimulai, untuk memberikan suasana menyenangkan di kelas. Hal ini
bersifat situasional, karena hanya memberikan perasaan senang sesaat.
b) Minat pribadi
9

Minat pribadi (personal interest) dan minat situasional. Minat pribadi


(personal interest), yaitu ciri pribadi individu yang relatif stabil. Minat pribadi
ditujukan pada suatu kegiatan atau topik yang spesifik (misalnya minat pada
olah raga, ilmu pengetahuan, musik, tarian, komputer, dan lain-lain).
(Anggraini, dkk (2020:26) Minat pribadi biasanya relatif stabil dan bersifat
jangka panjang serta konsisten, karena berasal secara alamian dan dari dalam
diri sendiri sesuai dengan bakat yang dimiliki serta hal yang menjadi pilihannya.
Contohnya ketika seseeorang tertarik dengan hal yang berkaitan dengan dunia
modelling, maka ia akan menumbuhkan bakat tersebut, dan mulai menggali
informasi, mengikuti kegiatan yang bersangkutan, dan juga mengikuti program
modelling.

3. Bakat
Bakat memiliki pengaruh dalam mencapai prestasi bagi individu. Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prestasi diatrikan sebagai hasil yang dicapai, yang
dilakukan dan yang dikerjakan. Prestasi bisa mencakup bidang apapun dan
kaitannya dengan kemampuan seseorang. Bakat memiliki kaitan dengan prestasi,
apabila bakat diasah secara terus-menerus maka akan bisa menghasilkan prestasi
yang baik dan diinginkan. Prestasi tidak hanya berupa pencapaian di sekolah, tetapi
bisa dimana saja, baik itu perlombaan, ditempat kerja, dilingkungan sekitar, dll.
Misalnya seorang pelajar yang sudah memiliki bakat menyanyi sejak kecil dan terus
diltih, hingga mengikuti berbagai perlombaan, maka itu sudah menjadi salah satu
prestasi bagi dirinya.
Selain berpengaruh kepada prestasi, bakat memiliki pengaruh pada kepuasan
terhadap diri-sendiri, karena saat seseorang menjalankan kehidupannya dengan
kemampuan yang mereka miliki sendiri akan menimbulkan kepuasan pribadi.
Peluang karier lebih yang dimiliki akan lebih baik dan tertata, karena sudah sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Individu akan lebih mudah beradaptasi
dengan pilihan pekerjaan yang dia tekuni dan diampunya. Faktor-fakor internal
seperti kemauan untuk belajar dengan lebih baik lagi, dan juga faktor eksternal
seperti adanya dukungan dari orang tua, teman-teman, dan juga tersedianya sarana
dan prasarana yang memadai akan berpengaruh dan menunjang sesuatu yang akan
diraih.
10

Individu bisa memiliki peluang untuk berkembang dan lebih baik lagi, karena
tidak semua individu bisa dan mau mengasah bahkan menemukan bakat mereka
sendiri. Terutama untuk seseorang yang memiliki motivasi tinggi dan juga tingkat
kepercayaan diri yang tinggi, akan mempermydah bagi orang itu untuk
mendapatkan apa yang mereka mau, dibandingkan dengan orang-orang yang
enggan untuk berusaha. Seperti banyak mengikuti perlombaan, belajar dan
menekuni bakat yang dimiliki dengan lebih giat lagi, mengikuti komunitas dan
beremu dengan orang-orang yang memiliki bakat yang sama, keinginan untuk
bersaing dan orang yang ingin belajar lebih lagi dan lagi.

4. Motivasi
pendapat Santrock (1995) bahwa sejak masa bayi sampai masa remaja, peran
orangtua masih sangat diperlukan anak dalam pengembangan dirinya. Motivasi
belajar anak sangat dipengaruhi oleh dorongan dari orang tuanya. artinya anak
masih membutuhkan orang tuanya dalam menjalankan tugas ataupun dalam
menghadapi permasalahan dihadapannya
pendapat Santrock (1995) bahwa sejak masa bayi sampai masa remaja, peran
orangtua masih sangat diperlukan anak dalam pengembangan dirinya. Motivasi
belajar anak sangat dipengaruhi oleh dorongan dari orang tuanya. artinya anak
masih membutuhkan orang tuanya dalam menjalankan tugas ataupun dalam
menghadapi permasalahan yang ada dihadapannya. Tak hanya pengaruh orang tua
Dalam semua kegiatan belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata pelajaran tertentu
(Nashar, 2004:11). Tiap anak memiliki kelebihan yang berbeda, ada yang unggul
didalam kelas dengan semua mata pelajaran ada juga yang unggul dalam salah satu
mata pelajaran tertentu, dengan begitu ia termotivasi untuk meningkatkan prestasi
pada satu mata pelajaran tersebut sehingga ia unggul dalam mata pelajaran tersebut.
Baik dari inteligensi, minat, bakat dan juga motivasi mempunyai pengaruh
tersendiri bagi kehidupan individu. Dari keempat hal tersebut apabila terjadi
keseimbangan maka akan banyak memberikan efek postitif. Semua perlu
ditingkatkan dan dikembangkan oleh individu untuk mencapai hasil yang
maksimal.
11

2.3 Penerapan inteligensi, minat , dan motivasi


1. Inteligensi
Penerapan inteligensi dalam pendidikan adalah pendekatan untuk merancang
dan mengelola pengalaman belajar agar sesuai dengan kebutuhan dan potensi
intelektual siswa. Ini bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran mereka dan
membantu mereka mencapai potensi penuh mereka. Berikut adalah beberapa cara
penerapan inteligensi dalam pendidikan:
a) Penilaian Inteligensi: Sebelum mengembangkan strategi pembelajaran,
penting untuk memahami tingkat inteligensi individu siswa. Ini dapat
dilakukan dengan menggunakan tes kecerdasan standar atau observasi guru
yang berpengalaman. Penilaian ini membantu pendidik mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan intelektual siswa.
b) Program Akselerasi: Untuk siswa dengan inteligensi yang sangat tinggi,
program akselerasi dapat memberikan tantangan yang sesuai. Ini mungkin
termasuk akses ke kelas-kelas yang lebih tinggi, materi pelajaran yang lebih
maju, atau peluang untuk mengikuti kursus perguruan tinggi di sekolah
menengah.
c) Penggunaan Teknologi Pendidikan: Teknologi dapat digunakan untuk
memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat inteligensi
siswa. Program komputer dan perangkat lunak pembelajaran dapat
menyesuaikan materi dan tantangan sesuai dengan kemampuan masing-
masing siswa.
d) Pengembangan Keterampilan Kritis: Pendidik dapat fokus pada
pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan
masalah, yang merupakan bagian integral dari inteligensi yang kuat.

Penerapan inteligensi dalam pendidikan bertujuan untuk menghormati


keragaman intelektual siswa dan memberikan pengalaman pembelajaran yang
bermakna. Ini dapat membantu setiap siswa mencapai tingkat prestasi yang
optimal dan meraih potensi penuh mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
12

2. Minat
Minat memiliki manfaat dan memberikan efek positif bagi setiap individunya,
apabila diterapkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya. Penerapan
minat dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu seseorang untuk bisa
meningkatkan produktivitas, perasaan senang, emosi yang stabil, dan meraih
kebahagiaan. Minat bisa diterapkan dimana-mana saja, dan mengikuti kesesuaian
kita. Beberapa hal yang bisa menjadi tempat untuk dijadikan penerapan minat,
yaitu:
a) Pendidikan
Didalam konteks yang berkaitan dengan pendidikan, minat dapat
diterapkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan penunjangan masa depan.
Seperti pemilihan tempat untuk bersekolah, kuliah, pemilihan jurusan, serta
kelas tambahan dan program ekstrakulikuler.
b) Pekerjaan
Tidak hanya pendidikan, pekerjaan juga mempunyai pilihan yang
banyak dan beragam, seperti dibidang kesehatan, teknologi, kewirausahaan,
komunikasi, seni, dll. Semua bisa dipilih sesuai dengan kemampuan dan
minat masing-masing individu. Pekerjaan yang ditekuni sekarang, bisa
berkaitan pula dengan pendidikan yang dulu dijalankan.Umumnya orang-
orang menekuni suatu pekerjaan dan pendidikan yang sejalan, seperti
individu yang suka mengajar, maka ia masuk ke jurusan pendidikan, dan
memilih pekerjaan untuk menjadi guru.

c) Aktivitas sehari-hari
Melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan dirumah, juga
membutuhkan minat, terutama bagi pekerjaan rumah yang paling disukai.
Melakukan pekerjaan rumah dapat tergolong sebagai minat situasional, atau
yang sifatnya sementara dan tidak jangka panjang. Namun, ada pula
individu yang menjadikan pekerjaan rumah sebagai minat pribadinya.

3. Bakat
13

Penerapan bakat bisa dilakukan dimana saja, ha ini bertujuan untuk


mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan juga memperdalam serta
mengunjuk kebolehan dalam diri individu. Penerapan bakat bergantung
pada bakat seperti apa yang seseorang miliki. Tempat-tempat seperti
sekolah atau universitas merupakan tempat termudah untuk seseorang
menerapkan bakat yang dimilikinya. Seperti keahlian menuli, menggambar,
atau olahraga. Dengan sekolah kita bisa memulai penerapan bakat untuk
pertama kali dan semua sudah tersedia, akan lebih baik lagi dengan bertemu
orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang yang sama. Di
universitas, mahasiswa sudah memilih jurusan yang sesuai dengan minat
dan bakat masing-masing, begitu pula ada pemilihan organisasi yang sesuai
akan membantu mahasiswa untuk menerapkan bakat yang dimilikinya.
Dalam kegiatan sehari-hari individu bisa saja menumbuhkan dan
menerapkan bakat yang dimiliki, dengan menjual bakat yang mereka punya.
Seperti mengedit video, membuka les, atau membuat suatu produk. Hal
sekecil apapun akan bisa terlaksana jika adanya niat dan kemauan, idak ada
keterbatasan yang sangat mempengaruhinya. Menerapkan bakat yang
dimiliki harus sudah siap dengan tekad, kemauan, dan juga kerja keras dan
siap bertanggung jawab.

4. Motivasi
Motivasi belajar merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar karena
dapat mendorong siswa untuk teribat dalam kegiatan belajar. Salah satu faktor
yang dianggap penting dalam meningkatkan motivasi belajar yaitu adanya goal
setting. Midgley, Kaplan, & Middleton (2001) menemukan bahwa
performance goal yang merupakan bagian dari goal setting berpengaruh
terhadap peningkatan performansi akademik siswa. Tujuannya untuk
mengetahui pengaruh penerapan goal setting terhadap peningkatan motivasi
belajar pada anak. goal setting adalah proses bagaimana kamu menentukan
tujuan tersebut dan bagaimana cara mencapainya.
14

Goal setting theory merupakan salah satu bagian dari teori motivasi yang
dikemukakan oleh Edwin Locke pada tahun 1978. Motivasi belajar merupakan
faktor penting dalam kegiatan belajar karena dapat mendorong siswa untuk
teribat dalam kegiatan belajar. Salah satu faktor yang dianggap penting dalam
meningkatkan motivasi belajar yaitu adanya goal setting. Midgley, Kaplan,
& Middleton (2001) menemukan bahwa performance goal yang merupakan
bagian dari goal setting berpengaruh terhadap peningkatan performansi
akademik siswa. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh penerapan goal
setting terhadap peningkatan motivasi belajar pada anak. goal setting adalah
proses bagaimana kamu menentukan tujuan tersebut dan bagaimana cara
mencapainya.
Kemampuan atau intelegensi, minat dan motivasi bahkan bakat yang kita
punya bisa diterapkan dimana saja, setidaknya satu dari keempat hal sudah
sangat membantu untuk menunjang kehidupan kita dimasa mendatang. Akan
ada datangnya apresiasi untuk kita yang mau menumbuhkan kemampuan yang
kita miliki sendiri.

2.4 Optimalisasi inteligensi, minat, bakat dan motivasi


1. Inteligensi
Mengoptimalkan inteligensi dalam pendidikan adalah upaya yang penting
untuk membantu siswa mencapai potensi intelektual mereka yang penuh.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan inteligensi dalam konteks
pendidikan:
a) Memahami Kepribadian dan Gaya Belajar Siswa: Setiap siswa memiliki
kecerdasan dan gaya belajar yang unik. Penting untuk mengenali perbedaan
ini dan mendekati pengajaran dengan cara yang sesuai. Beberapa siswa
mungkin lebih visual, sementara yang lain lebih auditif atau kinestetik.
Memahami preferensi belajar siswa dapat membantu merancang
pengalaman pembelajaran yang lebih efektif.
b) Menstimulasi Rasa Ingin Tahu: Mendukung rasa ingin tahu siswa adalah
kunci dalam mengoptimalkan inteligensi. Ajak siswa untuk bertanya,
eksplorasi, dan mencari jawaban atas pertanyaan mereka sendiri.
15

Memberikan ruang bagi penemuan diri ini dapat memotivasi belajar dan
mengembangkan pemikiran kritis.
c) Mendorong Keterlibatan dalam Aktivitas Kreatif: Aktivitas kreatif seperti
seni, musik, penulisan, dan pemecahan masalah desain adalah cara yang
baik untuk mengembangkan inteligensi. Mendorong siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kreatif memungkinkan mereka untuk
mengembangkan kemampuan berpikir out-of-the-box dan kreativitas.
d) Promosikan Keterlibatan Aktif: Mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pelajaran dengan berdiskusi, menulis, melakukan proyek, atau
menjawab pertanyaan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.
Ini juga membantu mereka untuk memproses informasi dengan lebih baik.
e) Mengajar Keterampilan Kritis: Keterampilan berpikir kritis, seperti analisis,
sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah, adalah bagian penting dari
pengembangan inteligensi. Ajarkan siswa cara berpikir secara kritis dan
menganalisis informasi dengan bijak.
f) Memberikan Dukungan dan Umpan Balik: Berikan dukungan positif
kepada siswa dan berikan umpan balik yang konstruktif. Ini membantu
mereka memperbaiki kinerja mereka dan terus berkembang dalam
pembelajaran mereka.
Mengoptimalkan inteligensi dalam pendidikan melibatkan pendekatan yang
holistik yang menggabungkan aspek fisik, emosional, sosial, dan intelektual dari
pembelajaran. Dengan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan individu dan
mendorong perkembangan potensi penuh mereka, pendidikan dapat menjadi alat
yang kuat untuk pengembangan intelektual.

2. Minat
Minat dapat dioptimalisasi dan dilakukan upaya peningkatannya karena
bertujuan untuk pengembangan karakter diri individu dan dalam hal mencapai
tujuan. Perasaan postitif akan dirasakan saat kita lebih mengena diri sendiri dan
mempunyai tujuan didalam kehidupan. Tidak ikut-ikutan dengan kegiatan yang
dilakukan orang lain dan juga memperhatikan diri sendiri serta mempunyai tujuan
hidup yang jelas, dimulai dengan mengetahui minat yang ada, dan melakukan
16

pengoptimalisasian demi meningkatnya kinerja didalam diri dan sesuai dengan


kemampuan diri-sendiri. Ada beberapa upaya dalam pengoptimalisasian minat
dalam diri seseorang, yaitu:
a) Pendidikan
Melalui peran pendidikan yang diberikan, individu bisa menemukan minat
yang dimilikinya dan bahkan meningkatkannya. Bagi para pelajar, sekolah tidak
hanya sebagai wadah penyalur pendidikan, tetapi juga menyalurkan kegiatan-
kegiatan yang diminatinya. Pengembangan program yang ada disekolah ahrus
bisa terlaksana dengan baik dan harus ada dukungan dari pihak terkait.
b) Penafsiran diri
Sebagai individu kita pasti memiliki hal yang kita minati terhadap suatu hal.
Seseorang harus bisa mengidentifikasi apa yang menjadi keahlian dan juga
keinginan kita, baik itu dalam hobi atau bakat tertentu. Pemahaman dan
penerimaan diri diperlukan guna meningkatkan kualitas didalam diri seseorang.
Dengan mengerti apa yang diri kita perlukan, akan mengurangi kecemasan kita
dimasa mendatang yang berkaitan dengan masa depan.
c) Mengasah dan Praktek
Apabila kita memiliki minat di bidang tertentu seperti olahraga dan seni,
maka kita bisa mengasah terus kemampuan yang kita miliki agar terus
berkembang. Selain itu, individu membutuhkan tempat dimana ia bisa
menyalurkan kemampuannya, jika praktek ini terlaksana, maka hal itu bisa
dikaitkan dengan mengasah kemampuan.
d) Penyaluran
Apapun minat yag kita kuasai, kita bisa mencari teman atau orang-orang
lain yang memiliki minat serupa dengan kita agar bisa disalurkan, dan
memberikan manfaat tertentu. Contohnya seperti mengikuti suatu perlombaan,
kita bisa menambah relasi dan juga pengalaman lewat hal ini.

3. Bakat
Terdeteksinya potensi peserta didik dan minat bakat mereka memang
tergantung pada rangasangan yang diberikan oleh orang tua dan lingkungan yang
mendukung, karena itu bagi orang tua maupun guru harus bisa menggali potensi
17

anak sejak dini (Indah dalam Saputri, 2021:278) Bakat walaupun memang bawaan
dari lahir, perlu dikembangkan lebih dalam lagi supaya dengan kemampuan yang
baik, seseorang setidaknya bisa bersaing dengan orang lain. Faktor eksternal sangat
mendukung perkembangan bakat anak-anak. Orang tua dan juga guru setidaknya
bisa membantu anak-anaknya yang kesulitan menemukan bakat apa yang
dimilikinya, karena sekarangpun masih banyak anak-anak bahkan orang dewasa
belum mengetahui bakat apa yang dimilikinya.
Perkembangan bakat memiliki tiga aspek yaitu aspek intelektual, aspek
perseptual, dan aspek psikomotorik, ketiganya memilki makna dan keterkaitan satu
sama lain. Aspek intelektual mencangkup daya ingat yang kuat, aspek perseptual
mencangkup pemahaman dan penilaian terhadap sesuatu yang diperhatikan,
sedangkan aspek psikomotorik ialah kemampuan yang mengandalkan fisik,
kecepatan dan ketetapan gerak serta ketelitian. Hurlock E. B. (1993) mengatakan
bahwa, semua minat yang dimiliki oleh setiap manusia memiliki peran dan dampak
yang sangat penting atas perilaku dan sikap yang ditunjukkan (Indah dalam Saputri,
2021:278). Dalam membantu tingkat pengoptimalisasian bakat yang dimiliki oleh
individu, bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

a) Pemberian dukungan secara fisik dan psikis


Dengan kondisi fisik dan psikis yang baik dalam diri individu, bisa
berupaya meningkatkan bakat yang dimilikinya. Tidak memiliki penyakit
bawaan yang berhubungan dengan fisik dan psikis, ysng mana jika hal
tersebut dialami maka kemungkinan bisa saja menjadi hambatan yang besar
bagi sebagian orang. Kestabilan kesehatan bisa ditur oleh individu itu
sendiri ataupun lewat dukungan dan bantuan dari orang-orang sekitar.
b) Mengembangkan program pendidikan dan kurikulum sekolah dan
memberikan pelayanannya secara efektif kepada peserta didik.
Sekolah memang menjadi tempat yang paling bisa diandalkan bagi para
pelajar. Terutama saat tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan
juga kehadiran guru-guru yang sangat membantu, bisa menjadi salah satu
hal yang mendorng pengoptimalisasian bakat para pelajar
18

c) Praktek dan evaluasi


Bakat yang hanya menjadi rahasia bagi sebagian orang, tidak akan
mendatangkan manfaat. Cara peningkatan bakat yang baik adalah dengan
melakukan praktek dan evaluasi, dengan melakukan praktek seseorang akan
sama dengan mengasah kemampuannya sendiri, dan dengan mengevalusi
seserang akan mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dirinya serta
berusaha untuk memperbaiki.

4. Motivasi
Upaya peningkatan dalam mendapatkan motivasi bisa dimilai dalam faktor
internal maupun eksternal. Dalan faktor internal seperti kemauan dalam diri sendiri
sedangkan faktor eksternal mendapatkan pengaruh atau dorongan dari orang lain
atau lingkungannya.
a) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
Seperti memiliki handphone dan kualitas jaringan yang baik untuk mendukung
kegiatan proses pembelajaran terutama dimasa sekarang dan mendatang.
Banyak hal yang bisa dicari dari media sosial dan internet termasuk didalamnya
mencari motivasi.
b) Memilih teman yang memberikan pengaruh positive
Teman yang baik dapat memberikan dampak yang positif untuk kita,
berteman dengan mereka akan membuat kita terpengaruh dengan perilaku
positifnya. Sedikit banyaknya teman mempengaruhi kita dalam berpikir,
bertindak, berbuat dan lain sebagainya. Teman juga menjadi role model kita,
kebanyakan individu sering kai mengikuti apa saja hal yang dilakukan
temannya. Hal tersebut mendasari mengapa pemilihan relasi yang baik itu
penting.
c) Dukungan dari orang tua.
Dukungan orang tua terhadap pendidikan sangat besar pengaruhnya untuk
meningkatkan prestasi belajar, orang tua juga dapat berperan sebagai guru
ketika dirumah. Orang tua merupkan orang yang paling dekat dengan anak-
anaknya, orang yang sangat mengetahui sifat dan karakteriktik perilaku anak.
19

Dukungan terdekat dan terbaik harus berasal dari orang tua atau keluarganya
sendiri.
d) Mengikuti program kegiatan yang bermanfaat.
mengikuti kegiatan yang bermanfaat akan membuat seseorang termotivasi
untuk menjadi lebih baik seperti berolahraga tubuh kita akan lebih terasa
sehat.Program kegiatan ini bisa dari mana saja seperti lingkungan sekolah
ataupun bermasyarakat.
Optimalisasi atau upaya peningkatan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Inteligesi, minat bakat dan motivasi mempunyai caranya tersendiri agar dapat
dioptimalisasikan dalam diri individu. Individu itu sendiri harus lebih banyak
mencari tahu mengenai bagaimana upaya-upaya pengoptimalisasian, agar bisa
meminimalisir kegagalan atau hambatan nantin
ya.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi, minat, bakat dan motivasi


1. Inteligensi
Inteligensi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan melibatkan
unsur genetik, lingkungan, dan pengalaman. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi inteligensi:
a) Faktor Genetik: Studi kembar dan penelitian genetika telah menunjukkan
bahwa ada komponen genetik dalam kecerdasan. Kemampuan intelektual
cenderung memiliki komponen warisan genetik, yang berarti bahwa orang
dapat mewarisi kecerdasan dari orangtua mereka. Namun, genetika hanya
memberikan dasar potensial, dan kecerdasan juga dipengaruhi oleh faktor
lain.
b) Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga memiliki peran yang
signifikan dalam perkembangan kecerdasan anak. Faktor seperti stimulasi
intelektual, kehangatan, dukungan emosional, dan akses ke sumber daya
pendidikan dapat memengaruhi perkembangan kecerdasan anak.
20

c) Pendidikan: Kualitas pendidikan yang diterima oleh individu juga


memainkan peran penting dalam perkembangan kecerdasan. Akses ke
pendidikan yang baik dan peluang belajar yang memadai dapat
meningkatkan inteligensi.
d) Faktor Sosial dan Budaya: Konteks sosial dan budaya seseorang dapat
memengaruhi cara mereka mengembangkan dan mengekspresikan
kecerdasan. Nilai-nilai budaya, norma, dan ekspektasi sosial dapat
memengaruhi pengembangan kecerdasan.
e) Pengalaman dan Pelatihan: Pengalaman hidup dan pelatihan yang diterima
seseorang dapat memengaruhi inteligensinya. Pengalaman belajar, latihan,
dan eksposur terhadap berbagai situasi dan informasi dapat memperkaya
pemahaman dan pengetahuan seseorang.
Penting untuk diingat bahwa inteligensi adalah hasil interaksi antara faktor-
faktor tersebut, dan tidak dapat diatribusikan sepenuhnya kepada satu faktor
tunggal. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan keragaman dalam kecerdasan
individu dan menunjukkan betapa kompleksnya pengembangan dan pemahaman
inteligensi. (Feladi & Lestari, 2015)
2. Minat
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang. Pengaruh
internal dan eksternal, keduanya secara bersamaan menimbulkan minat seseorang.
Seperti keinginan dari dalam diri dan juga pengaruh dari luar, dengan melihat suatu
ha yang disukai maka akan menajadikan hal tersebut sebagai minat seseorang.
a) Rasa senang atau tertarik
Perasaan senang akan muncul dari pengaruh eksternal. Saat individu
mulai tertarik dan menyukai suatu hal. Karenanya minat berkaitan dengan unsur
emosi yaitu perasaan senang. Perasaan senang atau tertarik bisa saja tidak
bersifat permanen, seiring berjalannnya waktu dan juga berubahnya kemajuan
zaman dan bertambahnya usia terkadang perasaan ini bisa berganti. Namun,
adapula individu yang berminat pada suatu hal yang sama sejak kecil hingga
dewasa.
b) Perhatian
21

Walginto dalam () Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari


seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau serkumpulan
objek. Apabila seseorang memberikan perhatian yang lebih terhadap suatu hal
maka itu minat yang ditimbulkannya karena bereaksi secara spontan. Seseorang
yang cenderung bereaksi secara spontan biasanya tertarik dan memberi
perhatian mendalam terhadap suatu hal.
c) Aktivitas
terbiasanya seseorang melakukan suatu aktivitas, maka
kemungkinan besar aktivitas itu akan menjadi hal yang diminatinya.
Seseorang melakukan suatu aktivitas bisa saja terpaksa atau sesuai dengan
kemauannya sendiri. Apabila individu beraktivitas sesuai dengan
kemauannya sendiri dan apa yang disuakinya bisa disebut dia cukup untuk
meminati hal itu. Sedangkan untuk aktivitas yang dilakukan karena
terdesak, bisa saja nantinya aktivitas itu akan menjadi minat nya.
d) Peran guru pembimbing atau pelatih
Guru maupun pelatih mempunyai hak untuk membantu menemukan
minat anak didiknya. Berbekal ilmu yang dimilikinya, seorang guru atau
pelatih dapat mengarahkan dan memberikan bantuan kepada anak didiknya.
Dengan hal inilah, apabila ada anak-anak yang belum bisa mencari tahu apa
minat yang dimilikinya, maka guru mempunyai peran untuk hal itu.
e) Alat dan fasilitas
Alat dan fasilitas yang memadai akan menunjang perkembangan
minat pada anak-anak. Sekolah memang sudah seharusnya mempunyai
fasilitas yang cukup, seperti sarana dan prasarana olahraga, ruang belajar
yang nyaman, menyediakan laboratorium, menambahkan buku-buku di
perpustakaan, ruang kesenian, dll. Anak-anak bisa memilih dan
memanfaatkan fasilitas yang sesuai dengan apa yang diminatinya, dan
mereka tidak merasakan keterbatasan.

3. Bakat
Bakat seseorang tumbuh dan secara alami ada, karena disebabkan oleh beberapa
faktor seperti faktor internal yaitu faktor genetik dan faktor kepribadian, sedangkan
22

dari faktor eksternal yaitu dari faktor lingkungan, yang muncul disebabkan oleh
beberapa faktor pula.
a) Faktor genetik
Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat. Dari segi biologi,
bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan,
segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis
Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal,
estetik dan artistic serta atletis. (Alinse, 2018:89) Faktor genetik ini juga
berkaitan dengan inteligent dalam diri seseorang, yang mana dari 9 jenis
kecerdasan itu juga menjadi bakat seseorang. Faktor genetik biasanya
diturunkan dari bakat yang dimiliki oleh orang tua
b) Faktor kepribadian
yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung
pada diri dan emosi anak itu sendiri. Faktor kepribadian ini berhubungan
dengan psikologis. Individu menjalani kehidupannya dengan perasaan yang
dibawanya. Agar terjadi keselarasan dia akan menekuni suatu hal yang dia
suka dan tidak dianggap menggangu dan terpaksa
c) Lingkungan
Karakter seseorang baik disengaja atau tidak, didapatkan dari orang lain
yang sering berada didekatnya atau yang sering mempengaruhinya,
kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya. Banyak perilaku seseorang
yang ada karena hasil meniru orang yang dilihat kemudian
mempengaruhinya. Dewasa ini, banyak sekali seseorang yang meniru lewat
media sosial, mengikuti orang-orang yang berpengaruh karena menyukai
atau sesuai dengan seleranya.

4. Motivasi
a) Keingnan untuk meendapatkan pengakuan dari orang lain
Akan ada rasa kepuasan, apabila orang lain mengakui kehebatan individu.
Merasa tersanjung dan lebih dihargai, terkadang seseorang akan melakukan
hal apapun demi mendapat pujian dari orang lain.
b) Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan
23

Menurut teori hieraki kebutuhan Abraham Maslow manusia membutuhkan


pengakuan dari orang lain. Karenanya hal itu bisa menjadi saah satu faktor
seseorang membutuhkan motivasi. Bentuk penghargaan datang dari diri-
sendiri dan juga orang lain. Dengan adanya penghargaan dari orang lain
yang dibutuhkan, maka besar usahanya untuk memperlihatkan keunggulan
dirinya.
c) Kebutuhan untuk sukses karena usaha sendiri
Individu memiliki dorongan yang besar dari dalam dirinya, untuk
mendapatkan kesuksesan dari usahanya sendiri dari pada banyak
mendapatkan bantuan dari orang lain. Individu lebih bisa berbangga hati
apabila hasil prestasi yang diraihnya, lebih banyak karena usahanya sendiri.
d) Kebutuhan untuk dihormati teman
Individu terfokus memperoleh kehormatan, sejatinya seseorang butuh
dihormati dalam lingkungannya. Dihormati akan membawa perasaa senang
bagi setiap orang, tidak akan ada yang bersikap semena-mena terutama saat
ia mencapai prestasinya
e) Kebutuhan untuk bersaing
Dewasa ini sesorang banyak melakukan persaingan seperti dalam masuk
perguruan tinggi atau pekerjaan. Semakin bertambahnya usia dewasa
seseorang akan lebih banyak melakukan persaingan secara tidak langsung.
Bersaing dengan orang-orang yang sama hebatnya atau lebih. Kelebihan
yang dilihat dari berbagai aspek akan mempengaruhi pula.
f) Kebutuhan untuk bekerja keras dan lebih unggul
Dalam memenuhi kebutuhannya seseorang harus bekerja keras untuk
mendpatkan sesuatu yang dia inginkan. Banyak orang-orang yang ingin
lebih unggul dibandingkan dirinya seeblumnya atau orang lain.
24

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang telah dibahas oleh penulis secara
detail dan juga berdasarkan dari pendapat para ahli baik berasal dari jurnal-
jurnal, skripsi maupun tesis sebagai dasar dalam penulisan makalah ini.
Penulis telah menjawab persoalan-persoalan yang ada serta telah
menguraikan dalam pembahasan makalah ini. Penulis berharap dengan
adanya makalah ini, memudahkan pembaca untuk memahami materi yang
disampaikan dengan baik. Berikut simpulan makalah ini
1. Intelegensi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan otak yang merupakan
sifat alamiah atau bawaan lahir, yang merupakan suatu kelebihan dan
kemampuan yang terbagi kedalam 9 jenis kecerdasan. Minat
merupakan ketertarikan individu terhadap suatu hal yang disuainya.
Bakat merupakan kelebihan seseorang dalam berbagai bidang, baik itu
bawaan lahir atau hasil yang dilatih. Sedangkan, motivasi merupakan
dorongan internal untuk memaksimalkan kemampuan individu.
25

2. Baik dari inteligensi, minat, bakat dan juga motivasi mempunyai


pengaruh tersendiri bagi kehidupan individu. Dari keempat hal tersebut
apabila terjadi keseimbangan maka akan banyak memberikan efek
postitif. Semua perlu ditingkatkan dan dikembangkan oleh individu
untuk mencapai hasil yang maksimal
3. Kemampuan atau intelegensi, minat dan motivasi bahkan bakat yang
kita punya bisa diterapkan dimana saja, setidaknya satu dari keempat
hal sudah sangat membantu untuk menunjang kehidupan kita dimasa
mendatang. Akan ada datangnya apresiasi untuk kita yang mau
menumbuhkan kemampuan yang kita miliki sendiri.
4. Optimalisasi atau upaya peningkatan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Inteligesi, minat bakat dan motivasi mempunyai caranya tersendiri
agar dapat dioptimalisasikan dalam diri individu. Individu itu sendiri
harus lebih banyak mencari tahu mengenai bagaimana upaya-upaya
pengoptimalisasian, agar bisa meminimalisir kegagalan atau hambatan
nantinya.

4.2 Saran
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan
pengetahuan dari beberapa sumber yang di kemukakan oleh para ahli.
Dalam pembuatan makalah ini pasti ada kekurangan dan kelebihan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati apabila ada yang memberi kritikan
nya untuk makalah ini agar kedepannya penulis memperbaiki makalah ini.
Berdasarkan dari pembahasan yang telah di sampaikan oleh penulis dalam
makalah ini, penulis merekomendasikan beberapa pokok bahasan sebagai
saran bagi penulis selanjutnya untuk bisa melanjutkan pembahasan makalah
ini kedepannya, sehingga nanti nya bermanfaat untuk para pembaca. Berikut
beberapa saran dari pemakalah untuk penulis selanjutnya.
1. Jenis-jenis bakat
2. Perbedaan Inteligensi, minat, bakat dan motivasi
3. Hubungan antara Inteligensi, minat, bakat dan motivasi
26

DAFTAR PUSTAKA

Alinse, Rizka Tri. (2020). “Sistem pakar menentukan karakteristik dan bakat siswa
dengan menggunakan metode forward chaining” Jurnal pseudocod, 5(2),
87-96. (file:///C:/Users/user/Downloads/3934-Article%20Text-5409-7846-
10-20180331%20(1).pdf)

Anggraini, Indah ayu, dkk. (2020). “ Analisis Minat dan Bakat Peserta didik
terhadap Pembelajaran” Jurnal pendidikan dan pembelajran dasar, 7(1),
23-28
(http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/5585)

Feladi, V., & Lestari, I. (2015). Pengaruh Intelegensi dan Motivasi belajar
Terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah Analisis Data Statistik. Jurnal
Pendidikan Informatika dan Sains, Vol.4, No. 2, 307-321.
(https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/saintek/article/view/79)

Gustus, Tricahyo. (2012). “Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKM Kelas XI
27

Mesin di SMK PIRI Sleman”. Tesis. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta. (https://eprints.uny.ac.id/7795/)

Mardhiah, Ainul, dkk. (2022). “Startegi guru kelas dalam pengembangan bakat
minat peserta didik di Min 2 Ujung Baro Blangkejeren Bayo Luos” Jurna
intelektualitas prodi Mpi, 11(2), 141-159. (https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/intel/article/download/17183/7826)

Purwanto. (2010). Intelegensi: Konsep dan Pengukurannya. Jurnal Pendidikan


dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 4, 477-485.
(https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/479)

Purwowiyoto, B. S. (2021). CANDRAJIWA INDONESIA. Jakarta: H&B PERKI.

Rahmat, Pupu Saeful. 2018. Psikologi pendidikan. Rawamangun: PT Bumi


Aksara (https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1198228)

Rufaidah, A. (2015). Pengaruh Intelegensi dan Minat Siswa Terhadap Putusan


Pemilihan jurusan. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. II No. 2, 139-
146.
(https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/download/379/
366)

Saputri, Nurdina, dkk. (2021). “Pengembangan Minat dan Bakat Peserta Didik
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler” Jurnal bimbingan konseling Islam, 2(2),
172-187.
(https://journal.uinsi.ac.id/index.php/TAUJIHAT/article/view/4268/1599)

Setiawan, Angga. (2022). “Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas IV di SDN 1 Gamping”. Jurna pendidikan dasar, 2(2), 92-109.
(https://jurnal.stkippgritrenggalek.ac.id/index.php/tanggap/article/view/37
39

Sholikin. (2020). “Manajemen ekstra kurikuler untuk meningkatkan bakat dan


minat peserta didik di sekolah menengah atas negeri (SMA N) 1 pecangaan
28

jepara”. Tesis. Tahunan: Uninisnu.


https://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/600/

Winarmi, Martina, dkk. (2006). “Motivasi belajar ditinjau dari dukungan sosial
orangtua pada siswa SMA”Jurnal,Psikologi, 2(1), 1858-3970.
(https://media.neliti.com/media/publications/126523-ID-pengaruh-tipe-
penentuan-tujuan-goal-sett.pdf)

Anda mungkin juga menyukai