Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

“Kecerdasan dalam Proses Pembelajaran”

Dosen Pengampu:

Dr. Dina Sukma, S.Psi., S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 3 :

Nuri Safitrianti 19003021

Aldioni Marchelda 19018067

Nurmai Zaiti 19045030

Prima Nefri Zofa 16073093

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis telah dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kecerdasan dalam Proses Pembelajaran ” dengan
maksimal.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat selesai dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kelas yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini, dan penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dina Sukma S.Psi.S,Pd. M,Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Penulis menyadari jika makalah ini masih terdapat
kekurangan atau kesalahan dalam penyajiannya yang tak luput dalam ketelitian penulis,
penulis ucapkan maaf.

Padang, 23 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2

BAB II..................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3

A. Pengertian Kecerdasan ................................................................................................................ 3

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan ............................................................ 3

C. Klasfikasi Kecerdasan Intelektual (IQ) ....................................................................................... 4

D. Jenis-jenis Kecerdasan (berdasarkan teori multiple intelligence) ............................................... 4

E. Upaya Pendidik dalam Mengembangkan Kecerdasan Peserta Didik dalam Proses


Pembelajaran ....................................................................................................................................... 7

BAB III ................................................................................................................................................. 11

PENUTUP ............................................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 11

B. Saran ......................................................................................................................................... 11

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita telah mengetahui bahwa pada umumnya setiap anak dilahirkan dengan
masing masing kecerdasan, dalam lingkungan yang berbeda akan mengalami tingkat
perkembangan kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sampai batas tertentu
pendidikan dapat memberikan pengaruh pada tingkat kecerdasan anak, meskipun
tidak semua anak sama. Pada era modern ini, banyak orang yang memandang bahwa
anak cerdas adalah anak yang mempunyai nilai akademis tinggi dan memiliki
peringkat di kelasnya. Selain itu, anak yang mempunyai penguasaan/ kecerdasan
bukan di bidang akademik pasti akan dicap sebagai anak yang tidak pintar atau
kompeten, misal anak yang mempunyai kecenderungan di bidang olahraga, tari,
bahasa, dan lain sebagainya. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Pembelajaran
merupakan suatu yang kompleks, dimana tidak hanya sekedar transfer pengetahuan,
akan tetapi merupakan aktivitas profesional untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif, efisien dan menyenangkan.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh para guru pada umunya seringkali
mengabaikan bahwa lingkungan belajar dan apa yang ada dalam diri peserta didik
dapat mempengaruhi proses belajar para peserta didik itu sendiri. Dalam hal tersebut
para guru dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan baik.
Para guru juga dituntut untuk dapat menciptakan kegiatan belajar yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan juga menyenangkan dengan mengetahui berbagai karakteristik
siswa dan keadaan di sekitar siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran para guru juga
dituntut untuk dapat menyesuaikan segala kegiatan pembelajaran dengan berbagai
macam kecerdasan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran juga harus disertai dengan
pemahaman guru mengenai karakteristik masing-masing siswa dan juga metode–
metode yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan keberagaman
karakteristik karakteristik siswa tersebut guna mencapai terciptanya keadaaan belajar
yang kondusif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kecerdasan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan?
3. Bagaimana klasifikasi kecerdasan intelektual (IQ)?
4. Apa saja jenis-jenis kecerdasan (berdasarkan teori multiple intelligence)?
5. Bagaimana upaya pendidik dalam mengembangkan kecerdasan peserta didik
dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kecerdasan.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan.
3. Untuk mengetahui klasifikasi kecerdasan intelektual (IQ).
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kecerdasan (berdasarkan teori multiple
intelligence).
5. Untuk mengetahui upaya pendidik dalam mengembangkan kecerdasan peserta
didik dalam proses pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan
Secara bahasa kecerdasan diartikan sebagai pemahaman, kecepatan, dan juga
kesempurnaan sesuatu. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melihat suatu masalah, kemudian menyelesaikan masalah tersebut
atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain (Raharjo, 2010). Abudin
Nata mengungkapkan kecerdasan secara harfiah berarti sempurna perkembangan akal
budinya, pandai dan tajam pikirannya. Selain itu cerdas dapat juga diartikan sempurna
pertumbuhan tubuhnya seperti sehat dan kuat fisiknya.
Sedangakan pendapat lain mengatakan bahwa, kecerdasan ialah suatu
kemampuan untuk memecahkan masalah atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan
di dalam latar budaya tertentu. Rentang masalah atau sesuatu yang dihasilkan mulai
dari yang sederhana sampai yang kompleks. Seseorang dikatakan cerdas apabila dapat
memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya dan mampu menghasilkan
sesuatu yang berharga atau berguna bagi manusia lainnya. Gardner berpendapat
bahwasannya kecerdasan merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah, atau
untuk menciptakan produk, yang dinilai dalam satu atau lebih budaya.

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan yaitu
sebagai berikut (Indria, 2020):
1. Faktor herediter/genotip
Faktor genetic adalah potensi dasar dalam perkembangan intelegensi. Gen
disebut sebagai faktor bawaan dari keturunan membawa kadar gen yang berbeda-
beda pada setiap orang. Implementasi dari gen pembawa intelegensi ini terwujud
pada pembentukan struktur otak.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan yang kaya akan stimulus dan tantangan, dengan kadar yang
seimbang dan ditunjang dengan faktor dukungan dan pemberdayaan, dianggap
dapat menguatkan “otot” mental dan intelegensi, dikarenakan sangat membantu
pertumbuhan koneksi sel otak.
3
3. Asupan nutrisi pada zat makanan
Hubungan linear antara nutrisi yang dapat diserap tubuh dan pembentukan
organ sudah terkode secara otomatis pada setiap orang, oleh sebab itu, semakin
tinggi asupan suplay makanana atau gizi maka akan semakin sempurna
pembentukan organ tubuh. Sebaliknya, jika asupan gizi rendah, maka
pembentukan struktur tubuh juga tidak akan kompak. Kondisi ini jika kita kaitkan
dengan organ intelegensi (otak), akan mengakibatkan menurunnya tingkat
kapasitas memori dan koneksi sel saraf yang terbentuk tidak kuat.
4. Faktor kejiwaan
Kondisi emosional bernilai penting dalam menumbuhkan kreativitas yang
terkendalikan oleh kemauan diri. Kreativitas ini sebagian besar muncul bukan dari
pembentukan, melainkan berdasarkan perilaku alamiah. Kejiwaan memiliki nilai
tersendiri secara fisiologis. Kondisi emosional berpengaruh secara structural
dalam fungsi-fungsi organ kelenjar yang dipengaruhi oleh otak.

C. Klasfikasi Kecerdasan Intelektual (IQ)

D. Jenis-jenis Kecerdasan (berdasarkan teori multiple intelligence)


Teori multiple inteligensi atau kecerdasan majemuk ditemukan dan
dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor
pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Univercity, Amerika Serikat.
Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan

4
persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan
dalam situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa
inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam
ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi inteligensi memuat
kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi
yang bermacam-macam. Tujuh inteligensi/kecerdasan yang kemudian disebut multi
inteligensi. Ketujuh jenis kecerdasan, yakni : (1) kecerdasan verbal-linguistik; (2)
kecerdasan logis-matematik; (3) kecerdasan visual-spasial; (4) kecerdasan berirama-
musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6) kecerdasan interpersonal; (7)
kecerdasan intrapersonal; Gardner (Andi Ichsan Mahardika, 2011).
Teori kecerdasan majemuk pertama kali dilontarkan oleh Howard Gardner,
profesor dan psikolog dari Universitas Harvard, dalam bukunya yang berjudul Frames
of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Dalam buku tersebut, Gardner
mengemukakan bahwa setiap manusia memiliki delapan kecerdasan berbeda yang
mencerminkan berbagai cara berinteraksi dengan dunia. Satu jenis kecerdasan
ditambahkan kemudian:
1. Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan majemuk verbal-linguistik melibatkan kemampuan berbahasa
melalui membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari kata-
kata, serta menggunakan bahasa dengan benar. Anak yang memiliki kecerdasan
ini kuat dalam bidang bahasa, mudah mengingat informasi verbal dan tertulis,
suka menulis dan membaca, jago debat dan pidato, suka melontarkan humor, dan
bisa menjelaskan sesuatu dengan baik. Anda dapat merangsang kecerdasan
majemuk ini pada anak dengan membacakan dongeng, mengajarkan kata-kata
baru, meminta Si Kecil mengarang cerita, menulis dan membacakan puisi,
menulis buku harian, atau berbincang tentang apa yang ia lakukan di sekolah.
2. Kecerdasan logis-matematis
Ini merupakan kecerdasan manusia dalam mengolah angka, matematika,
dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir,
pola visual, pola jumlah, atau pola warna. Untuk memicu kecerdasan logis-
matematis pada buah hati, latih Si Kecil dengan permainan analisis, berhitung,
pergi ke museum ilmu pengetahuan dan sains, misalnya planetarium.
3. Kecerdasan spasial-visual
5
Anak dengan tipe kecerdasan majemuk ini mengandalkan imajinasi dan
senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur. Kemampuan spasial-
visual Si Kecil dapat diasah dengan menggambar, melukis, membangun sesuatu,
bermain warna, bermain puzzle, dan bermain lilin-lilinan. Kemampuan spasial-
visual dimiliki oleh arsitek, pelukis, seniman, dan desainer. Penelitian
menunjukkan bahwa, anak yang dilatih untuk mengembangkan spasial-visual
memiliki kemampuan mengingat (memori) dan penalaran logika yang baik.
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh
dan keseimbangan. Anak yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan
berbagai aktivitas fisik, seperti naik sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga
mungkin merasa sulit duduk diam dalam waktu lama dan mudah bosan. Anda
dapat membantu mengajari kecakapan ini dengan memasukkan Si Kecil ke dalam
les tari, klub olahraga, mengajaknya bermain lempar dan tangkap benda,
melatihnya menjaga keseimbangan saat berjalan, atau mengajaknya bermain teater
5. Kecerdasan musikal
Tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu.
Mereka yang memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat
melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.
Kecerdasan musikal dapat diasah dengan memberi anak berbagai pilihan jenis
musik, menganalisis perbedaan suara orang dalam berbicara, mendengarkan suara
alam, atau bermain menciptakan lagu.
6. Kecerdasan intrapersonal
Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana Si Kecil mampu
memahami diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika
kecerdasan ini menonjol pada diri anak, dia bijaksana dan bisa mengendalikan
keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusan.
Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.
7. Kecerdasan interpersonal
Selain intrapersonal, kecerdasan interpersonal atau keterampilan sosial juga
diperlukan. Kecakapan ini merupakan kemampuan untuk bermasyarakat serta
memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan
ini mampu bekerja, berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja
6
sebagai tim, memiliki banyak teman, menunjukkan empati kepada orang lain, sensitif
terhadap perasaan dan ide-ide orang lain, memediasi konflik, dan mengemukakan
kompromi. Kecerdasan interpersonal pada anak dapat diasah dengan membiasakan ia
bermain dengan teman sebayanya dan mengajaknya mengunjungi acara komunitas
atau pertemuan sosial.

E. Upaya Pendidik dalam Mengembangkan Kecerdasan Peserta Didik dalam


Proses Pembelajaran
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak siswa.
Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian siswa
menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas
mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun
dirinya dan membangun bangsa dan negara. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya
tugasnya guru menjalankan tugas profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas
kemasyarakatan (Supardi, 2013:90).
Dalam proses belajar mengajar, guru berfungsi sebagai pemeran utama pada
proses pendidikan secara keseluruhan di lembaga pendidikan formal. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian aktivitas guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi
dalam pembelajaran bukan sekedar hubungan antara guru dan siswa, bukan hanya
penyampaian materi pembelajaran, akan tetapi juga bagaimana menanamkan sikap
dan nilai pada siswa yang sedang belajar.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
Tugas guru sebagai profesi, tugas guru bidang kemanusiaan, dan tugas guru bidang
kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa guru harus dapat melakukan tugas-
tugasnya dengan baik sebagai mana tugas guru dalam profesinya. Tugas guru sebagai
profesi dalam kecerdasan interpersonal siswa dapat diartikan dengan adanya
pengembangan yang dilakukan guru dalam pembelajaran yang berkaitan dengan
kecerdasan interpersonal. tugas guru bidang kemanusiaan dapat diartikan guru tidak
hanya menjadi pendidik didalam kelasnya tetapi merupakan orang tua kedua siswa
disekolah dan guru dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa dengan

7
memberikan motivasi kepada siswa tidak hanya pada saat pembelajaran tetapi diluar
pembelajaran. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan dimaksudkan seorang guru
harus mampu bersosialisasi kepada masyarakat, seperti kepada orang tua siswa
tentang pengembangan kecerdasan ataupun masyarakat sekitar sekolah. Oleh
karenanya proses pendidikan merupakan totalitas antara guru dan siswa, pengarahan
pada tujuan pembelajaran, karena diperlukan tanggung jawab yang besar oleh guru
dalam melaksanakannya.
Jamil Suprihatiningrum (2013:29) mengungkapkan seorang guru perlu
mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, antara lain:
1. Membangkitkan perhatian siswa pada materi yang diberikan serta dapat
menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Membangkitkan minat siswa untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan.
3. Membuat urutan (sequence) dalam pemberian pembelajaran dan penyesuaian
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan siswa.
4. Menghubungkan pelajaran yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki
siswa, agar siswa menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang
diterimanya.
5. Dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang sehingga tanggapan
siswa menjadi jelas.
6. Memperhatikan dan memikirkan hubungan antara mata pelajaran dan praktik
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menjaga konsentrasi belajar siswa dengan cara memberikan kesempatan
berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang diperoleh.
8. Mengembangkan sikap siswa dalam membina hubungan sosial, baik dalam
kelas maupun di luar kelas.
9. Menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. Setelah melihat uraian
prinsip-prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa guru dapat menggunakan
prinsip-prinsip diatas untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Seorang guru harus mampu
8
menemukan jati diri dan mengaktualisasikannya sesuai kemampuan yang
dimilikinya. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar sehingga menjadi efektif
dan efisien. Tugas yang diemban guru sangat berat. Tugas guru tidak hanya
mengajar, tetapi harus dapat mendidik, membimbing, membina, dan
memimpin kelas. Seorang guru dituntut mampu menyelaraskan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran.
Guru dalam pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa. Guru juga dituntut menjalankan peranperannya sebagai guru dalam
usahanya mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan potensi siswa.
Menurut Gagne dan Berliner (Sugiyono dan Hariyanto, 2011:187). Peran dan
fungsi utama seorang guru, antara lain:
1. Planner, yaitu sebagai perencana yang harus mempersiapkan apa yang
akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar.
2. Organizer, yaitu sebagai pelaksana dan pengelola yang harus menciptakan
situasi, memimpin, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan rencana.
3. Evaluator, yaitu sebagai penilai yang harus mengumpulkan, menganalisis,
menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat
keberhasilan belajar mengajar berdasarkan kriterian yang ditetapkan
mengenai aspek keefektifan prosesnya.
Berbeda dengan pendapat tersebut, Flewlling dan Higginson dalam
Sugiyono dan Hariyanto (2011:188), menjelaskan beberapa peran guru
sebagai berikut:
1. Memberikan stimulus kepada siswa dengan tugas-tugas pembelajaran
untuk meningkatkan kompetensi intelektual, emosional, spiritual, dan
sosial.
2. Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian siswa dalam
berdiskusi, menjelaskan, menegaskan, merefleksi, dan menilai.
3. Menunjukkan manfaat atau keberartian yang akan diperoleh dari materi
atau pokok bahasan yang dipelajari.
4. Membantu, mengarahkan, dan mengilhami siswa dalam mengembangkan
diri
9
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpukan bahwa peran guru
dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa dilakukan dengan guru
melakukan perencanaan, pelaksana, dan pengelolaan kelas saat pembelajaran
berlangsung, dan sebagai penilai tentang kecerdasan interpersonal siswa. Oleh
sebab itu, guru sering disebut dengan insan multidimensi. Artinya, banyak sisi
dan sudut pandang dalam melihat dan menerjemahkan peran-peran seorang
guru. Guru harus dapat memberikan stimulus kepada siswa agar dapat
merangsang pengembangan kecerdasan siswa, berinteraksi dengan siswa baik
di dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran, mengarahkan siswa
untuk dapat mengembangkan kecerdasan interpersonalnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa kecerdasan diartikan sebagai pemahaman, kecepatan, dan juga
kesempurnaan sesuatu. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melihat suatu masalah, kemudian menyelesaikan masalah tersebut
atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain (Raharjo, 2010). Abudin
Nata mengungkapkan kecerdasan secara harfiah berarti sempurna perkembangan akal
budinya, pandai dan tajam pikirannya. Selain itu cerdas dapat juga diartikan sempurna
pertumbuhan tubuhnya seperti sehat dan kuat fisiknya
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan yaitu
sebagai berikut (Indria, 2020):
1. Faktor herediter/genotipe
2. Faktor lingkungan
3. Asupan nutrisi pada zat makanan
4. Faktor kejiwaan
Teori kecerdasan majemuk pertama kali dilontarkan oleh Howard Gardner,
profesor dan psikolog dari Universitas Harvard, dalam bukunya yang berjudul Frames
of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Ketujuh jenis kecerdasan, yakni : (1)
kecerdasan verbal-linguistik; (2) kecerdasan logis-matematik; (3) kecerdasan visual-
spasial; (4) kecerdasan berirama-musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6)
kecerdasan interpersonal; (7) kecerdasan intrapersonal; Gardner (Andi Ichsan
Mahardika, 2011).

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
Agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya

11
DAFTAR RUJUKAN
Indria, A. (2020). Multiple Intelegency. Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 235.

Raharjo, A. T. (2010). Hubungan Antara Multiple Intelligence Dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas Xi Di Sma Negeri 10 Malang. Jurnal Psikologi, 5(2), 312–313.

Irham, Muhamad dan Novan Ardy Wiyani. 2017. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Zulfiah. 2020.Pengaruh Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kedisiplinan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pai Negeri 2 Pare-Pare. Tesis.IAIN Pare-
Pare.
https://www.alodokter.com/9-kecerdasan-majemuk-pada-anak-yang-perlu-diketahui di rujuk
pada 24 februari 2022

12

Anda mungkin juga menyukai