Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Teori Pembelajaran
“Teori Kecerdasan Ganda dan Penerapannya”

Disusun Oleh Kelompok 10 :


Ahmad Husein
Fitri Ardiani
Mei Widyaputri

Dosen pengampu: Dini Anggia, M.Pd

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah ucapan syukur yang senantiasa kami panjatkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Teori Pembelajaran dengan judul
“Kecerdasan ganda dan penerapannya” dengan tepat waktu.

Solawat dan salam tetap tercurahkan buat nabi junjungan alam yakni, nabi
besar Muhammad SAW dengan iringan doa Allahummasolli’ala Muhammad
wa‘ala alihi Muhammad. Semoga dengan memperbanyak solawat kepada beliau
kita diberikankan syafa’at di hari kiamat, Aamiin.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen


pengampu yakni Ibuk Dini Anggia, M.Pd yang telah membimbing kami hingga
terselaikannya makalah ini. Dan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang sudah ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena


kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembacanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bengkalis, Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................3
TUJUAN..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Kecerdasan Ganda..................................................................................................4
B. Macam Kecerdasan Ganda.....................................................................................5
C.Kelebihan Dan Kelemahan Kecerdasan Gnnda...........................................................8
D.Memaparkan faktor-faktor penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda.. . .9
E.Memaparkan penerapan teori kecerdasan ganda dalam pembelajaran...................11
BAB V PENUTUP...............................................................................................................13
A. KESIMPULAN........................................................................................................13
SARAN..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung
saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap
potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman
pendidik tentang karakteristik individu. Muncul keluhan dari pendidik atau guru
bahwa mereka merasa bahwa menjelakan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak
didik yang tidak dapat memhami pelajaran dengan baik. Setiap kali orang belajar
pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran tersebut ada kecerdasan. Salah
satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak
hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple
intelligences atau kecerdasan ganda.

Teori kecerdasan ganda adalah model yang sangat tepat baik untuk melihat
kekuatan mengajar maupun utnuk mempelajari wilayah-wilayah yang perlu
diperbaiki. Mungkin guru menghindar jika harus menggambar dipapan tulis atau
enggan menggunakan bahan-bahan yang sangat grafis dalam presentasi karena
kecerdasan spesialnya belum cukup dikembangkan dalam kehidupan. Mungkin
juga guru cenderung pada srategi belajar kelompok atau kegiatan ekologis karena
ia sendiri adalah jenis guru yang interpersonal atau naturalis. Untuk tujuan itu,
guru harus mengetahui sumber daya kecerdasan ganda. Hal ini sangat penting
bagi proses pembelajaran dan pengembangan kepribadian peserta didik.

Kadang-kadang ada laporan tentang orang dengan bakat kreatif yang


tinggi sedangkan tingkat kecerdasannya rendah dan telah diketahui bahwa tidak
dengan semua orang dengan kecerdasan tinggi merupakan pencipta. Sebagai
contoh banyak anak pandai mencapai keberhasilan akademis tetapi hanya sedikit
yang menunjukkan cara berpikir kreatif yang tidak sekedar “ memberikan yang
diinginkan guru”. Apakah kecerdasan dan kreativitas tinggi akan berjalan seiring,
sebaian besar bergantung pada faktor diluar kretivitas dan kecerdasan. Faktor

1
dalam lingkungan atau dalam diri seseorang sering mengganggu perkembangan
kreativitas.

Akan tetapi terdapat hubungan positif antara kecerdasan dan kreativitas.


Bila tidak ada hambatan yang mengganggu perkembangan kreativitas cukup aman
untuk mengatakan bahwa semakin cerdas anak semakin dapat ia menjadi kreatif
sebaliknya, dapat dipersoalkan apakah anak dengan kecedasan sangat rendah
dapat menjadi lebih kreatif sekalipun dalam lingkungan yang sangat
menguntungkan.

2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan ganda?
2. Jelaskan macam-macam kecerdasan ganda?
3. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari kecerdasan ganda?
4. Bagaimana faktor-faktor penting dalam implementasi teori kecerdasan
ganda?
5. Bagaimana penerapan teori kecerdasan ganda dalam pembelajaran?

TUJUAN
1. Memaparkan pengertian teori kecerdasan ganda.
2. Memaparkan macam-macam kecerdasan ganda
3. Memaparkan kelemahan dan kelebihan dari teori kecerdasan ganda
4. Memaparkan faktor-faktor penting dalam implementasi teori kecerdasan
ganda.
5. Memaparkan penerapan teori kecerdasan ganda dalam pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecerdasan Ganda
Teori inteligensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard
Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari
Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat.
Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk
memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting
yang bermacam macam dan dalam situasi yang nyata. Berdasarkan
pengertian ini, dapat dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan
seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang
terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi, inteligensi memuat kemampuan
sesesorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi
yang bermacam macam. Gardner menekankan pada kemampuan
memecahkan persoalan yang nyata, karena seseorang memiliki
kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia dapat menyelesaikan persoalan
hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil
dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya
bermacam-macam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya.
Pengertian inteligensi Gardner ini berbeda dengan pengertian yang
dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner, pengukuran IQ seseorang
didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan
matematis-logis dan linguistik. Sehingga, mungkin saja dijumpai orang
yang nilai tes IQ-nya tinggi tetapi dalam kehidupan sehari-harinya tidak
sukses dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut Gardner,
pengukuran inteligensi yang menekankan pada kemampuan matematis-
logis dan linguistik ini telah menafikan kecerdasan-kecerdasan yang lain.
Penemuan Gardner tentang inteligensi seseorang telah mengubah
konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan
dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan
problem nyata dalam kehidupan. Inteligensi seseorang dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda
dengan konsep lama yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetap
mulai sejak manusia lahir sampai kelak dewasa, dan tidak dapat diubah
secara signifikan.
Bagi Gardner, suatu kemampuan disebut inteligensi bila menunjukkan
suatu kemahiran dan keterampilan seseorang unruk memecahkan masalah
dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya. Selanjutnya, kemahiran

4
tersebut dapat menciptakan suatu produk baru dan bahkan dapat
menciptakan persoalan berikutnya yang dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan baru yang lebih maju dan canggih. Misalnya, kemampuan
interpersonal, suatu kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain.
Kemampuan interpersonal akan dapat memecahkan persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan orang lain. Sekaligus dengan kemampuan tersebut
seseorang dapat mengembangkan kemampuan interpersonal yang lebih
terpola untuk meningkatkan relasi dengan orang lain, bahkan dapat
menjadi penengah terhadap konflik-konflik masyarakat. Dengan
perkembangan tersebut, maka akan muncul teori-teori tentang relasi
antarmanusia yang lebih canggih. Jadi, dalam kemampuan itu ada dua
unsur, yaitu pengetahuan dan keahlian .

B. Macam – Macam Kecerdasan Ganda

Pada awal penelitian, Gardner mengumpulkan banyak jenis


kemampuan manusia yang dapat dikategorikan sebagai kecerdasan
menurut pengertiannya. Setelah kemampuan tersebut dianalisis secara
teliti, Gardner membagi kecerdasan manusia dalam 9 kategori.
a. Inteligensi linguistik (linguistic intelligence)
Inteligensi linguistik ini merupakan kemampuan seseorang dalam
menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk
mengekspresikan ide-ide atau gagasan gagasan yang dimilikinya.
Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.
Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik tinggi akan berbahasa
lancar, baik, dan lengkap. la mudah untuk mengetahui dan
mengembangkan bahasa dan mudah mempelajari berbagai bahasa. Orang
dengan kemampuan bahasa dengan mudah mengerti urutan dan arti kata-
kata dalam belajar bahasa, menjelaskan, mengajarkan, dan menceritakan
pemikirannya pada orang lain. Sejak sekolah dasar, orang yang
mempunyai inteligensi tinggi ini bisa dilihat kemampuannya dalam
menggunakan kata-kata dengan baik. Sedangkan orang yang memiliki
kecerdasan linguistik rendah, tetap bisa mempelajari dan menggunakan
bahasa namun hasilnya kurang lancar.
b. Inteligensi matematis-logis (logic-mathematical intelligence)
Inteligensi matematis-logis merupakan kecerdasan yang berkaitan
dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti

5
yang dimiliki matematikawan, saintis, dan programer. Termasuk dalam
kecerdasan ini adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi,
dan perhitungan. Orang yang mempunyai kecerdasan ini sangat mudah
membuat klasifikasi dan ketegorisasi dalam pemikiran serta cara kerja.
Dalam menghadapi persoalan yang banyak, dia akan dapat
mengkategorisasikan sehingga dapat dengan mudah mana masalah yang
pokok dan yang tidak, mana yang berkaitan dan mana yang lepas.
Sehingga orang yang memiliki kemampuan ini tidak mudah bingung
ketika menghadapi berbagai macam persoalan. Pemikiran orang yang
berinteligensi matematis-logis adalah induktif dan deduktif. Jalan
pikirannya bernalar dan dengan mudah mengembangkan pola sebab
akibat. Bila menghadapi persoalan, ia akan lebih dulu menganalisisnya
secara sistematis. Biasanya orang yang menonjol dalam inteligensi ini
dapat menjadi organisator yang baik. Anak yang memiliki inteligensi
matematis-logika biasanya mempunyai nilai matematika yang baik, jalan
pikiran yang logis. Tokoh yang memiliki kecerdasan matematis-logis,
antara lain, adalah Einstein (ahli fisika), John Dewey (ahli pendidikan), B.
Russell (filsuf), Stephen Hawking (ahli fisika), BJ. Habibi (ahli pesawat
terbang).
c. Inteligensi ruang (spatial intelligence)
Inteligensi ruang (spatial intelligence), atau disebut juga
inteligensi ruang visual, adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang
visual secara tepat, seperti yang dimiliki oleh para navigator, dekorator,
pemburu, dan arsitek. Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah
kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan
perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut,
menggambarkan suatu hal/ benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam
bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Juga
kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.
Orang yang memiliki kecerdasan spasial mudah membayangkan benda
dalam ruang berdimensi tiga. Mereka mudah mengenal relasi benda benda
dalam ruang secara tepat. Mereka juga memiliki persepsi yang tepat
tentang suatu benda dengan ruang di sekitarnya, dan dapat memandang
dari segala sudut. Anak yang memiliki kemampuan ruang visual baik akan
mudah belajar ilmu ukur ruang, akan lebih mudah dalam menentukan letak
benda dalam suatu ruangan dan dapat membayangkan suatu benda dengan
benar meskipun dalam perspektif.
d. Inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence)

6
Inteligensi kinestetik-badani merupakan kemampuan seseorang
untuk secara aktif menggunakan bagian bagian atau seluruh tubuhnya
berkomunikasi dan memecahkan masalah. Orang yang mempunyai
kecerdasan ini dengan mudah dapat mengungkapkan diri dengan gerak
tubuh mereka. Apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan mudah
dapat diekspresikan dengan gerak tubuh, mimik, drama, dan peran. Siswa
yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi biasanya menyukai kegiatan
kegiatan yang melibatkan aktivitas tubuh, seperti menari, olahraga, dan
lain sebagainya.
e. Inteligensi musikal (musical intelligence)
Menurut Gardner, kecerdasan kategori ini merupakan kemampuan
untuk mengembangkan dan mengekspresikan, menikmati bentuk-bentuk
musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, serta
kemampuan memainkan alat musik, menyanyi, menciptakan lagu,
menikmati lagu, musik, dan nyanyian.
f. Inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence)
Jenis kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk
mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak,
dan temperamen orang lain. Kepekaan akan espresi wajah, suara, isyarat
dari orang lain juga termasuk dalam kecerdasan ini. Secara umum,
inteligensi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi
dan komunikasi dengan berbagai orang. Kecerdasan ini banyak dimiliki
oleh komunikator, fasilitator, dan penggerak massa. Orang yang memiliki
kecerdasan interpersonal yang tinggi mudah bergaul dan berteman
sehingga dengan mudah dapat masuk dalam kelompok. Dalam konteks
belajar, siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal ini lebih menyukai
belajar bersama, mudah berempati.
g. Inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence)
Kemampuan ini berkaitan dengan pengetahuan tentang diri sendiri
dan mampu bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri. Termasuk
dalam inteligensi ini adalah kemampuan berefleksi dan menyeimbangkan
diri, mempunyai kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan, mempunyai
kemampuan mengambil keputusan pribadi, sadar akan tujuan hidup, dapat
mengendalikan emosi, sehingga kelihatan sangat tenang. Orang yang
memiliki kecerdasan ini akan dapat berkonsentrasi dengan baik,
pengenalan terhadap diri sendiri mendalam dan seimbang, memiliki

7
kesadaran realitas, suka berkerja sendirian, pendiam, dan kurang tertarik
berkerja sama.
h. Inteligensi lingkungan/natural (natural intelligence)
Menurut Gardner, orang yang memiliki kecerdasan lingkungan
atau natural ini memiliki kemampuan mengerti flora dan fauna dengan
baik, dapat memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara
produktif dalam berburu, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
Orang yang memiliki kecerdasan natural memiliki kemampuan untuk
tinggal diluar rumah, dapat berhubungan dan berkawan dengan alam
secara baik, memiliki kemampuan mengenal dan mengkalsifikasikan
tanaman, hewan, bebatuan dan lain sebagainya. Siswa yang memiliki
kecerdasan natural tinggi akan senang bila belajar dilakukan di luar
sekolah, misalkan dengan berkemah, observasi di lapangan karena akan
memberikan kessempatan bagi mereka untuk menikmati alam.
i. Inteligensi eksistensial (existential intelligence)
Inteligensi ini lebih menyangkut kepekaan dan kemampuan
seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai
eksistensi manusia. Orang berinteligensi ini mencoba menyadari dan
mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul
adalah mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini,
bagaimana manusia sampai ke tujuan hidup.

Menurut Gardner, dalam diri seseorang terdapat kesembilan


kecerdasan tersebut, namun untuk orang-orang tertentu kadang suatu
inteligensi lebih menonjol daripada inteligensi yang lain. Hal ini bukan
berarti bahwa inteligensi tersebut menunjukkan seperti apa orang tersebut,
melainkan ia lebih menekankan bahwa inteligensi merupakan representasi
mental, bukan karakteristik yang baik untuk menentukan orang macam apa
mereka.
Kesembilan inteligensi yang ada dalam diri seseorang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi
bagi orang tersebut. Dengan kata lain, inteligensi bukanlah sesuatu yang
tetap atau mati dan tidak dapat dikembangkan. Oleh karena itu, pendidikan
mempunyai peran yang sangat penting bagi pengembangan inteligensi
seseorang secara maksimal. Dengan demikian, seorang anak yang
memiliki inteligensi kurang di bidang matematis-logis dapat dibantu atau
dibimbing agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan

8
matematis logisnya, atau mungkin juga seorang anak yang rendah
kecerdasan interpersonalnya dapat dilatih atau dididik agar dapat
meningkatkan kemampuannya bersosialisasi dengan orang lain. Hal inilah
yang membedakan konsep kecerdasan ganda (multiple intelligence)
dengan konsep kecerdasan konvensional.1

C.Kelebihan Dan Kelemahan Kecerdasan Gnnda


a. Kelebihan Teori Kecerdasan Ganda :
 Teori ini memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi
kecerdasan manusia baik itu potensi yang ada dalam otak kiri
maupun otak kanan.
 Teori ini memiliki 9 komponen yang masing-masing komponen
tersebut dapat dioptimalkan lagi melalui banyak latihan.
b. Kelemahan Teori Kecerdasan Ganda :
Teori Kecerdasan Ganda kurang dalam memperhatikan moral. Moral
merupakan aspek yang sangat penting selain dari kecerdasan otak, banyak
sekali kasus jika kecerdasan otak tidak diimbangi dengan kecerdasan moral
yang baik maka hasilnya nanti juga kurang baik dan memuaskan.

Komponen masyarakat dalam hal ini adalah orang tua siswa yang perlu
memberikan dukungan dan motivasi yang optimal agar membangkitkan semangat
dalam pengembangan implementasi dari teori kecerdasan ganda dapat berhasil. 
Orang tua, dalam konteks proses perkembangan kecerdasan ganda
diperuntunkan untuk memberikan sedikit kebebasan pada anak agar dapat
memilih kompetensi mana yang ingin mereka kembangkan sesuai dengan
kecerdasan, minat dan juga bakat yang dimiliki.2

D.Memaparkan faktor-faktor penting dalam implementasi teori


kecerdasan ganda.

1
Baharuddin,Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2015), hal 200-209.
2
Izadatul Mulidiyah, Mengenal Teori Kecerdasan Ganda dan Penerapannya,
https://www.kompasiana.com/izadatulm/5fbb2da0d541df4a5515b0e2/mengenal-teori-kecerdasan-
ganda-dan-penerapannya?page=all#section1 (diakses pada 14 Oktober 2022, pukul 19.40).

9
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran
memerlukan dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai
berikut:
a.orang tua murid
b.guru
c.kurikulum dan fasilitas
e.sistem penelitian
komponen masyarakat,dalam hal ini orang tua murid perlu
memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan
ganda disekolah dapat berhasil.orang tua,dalam konteks pengembangan
kecerdasan ganda perlu memberikan sedikit kebebasan pada anak mereka
untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan
kecerdasan dan bakat yang mereka miliki3.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi
teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat
mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa.
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa
merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam
merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara
yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang
dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka
akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat
kecerdasan siswa.
2.Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka
langkah – langkah berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran.
Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan
oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent
3
Budiningsih,c.asri,2005 belajar dan pembelajaran.jakarta:Rineka cipta

10
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa
guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih
berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori
kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang
kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi
kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu
memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya
sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang memiliki
kecerdasan musical (Suciati, 2007).
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu
menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas
tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan
kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta
perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
melatih kecerdasan spesifik (Budiningsih, 2005).
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan
teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan
pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan
ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas.
Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses
pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress)
yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang
spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah
metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari
sebuah keterampilan atau pengetahuan 4.

E.Memaparkan penerapan teori kecerdasan ganda dalam pembelajaran.


Gardner dalam penelitian menemukan meskipun ada peserta didik
yang hanya menonjol pada beberapa kecerdasan, dapat dibantu melalui
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk oleh guru di sekolah sehingga
4
Dryden,G.S. Revolusi cara belajar :keajaiban pikiran.Bandung : Kaifa.

11
peserta didik tersebut dapat mengembangkan kecerdasan yang lain
kemudian dapat mengaplikasikan dalam menyelesaikan persoalan hidup
yang dihadapinya. Demikian halnya dengan guru selain kecerdasan yang
sudah dimiliki, dapat juga mengembangkan kecerdasan yang lain dengan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Jadi baik guru maupun
peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki
melalui proses belajar mengajar di kelas sehingga semakin berkembang
dan memberikan hasil yang maksimal 5.
Sedangkan menurut Tobeli, 2016 berpendapat bahwa penerapan
pembelajaran dapat dibagi dalam tiga aspek yaitu :
- Pertama, secara kognitif dapat dijabarkan sebagai berikut: pertama, dapat
menarik perhatian peserta didik. Proses pembelajaran yang tidak monoton atau
bervariasi tentu akan menarik perhatian peserta didik. Kedua, ada perubahan hasil
belajar. Semua pendidik berharap setelah belajar, peserta didik dapat mengerti apa
materi yang telah disampaikan dengan melakukan post tes.
- Kedua, secara afektif adalah motivasi. Menurut Djamarah, motivasi
merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan termasuk belajar. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau
pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Dorongan untuk belajar inilah
yang disebut dengan motivasi, yang meliputi dua hal yaitu mengetahui apa yang
akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari.
- Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Melalui keterampilan motorik
anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Jadi yang
dimaksud dengan keterampilan motorik disini yaitu keterampilan seseorang
melakukan aktivitas sebagai wujud penerapan pembelajaran yang telah diperoleh
dari guru6.

5
Hamzah,Amir.2016.Teori multiple intelligences dan Implikasinya terhadap pengelolaan
pembelajaran (online).
6
Tobeli, Evi 2016.model pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dan penerapanya dalam
proses pembelajaran anak usia dini. (online).

12
BAB 111
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi
lebih yaitu disebut juga multiple intilligences atau kecerdasan
ganda.kecerdasan adalah sehimpunankemampuan dan
keterampilan.kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara belajar yang
mengembangkan kemampuannya secara penuh.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajaryang
mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut:

 Mengakifkan seluruh indra anak didik


 Melatih intelligensi/kecerdasan yang berimbang
 Melatih silang intelegensi/kecerdasan yanng berbeda

SARAN
Dari makalah yang penulis sampaikan adapun saran penulis adalah setelah membaca
makalah ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang
dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan intelegensi/kecerdasan
yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan
menyenangkan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin,Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2015), hal 200-209.
Izadatul Mulidiyah, Mengenal Teori Kecerdasan Ganda dan Penerapannya,
https://www.kompasiana.com/izadatulm/5fbb2da0d541df4a5515b0e2/mengenal-
teori-kecerdasan-ganda-dan-penerapannya?page=all#section1 (diakses pada 14
Oktober 2022, pukul 19.40).
Budiningsih,c.asri,2005 belajar dan pembelajaran.jakarta:Rineka
ciptaDryden,G.S. Revolusi cara belajar :keajaiban pikiran.Bandung :
Kaifa.Hamzah,Amir.2016.Teori multiple intelligences dan Implik
Tobeli, Evi 2016.model pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dan
penerapanya dalam proses pembelajaran anak usia dini. (online).asinya terhadap
pengelolaan pembelajaran (online).

14

Anda mungkin juga menyukai