Anda di halaman 1dari 3

NAMA: FITRI ARDIANI

NIM: 181121086
PRODI: PAI 2C

1. Apa yang yang di maksud dengan gharib ? jelaskan!


Jawab:
Kata gharīb dapat kita temukan dalam hadits Rasulullah Ṣalla Allah `Alaihi wa
Sallam yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Abu Hurairah.
ْ َ‫اَ ْع ِربُوا القُرْ آن‬
ُ‫والتَ ِمسُوا غ ََراِئبَه‬
“I’rabilah  al-Qur`ān dan cermatilah kata-kata asingnya (gharaib) olehmu.”

Lafadz gharīb berasal dari bahasa arab, yakni bentuk jamak dari lafadz gharāib yang


berarti asing, tersembunyi, samar atau sulit pengertiannya. Sedangkan menurut istilah
ulama` qurra`, gharīb artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya
pembahasan atau permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang
terdapat dalam al-Qur`ān. Jika dihubungkan dengan al-Qur`ān, maka yang dimaksud
dengan Gharāib al-Qur`ān adalah ayat-ayat al-Qur`ān yang sukar pemahamannya, sehingga
hampir-hampir tidak dapat dimengerti maknanya.
Banyak lafadz dalam ayat-ayat al-Qur`ān yang aneh bacaannya. Maksud dari aneh adalah
ada beberapa bacaan tulisan al-Qur`ān yang tidak sesuai dengan kaidah aturan membaca yang
umum atau yang biasa berlaku dalam kaidah bacaan bahasa arab. Hal ini menunjukkan adanya
keistimewaan al-Qur`ān yang mengandung kemukjizatan yang sangat tinggi, disinilah letak
kehebatannya sehingga kaum sastrawan tidak mampu menandinginya.
Imam al-Suyuthi berkata, “Bagi orang yang mendalami ilmu ini hendaknya kembali pada
kitab-kitab para ahli sastra bahasa Arab. Adapun para sahabat meskipun tidak mendalami bidang
ini namun mereka adalah orang Arab asli yang fashih dalam berbahasa Arab dan kepada
merekalah al-Qur`ān diturunkan. Mereka mencukupkan dengan bahasa mereka ketika ada kata
yang mereka anggap asing dan tidak berkomentar sedikitpun tentang itu.”
2. Apa maksud dari musykil? Jelaskan!
Jawab:
Musykil diambil dari kata ‫أشكل‬ , ‫يشكل‬,‫فهو مشكل‬ yang berarti kesulitan. Adapun secara
istilah adalah ayat-ayat yang sulit dipahami tujuan dan maksud ayat tersebut.

‫تبين‬  ‫ بحيث اليدرك االبالتأمل وبقرينة‬، ‫هو اللفظ الذي خفي معناه المراد بسبب في نفس اللفظ‬
‫وهو يقابل النص‬، ‫المرادمنه‬
‫المشكل هو الذي خفي معنه بسبب في ذات اللفظ‬
‫المشكل هو ما خفيت داللته علي معناه لذاته‬
Suatu lafadz yang samar artinya, disebabkan oleh lafadz itu sendiri. Ada definisi lain
yang memberikan penjelasan terhadap definisi di atas, yaitu bahwa lafadz musykil itu dari segi
sighatnya sendiri tidak menunjukkan maksud tertentu, oleh karena itu diperlukan qarinah dari
luar yang menjelaskan apa yang dimaksud oleh lafadz tersebut.
Sumber kesamaran lafadz itu berasal dari lafadz itu sendiri. Adakalanya karena lafadz itu
digunakan untuk arti yang banyak secara penggunaan yang sebenarnya sehingga tidak dapat di
pahami artinya dari semata-mata hanya melihat kepada lafadz itu.

3. Berikan contoh keduanya!


Jawab:
a. Contoh gharib
 Lafal ‫فاطر‬ dalam Surat Fathir ayat 1 dan Surat Al-An’am ayat 14

ِ ‫ر ال َّس َم َوا‬qُ ‫فَا ِط‬


Ibnu Abbas berkata, “Dahulu saya tidak mengerti makna ‫ت‬

ِ ْ‫واَأْلر‬,
‫ض‬ َ  hingga dua orang badui menemui saya, dan keduanya berselisih perihal
sebuah sumur”. Salah seorang berkata kepada temannya, “ana
fathartuha yakni, ana abtada`tuha hafraha (Aku yang memulai menggali dan
membuatnya)” Ibnu Abbas juga berkata: “fāthir al-samāwāti wa al-
ardh (pencipta pertama langit dan bumi)”, atau dalam riwayat lain disebutkan
“khaliqu al-samāwāti wa al-ardh (pencipta langit dan bumi dari suatu
ketiadaan)”.
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
Di dalam tafsir al-Maraghi, lafal ‫ض‬ َّ ‫فَا ِط ُر‬  itu ‫دعهما على‬qq‫مب‬
ِ ‫ َم َوا‬q‫الس‬
‫ابق‬qq‫ال س‬qq‫ير مث‬qq‫غ‬ yang artinya “mengadakan langit dan bumi tanpa contoh
sebelumnya”

b. Contoh musykil

Dikisahkan suatu ketika ada seorang laki-laki yang mendatangi Ibnu


Abbas, ia merasa kesulitan memahami surat al-An’am ayat 23 yang berbunyi:

‫ا ُكنَّا‬qqqqq‫ا َم‬qqqqqَ‫الُوا َوهَّللا ِ َربِّن‬qqqqqَ‫م ِإاَّل َأ ْن ق‬qُْ‫ثُ َّم لَ ْم تَ ُك ْن فِ ْتنَتُه‬


َ‫ُم ْش ِر ِكين‬
Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: “Demi Allah, Tuhan kami,
tiadalah kami mempersekutukan Allah”.
Menurut seseorang tersebut sulit untuk memahami ayat ini, karena ia
belum mengetahui tujuan ayat tersebut, lalu Ibnu Abbas berkata, “ketika seluruh
manusia berada di padang mahsyar Allah Subḥānahu  wa Ta`ālā mengampuni
dosa-dosa orang Islam dan Allah Subḥānahu  wa Ta`ālā tidak mengampuni orang
yang syirik, lalu orang musyrik itu mengharapkan agar Allah mengampuni

ِ ‫ َربِّنَا َما ُكنَّا ُم ْش‬ ِ ‫” َوهَّللا‬


mereka, lalu mereka berkata,  َ‫ر ِكين‬

Anda mungkin juga menyukai