NIM : 1811010049
Secara bahasa fashahah ,berarti jelas dan terang. Sedangkan secara istilah
fashahah adalah ,ungkapan yang berisikan lafadz-lafadz yang jelas ,enak didengar dan
sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga baik penutur atau lawan bicara bisa dengan
mudah mengerti maksud dari perkataan. Fashahah dibagi menjadi 3 macam yaitu,
fashahah kalimah,fashahah kalam, dan fashahah mutakallim.
Karahatu fissam’i
التعقيد المعنوي
Yaitu kalam yang sulit dipahami dari segi maknanya, karna
kalimah yang ducapkan tidak sesuai dengan makna aslinya Ini
biasanya terjadi pada susunan kata yang mempunyai uslūb al-majāz
dan al-kināyah. Contohnya:
ك أَ ْل ِسنَتَهُ فى المدينة ُ ِنَ َش َر ال َمل
Raja itu menyebar (mengerahkan) lidah-lidahnya.
Maksudnya adalah mengerahkan telik sandi(sama artinya
dengan mata-mata), kemudian di buatkan majaz “lidah-lidah” tapi
majaznya tidak tepat. Karena biasanya telik sandi majaznya adalah
mata-mata, bukan lidah-lidah. Majaz yang benar adalah:
)ك ُعيُوْ نَهُ ( َج َوا ِس ْي ِس ِهُ ِنَ َش َر ال َمل
"Raja itu mengerahkan mata-matanya."
2.Balaghah
Secara bahasa balaghah berarti sampai atau berkesudahan. Secara istilah
balaghah adalah sampainya maksud dari orang yang berbicara kepada lawan bicara.
Balaghah mempunyai 4 unsur, yaitu ungkapan atau lafadz,pengertian atau makna,
susunan kata-kata dan Sesuai dengan kondisi yang ada.
Balaghah terbagi menjadi 2, yaitu balaghah kalam dan balaghah mutakallim.
a. Balaghah kalam
Balaghah kalam adalah kalam yang sesuai dengan tuntutan
situasi dan kondisi serta fasih lafadznya,baik mufrod atau murakkab.
Contoh : orang yang melihat kebakaran atau maling cukup mengatakan
“maling” , “kebakaran” . kata maling dan kebakaran merupakan kalam
yang baligh,karna kata yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi karna
tuntutan situasi dan kondisi yang membutuhkan respon cepat. Namun
dalam situasi dan kondisi lain,pembicara bisa mengungkapkan maksud
dengan kalam lengkap unsur-unsurnya.
b. Fashahah mutakallim
Fashahah mutakallim adalah kemampuan yang
dimilikiseseorang untuk menyempaikan maksud dengan kalam yang
baligh yang sesuai dengan kontekstual
3.Kalam khabari
ُق َو ْال ِك ْذب
ُ َمااحْ تَ َم َل الصِّ ْد
Kalam khabar ada kalanya berjumlah fi‟liyah dan berjumlah ismiyah. Yang
pertama yakni berjumlah fi‟liyyah yaitu khabar yang disusun untuk menyatakan
kejadian/perbuatan berlangsung pada waktu tertentu dan terbatas. Kadang-kadang
mengandung makna terus berlangsung (selalu terjadi), dengan qarinah (tanda-tanda)
mata menyatakan tetapnya musnad(khabar) bagi musnad ilaih(mubtada).
1. Faidatul khabar
Yaitu menyampaikan suatu hukum yang terkandung dalam suatu kalimat kepada
mukhathab. Contoh:
ض َر َرئِيْسُ ْال ُج ْمهُوْ ِريَ ِة
َ َح
Artinya: Pak Presiden telah datang.
2. Lazimul khabar
Yaitu memberiatahukan mukhathab bahwa mutakallim megetahui suatu hukum.
Contoh:
ٌأَ ْنتَ َم ِريْض
Artinya: Kamu sakit.
Selain kedua tujuan di atas, ada beberapa tujuan kalam khabari sesuai dengan subjek
mutakallim dalam menyampaikan suatu pernyataan. Diantaranya:
Al-Fakhr ()الفخر
Yaitu menyampaikan berita untuk menunjukkan kebanggaan (prestise). Contohnya
adalh perkataan firaun
ان ربكم العلى
Aku adalah tuhan kalian
Izhhar al-Dha‘f ()إظهار الضعف
Yaitu menyampaikan berita untuk menampakkan kelemahan. Contohnya:
ظ ُم ِمنِّي َوا ْشتَ َع َل الر َّْأسُ َش ْيبًا ْ قَا َل َربِّ إِنِّي َوهَنَ ْال َع
Artinya: “Ia (Nabi Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban….” (Q.S.Maryam :4).
Al-Tahassur ()التحسر
Yaitu menyampaikan berita untuk menunjukkan penyesalan.
Contohnya sebagaiman disebutkan dalam al-Qur’an yang mengisahkan tentang isteri
Imran yang melahirkan anak perempuan bernama Maryam: Contohnya:
ض ْعتُهَا أُ ْنثَى َ ت َربِّ إِنِّي َو ْ َض َع ْتهَا قَالَ فَلَ َّما َو
Artinya: “Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, “Ya
Tuhanku, Sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan….” (QS. ‘Ali
‘Imran : 36).
Al-Istirham ()االسترحام
Yaitu menyampaikan berita untuk memohon kasih sayang dan belas kasihan.
Contohnya:
إِنِّ ْي فَقِ ْي ٌر ِإلَى َع ْف ِو هللاِ َو ُغ ْف َرانِ ِه
Artinya: Saya sangat mengharapkan ampunan dan magfirah dari Allah.
Masih banyak lagi tujuan dari penyampaian kalam khabari tergantung maksud dan
niat pembicara.
dilihat dari keadaan mukhathab atau orang yang menjadi lawan bicara, kalam khabari
terbagi tiga macam:
1. Khabar Ibtida’i
Khabar ibtidai adalah apabila mukhatab tidak mengetahui tentang berita tersebut dan
berita yang disampaikan tidak perlu menggunakan taukid. Contoh:
ٌأَبُوْ كَ َم ِريْض
Artinya: Ayahmu sakit.
2. Khabar Thalabi
Khabar thalabi adalah apabila mukhathab ragu-ragu atau bingung mengenai
kebenaran suatu berita dan diharapkan mukhathab menjadi yakin akan kebenaran
berita tersebut. Berita yang disampaikan lebih baik menggunakan taukid. Contoh:
َ إِ َّن أَبَا
ٌك َم ِريْض
Artinya: sesungguhnya ayahmu sakit.
3. Khabar Inkari
Khabar inkari adalah apabila mukhathab mengingkari kebenaran suatu pernyataan
yang disampaikan. Dalam khabar inkari harus menggunakan taukid lebih dari satu
terganting tingkat keingkaran mukhathab. Contoh:
ٌك لَ َم ِريْضَ َوهللاِ إِ َّن أَبَا
Artinya: sesungguhnya ayahmu sakit | Demi Allah, sesungguhnya ayahmu sakit.Huruf
taukid berguna untuk menguatkan atau menegaskan dari pernyataan yang terdapat
pada suatu kalimat. Ada beberapa huruf yang bisa digunakan untuk taukid,
diantaranya:
- ( )إِ َّنatau ()أَ َّن.
Taukid ini masuk ke mubtada’ khabar dan menashabkan mubtada’. Contoh:
ٌك َم ِريْض َ إِ َّن أَبَا
َ َ َ
َ أ ْعلَ ُم أ َّن أبَا
ٌك َم ِريْض
- Huruf sumpah
Yaitu ()و, ()ب, dan ()ت, dan memajrurkan kata setelahnya. Contoh:
zَوهللاِ أَنَا فِ ْي بَ ْن ُدوْ نج
- Lam ibtida’
Yaitu lam sebelum isim atau fi’il. Bedanya dengan lam huruf jar adalah lam ibtida’
tidak beramal sehingga i’rab kata setelahnya tetap sesuai kedudukan dalam kalimat.
Contoh:
لَ َكانَ أَبُوْ كَ َم ِر ْيضًا
- Nun taukid khafifah
Yaitu nun sukun diakhir fi’il. Contoh:
ِ لَنَ ُكوْ ن َْن ِمنَ ْالخ
ََاس ِر ْين
Artinya: Sungguh kami akan termasuk orang-orang yang rugi.
- Nun taukid tsaqilah
Yaitu nun bertasydid di akhir fi’il. Contoh:
ِ لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ
ََاس ِر ْين
Artinya: Sungguh kami akan termasuk orang-orang yang rugi.
- Huruf tanbih
Huruf tanbih digunakan untuk menarik perhatian mukhathab. Contoh:
ٌأَاَل إِ َّن نَصْ َر هللاِ قَ ِريْب
Artinya: Ingatlah! Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
- Huruf ()قَ ْد
Huruf ( )قَ ْدuntuk taukid fi’il.
ك َم ِر ْيضًا َ ْقَ ْد َكانَ أَبُو
4. Memposisikan orang yang ragu ragu kepada posisi orang yang tau.
Contoh. Ucapan kepada orang yang ragu-ragu terhadap datangnya musaffir
padahal telah kabar itu telah tersiar atau masyhur.
قدم األمير
“seorang raja telah datang”
Mukhatab yang inkar dianggap sebagai orang yang tidak ingkar bila di
hadapannya terdapat beberapa dalil dan bukti, yang seandainya diperhatikan,
niscaya musnahlah keingkaran itu. yakni mukhatab adalah seorang yang benar-
benar ingkar akan tetapi tidak dianggap sebagai orang yang ingkar oleh
penyampai khabar itu sendiri, melainkan dianggap sebagai orang yang kosong
hatinya atau khaaliyudz-dzihni. Contoh والهكم اله واحد:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa”. [Q. S. Al-Baqarah : 163]Pada contoh
diatas, maka akan didapati bahwa Allah menyeruh orang-orang yang
mengingkarinya dan menentang ke-esaan-Nya. Akan tetapi, Allah menyampaikan
khabar kepada mereka tanpa disertai dengan huruf taukid seperti yang
disampaikan dengan mukhatab yang khaaliyudz-dzihni (kosong hatinya).
Mengapa demikian? Sebabnya adalah bahwa sesungguhnya di hadapan mereka
terdapat bukti-bukti yang jelas dan hujjah-hujjah yang pasti, yang seandainya
mereka mau memperhatikannya, niscaya mereka akan menemukan hal-hal yang
sangat memuaskan dan menundukkan. Oleh karena itu, Allah tidak menegakkan
pertimbangan bagi keingkaran yang demikian, dan tidak menganggap perlu
mengarahkan khitab secara khusus kepada mereka