Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adinda Alfadillah

NIM : 11930220817

Mata Kuliah : Ilmu Balaghoh

Tanda Tangan :

Jawaban UAS Ilmu Balaghoh

1. Pengertian fashahah Fashahah yaitu suatu ungkapan kata-kata yang jelas serta mudah
dipahami dan banyak dipergunakan (tidak asing) di kalangan para penulis dan penyair,
karena keindahannya”. Artinya, sesuatu kata yang menurut pendengaran dirasa enak
didengarkan dan juga indah, maka masuk istilah fashahah.

Fashahah meliputi tiga objek yaitu pada kata-kata, pada kalimat dan pada mutakallim (orang yang
bicara).

a). Fashahah Al-Kalimat (‫)فصاحة الكلمة‬

Kata-kata bisa disebut fasih apabila terhindar dari ketiga kategori berikut:

1. Tanafur al-Huruf ‫(تنافر الحروف )تنافر الحروف هو وصف في الكلمة يوجب ثقلها على السمع وصعوبة أداءها‬
‫ باللسان بسبب كون حروف الكلمة متقاربة المخارج‬Tanafur Al-Huruf yaitu kata-kata yang terdiri dari
rangkaian huruf-huruf yang sulit diucapkan oleh lidah akibat dekatnya dalam makhraj
(tempat keluar bunyi huruf). Tingkat kesulitanya ada yang ringan seperti kata ‫( ال َّن ْق َنقَة‬suara
kodok), ‫( ال ُّنقَاح‬air tawar jernih), ‫( م ْست َْث ِز َرات‬menjulang tinggi). Ada juga yang tingkatanya
sangat sulit seperti ‫ش‬ َّ (tempat kasar), ‫( اله ْعخع‬area gembala unta).
ُّ ‫الظ‬

2. Mukhalafah Al- Qiyas


‫(مخالفة القياس )كون الكلمة غير جارية على القانون الصرفي المستنبط من كالم العرب‬
Mukhalafah Al-Qiyas yaitu kata-kata yang bertentangan dengan aturan kaidah ilmu sharaf
yang berlaku sebagaimana dari orang arab. Contoh kata ‫ األجْ لَل‬yang seharusnya ‫( األ َج ُّل‬maha
tinggi) dengan mengidghamkan huruf lam. Kemudian kata ‫ ب ْوقَات‬yang merupakan bentuk
jamak muannats salim dari ‫ ب ْوق‬yang seharusnya dijamak kedalam jamak taksir menjadi
‫أَب َْواق‬. Kedua contoh seperti ini tidak dikatakan fashahah sebab menyalahi aturan kaidah
sharaf pada umumnya. Terdapat kata-kata yang dikecualikan (tetap fashahah) meskipun
tidak sesuai aturan kaidah sharaf seperti kata ‫ َم ْش ِرق‬dan ‫( َم ْغ ِرب‬huruf ro kasrah) yang
seharusnya ‫ َم ْش َرق‬dan ‫( َم ْغ َرب‬huruf ro fathah) yang keduanya menunjukan tempat (tashrif
isim makan)

3. Gharabah

‫(غ ََرابة )كون الكلمة غير ظاهرة المعنى وال مألوفة االستعمال عند العرب الفصحاء‬

Gharabah yaitu kata-kata asing yang memiliki arti tidak jelas dan tidak banyak dipergunakan di
kalangan orang Arab fasih, sehingga untuk mengetahui arti tersebut perlu mura’jaah kembali mu’jam
dan kamus arab.

Contoh seperti kata َ ‫ تَكَأ ْ َكأ‬yang berarti ‫( اجْ تَ َم َع‬berkumpul) dan kata ‫ اِ ْف َر ْنقَ َع‬yang berarti ‫ف‬ َ ‫( اِ ْن‬bubar) pada
َ ‫ص َر‬
syair Isa Bin ‘Amr Annahwi :
َ ‫ي َكتَكَأْكئِك ْم‬
َ ‫ اِ ْف َر ْنقِع ْوا‬،ٍ‫على ذِي ِج َّنة‬
‫عنِي‬ َ ‫َمالَك ْم تَكَأْكَأت ْم‬
َّ َ‫عل‬
“Apa yang membuat sekalian mengerumuni-ku seperti mengerumuni orang gila, bubarlah kalian
dariku” Kata-kata akan menjadi asing/gharabah meskipun diambil dari kata yang lumrah dan banyak
dipergunakan, apabila dalam memposisikanya dalam kalimat tidak tepat. Ini dinamakan dengan
‘gharabah isti’mal (‫)غرابة االستعمال‬. Kata-kata yang tidak asing secara lafadz namun mengandung banyak
pengertian yang kemudian diletakan dalam suatu kalimat tanpa adanya indikasi atau petunjuk
sehingga orang lain sulit menemukan maksud yang sebenarnya dari kata tersebut.

Contoh seperti kata ‫س َّرج‬ َ ‫ م‬pada bait syair Ru’bah Bin ‘Ajaj: ‫س َّر ًجا‬ ِ ‫ َوم ْق َلةً َو َح‬Bola
َ ‫اجبًا مزَ ِج ًجا َو َفاحِ ًما َوم ْر ِس ًنا م‬
mata yang bulunya seperti bulan sabit, rambut hitam dan hidung yang mancung. Untuk memaknai
kata ‫س َّر ًجا‬
َ ‫ م‬cukup sulit sebab memiliki banyak pengertian, gemilang, berkilau, cemerlang dan bahkan
nama sebuah pedang. Dianggap sulit sebab tidak adanya petunjuk dari kata lain dalam kalimat yang
sekiranya bisa dijadikan sandaran.

Berbeda apabila dalam sebuah kalimat terdapat petunjuk seperti kata ‫ غ ََّز َر‬pada Firman Allah Ta’ala
surat Al-A’raf ayat 157:

َ‫نز َل َمعَه ۙ أو َٰلَئِكَ هم ْالم ْفلِحون‬


ِ ‫ور الَّذِي أ‬
َ ‫صروه َواتَّ َبعوا ال ُّن‬ َ ‫ فَالَّذِينَ آ َمنوا ِب ِه َو‬Meski kata ‫ع َّزروه‬
َ ‫ع َّزروه َو َن‬ َ memiliki dua
pengertian yaitu mengagungkan dan menghinakan, namun masih terdapat petunjuk yang masih
berada dalam satu kalimat yaitu kata ‫صروه‬ َ ‫ َو َن‬yang berarti menolong. Dengan demikian, mencari
makna yang tepat dan pantas untuk kata ‫ع َّزروا‬ َ tidak terlalu sulit.
b). Fashahah Al-Kalam (‫ )فصاحة الكالم‬Kalam/Kalimat yang fasih yaitu kalimat yang setiap kata-katanya
terhindar dari beberapa kategori berikut:

1. Tanafur Al-Kalimat (‫)تنافر الكلمات متجمعة‬


‫ عسر النطق بها متجمعة على اللسان وإن كان كل جزء منه على‬،‫أن تكون الكلمة ثقيلة من تركيبها على بعضها على السمع‬
‫انفراده فصيحا‬
Tanafur al-kalimat yaitu kalimat yang tersusun dari kata-kata yang sulit diucapkan dan berat
didengar akibat hurufnya terlalu berdekatan secara makhraj. Meskipun kalimat tersebut
terdiri dari kata-kata yang pada dasarnya termasuk fasih.
Contoh ‫ َمعِي َوإذا ما لمته لمته َوحْ دي‬# ‫والو َرى‬
َ ‫ك َِريْم َمتَى أ ْمدَحْ ه أ ْمدَحْ ه‬
“Dia itu mulia. Kapan saja aku memujinya, orang lain juga ikut memujinya bersamaku. Dan
ketika aku mencelanya, hanya aku sendirian yang melakukan itu sementara orang lain tidak.”
Kesulitan pada syair di atas yaitu terjadi pada kata ‫ أ ْمدَحْ ه‬yang makhraj hurufnya sama yaitu ‫ح‬
dan ‫ ه‬, ditambah dengan dua kali pengulangan yang mengakibatkan sulit diucapkan (terlalu
berdekatan).
2. Dha’fu Ta’lif (‫ )ضعف التأليف‬/Susunan kalimat lemah
‫أن يكون الكالم جاريا على خالف ما اشتهر من القوانين النحو المعتبر عند جمهور العلماء كوصل الضميرين مع أنه يجب‬
‫أو اإلضمار قبل ذكر مرجعه لفظا ورتبة‬. ‫الفصل‬
Dha’fu Ta’lif yaitu kalimat yang tidak sejalan dengan aturan kaidah nahwu yang berlaku
di mayoritas ulama. Seperti menghubungkan dua isim dhamir yang seharusnya
terdapat pemisah. Contoh: ‫فأعاضهاك للا كي ال تحزنا‬# ‫ت البالد من الغزالة ليلها‬ ِ ‫ خال‬Menyatunya dua
dhamir ‫ ه‬dan ‫ ك‬pada kalimat ‫ فأعاضهاك‬merupakan penyebab kalimat tersbut tidak fasih
Atau menyebut kata ganti (dhamir) sebelum menyebut lafazh yang digantinya (zhahir).
ْ ‫الدهر م‬
Contoh: ‫ط ِع ًما‬ َ ‫من الناس أبقى مجده‬# ‫الدهر واحدا‬ َ ‫ ولو أن مجدا أخل َد‬Seandainya kehormatan
manusia itu penyebab kekal hidup di dunia, maka tentu Mut’im (salah seorang tokoh
musyrikin) lebih patut dari yang lain. Dhamir ‫ ه‬pada ‫ مجده‬pengganti dari ‫ط ِع ًما‬ ْ ‫ م‬yang
posisinya diawalkan sehingga syair di atas tidak fasih sebab tidak sejalan dengan aturan
umum kaidah nahwu.
3. At-ta’qid (‫)التعقيد‬
At-ta’qid yaitu suatu kalimat yang maksudnya tidak jelas dan sulit untuk di fahami
baik secara lafadz maupun makna:
a. Ta’qid lafdzi ‫(التعقيد اللفظي )هو كون الكالم خفي الداللة على المعنى المراد به بحيث تكون األلفاظ غير مرتبة على‬
‫وفق ترتيب المعاني‬
Ta’qid lafdzi yaitu kalimat yang tidak dapat memberikan makna yang dimaksud
karena lafazh-lafazhnya tidak tersusun sesuai dengan susunan maknanya.
Seperti adanya taqdim dan takhir (mendahulukan sesuatu yang mestinya
diakhirkan atau sebaliknya). Dan atau memisahkan kalimat dengan sesuatu
yang semestinya tidak dipisahkan. Contoh posisi lafadz yang semestinya
diawalkan malah diakhirkan sehingga kalimat tersebut sulit di fahami. Seperti
pada Syair Mutanabbi berikut: ‫األغر دالئل‬ َّ ‫ب‬ِ ‫س‬ َ ‫على ال َح‬ َ ‫ ِش َيم‬# ‫َجفَخَتْ َوه ْم الَ َيجْ فَخ ْونَ ِب َها ِب ِه ْم‬
Syair ini tidak tersusun dengan baik sesuai susunan maknanya dan juga
terdapat taqdim (mendahulukan) dan takhir (mengakhirkan) yang bukan pada
tempatnya. Bahkan bukan suatu keharusan yang akibatnya menyulitkan orang
memahaminya. Adapun Susunan yang benar adalah: ‫ب‬ ِ ‫س‬ َ ‫على ال َح‬ َ ‫َجفَخَتْ ِب ِه ْم ِش َيم دالئل‬
‫األغر َوه ْم الَ َيجْ فَخ ْونَ ِب َها‬
َّ Contoh dalam kalimat sehari-hari: ‫َما أ َك َل إِالَّ َواحِ دًا خَالد َم َع َر ِغ ْيفا‬
ً
َ Tidak makan satu kholid bersama roti kawanya. Susunan membingungkan
‫ص ِد ْي ِق ِه‬
! Susunan yang benar adalah ‫ص ِد ْي ِق ِه ِإالَّ َر ِغ ْيفًا َواحِ دًا‬
َ ‫ َما أ َك َل خَالد َم َع‬Kholid dan kawanya
tidak makan kecuali hanya satu roti.
b. Ta’qid Maknawi (‫)التعقيد المعنوي‬
‫كون التركيب خفي الداللة على المعنى المراد لخلل في انتقال الذهن من المعنى األصلي إلى المعنى المقصود بسبب اللوازم‬
‫البعيدة المفتقرة إلى وسائط كثيرة مع عدم الظهور القرائن الدالة على المقصود‬
Ta’qid maknawi yaitu susunan kalimat yang pengertian maknanya tidak jelas. Seperti
menggunakan majaz atau kinayah (kiasan) yang tidak tepat sehingga membutuhkan
proses pemikiran dan juga tanpa adanya indikasi yang dapat menunjukan terhadap
maksud sebenarnya.
Contoh dalam syair Abbas Al-Ahnaf: ‫َاي الدُّم ْوع ِلتَجْمدَا‬ َ ‫ع ْين‬ َ ‫ َوتَسْكب‬# ‫ع ْنك ْم لِت ْقرب ْوا‬ ْ َ ‫سأ‬
َ ‫طلب ب ْع َد ال َّداِر‬ َ
“Aku akan mencari persinggahan (tempat tinggal) yang jauh dari kalian agar kalian
menjadi dekat # Air Kedua mataku bercucuran karena membeku (bahagia).” Penyair di
atas menggunakan kata ‫ تجمد‬sebagai kiasan dari ungkapan rasa bahagia. Pada
umumnya kata ini dipergunakan untuk kiasan dari ungkapan kesusahan, kesulitan dan
kesedihan yang aslinya bermakna kering/membeku. Dengan menggunakan kiasan
yang terlalu jauh, maksud si penyair di atas sulit dimengerti kecuali melalui proses
tahap pemikiran, “bahwa keringnya mata, berarti keringnya air mata; keringnya air
mata, berarti tidak ada kesusahan, dan tidak ada kesusahan, berarti tanda adanya
kegembiraan”.

c). Fashahah Al-Mutakallim


‫(فصاحة المتكلم )فصاحة المتكلم عبارة عن الملكة التي يقتدر بها صاحبها على التعبير المقصود بكالم فصيح في أي غرض‬
‫ كان‬Fashahah al-mutakallim yaitu pembicara yang fasih atau seseorang yang memiliki
kepiawaian dan kemampuan mengungkapkan maksud dan tujuannya dengan kalimat
yang fasih dalam berbagai situasi dan kondisi.
2. Al-Khabar adalah Kabar berita yang benar adalah suatu kabar yang sesuai dengan keyakinan
mutakallim (pembawa kabar) walaupun keyakinan itu salah. Dan kabar yang bohong adalah
yang tidak sesuai dengan keyakinan mutakallim walupun pada kenyataannnya benar. Artinya,
suatu kabar dikatakan benar atau bohong tergantung keyakinan si pembawa kabar.

Terdapat 3 kondisi si penerima kabar (mukhathab) dalam menerima sebuah informasi:

a). Ibtida’iyan/Permulaan

‫ وفي هذه الحالة يلقى إليه الخبر خاليا من أدوات التوكيد‬،‫ (ابتداءي )أن يكون المخاطب خالى الذهن من الحكم‬Apabila mukhathab
tidak ragu dan tidak mengingkari informasi yang disampaikam (khali al-dzihn), maka kalimat khabar
tidak mesti memakai alat taukid (penegas), Contoh ‫صا ِل َحات َخيْر عِن َد‬ َّ ‫ْال َمال َو ْال َبنونَ ِزينَة ْال َح َياةِ ال ُّد ْن َيا ۙ َو ْال َباقِ َيات ال‬
٤٦ ‫الكهف‬. ‫َر ِبكَ ثَ َوابًا َو َخيْر أ َ َم ًال‬

b). Thalabi/Tuntutan

‫ وفي هذه الحالة يحسن توكيده له لتمكن من‬،‫(طلبي )أن يكون المخاطب مترددا وشاكا في الحكم وينبغي الوصول إلى اليقين في معرفته‬
‫ نفسه ويحل فيها اليقين محل الشك‬Apabila mukhatab merasa ragu. Namun, dia ingin sekali mengetahui haqiqat
informasi tersebut, maka sebaiknya kalimat disampaikan dengan memakai alat taukid agar hilang
keragunya. Contoh ‫ أنت ناجح في االمتحان‬،‫ يا خالد‬Apabila kholid ragu dengan kabar kelulusan dia dalam
ujian, sebaiknya tambahkan taukid, misalkan ‫ إ َّنكَ ناجح في االمتحان‬،‫يا خالد‬/ ‫ أنت لناجح في االمتحان‬،‫ يا خالد‬Firman
َّ ‫إِ َّن‬
Allah Ta’ala: ‫ّللاَ غَفور َّرحِ يم‬

c). Inkari/Pengingkaran

‫(إنكاري )أن يكون المخاطب منكرا لحكم الخبر ففي هذا الحال يجب أن يأكد له الخبر بمأكد أو أكثر على حسب درجة إنكاره من جهة‬
‫ القوة وا الضعف‬Apabila mukhatab mengingkari informasi yang disampaikan, maka wajib memakai satu
alat taukid atau lebih sesuai dengan kuat dan lemahnya pengingkaran tersebut. Contoh: ‫ أنت ناجح‬،‫يا خالد‬
‫ في االمتحان‬Apabila kholid ingkar (tidak percaya sama sekali) dengan kabar kelulusanya, maka wajib
menambahkan 1 atau lebih taukid, misalkan ‫يا خالد‬/ ‫ إنك لناجح في االمتحان‬،‫يا خالد‬/ ‫ إنك ناجح في االمتحان‬،‫يا خالد‬،
‫ وللا إنك لناجح في االمتحان‬Firman Allah Ta’ala: ١٦ ‫يس‬. َ‫سلون‬ َ ‫ قَالوا َر ُّبنَا َي ْعلَم ِإ َّنا ِإلَيْك ْم لَم ْر‬Alat untuk mentaukid
(mempertegas) bisa menggunakan perangkat seperti lam ibtida, qad, qasam, nun taukid, huruf zaidah,
huruf tanbih dan lainya. Atau mentaukid dengan mengulang-ulang kata.

3. Pengertian taqdim dan takhir adalah suatu dasar atau patokan untuk mengetahui keaadan suatu
lafadzh, atau ayat al-Quran yang didahulukan atau diakhirkan, yang bertujuan untuk menyingkap
rahasia kehususan dan keutamaan dari suatu lafad| maupun ayat sesuai maksud dan tujuannya.
Sehingga makna hakiki yang dikehendaki oleh suatu ayat dapat hadir dibenak, dan dipahami oleh para
pembacanya.

• Taqdim Musnad Ilaih


a. ‫تعجيل المسرة‬
Mempercepat kabar gembira dengan sebab mengharap nasib yang baik.
Contoh: ‫صدَ َر ِب ِه األ َ ْمر‬
َ َ‫ع ْنك‬َ ‫ال َع ْفو‬
b. ‫تعجيل المساءة‬
Mempercepat keburukan karena sebab mengira keburukan itu benar-benar menimpanya sesuai dugaannya.
Contoh: ‫ي‬ ِ َ‫صاص َحك ََم ِب ِه الق‬
ْ ‫اض‬ َ ‫ال ِق‬
c. ‫شع ًرا بغَرابة‬
ِ ‫المتقدِّم م‬
ِ ‫متأخ ِر إذا كان‬ ِّ ِ ‫التشويق إلى ال‬
Yakni membuat para pendengar merasa penasaran serta bertanya-tanya. Dengan mendahulukan musnad
ilaih (mubtada’) yang di dalamnya terdapat makna yang menarik membuat pendengar bertanya-tanya,
sehingga menjadikan makna khabar terekam jelas dan kuat dalam pikiran pendengar.
Contoh: ِ‫س َتحْ َدث ِم ْن َج َماد‬ َ ‫َوا َّلذِي َح َارتِ ال َب ِريَّة ِفي ِه‬
ْ ‫ح َي َوان م‬-
d. ‫التلذذ‬
Merasakan kenikmatan, Contoh: ‫ليلى وصلت وسلمى هجرت‬
e. ‫التبرك‬
Mengharapkan berkah, Contoh: ‫اسم هللا اهتديت به‬
f. ‫النص على عموم السلب أو سلب العموم‬
Memperjelas cakupan nafi, ialah bila lafadz “kullu” diidhofahkan pada musnad ilaih dan
musnadnya disertai nafi, Contoh: ‫كل ذلك َل ْم َيكن‬
g. ‫إفادة التخصيص قطعا‬
Yaitu untuk mengkhususkan saja, maksudnya menjadikan musnad beramal hanya untuk
musnad ilaih saja.
Contoh: ‫ما انا قلت هذا وال غيري‬

• Taqdim Musnad
a. ‫التخصيص بالمسند اليه‬
Yaitu mengkhususkan Musnad Ilaih bahwa ia hanya dimiliki oleh Musnad yang ada
bersamanya.
Contoh: ]120 : ‫وهلل ملك السموات واألرض [المائدة‬
b. ‫التنبيه من اول األمر على انه خبر ال نعت‬
Yaitu menegaskan kepada pendengar bahwa dari awal kalimat itu bukan sifat melainkan
khabar.
Contoh: ‫له همم وال منتهى لكبارها ÷ وهمته الصغرى اجل من الدهر‬
c. ‫التشويق للمتأخر اذا كان في المتقدم ما يشوق لذكره‬
Membuat pendengar penasaran serta bertanya-tanya dengan sayarat dalam jumlah musnad
terkandung makna yang menarik.
Contoh: ]190 : ‫[ال عمران‬
‫ان في خلق السموات واألرض واختالف اليل والنهار أليات ألولى األباب‬
d. ‫التفاؤل‬
Yaitu berharap akan nasib yang baik, Contoh: ‫في عافية انت‬
e. ‫إفادة القصر المسند اليه على المسند‬
Yaitu membatasi musnad ilaih untuk musnad. Artinya peran musnad hanya untuk musnad ilaih
saja.
Contoh: ]7 : ‫لكم دينكم ولي دين [الكافرون‬
f. ‫المساءة‬
Yaitu kabar buruk,
Contoh: ‫ومن نكد الدنيا على الحر ان يرى ÷ عدوا له ما من صداقته بد‬

g. ‫التعجب او التعظيم او المدح او الذم او الترحم او الدعاء‬


Yaitu mengagumi, mengagungkan, memuji, menghina, menyayangi atau mendoakan.
Contoh: ‫هلل درك‬
3. Pengertian Al-Qosru mengkhususkan suatu perkara dengan perkara yang lain dengan cara
tertentu. Jadi dalam qoshr ini nanti ada yang mengkhususkan dan ada yang dikhususkan, dan
tentunya ada cara-cara tertentu dalam pengkhususan, paling tidak itulah yang dinamakan
qoshr.

1. Qashr maushuf ‘alas shifah (mengkhususkan maushuf bagi sifat), yaitu


mengkhususkan maushuf dengan satu sifat saja, sehingga maushuf menjadi khusus dan
meniadakan sifat-sifat yang lain selain sifat itu dalam diri maushuf.
Contoh: ‫ ما زيد إال رجل‬, maushuf disini adalah lafaz “zaid”, dan diqashr dengan lafadz
“rojul”, jadi zaid dikhususkan dengan lafadz “rojul”, sehingga zaid tidak mungkin bersifat
lain selain rojul, separti mar’ah dll.
2. Qashrus sifah ‘alal maushuf (mengkhususkan sifat atas maushuf), yaitu
mengkhususkan sifat kepada maushuf itu saja, sehingga shifat menjadi khusus untuk
maushuf tertentu dan meniadakan maushuf-maushuf yang lain.
Contoh: ‫ما جالس إال عمر‬, shifat yang dimaksud disini yakni lafaz “jaalis” yang diqashr dengan
maushuf “umar”, jadi jaalisun dikhususkan kepada umar, dan terjadi kesimpulan bahwa
tidak ada jaalis selain umar, seperti ahmad, amr, zaid atau yang lainnya.

Qashr bisa dibagi menjadi dua bagian ketika ditinjau dari fungsi umumnya, yaitu qashar
haqiqi dan qashar idhofi.
• Qashr haqiqi ialah suatu pentakhsisan pada hakikat suatu perkara dengan tidak
melampaui pada yang lainya. Jadi qashr ini tidak mempunyai pembanding, artinya qashr
ini hanya meliputi satu sisi saja, yaitu sesuatu yang menjadi yang mengkhususkan saja.
Qashar haqiqi ada dua bagian:
1. Menentukan maushuf hanya bagi shifat,seperti:
‫ = ما زيد اال كاتب‬Tidak ada zaid kecuali seorang penulis, yakni yang disifati itu (maushuf)
tidak bersifat selain sifat itu. Jadi zaid hanya berposisi sebagai kaatib/orang yang menulis,
bukan orang yang membaca atau yang lainnya. Adapun zaid tidak mempunyai pembanding
sifat yang lain dari mukhatab artinya dia tidak tahu menahu tentang zaid.
2. Menentkan sifat hanya bagi maushuf, seperti:
‫ = ما فى الدار اال زيد‬Tidak ada orang dirumah itu kecuali zaid. Atau

‫ = ما أنا اال بشر مثلكم‬Tidaklah aku ini, kecuali manusia seperti kamu semua. Yakni: sya ini
bukan jin dan bukan pula malaikat. Qashar yang demikian ini banyak terjadi.
• Qashr idhofi ( ada juga yang menyebutnya dengan qashq majaziy) ialah suatu
pentakhsisan suatu perkara pada sesuatu yang lain yakni bukan hanya pada satu perkara
saja. Artinya mukhatab mempunyai dugaan lain terhadap suatu perkara yang diqashr, yang
mana dugaan itu menjadi pembanding dari perkara tersebut.
Qashr idhofi secara umum ada dua bagian:
1. Menentukan maushuf pada sifat saja, seperti:
‫ = ما زيد اال كاتب‬Tidak ada zaid, kecuali seorang penulis. Perkataan itu ditujukan pada orang
yang menyangka, bahwa zaid itu bukan seorang penulis saja, tetapi seorang penyair dan
yang lainnya.
2. Menentkan sifat pada maushuf, seperti:
‫ = ما كاتب اال زيد‬Tidak ada penulis kecuali zaid.
Perkataan itu diucapkan kepada orang yang menyangka, bahwa penulis itu bukan hanya
zaid saja, tetapi juga mempunyai dugaau bahwa penulis itu adalah yang lainnya zaid juga.
Bentuk qashar seperti ini bisa saja dikatakan sebagai qashar nafi.
Bentuk qashar seperti contoh diatas bisa saja dikatakan qashar nafi, yakni kalimat qashar
yang didahului oleh kalimat nafi.
Adapun Qashr Idlofiy melihat fungsi khususnya yaitu:
1. Qashr qolabi, ialah menentukan suatu perkara dengan suatu perkara pada tempat
perkara yang lain, yang menurut pendengar adalah sebagai kebalikanya. Jadi bisa dikatakan
Qasr ini adalah untuk meyakinkan mukhatab yang mempunyai keyakinan yang sebaliknya
tentang suatu hal. Contoh: ‫ = ما زيد اال كاتب‬tidak ada zaid, kecuali seoran penulis.
Perkataan diatas merupakan yang dipakai ketika seorang mukhatab mempunya keyakinan
dalam dirinya bahwa zaid tidaklah seorang penulis, kemudian terjadi pengkhususan dengan
qashr tersebut.
Sama seperti yang lain, qashr ini juga terbagi pada dua macam:
a. Qashar maushuf pada sifat, seperti: ‫ = ما زيد اال عالم‬tiada zaid itu kecuali seorang yang
alim. Yang demikian itu diucapkan pada orang yang menyangka, bahwa zaid itu bodoh.
b. Qashar sifat pada maushuf, seperti: ‫ = ماالعالم اال زيد‬tidak ada seorang yang alim kecuali
zaid. Yang demikian itu diucapkan kepada orang yang menyangka, bahwa yang alaim itu
amar, bukan zaid.

2. Qashr ta’yin, ialah menentukan suatu perkara pada suatu perkara ditempat yang lain,
yang sukar bagi pendengar untuk menentukan salah satunya. Qashr ini diucapkan untuk
mukhatab yang mempunyai beberapa keyakinan tentang sesuatu, atau ragu-ragu akan suatu
hal.
Contoh-contohnya sebagai berikut:
a. Qashar maushuf pada sifat, seperti: ‫ = ما زيد اال قائم‬tiada zaid kecuali yang berdiri itu.
Yang demikian itu diucapkan pada orang yang ragu-ragu mengenai berdiri atau tidaknya
zaid.
b. Qashar sifat pada maushuf, seperti: ‫ = ما قائم اال زيد‬tidak ada yang berdiri, kecuali zaid.
Yang demikian itu diucapkan pada orang yang ragu-ragu mengenayang berdiri itu, apakah
zaid atau bukan.
3. Qashr ifrod, ialah ketika pendengar punya keyakinan lain yang bertentangan.
Contoh ‫انما هللا إله واحد‬, lafadz Allah yang merupakan maushuf ditakhsis dengan ilaahun
waahid, ini diucapkan ketika mukhatab mempunyai keyakinan lain, semisal musyrik, dan
Allah tidak hanya tuhan satu-satunya yang disembah.
Kalau diamati sekilas saja, qashr jenis ini ada kesamaan dengan qashr qolabi, yaitu
mukhatab sama-sama mempunyai keyakinan lain tentang suatu hal. Letak perbedaannya
adalah dalam qolabi mukhatab mempunyai keyakinan yang berkebalikan dengan yang
sebenarnya, dan dalam ifrod mempunyai keyakinan yang berbeda, tidak kebalikannya.

Anda mungkin juga menyukai