ABSTRAK
Hadits sebagai sumber syariat Islam kedua setelah Al-Qur’an banyak tersebar di berbagai kitab hadits,
upaya pencarian sebuah hadits dengan membuka satu persatu kitab-kitab tersebut tentunya menjadi suatu
hal yang tidak mungkin, namun dengan adanya metode takhrij hadist upaya pencarian hadits akan
menjadi mudah, metode ini adalah mengeluarkan atau mengungkapkan hadist dari sumber-sumber
aslinya. Melihat betapa pentingnya ilmu takhrij maka kami mengadakan pengabdian di kalangan dosen
Fakultas Agama Islam (FAI) Unsika berupa pengenalan metode takhrij hadist dengan cara
memperkenalkan metode takhrij hadits secara umum dan kitab-kitabnya, serta mempraktekkannya untuk
mencari sumber hadits yg terdapat dalam kita-kitab hadits. Pengabdian ini bertujuan agar dosen mampu
mengenal metode takhrij hadits dan mempraktekkannya dengan interaksi langsung dengan kitab-kitab
takhrij dan kitab-kitab hadits.
PENDAHULUAN
Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam adalah kalam Allah yang
diturunkan oleh-Nya melalui perantara malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah dengan
lafadz berbahasa Arab, menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti
petunjuknya. Al-Qur’an dihimpun antara tepian lembaran mushaf yang dimulai dengan
surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir, dan tetap terpelihara dari perubahan apapun. Sumber ajaran Islam yang
kedua adalah as-sunnah, As-Sunnah menurut istilah syara adalah sesuatu yang datang
dari Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan (taqrir).
Status Al-Qur’an sebagai wahyu sudah tidak diragukan lagi mengingat proses
periwayatan, penghimpunan dan pengodifikasiannya yang begitu ketat. Namun untuk
hadist-hadist Nabawiyyah timbul pertanyaan, apakah suatu hadist memang benar-benar
diucapkan oleh nabi Muhammad SAW? Kita tidak bisa semena-mena mengatakan ia
benar ucapan beliau atau bukan tanpa menelitinya kembali. Penelitiannya pun kembali
menjadi permasalahan tersendiri karena hadist-hadist Nabi tersebut bertebaran dalam
beragam dan berjilid-jilid kitab hingga tak terhitung jumlahnya, apakah harus
membukanya kitab demi kitab dan halaman demi halaman? Hal tersebut tentu menjadi
suatu hal yang tidak mungkin ketika keefisienan dan kreatifitas sangat dibutuhkan
dewasa ini. Namun kekhawatiran-kekhawatiran ini sirna dengan adanya metode takhrij
hadist, secara sederhana metode ini adalah mengeluarkan atau mengungkapkan hadist
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
dan mengangkatnya ke permukaan dari sumber-sumber aslinya. Oleh karena itu melihat
betapa pentingnya ilmu takhrij maka penulis ingin membagi sedikit ilmu yang penulis
kuasai tentang metode takhrij dengan mengadakan pengabdian di kalangan dosen
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Negri Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)
berupa pengenalan metode takhrij hadist.
TUJUAN KEGIATAN
1. Agar Dosen mampu menemukan sumber hadist dalam kitab-kitab asal dimana suatu
hadist berada serta ulama yang meriwayatkannya.
2. Agar dosen terbiasa membaca kitab-kitab berbahasa Arab untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan Dosen dalam menunjang Tridarma Perguruan
Tinggi, khususnya kitab-kitab induk hadist yaitu Shahih Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan Abu Daud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibn Majah, dan lain-
lain.
KEGUNAAN KEGIATAN
1. Memotivasi dosen untuk bermuamalah dengan kitab-kitab hadist.
2. Meningkatkan budaya cinta hadist di lingkungan dosen Fakultas Agama Islam
(FAI) Universitas Negri Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) disamping cinta Al-
Qur’an.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Takhrij
berasal dari huruf ) ج- (خ – رyang berarti tampak atau jelas. Secara terminologi takhrij
menurut ahli hadist berarti:
a. Bagaimana seorang menyebutkan dalam kitab karangannya suatu hadist dengan
sanadnya sendiri.
b. Seorang pengarang kitab menyebutkan hadist-hadist yang tertera dalam suatu kitab
sebelumnya dengan sanad-sanad miliknya sendiri dan ada kesamaan dalam
sanadnya itu dengan sanad pengarang kitab sebelumnya pada pihak gurunya atau
yang di atasnya.
c. Menisbatkan hadist-hadist kepada para ulama hadist yang menyebutkannya dalam
kitab-kitab mereka, baik yang berupa jawami’, sunan atau musnad.
2. Manfaat Takhrij
Takhrij hadist memberikan manfaat yang sangat banyak, dengan adanya takhrij
kita dapat sampai kepada pembendaharaan-pembendaharaan sunnah Nabi, tanpa
keberadaan takhrij seseorang tidak akan mungkin dapat mengungkapkannya. Diantara
kegunaan takhrij adalah:
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Hadits ) ِ
( اَ َلتخْرِيْجُبِأَلْفَاظِ اْلحَدِيْث
Metode ini tergantung kepada kata-kata yang terdapat dalam matan hadits,
baik itu berupa isim (kata benda) atau fi’il (kata kerja), sedangkan huruf tidak
digunakan dalam metode ini. Hadits-hadits yang dicantumkan hanyalah bagian
hadits saja, adapun ulama-ulama yang meriwayatkannya dan nama-nama kitab
induknya dicantumkan di bawah potongan hadits-haditsnya. Para penyusun kitab
kitab-kitab takhrij menitikberatkan peletakan hadits-haditsnya menurut lafal-lafal
yang asing, semakin asing (gharib) suatu kata maka pencarian akan semakin mudah.
Diantara kitab yang terkenal dalam metode takhrij melalui kata-kata yang terdapat
dalam matan hadits adalah Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfadz Al-Hadits An-Nabawi
karya A.J. Wensinck.
Metode ini memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya:
a. Metode ini mempercepat pencarian hadits-hadits.
b. Para penyusun kitab-kitab takhrij dengan metode ini membatasi hadits-haditsnya
dalam beberapa kitab-kitab induk dengan menyebutkan nama kitab, juz, bab dan
halaman.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
c. Memungkinkan pencarian hadits melalui kata-kata apa saja yang terdapat dalam
matan hadits.
Kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode ini antara lain:
a. Keharusan memiliki kemampuan bahasa Arab beserta perangkat ilmu-ilmunya
yang memadai. Karena metode ini menuntut untuk mengembalikan setiap kata-
Diantara kitab yang terkenal dalam metode takhrij melalui kata-kata yang
terdapat dalam matan hadits adalah:
ِي
ِ ث ا َلنَبو
ِ ْ)اْلحَدِي, karya A.J. Wensinck.
d) Al-Isyraf ‘Ala Ma’rifah al-Athraf, karangan Ibnu Asakir, wafat tahun 571
H.
e) Tuhfah al-Asyraf Bi Ma’rifah al-Athraf, karangan al-Mizzi, wafat tahun
742 H.
b. Kitab Musnad
1) Pengertian Al-Musnad
Al-Musnad merupakan jenis lain dari kitab-kitab takhrij yang disusun
berdasarkan perawi teratas. Dan al-Musnad menentukan hadits-hadits setiap
shahabat sendiri-sendiri.
2) Kekhususan Kitab-Kitab Musnad
a) Musnad tersusun menurut perawi teratas, baik shahabat atau tabi’in bila
hadits tersebut mursal.
b) Shahabat-shahabat tersusun menurut aturan-aturan tersentu. Sebagian
ulama ada yang mengaturnya berdasarkan urutan huruf-huruf Hijaiyyah,
sebagian lain ada yang mengaturnya berdasarkan yang lebih dulu masuk
Islam, dan lain-lain.
c) Hadits-hadits kitab-kitab Musnad kualitasnya tidak sama seluruhnya.
Hadits-hadits shahih, hasan dan dha’if tidak dipisah tetapi dikumpulkan
menjadi satu.
d) Kitab-kitab Musnad tidak memuat keseluruhan shahabat. Sebagian
memuat shahabat dalam jumlah besar, sebagian lain memuat shahabat-
shahabat yang memiliki satu sifat kesamaan seperti musnad 10 shahabat
yang dijamin masuk surga dan musnad shahabat yang sedikit riwayatnya.
Dan sebagian lain memuat satu shahabat seperti musnad Abu Bakar
Shiddiq.
3) Karya-Karya Dalam Al-Musnad
Kitab-kitab Musnad banyak sekali dan merupakan metode yang dipakai
oleh para ulama pada permulaan tahun 200-an H dalam penulisan-penulisan
hadits. Musnad yang terkenal adalah Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad
al-Humaidi, Musnad Abi Daud ath-Thayalisi, Musnad al-Bukhari al-Kabir, dan
lain-lain.
4) Kegunaan Musnad
a) Musnad adalah kumpulan hadits-hadits dalam jumlah banyak, mencakup
berbagai riwayat dan meliputi jalan yang bermacam-macam.
b) Sarana untuk memudahkan menghafal hadits bagi yang berkeinginan.
c) Dapat menjadi jalan untuk sampai kepada hadits yang dituju. Takhrij
melalui musnad dapat dilakukan dengan mudah, meskipun dibutuhkan
kehati-hatian dan kesabaran dalam mencari hadits dari shahabat yang
banyak riwayatnya.
(Abu Muhammad ‘Abd al-Mahdi ibn ‘Abd al-Qadir ibn ‘Abd al-Hadi, 1986: 138-139)
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
- Kanzul ‘Ummal Fi Sunan al-Aqwal wa al-Af’al ( َكنْزُ اْلعُمَا ِل فىِ سَُننِ الْأَْقوَالِ َو
al-Akhbar ) َِار
ى الْإِ ْحيَاءِمَِن الْ َأخْب
ِ ( اَلُْمغْنىِ عَْن حَْملِ الْأَسْفَارِ فىِ الْأَسْفَارِ فىِ َتخْرِْيجِمَا ف,
karangan al-‘Iraqi.
c. Kitab-kitab takhrij hadits dari kitab-kitab fiqih, seperti:
- Nashb ar-Rayah Fi Takhrij Ahadits al-Hidayah ِصبُ الرَايَِة فىِ َتخْ ِريْجِ أَحَاِدْيث
ْ (َن
) َِة
اْلهِدَاي, karangan al-Zaila’i.
) ْ ِر
ث الرَاِفعِى الْ َكِبي
ِ ى َتخْرِيْ ِج َأحَادِْي
ِ ف, juga karangan Ibnu Hajar.
d. Kitab-kitab takhrij hadits-hadits hukum, seperti:
) َا ِر
سَيِدِ الْ َأ ْخب, karangan Ibnu Taimiyyah.
- Az-Zawajir ‘An Iqtiraf al-Kabair ) ِ( اَ َلزوَاجِرُ َعنْ إِْقتِرَافِ الْ َكَبائِر, karangan Ibnu
Hajar al-Haitsami.
f. Kitab-kitab takhrij hadits-hadits Tafsir, seperti:
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
)ِ
الْكَشَاف, karangan Ibnu Hajar.
g. Kitab-kitab takhrij hadits-hadits sejarah hidup dan sifat-sifat Nabi, seperti:
- Manahil ash-Shafa Fi Takhrij Ahadits asy-Syifa ( َمنَاِهلُ الصَفَا فىِ َتخْرِيْ ِج
) ث الشِفَا
ِ َأحَادِْي, karangan Imam Suyuthi.
َو ُجوُْه
ِ ضوْنَ دِْينَهُ َو َخلْقَهُ فَز
َ ِْإذَا أَتَاكُْممَْن تَر
Menurut bunyi hadits hadits di atas, lafal pertamanya adalah إِذَا أَتَا ُكم, namun
bila lafal yang kita ingat adalah لَو أَت َا ُكم, tentunya akan sulit menemukan hadits
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
tersebut karena adanya perbedaan lafal itu. Demikian pula bila lafal yang kita
ketahui berbunyi إِذَا َجا َء ُكم, sekalipun semuanya satu pengertian.
Kitab-kitab yang menggunakan metode keempat, yaitu:
an-Nas ) س
ِ سنَةِ النَا
ِ ْشفُ اْلخَفَا َومُزِيْلُ الْإِْلبَاسِ عَمَا اشَْتهََر ِمنَ الْ َأحَاِدْيثِ عَلَى أَل
ْ ( َك, karangan al-
‘Ajluni.
) ِيَِة
الْ َأحَادِْيثِ الْقُدْس, karangan al-Madani.
2) Al-Ahadits al-Qudsiyyah ) ُالْ َأحَادِْيثُ الْقُ ْدسِيَة (, dari lembaga Al-Qur’an dan
Hadits Dewan Tertinggi Agama Islam.
c. Kitab sekitar hadits-hadits terkenal, seperti:
1) Al-Maqashid al-Hasanah Fi Bayan Katsir Min Ahadits al-Musytahirah ‘Ala
al-Alsinah ( ( اَلَْمقَاصِدُ الْحَسَنَةُ فىِبَيَانِ كَثِيْر مِنْ َأحَاِدْيثِ الْمُشَْتهِرَةِ عَلىَ الْأَلْسِنَة, karangan as-
Sakhawi.
2) Kasyf al-Khafa Wa Muzil al-Ilbas ‘Amma isytahara Min al-Ahadits ‘Ala
Al-Marasil (ُْل
سي
ِ ) اَلْمَرَا, karangan Abu Daud.
e. Kitab sekitar hadits-hadits maudhu’ (palsu), seperti:
1) Tanzih asy-Syari’ah al-Marfu’ah ‘An al-Akhbar asy-Syani’ah al-Maudhu’ah
ِضْوعَة
ُ ْلشِنْيعَِة الَْمو
َ َتنْزِيُْه الشَ ِرْيعَةِ الْمَرْ ُفْوعَِة َعنِ الْأَ ْخبَا ِر ا, karangan Ibnu ‘Iraq.
) َِة
ضْوع
ُ ْالَْمو, karangan Suyuthi.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini menggunakan metode workshop, yaitu
memberikan materi berupa teori, praktek dan latihan. Workshop dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 20 Agustus 2015 di ruang mikro teaching Fakultas Agama Islam (FAI)
UNSIKA, dengan susunan acara sebagai berikut:
SUSUNAN ACARA
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
1. Pembukaan
Pembukaan dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB dengan dihadiri 20 orang
dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA. Workshop dimulai dengan laporan ketua
panitia yang menyampaikan maksud dan tujuan dari workshop, disusul dengan
sambutan Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA sekaligus memberi amanat
agar kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan oleh seluruh dosen dengan materi yang
berbeda-beda. Di akhir sambutannya Dekan membuka acara workshop tersebut.
2. Pengenalan Metode Takhrij Hadits, Teori dan Praktek
Sesi ini dipaparkan oleh Hj. Debibik Nabilatul Fauziah, Lc, MA., dibantu oleh
Dr. H. Tajudin Nur, Drs., M.Pd.I. Pada Sesi ini peserta diberikan modul serta kitab-
kitab induk hadits dan kitab-kitab takhrij hadits dalam bentuk PDF. Sesi ini dimulai
pukul 09.30 diisi dengan pemaparan metode takhrij hadits, kelebihan dan kekurangan
setiap metode, kitab-kitab dari masing-masing metode, disertai praktek langsung
menggunakan kitab-kitab dalam bentuk PDF sehingga peserta seakan-akan berinteraksi
langsung dengan kitab-kitab aslinya. Sangat tidak memungkinkan takhrij hadits ini
menggunakan kitab-kitab aslinya dikarenakan minimnya keberadaan kitab-kitab
tersebut di Karawang, bahkan di Indonesia. Jadi, untuk mempermudah dan menghemat
energi, waktu dan biaya maka kitab-kitab PDF lah yang dimanfaatkan, karena kitab
dalam bentuk PDF sangat persis kitab aslinya. Sesi ini berakhir pada pukul 12.00 WIB
kemudian dilanjutkan latihan takhrij hadits oleh masing-masing peserta.
3. Latihan Takhrij Hadits
Pada sesi ini masing-masing peserta diberikan selembar kertas latihan takhrij
hadits, lembar latihan tersebut berisi satu buah hadits yang harus peserta takhrij sesuai
metode yang sudah dipaparkan.
berikutnya adalah latihan takhrij hadits yang dilakukan oleh peserta workshop, latihan
ini bertujuan agar peserta dapat mengaplikasikan metode takhrij hadits dengan interaksi
langsung dengan kitab-kitab takhrij dan kitab-kitab induk hadits. Workshop
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 Agustus 2015, bertempat di ruang mikro
teaching Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA yang dihadiri oleh para dosen Fakultas
Agama Islam (FAI) UNSIKA. Hasil yang dicapai pada sesi ini adalah:
1. Peserta sudah memahami metode takhrij hadits serta kelebihan dan kekurangan
setiap metode.
2. Peserta mengenal kitab-kitab takhrij hadits dan kitab-kitab induk hadits karena
adanya interaksi langsung dengan kitab-kitab tersebut.
3. Peserta sudah dapat mempraktekkan metode takhrij hadits sendiri dengan
diadakannya latihan, yaitu peserta dilatih untuk mencari letak hadits dalam kitab-
kitab induk hadits sesuai metode yang telah dipaparkan oleh penyaji dan petunjuk
yang ada dalam modul.
4. Peserta mampu menemukan sumber hadist dalam kitab-kitab asal dimana suatu
hadist berada serta ulama yang meriwayatkannya.
5. Peserta terlatih membaca kitab-kitab berbahasa Arab untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan Dosen dalam menunjang Tridarma Perguruan
Tinggi, khususnya kitab-kitab induk hadist yaitu Shahih Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan Abu Daud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibn Majah, dan lain-
lain.
Walaupun keberhasilan workshop ini tidak mencapai seratus persen (100%),
namun peserta sudah dapat mengenal metode takhrij hadits dan mempraktekkannya
langsung dengan kitab-kitab takhrij dan kitab-kitab induk hadits, hal ini tentunya dapat
meningkatkan kompetensi dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA. Selanjutnya
jika peserta ingin mahir mentakhrij hadits, peserta harus sering latihan karena ilmu
takhrij pada dasarnya adalah ilmu praktek, tanpa praktek dan interaksi langsung dengan
kitab-kitabnya mustahil seseorang dapat menaklukkan ilmu ini.
SOLUSI
1. Upaya memotivasi dosen untuk bermuamalah dengan kitab-kitab hadits, lembaga
perlu memfasilitasi kajian-kajian hadits dilengkapi kitab-kitab hadits yang relevan.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
REKOMENDASI
1. Untuk memudahkan dosen mencari referensi kitab-kitab berbahasa Arab, Fakultas
hendaknya melengkapi koleksi kitab-kitab berbahasa Arab dari berbagai disiplin
ilmu, diantaranya kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadits, kitab-kitab fiqih, ilmu Al-
Qur’an dan ilmu Hadits, kamus-kamus bahasa Arab, dan lain-lain.
2. Perlunya sesekali mengundang pakar hadits di Indonesia untuk memberikan kuliah
kepada seluruh dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA, hal ini bertujuan agar
wawasan para dosen semakin terbuka tentang hadits dan ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan Hadits, karena imu ini sangat luas cakupannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, Terj. Moh. Zuhri dan Ahmad Qarib, (Semarang:
Dina Utama, 1994)
Abu Muhammad ‘Abd al-Mahdi ibn ‘Abd al-Qadir ibn ‘Abd al-Hadi, Thuruq Takhrij
al-Hadist, (‘Ajuzah: Maktabah al-Iman, 1986)
Ahmad Bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad Bin Hanbal, (Bairut: Dar Kutub Al-‘Ilmiyah,
2008)
Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Riyadh: Bait Afkar Ad-Dauliyyah, 1998)
Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, (Saudi Arabia: Dar Mughni Li An-Nasyr Wa At-Tauzi’,
2000)
Ibn majah, Sunan Ibn Majah, (t.t.: Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyyah, t.th.)
Ibn Mandzur, Lisan al-‘Arab, (Kairo: Dar al-Ma’arif, t.th)
Mahmud at-Thahan, Taisir Mushthalah Hadist, (Alexandria: Markaz Hadi Li ad-
Dirasat, 1415 H)
Muslim, Shahih Muslim, (t.t: t.p., t.th.)
An-Nasai, Sunan An-Nasai, (Riyadh: Bait Afkar ad-Dauliyah, t. th.)
Said Agil Husaen Al-Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Metode Takhrij Hadist,
(Semarang: Dina Utama, 1994)
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani