Makalah
Oleh :
Asnawi Hidayatullah
NIM: 80100223030
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita
semua sehingga pada kesempatan ini kita masih diberikan umur panjang sehingga
kita bisa menjalangkan aktifitas kita sehari. Dan Alhamdulillah pada kesempatan
ini saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk teman-teman, bapak dan ibu dosen terkhususnya untuk saya
secara pribadi.
Saw sang maha guru bagi segenap umat yang memahami arti dari pada sebuah
perjuangan dan nilai dari pada sebuah kebenaran sehingga adanya cahaya Islam
pada saat sekaang ini, sehingga hasil dari jerih paya perjuangan yang beliau
lakukan saat itu bisa kita rasakan dampak dan manfaatnya pada saat sekarang ini.
Atas ikhtiar yang kuat dan tanggung jawab besar yang melekat dalam diri
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini, mata kuliah Studi Hadist
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah................................................................................4
B.Rumusan Masalah..........................................................................................5
C.Tujuan penulisan............................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A.Pengertian Takhrij Al hadis...........................................................................6
B.Urgensi kegiatan Takhrij Hadis....................................................................8
C.Metode Takhrij Hadis..................................................................................10
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A.Kesimpulan...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al hadis, kegiatan ini sangat penting, karena tanpa kegiatan ini terlebi dahulu
makan akan sulit diketahui asal usul riwayat hadis yang akan diteliti. 1 Kegiatan
penelitian hadis baik dari segi sanad maupun dari segi matan merupakan kegiatan
yang sangat penting. Upaya penelitian hadis dalam kitab-kitab hadis merupakan
sebuah keharusan. Karena kitab-kitab hadis yang disusun oleh para mukharij
masong-masing memuat riwayat hadis baik sanad nya maupun matannya, artinya
para mukharij bersiakp terbuka dengan mempersilahkan para ahli yang berminat
untuk menneliti semua hadis yang terhimpun dalam kitab hadis yang mereka
susun.
menempati posisi yang sentral. Otoritas Nabi Muhammad Saw diluar dari Al-
Qur’an tak terbantahkan dan mendapat justifikasi dari wahyu. Secara tekstual,
dikatakan bahwa hadis berasal dari sumber yang sama, perbedaan keduanya hanya
pada bentuk dan tingkat otentisitasnya, bukan pada substansinya, maka dari itu
Hadis Nabi yang terkumpul dan terhimpun dalam kita-kitab hadis, telah
melewati proses kegiatan yang dinamai riwayat Al-hadis atau al-riwayah, telah
diketahui bahwa hadis terdiri dari sanad dan matan, dalam sanad ada serangkaian
1
Studi hadis, ontologis, epistemologi, dan aksiologo, Abustanin ilyas La Ode ismail
ahmad(raja grafindo persada 2019) h. 113
4
periwayat yang menuturkan hadis dari sumber-sumber yang menjadi rujukan
dalam periwayatan.
Berangkat dari tema kajian dan uraian di atas maka persoalan yang akan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Takhrij Al-hadis.?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk menganalisi takhrij al hadis
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Takhrij Al hadis
Secara etimologi takhrij berarti Al- Istimbat (hal yang mengeluarkan) Al-
Tadrib ( hal yang melatih atau membiasakan) Al- tawjih (hal yang
maknakan mengeluarkan hadis. Artinya mengutip hadis dari kitab- kitab hadis
Secara terminologi yang biasa dipakai oleh ulama hadis sangat bervariasi.
Diantaranya.
oleh para guru hadis, atau berbagai kitab, atau lainnya, yang susunanya
dari para penyususn kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber
pengambilan.
6
4. Mengemukakan hadis berdasarkan sumber nya atau berbagai sumber
dikemukakan pada poin pertama merupakan salah satu kegiatan yang telah
dilakukan oleh para periwayat hadis yang menghimpun hadis kedalam kitab hadis
sahihnya, imam muslim dengan kitab sahihnya, Abu dawud dengan kitab sunnan
nya.4
Sehingga secara sederhana bisa kita pahami secara bersama dari beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh tadim takhrij hadis ialah
penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari
3
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
4
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992
7
Ada tiga hal yang menyebabkan pentingnya kegiatan takhrij al hadis
bagaimana asal usul hadis yang akan diteliti itu. Kualitas dan status hadis akan
sangat sulit diteliti jika tidak diketahui asal usulnyanterlebih dahulu, demikian
pula susunan sanad dan matan menurut sumber pengambilan nya, penelitian
sebuah hadis akan sulit terlaksana dengan akurat dan cermat tanpa diketahui
Bisa jadi hadis yang akan diteliti memiliki lebih dari satu sanad. Dari
sanad yang lebih dari satu itu, mungkinsalah satunya berkulaitas dhaif, sedangkan
yang lainnya berkualitas sahih. Seluruh riwayat hadis yang akan diteliti, harus
terlebih dahulu diketahui, agar sanad yang berkulaitas dhaif dan berkualitas sahih
dapat di tentukan.6
Kedua hal ini untuk bertujuan mengetahui adanya periwayat lain yang
sanad nya mendukung pada sanad yang diteliti. Dukungan itu dapat
mempengaruhi kualitas sanad yang menjadi obyek penelitian, sebuah sanad yang
lemah dari tingkat sahabat dapat menjadi kuat apabila ada dukungan pada sanad
yang lain, dalam penelitian sebuah sanad, syahid yang didukung oleh sanad yang
kuat dapat memperkuat sanad yang sedang diteliti, demikian pula mutabi mutabi
5
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992
6
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992
8
yamg memiliki sanad yang kuat, maka sanad yang sedang diteliti mungkin dapat
memiliki syahid atau mutabi, maka seluruh sanad hadis itu harus dikemukakan,
itu berarti takhrij al-hadis harus dilakukan terlebih dahulu, tanpa kegiatan ini tidak
dapat diketahui secara pasti seluruh sanad untuk hadis yang sedang diteliti.
dimiliki.
9
Untuk memgetahui secara jelas sebuah hadis beserta sumber-sumber nya.
Ada beberapa metode takhrij yang dapat digunakan oleh mereka yang
hadis dengan mengatur nya dalam susunan yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Metode ini dipakai berdasarkan lafal pertama hadis lafal pertama matan
hadis. Dengan kata lain metode ini mengkodifikasi hadis-hadis, yang lafal
metode ini suatu keharusan baginya untuk mengetahui dengan pasti lafal-lafal
pertama dari hadis-hadis yang akan dicarinya. Kemudian ia melihat huruf -huruf
pertama dalam kitab takhrij yang disusun dengan metode ini, demiki pula dengan
huruf kedua dan seterus nya. Adapaun kelebihan dari metode ini adalah
yang dimaksud. Sedangkan kekurangan nya adalah, apabila terdapat kelainan lafal
pertama pada sebuah hadis akan berakibat sulit dalam menemukan sebuah hadis.7
Jenis kitab yang menggunakan metode ini dibagi dalam tiga jenis.
10
2) Al-kitab allati ruttibat al hadis fiha ala tarti huruf al mu’jam, (kitab
Dalam kegiatan takhrij metode yang pertama, kitab yang paling banyak
digunakan oleh para peneliti hadis adalah al jami al shagir min basyir an-nazir,
karya jalaludin abdurrahman bin abi bakr al-suyuti. Sistematiak penulisan dalam
kitab al jmai al-shagir ini di atur menurut urutan-urutan huruf hijayyah. Agar
hadis. Baik itu berupa isim atau fiil, huruf-huruf tidak digunakan dalam metode
ini para penyusun metode ini menetikberatkan peletakan hadis-hadis nya menurut
lafal-lafal yang asing (gharib) suatu kata, maka pencarian hadis akan semakin
mempercepat pencarian hadis, kedua para penyusun kitab takhrij metode ini
membatasi hadis-hadis dalam kitab induk, dengan menyebutkan nama kitab. Juz,
bab, dan halaman. Ketiga memungkinkan pencarian hadis melalui kata-kata apa
untuk menguasai bahasa arab beserta perangkat ilmu yang memadai. Kedua
metode ini tidak menyebutkan perawi dalam kalangan sahabat. Ketiga , terkadang
suatu hadis tidak dapat didapatkan dala satu kata, sehingga orang yang
11
3. Takhrij melalui hadis pertama.
Metode ini digunakan ketika nama sahabat disebut pada sebuah hadis yang
hendak di takhrij. Apabila nama sahabat tidak di sebut dalam hadis dan tidak
mungkin untuk mengetahuinya. Metode ini tidak dapat digunakan, jika nama
sahabat di sebut pada hadis atau kita mengetahuinya dengan jalan tertentu. Maka
untuk melakukan per-sanad. Adapun kekurangan nya adalah, pertama metode ini
tidak dapat digunakan dengan baik, tanpa mengetahui terlebih dahulu perawi
Metode takhrij ini bersandar pada pengenalan tema hadis. Setelah kita
menentukan tema hadis yang akan kita takhrij, maka selanjutnya ialah
menyimpulkan tema hadis tersebut. Dasar dari metode ini adalah pengetahian
tema hadis. Adapaun keistimewaan metode ini adalah , pertama metode ini tidak
Metode ini mengetengahkan suatu hal yang baru berkenaan dengan upaya
para ulama yang telah menyususn kumpulan hadis-hadis berdasarkan status hadis.
Jenis kitab ini sangat membantu dalam proses pencarian hadis berdasrkan status
8
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992.
9
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
10
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
12
nya. Seperti hadis qudsi, hadis mutawatir dan lain-lain. Adapun kelebihan yang
dimiliki metode ini adalah pertama mempermudah proses takhrij hal ini
memungkinkan karena sebagian besar hadis-hadis dimuat dalam suatu karya tulis
yang lebih rumit. Sedangkan kekurangan metode ini cakupan nya sangat
terbatas.11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992.
13
Ulama hadis mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh
para guru hadis, atau berbagai kitab, atau lainnya, yang susunanya
dikemukakan berdasarkan riwayatnya sendiri atau para gurunya atau
temannya atau orang lain dengan menerangkan siapa periwayat nya dari
para penyususn kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.
Dan takhrij memiliki urgensi diantara ialah, untuk mengetahui asal usul
hadis yang diteliti, untuk mengetahui seluruh riwayat hadis yang
diteliti,untuk mengetahu ada dan tidak nya sahi dan mutabi.
14
DAFTAR PUSTAKA
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992
Mahmud al-Tahhan, dasar- dasra ilmu takhrij dan studi sanad, dina utama:
semarang, 1995.
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
ismail ahmad, Studi hadis, ontologis, epistemologi, dan aksiologo, Abustanin
ilyas La Ode (raja grafindo persada 2019)
15