Anda di halaman 1dari 15

METODE TAKHRIJ AL-HADIS

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Hadis


Program Studi Sejarah Peradaban Islam
UIN Alauddin Makassr

Oleh :

Asnawi Hidayatullah
NIM: 80100223030

PROGRAM PASCA SARJANA


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita

semua sehingga pada kesempatan ini kita masih diberikan umur panjang sehingga

kita bisa menjalangkan aktifitas kita sehari. Dan Alhamdulillah pada kesempatan

ini saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan semoga makalah ini

bermanfaat untuk teman-teman, bapak dan ibu dosen terkhususnya untuk saya

secara pribadi.

Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Saw sang maha guru bagi segenap umat yang memahami arti dari pada sebuah

perjuangan dan nilai dari pada sebuah kebenaran sehingga adanya cahaya Islam

pada saat sekaang ini, sehingga hasil dari jerih paya perjuangan yang beliau

lakukan saat itu bisa kita rasakan dampak dan manfaatnya pada saat sekarang ini.

Atas ikhtiar yang kuat dan tanggung jawab besar yang melekat dalam diri

sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini, mata kuliah Studi Hadist

Demikian, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua

Gowa, 14 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah................................................................................4
B.Rumusan Masalah..........................................................................................5
C.Tujuan penulisan............................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A.Pengertian Takhrij Al hadis...........................................................................6
B.Urgensi kegiatan Takhrij Hadis....................................................................8
C.Metode Takhrij Hadis..................................................................................10
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A.Kesimpulan...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Langkah awal dalam melakukan penelitian hadis adalah kegiatan Takhrij

Al hadis, kegiatan ini sangat penting, karena tanpa kegiatan ini terlebi dahulu

makan akan sulit diketahui asal usul riwayat hadis yang akan diteliti. 1 Kegiatan

penelitian hadis baik dari segi sanad maupun dari segi matan merupakan kegiatan

yang sangat penting. Upaya penelitian hadis dalam kitab-kitab hadis merupakan

sebuah keharusan. Karena kitab-kitab hadis yang disusun oleh para mukharij

masong-masing memuat riwayat hadis baik sanad nya maupun matannya, artinya

para mukharij bersiakp terbuka dengan mempersilahkan para ahli yang berminat

untuk menneliti semua hadis yang terhimpun dalam kitab hadis yang mereka

susun.

Signifikansi hadis sebagai sumber otoritaif yang kedua setelah Al-Qur’an

menempati posisi yang sentral. Otoritas Nabi Muhammad Saw diluar dari Al-

Qur’an tak terbantahkan dan mendapat justifikasi dari wahyu. Secara tekstual,

beliau merupakan aplikasi Al-Qur’an yang pragmatis. Dalam beberapa literatur

dikatakan bahwa hadis berasal dari sumber yang sama, perbedaan keduanya hanya

pada bentuk dan tingkat otentisitasnya, bukan pada substansinya, maka dari itu

wahyu dikategorikan sebagai wahyu ghairu muthalu.

Hadis Nabi yang terkumpul dan terhimpun dalam kita-kitab hadis, telah

melewati proses kegiatan yang dinamai riwayat Al-hadis atau al-riwayah, telah

diketahui bahwa hadis terdiri dari sanad dan matan, dalam sanad ada serangkaian
1
Studi hadis, ontologis, epistemologi, dan aksiologo, Abustanin ilyas La Ode ismail
ahmad(raja grafindo persada 2019) h. 113

4
periwayat yang menuturkan hadis dari sumber-sumber yang menjadi rujukan

dalam periwayatan.

Berangkat dari tema kajian dan uraian di atas maka persoalan yang akan

dikaji pada bagian ini adalah sebagai berikut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Takhrij Al-hadis.?

2. Bagaimana urgensi dari kegiatan takhrij al-hadis.?

3. Bagaimana metode Takhrij al-hadis.?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk menganalisi takhrij al hadis

2. Untuk mengetahui dan menganalisi urgensi takhrij al hadis

3. Untuk menganalisi metode takhrij al- hadis.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Takhrij Al hadis

Secara etimologi takhrij berarti Al- Istimbat (hal yang mengeluarkan) Al-

Tadrib ( hal yang melatih atau membiasakan) Al- tawjih (hal yang

menghadapakan). Apa bila dikaitkan dengan kata al hadis tentunya dapat di

maknakan mengeluarkan hadis. Artinya mengutip hadis dari kitab- kitab hadis

atau membacakan hadis tertentu kepada seseorang. 2

Secara terminologi yang biasa dipakai oleh ulama hadis sangat bervariasi.

Diantaranya.

1. Mengemukakan hadis kepada orang banyak dengan menyebutkan para

periwayatnya dalam sanad yang telah menyampaiakan hadis itu

dengan metode periwayatan yang mereka tempuh.

2. Ulama hadis mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan

oleh para guru hadis, atau berbagai kitab, atau lainnya, yang susunanya

dikemukakan berdasarkan riwayatnya sendiri atau para gurunya atau

temannya atau orang lain dengan menerangkan siapa periwayat nya

dari para penyususn kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber

pengambilan.

3. Menunjukan asal usul hadis dan mengemukakan sumber

pengambilannya dari berbagai kitab hadis yang disusun oleh para

mukharij-nya langsung ( yakni para periwayat yang juga sebagai

penghimpun bagi hadis yang mereka riwayatkan)


2
Mahmud al-Tahhan, dasar- dasra ilmu takhrij dan studi sanad, dina utama: semarang,
1995.

6
4. Mengemukakan hadis berdasarkan sumber nya atau berbagai sumber

nya. Yakni kitab-kitab hadis, yang didalamnya disertakan metode

periwayatannya dan sanad nya masing-masing serta diterangkan

keadaan para periwayatanya dan kualitas hadis nya.

5. Menunjukan atau mengemukakan letak asal hadis pada sumbernya

yang asli, yakni berbagai kitab, yang didalamnya dikemukakan hadis

itu secara lengkap dengan sanadnya masing-masing, kemudian untuk

kepentingan peneliti dijelaskan kualitas hadis yang bersangkutan.3

Apabila kelima pengertian di atas diperhatikan, maka pengertian yang

dikemukakan pada poin pertama merupakan salah satu kegiatan yang telah

dilakukan oleh para periwayat hadis yang menghimpun hadis kedalam kitab hadis

yang mereka susun masing-masing, misalnya imam bukhari dengan kitab

sahihnya, imam muslim dengan kitab sahihnya, Abu dawud dengan kitab sunnan

nya.4

Sehingga secara sederhana bisa kita pahami secara bersama dari beberapa

pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh tadim takhrij hadis ialah

penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari

hadisnyang bersangkutan yang didalam sumber itu dikemukakan secara lengkap

matan dan sanad hadis yang bersangkutan.

B. Urgensi kegiatan Takhrij Hadis

3
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
4
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992

7
Ada tiga hal yang menyebabkan pentingnya kegiatan takhrij al hadis

dalam pelaksanaan penelitian hadis diantara nya ialah.

1. Untuk mengetahui asal usul hadis yang akan diteliti.

Kegiatan takhrij perlu dilakukan terlebih dahulu, untuk mengetahui

bagaimana asal usul hadis yang akan diteliti itu. Kualitas dan status hadis akan

sangat sulit diteliti jika tidak diketahui asal usulnyanterlebih dahulu, demikian

pula susunan sanad dan matan menurut sumber pengambilan nya, penelitian

sebuah hadis akan sulit terlaksana dengan akurat dan cermat tanpa diketahui

susunan sanad dan matan nya secara benar.5

2. Untuk mengetahui seluruh riwayat hadis yang akan diteliti.

Bisa jadi hadis yang akan diteliti memiliki lebih dari satu sanad. Dari

sanad yang lebih dari satu itu, mungkinsalah satunya berkulaitas dhaif, sedangkan

yang lainnya berkualitas sahih. Seluruh riwayat hadis yang akan diteliti, harus

terlebih dahulu diketahui, agar sanad yang berkulaitas dhaif dan berkualitas sahih

dapat di tentukan.6

3. Untuk mengetahui ada dan tidaknya syahid dan mutabi.

Kedua hal ini untuk bertujuan mengetahui adanya periwayat lain yang

sanad nya mendukung pada sanad yang diteliti. Dukungan itu dapat

mempengaruhi kualitas sanad yang menjadi obyek penelitian, sebuah sanad yang

lemah dari tingkat sahabat dapat menjadi kuat apabila ada dukungan pada sanad

yang lain, dalam penelitian sebuah sanad, syahid yang didukung oleh sanad yang

kuat dapat memperkuat sanad yang sedang diteliti, demikian pula mutabi mutabi

5
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992
6
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992

8
yamg memiliki sanad yang kuat, maka sanad yang sedang diteliti mungkin dapat

ditingkatkan kekuatannya oleh mutabin tersebut untuk mengetahui apakah sanad

memiliki syahid atau mutabi, maka seluruh sanad hadis itu harus dikemukakan,

itu berarti takhrij al-hadis harus dilakukan terlebih dahulu, tanpa kegiatan ini tidak

dapat diketahui secara pasti seluruh sanad untuk hadis yang sedang diteliti.

Adapun manfaat dari Takhrij hadis adalah sebagai berikut:

1. Takhrij memperkenalkan sumber-sumber hadis, kitab-kitab asal

dimana suatu hadis berada, beserta ulama yang meriwayatkannya.

2. Takhrij dapat mena,bah perbendaharaan sanad hadis-hadis, melalui

kitab-kitab yang ditunjukinya, semakin banyak kitab-kitab asal yang

memuat hadis, semakin banyak pula perbendaharaan sanad yang

dimiliki.

3. Takhrij dapat memperjelas keadaan sanad, dengan membandingkan

riwayat-riwayat hadis yang banyak itu, maka dapat diketahui apakah

riwayat itu mukathi, mu’dal dan lain-lain, demikian pula apakah

riwayata tersebut sahih, atau dha,if.

4. Dengan takhrij dapat memperoleh pendapat-pendapat para ulama

sekitar hukum hadis.

5. Takhrij dapat memperjelas perawi hadis yang tidak diketahui namanya

melaui perbandingan, di antara sanad-sanad.

C. Metode Takhrij Hadis.

9
Untuk memgetahui secara jelas sebuah hadis beserta sumber-sumber nya.

Ada beberapa metode takhrij yang dapat digunakan oleh mereka yang

menelusurinya. Metode-metode ini di upayakan oleh para ulama untuk

mempermudah mencari hadis. Para ulama telah banyak mengkodifikasi hadis-

hadis dengan mengatur nya dalam susunan yang berbeda satu dengan yang

lainnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dikategorikan metode hadis

dalam beberapa bagian.diantara nya adalah sebagai berikut.

1. Takhrij menurut lafal pertama hadis.

Metode ini dipakai berdasarkan lafal pertama hadis lafal pertama matan

hadis. Dengan kata lain metode ini mengkodifikasi hadis-hadis, yang lafal

pertamanya sesuai dengan urutan huruf-hurf hijayyah. Bagi yang menggunakan

metode ini suatu keharusan baginya untuk mengetahui dengan pasti lafal-lafal

pertama dari hadis-hadis yang akan dicarinya. Kemudian ia melihat huruf -huruf

pertama dalam kitab takhrij yang disusun dengan metode ini, demiki pula dengan

huruf kedua dan seterus nya. Adapaun kelebihan dari metode ini adalah

memungkinkan bagi penggunanya untuk dengan cepat menemukan hadis-hadis

yang dimaksud. Sedangkan kekurangan nya adalah, apabila terdapat kelainan lafal

pertama pada sebuah hadis akan berakibat sulit dalam menemukan sebuah hadis.7

Jenis kitab yang menggunakan metode ini dibagi dalam tiga jenis.

1) Al -masyhurat ala’ alsinat al-nas,


7
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi ,yokyakarta 1997

10
2) Al-kitab allati ruttibat al hadis fiha ala tarti huruf al mu’jam, (kitab

yang disusun berdasarkan huruf hijayyah.)

3) Al-ma fatih atau al -fahrasat.

Dalam kegiatan takhrij metode yang pertama, kitab yang paling banyak

digunakan oleh para peneliti hadis adalah al jami al shagir min basyir an-nazir,

karya jalaludin abdurrahman bin abi bakr al-suyuti. Sistematiak penulisan dalam

kitab al jmai al-shagir ini di atur menurut urutan-urutan huruf hijayyah. Agar

menvarinya lebih mudah.

2. Takhrij melalui kata-kata dalam matan hadis

Metode ini tergantung dalam karya-karya yang terdapat dalam matan

hadis. Baik itu berupa isim atau fiil, huruf-huruf tidak digunakan dalam metode

ini para penyusun metode ini menetikberatkan peletakan hadis-hadis nya menurut

lafal-lafal yang asing (gharib) suatu kata, maka pencarian hadis akan semakin

mudah dan efisien. Adapun keistimewaan metode ini adalah, pertama

mempercepat pencarian hadis, kedua para penyusun kitab takhrij metode ini

membatasi hadis-hadis dalam kitab induk, dengan menyebutkan nama kitab. Juz,

bab, dan halaman. Ketiga memungkinkan pencarian hadis melalui kata-kata apa

saja yang terdapat dalam matan hadis.

Adapun kekurangan dari metode ini, pertama keharusan bagi penggunanya

untuk menguasai bahasa arab beserta perangkat ilmu yang memadai. Kedua

metode ini tidak menyebutkan perawi dalam kalangan sahabat. Ketiga , terkadang

suatu hadis tidak dapat didapatkan dala satu kata, sehingga orang yang

mencarinya harus menggunakan kata-kata yang lain.

11
3. Takhrij melalui hadis pertama.

Metode ini digunakan ketika nama sahabat disebut pada sebuah hadis yang

hendak di takhrij. Apabila nama sahabat tidak di sebut dalam hadis dan tidak

mungkin untuk mengetahuinya. Metode ini tidak dapat digunakan, jika nama

sahabat di sebut pada hadis atau kita mengetahuinya dengan jalan tertentu. Maka

kita dapat mengguanakan metode ini.8

Adapun kelebihan metode ini adalah , pertama metode ini memperpendek

masa proses takhrij dengan diperkenalkan nya, kedua memberikan kesempatan

untuk melakukan per-sanad. Adapun kekurangan nya adalah, pertama metode ini

tidak dapat digunakan dengan baik, tanpa mengetahui terlebih dahulu perawi

pertama hadis yang dimaksud.9

4. Takhrij menurut tema hadis.

Metode takhrij ini bersandar pada pengenalan tema hadis. Setelah kita

menentukan tema hadis yang akan kita takhrij, maka selanjutnya ialah

menyimpulkan tema hadis tersebut. Dasar dari metode ini adalah pengetahian

tema hadis. Adapaun keistimewaan metode ini adalah , pertama metode ini tidak

membutuhkan pengetahuan -pengetahuan di luar hadis , yang dibutuhkan dalam

metode ini adalah pengetahuan akan kandungan hadis.10

5. Takhrij berdasarkan status hadis

Metode ini mengetengahkan suatu hal yang baru berkenaan dengan upaya

para ulama yang telah menyususn kumpulan hadis-hadis berdasarkan status hadis.

Jenis kitab ini sangat membantu dalam proses pencarian hadis berdasrkan status
8
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992.
9
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
10
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979

12
nya. Seperti hadis qudsi, hadis mutawatir dan lain-lain. Adapun kelebihan yang

dimiliki metode ini adalah pertama mempermudah proses takhrij hal ini

memungkinkan karena sebagian besar hadis-hadis dimuat dalam suatu karya tulis

berdasrkan sifat-sifat hadis sangat sedikit, sehingga tidak memelurkan pemikiran

yang lebih rumit. Sedangkan kekurangan metode ini cakupan nya sangat

terbatas.11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

11
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992.

13
Ulama hadis mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh
para guru hadis, atau berbagai kitab, atau lainnya, yang susunanya
dikemukakan berdasarkan riwayatnya sendiri atau para gurunya atau
temannya atau orang lain dengan menerangkan siapa periwayat nya dari
para penyususn kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.
Dan takhrij memiliki urgensi diantara ialah, untuk mengetahui asal usul
hadis yang diteliti, untuk mengetahui seluruh riwayat hadis yang
diteliti,untuk mengetahu ada dan tidak nya sahi dan mutabi.

14
DAFTAR PUSTAKA
M. Syuhudi ismail, cara praktis mencari hadis, bulan bintang: jakarta, 1992
Mahmud al-Tahhan, dasar- dasra ilmu takhrij dan studi sanad, dina utama:
semarang, 1995.
Mahmud tahan, ulumul hadis : studi kompleksitas hadis nabi, yokyakarta 1979
ismail ahmad, Studi hadis, ontologis, epistemologi, dan aksiologo, Abustanin
ilyas La Ode (raja grafindo persada 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai