Anda di halaman 1dari 2

Teori konspirasi atau teori persengkokolan dapat diartikan sebagai suatu teori yang berusaha

untuk dapat menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu maupun serangkaian peristiwa
merupakan suatu hal yang bersifat rahasia dan sering kali memperdaya seseorang,
direncanakan secara diam-diam oleh pihak tertentu seperti sekelompok orang maupun
organisasi yang memiliki kuasa tinggi serta sangat berpengaruh. Umumnya, peristiwa yang
dikaitkan dengan konspirasi merupakan peristiwa politik, sejarah maupun sosial.

Kata konspirasi sendiri diambil dari bahasa Inggris yang berarti conspiracy yang memiliki
arti yaitu adalah sebuah rencana rahasia yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk dapat
melakukan suatu hal yang melanggar maupun merugikan huku,

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI sendiri, kata konspirasi berarti adalah
persengkongkolan atau komplotan. Menurut arti kata konspirasi menurut KBBI, maka kata
konspirasi tersebut menyiratkan suatu perbuatan yang salah serta illegal dilakukan oleh pihak
konspirator karena beberapa pihak tidak perlu melakukan persengkongkolan tersebut demi
terlibat dalam kegiatan yang nilianya tidak saha maupun tidak etis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konspirasi merupakan


tindakan yang berusaha untuk dapat menjelaskan suatu penyebab dari satu atau serangkaiakn
peristiwa rahasia. Sedangkan teori konspirasi merupakan sebuah teori yang berusaha
menjelaskan penyebab utama dari suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa.
(https://www.gramedia.com/literasi/teori-konspirasi/)

Secara historis, teori konspirasi telah dikaitkan erat dengan prasangka, propaganda, perburuan
penyihir, perang, dan genosida. [20][21] Mereka sering sangat diyakini oleh para pelaku serangan
teroris, dan digunakan sebagai pembenaran oleh Timothy McVeigh dan Anders Breivik, serta
oleh pemerintah seperti Nazi Jerman, Uni Soviet, dan Turki. [22] Penyangkalan AIDS oleh
pemerintah Afrika Selatan, dimotivasi oleh teori konspirasi, menyebabkan sekitar 330.000
kematian akibat AIDS, QAnon dan penyangkalan tentang hasil pemilihan presiden Amerika
Serikat 2020 menyebabkan serangan Capitol Amerika Serikat 2021, [23][24][25] sementara
kepercayaan pada teori konspirasi tentang makanan yang dimodifikasi secara genetik membuat
pemerintah Zambia menolak bantuan makanan selama kelaparan, pada saat tiga juta orang di
negara itu menderita kelaparan. Teori konspirasi merupakan hambatan yang signifikan untuk
perbaikan kesehatan masyarakat, mendorong oposisi terhadap vaksinasi dan fluoridasi air
antara lain, dan telah dikaitkan dengan wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Efek
lain dari teori konspirasi termasuk berkurangnya kepercayaan pada bukti ilmiah, radikalisasi dan
penguatan ideologi kelompok-kelompok ekstremis, dan konsekuensi negatif bagi perekonomian.
Teori konspirasi yang dulunya hanya terbatas pada kalangan pinggiran telah menjadi hal yang
lumrah di media massa, internet, dan media sosial,[9] muncul sebagai fenomena budaya akhir
abad ke-20 dan awal abad ke-21.[26] Mereka tersebar luas di seluruh dunia dan sering diyakini
secara umum, beberapa bahkan dipegang oleh mayoritas penduduk. Intervensi untuk
mengurangi terjadinya kepercayaan konspirasi termasuk mempertahankan masyarakat yang
terbuka dan meningkatkan kemampuan berpikir analitis masyarakat umum. ( Barkun,
Michael (2003). A Culture of Conspiracy: Apocalyptic Visions in Contemporary America. Berkeley:
University of California Press. hlm. 3–4.)

Teori Konflik Ralf Dahrendorf


Menurut Ralf Dahrendorf, konflik akan muncul melalui relasi-relasi sosial dalam sistem.
Oleh sebab itu, konflik tidak mungkin melibatkan individu ataupun kelompok yang tidak
terhubung dalam sistem.
Teori Dahrendorf memaparkan jika relasi-relasi di struktur sosial ditentukan oleh kekuasaan.
Adapun kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan atas kontrol dan sanksi yang
memungkinkan pemilik kekuasaan memberikan perintah dan meraih keuntungan dari mereka
yang tidak berkuasa.

Dalam pandangan Dahrendorf, konflik kepentingan menjadi sesuatu yang tidak dapat
terhindarkan dari relasi antara pemilik kekuasaan dan mereka yang tidak berkuasa. Awalnya,
Dahrendorf merumuskan teori konflik sebagai teori parsial yang diterapkan untuk
menganalisis fenomena sosial. Kemudian, ia melihat masyarakat memiliki dua sisi yang
berbeda, yakni kerja sama dna konflik.

Oleh sebab itu, Dahrendorf menganalisis konflik sosial dengan perspektif dari sosiologi
fungsionalisme struktural untuk menyempurnakan teorinya. Dia juga mengadopsi teori
perjuangan kelas Marxian untuk menyusun teori kelas dan pertentangan kelas dalam
masyarakat industry.

Ia menghubungkan antara pemikiran fungsional mengenai struktur dan fungsi masyarakat


dengan teori konflik antarkelas sosial. Tidak hanya itu, Dahrendorf juga tidak melihat
masyarakat sebagai suatu hal yang statis, tetapi dapat berubah oleh adanya konflik sosial
yang terjadi. https://www.gramedia.com/literasi/teori-konflik/

Beberapa ahli pun turut memberikan pendapat mengenai pengertian konspirasi. Berikut
penjelasannya.

1. Robbert O Zelency
Menurut Robbert O Zelency ia mengemukakan pendapat pada tahun 1987 mengenai
konspirasi, menurut Zelency, arti konspirasi merupakan suatu tindakan rahasia dengan sangat
terencana untuk dapat melakukan suatu tindakan yang illegal maupun salah.

2. Yenni Salim
Yenni mengatakan, bahwa konspirasi merupakan suatu perencanaan maupun tindakan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan cara rahasia dengan bersekongkol untuk dapat
melkaukan suatu perbuatan yang melanggar hukum serta termasuk dalam itikad buruk.

Anda mungkin juga menyukai