Anda di halaman 1dari 21

RESENSI

KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNASIONAL


Resensi ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik
Dosen : Dr. Agus Subagyo, S.IP ., M.Si

Disusun Oleh :
Muhammad Ridwan Sholehudin
6211161113

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2016

IDENTITAS BUKU

Judul Buku: Kapita Selekta Hubungan Internasional


Penulis Buku: Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.
Penerbit: ALFABETA, cv,
Telp. (022) 200 8822, Fax. (022) 2020 373
Email: alfabetabdg@yahoo.co.id
Website: www.cvalfabeta.com
Kota Penerbit: Bandung, Jawa Barat
Cetakan: Kesatu
Jumlah Halaman: 204 Halaman
Harga: Rp.40.000
Tahun Terbit: Juli 2015
ISBN: 978-602-289-166-6

BAB I
PENDAHULUAN
Pertama,pada masa dinasti Chou (112-221 SM). Kaisaran hubungan internasionalyang
terpusat di cia memiliki beberapa ciri atau karakteristik seperti : 1 stuktur kekuasaanbaersifat
harakiki,berjenjang bertahap, 2 sumber kekuasaan terkonsentrasi pada unit politik tingkat
atas,3 kuatnya subordinasi karena kebijakan top-dwon penguasa,4 bersifat tertup dan tidak
berekspansi keluar.
Kedua, pada masa Yunani kuno 9800-322 SM). Ketika itu,uint politik yang ada adalah
negara kota (polis city state)
Ketiga, sebelum perang Dunia ke 1 (1914). Hubungan Internasional pada masa ini
sangat kental diwarnai pertimbangan kekuasaan (balance of power)
Keempat, setelah perang Dunia II (1945) atau pada masa perang dingin, pada masa
pasca perang dunia : 1) tight bipolar atau bipolar ketat (1945-1955), 2)loose bipolar atau
bipolar longgar (1955-1970), 3) menuju ke arah multipolar (1970-1989).
Kelima, pasca perang dingin (1990-2001). Runtuhnya Uni Soviet, bersatunya Jerman
karena runtuhnya tembok berlin, dan hancurnya ideologi sosialis-komunis telah mengubah
politik internasional menjadi dua jenis,yaitu 1) secara politik militer,politik internasional
bersifat unipolar diamana AS sebagai satu satunya aktor utama 2) secara ekonomi,politik
internasional bersifat multipolar karena terdapat aktor aktor baru seperti Jepang,Cina,eropa
Barat,dan Jerman.
Keenam,pasca tragedi WTC dan pantagon 11 september 2001 serangan teroris
internasional ke gedung WTC di New York dan gedung Washington yang menelan korban
sipil lebih dari 3000 orang yang telah mengubah konstelasi hubungan inmternasional dari low
politics menjadi high politics (politico military security).
Perkembangan dan dinamika hubungan internasional yang kini telah memasuki dimensi
dimensi baru ini tentunya harus dideskripsikan secara komprehensif oleh para penstudi
hubungan internasional.

BAB II
DEMOKRASI DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Demokrasi merupakan salah satu topik yang mendapat tempat dalam ilmu hubungan
internasional karena proses demokratisasi sangat memakan waktu panjang, dan ini
merupakan proses dari suatu pemerintahan yang otoriter menjadi merdeka. Penulis buku
mengajak pembaca untuk sama-sama mengkaji lebih dalam tentang demokrasi.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos berari rakyat, dan kratos berarti
kekuasaan atau berkuasa, dengan hal itu, demokrasi adalah rakyat yang berkuasa atau
pemerintahan yang diatur oleh rakyat. Menurut Presiden Amerika Serikat yang ke-enam
belas, Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Arti lain dari demokrasi ialah mekanisme hubungan antara penguasa dengan
rakyatnya. Hubungan antar kedua pihak ini dilandasi oleh sebuah perjanjian atau kontrak
yang telah disepakati oleh pihak-pihak tersebut.
Melihat perkembangan demokrasi dari Yunani kuno sampai Yunani modern, terdapat
tiga pola transformasi sosial yang dilingkupinya. Pertama dari demokrasi langsung menjadi
demokrasi tidak langsung. Artinya, jika dulu rakyat berperan seluruhnya dalam pemerintahan,
namun saat ini bentuk dan peran masyarakat di dalam pemerintahan dipilih dalam pemilihan
umum dan yang memenangkan pemilihan umum akan menjadi wakil rakyat di parlemen.
Kedua, dari negara kota menjadi negara bangsa. Maksudnya, pada saat demokrasi Yunani
kuno, pelaksanaannya hanya pada Polis Athena saja, sementara polis-polis lain tidak
melaksanakannya. Demokrasi modern mengubah sistem demokrasi ke dalam hal yang lebih
luas yaitu negara bangsa. Artinya dalam satu negara hanya ada satu bangsa, dan demokrasi
merupakan gejala seolah-olah kewajiban bagi setiap negara di dunia. Ketiga, hak pilih yang
tadinya hanya diperboleh untuk laki-laki saja, sekarang sudah meluas hingga mencakup
perempuan, budak, dan penduduk asing. Ini tentu didorong dengan adanya hak asasi manusa
yang mengandung unsur kebebasan, persamaan, dan kepemilikan.
Kalangan teoritisi berpendapat bahwa adanya suatu model demokrasi didasarkan pada
pengalaman Amerika Utara dan Eropa Barat. Model tersebut memiliki tiga karakteristik
utama yaitu, ekonomi yang makmur dan merata, struktur sosial yang modern, dan budaya
politik nasional yang toleran terhadap perbedaan dan cenderung akomodatif. Demokrasi juga
dapat tumbuh dalam suatu situasi dimana salah satu negara sedang mengalami kekalahan
setelah perang. Kemudian, negara-negara yang kalah perang tersebut di desain ulang oleh

negara-negara pemenang perang atau aktor internasional seperti halnya yang terjadi pada
Jerman, Italia, dan Jepang.
Hubungan antara pemilu dan demokrasi dapat dijelaskan dalam empat poin penting.
Pertama, pemilihan umum merupakan ciri penting bagi suatu negara yang menganut sistem
demokrasi. Bukan negara demokrasi jika di dalam negara tersebut tidak diselenggarakan
pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat dan pimpinan politik. Kedua, pemilihan umum
merupakan suatu bentuk dari proses demokrasi. Fungsinya untuk memilih calon pemimpin
yang dapat memimpin negara atau daerahnya. Ketiga, pemilu merupakan alat untuk
mengukur dan menentukan kualitas dan kuantitas demokrasi suatu negara.
Terselenggarakannya pemilu secara jujur, adil, transparan, dan terbuka menandakan
bahwa suatu bangsa memiliki kualitas demokrasi yang tinggi. Kuantitas demokrasi juga akan
tinggi bila semua elemen masyarakat mengikuti pemilihan umum dan rakyat yang tidak
mengikuti pemilihan umum atau golput jumlahnya sedikit disbanding yang mengikuti
pemilihan umum. Keempat, demokrasi merupakan hasil dari rasionalisasi kekuasaan politik.

Dalam perkembangannya, demokrasi telah mengenal dua pendekatan, pendekatan


prosedural dan pendekatan substansial. Pendekatan prosedural artinya cenderung melihat
demokrasi sebagai sebuah proses penciptaan prosedur dan tata cara pemerintahan serta proses
pelembagaannya. Menurut pandangan ini, demokrasi adalah bagaimana mengelola dan
melembagakan seluruh infrastruktur dalam masyarakat dengan menggunakan sistem pemilu,
pembatasan kekuasaan, dan proses pengambilan keputusan. Sedangkan pendekatan
substansial artinya demokrasi tidak efektif dengan tidak adanya substansi jiwa, kultur, atau
ideologi demokratis. Demokrasi substansial lebih cenderung rasional, utopian, dan ideal.
Lahirnya demokrasi bukan hanya karena satu faktor saya, tetapi karena ada banyak
faktor yang melahirkan demokrasi. Berdasarkan tinjauan para teoritik, ada beberapa hal yang
dicetuskan oleh beberapa ilmuwan tentang lahirnya demokrasi yaitu:
1. Struktur sosial dan demokrasi.
2. Kapital dan demokrasi.
3. Elit politik dan demokrasi.
4. Budaya politik dan demokrasi.
5. Transisi dan demokrasi.
Kesimpulan pada bab kedua ini demokrasi adalah sebuah konsep dalam suatu politik
yang bersifat bebas nilai dan universal. Namun, di beberapa negara di dunia, demokrasi
5

memiliki arti yang berbeda. Dalam hubungan internasional, demokrasi menjadi senjata yang
sangat ampuh untuk melaksanakan politik luar negerinya.

BAB III
HAM DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Pengetian HAM
1. Menurut Jan Nartenson (staff ahli komisi HAM PBB) hak asasi manusia adalah
human rights could be generally defined as those right which are inherent in our
nature without wich we cannot live as human being.(hak asai manusia itu merupakan
hak yang melekat pada sifat manusia yang tanpa hak tersebut,manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia.
2. Menurut Mirriam Budiardjo Hak asai manusia adalah hak yang dimiliki manusia
yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadiran
dirinya di dalam kehidupan dalam bermasyarakat.
3. Menurut Rizal Abdullah, hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dibawa oleh
manusia semenjak lahir sebagai anugerah Yang Maha Esa

4. Menurut Krisna Harahap pengertian hak asasi manusia sangat lah meluas tetapi
dengan demikian dapat disimpulkan : bersumber dari hukum kodrat,merupakan
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa,Merupakan Hak yang diatur dalam peraturan.
Sejarah Perkembangan HAM
Magna Charta (Piagam Agung 1215).
Petition of Rights (tahun 1628).
Habeas Corpus Act (tahun 1679).
The Glorious Revolution (Undang undang Hak 1689.
Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan Amreika Serikat 1776).
Declaration des droits de Ihomme et du citoyen (Pertanyaan hak-hak manusia dan

warga negara 1789).


7. Bill of Rights (Undang Undang Hak, 1789).
8. Pemikiran Trias Politika dan Kontrak Sosial.
9. The Four Freedoms (Empat Kebebasan,1941 atau awal perang Dunia II)
10. Universal Decalaration of Human Rights (Pernyataan Sedunia tentang HAM 1948)
11. International Covenant on civil and political Rights (Konveksi Internasional tentang
Hak hak Sosial,Ekonomi dan juga Budaya)
12. Final Act of Helsinki (Perjanjian Helsinki,1975)
13. African Charter on Human and peoples Rights (Piagam Afrika menangani hak asai
manusia dan bangsa-bangsa 1981)
14. Cairo Declaration on Human Rights in Islam (Deklarasi Cairo mengenai Hak Asasi
Manusia dalam Islam 1990)
15. Singapore White Paper on Shared Values (buku Putih mengenai Nilai Bersama,11
Januari 1991)
16. Bangkok Declaration (deklarasi Bangkok, April 1993)
C. Tiga Konsepsi HAM
1. Konsep HAM Paham Liberal
Hak asasi manusia menurut paham liberal ini lebih ditekankan pada
individualisme Barat.
2. Konsep HAM Paham Sosialis
Hak asai manusia menurut paham sosialis tidak menekankan kepada hak terhadap
masyarakat,tetapi lebih menekankan pada kewajiban terhadap masyarakat.
3. Konsep HAM Dunia Ketiga
Di dalam kelompok dunia ketiga,terdapat tiga kelompok pandangan yaitu
kelompok : yang dipengaruhi sosialis,Marxist,dipengaruhi oleh konsep Barat dan
Negara Negara karena filsafat kehidupannya.
D. Sudut Pandang tentang HAM
1. Negara atau kelompok yang berpandangan Universal-absolut
2. Negara atau kelompok yang memandang HAM secara Relatif
3. Negara atau kelompok yang berpandangan HAM secara Particularistic-absolut
4. Negara atau kelompok yang memandang HAM Particularistic-relatif
E. HAM Dalam Prespektif Hubungan Internasional

Kisaranperdebatan terletak pada masalah bagaimana interaksi antara implementasi


nilai HAM yang bersifat Universal-Internasional dengan kedaulatan Negara.Secara
garis besar,perdebatan itu dapat dirangkum dalam sudut pandang sebagai berikut :
1. Autonomy Of States
2. Cosmopolitan prespective
F. Kritik terhadap Autonomy of States dan Cosmopolitan Prespective
1. Kritik terhadap Autonomy Of States : terlalu menekankan Negara sebagai muara
kedaulatan hak menentukan nasib sendiri,Pemikiran yang berkembang oleh
Autonomy Of Statestidak dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan
keabsahan umum pada prinsip tidak campur tangan.
2. Kritik terhadap Cosmopolitan Prespective : pandangan ini melihat masalah HAM
atau dasar kedaulatandan hak menentukan nasib sendiri pada tingkat
Individu,aspek keagamaan yang luas,memberikan peluang intervensi militer
kepada Negara lain,berkaitan dengan hak hak social dan ekonomi
G. Kasus pelanggaran HAM di Dunia
1. Kasus Agust Pinochet
2. Kasus Slobodan Milosevic
3. Kasus Pol Pot
4. Kasus Timor Timur Pacsa Jalak Pendapat (Agustus 1999)
H. Perkembangan HAM Di Indonesia
1. Produk Hukum Nasional tentang HAM
2. Pembentukan Komnas HAM
3. Pengadilan HAM
4. Ratifikasi,Konvensi Internasional
I. Statuta Roma
Menurut Artikel Romayuridiksi International Criminal Court (ICC) meliputi:
a. The crime of genocide (Kejahatan genosida)
b. Crime against humanity(Kejahatan terhadap kemanusiaan)
c. War Crime (Kejahatan Perang)
d. The Crimeof aggression (Kejahatan agresi)

BAB IV
GOOD GOVERNANCE ( DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL)
. Dalam kajiannya, konsep ini merupakan konsep yang masih terbilang baru,
masuknya konsep ini ke dalam hubungan internasional berawal saat berakhirnya Perang
Dingin, awal tahun 1990-an. Awalnya konsep ini berasal dari ilmu administrasi negara dan
ilmu pemerintahan, tetapi akhirnya menyebar hingga ke ilmu hubungan internasional. Konsep
ini dicetuskan oleh salah satu organisasi yang bernaung dibawah United Nations (UN) yakni
United Nations Development Programme (UNDP), kemudian konsep ini disebarluaskan
melalui lembaga keuangan dan ekonomi dunia seperti IMF dan Bank Dunia.
Konsep governance memiliki arti bahwa kekuasaan negara digunakan untuk
mengelola sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan sosial untuk pembangunan masyarakat. Itu
yang diungkapkan menurut Bank Dunia. United Nations Development Programme juga
menyatakan bahwa governance memiliki arti sebuah rujukan pada penggunaan kewenangan
politik, ekonomi, dan administratif untuk menangani masalah-masalah nasional di setiap
tingkatan. Masih menurut UNDP, governance memiliki tiga poin yaitu, politik, ekonomi, dan
administrasi. Ekonomi governance artinya pemerintahan melibatkan diri dalam pembuatan
keputusan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan hubungan diantara
penyelenggara ekonomi. Disini, pemerintah diharapkan tidak ikut campur dalam urusan pasar
dan ekonomi karena jika pemerintah ikut campur, maka akan terjadi masalah dalam pasar.
Politik governance memiliki makna pemerintahan terjun langsung dalam prosesproses pembuatan keputusan untuk kebijakan public. Masyarakat juga harus berpartisipasi
dalam proses membuat kebijakan ini, mulai dari formulasi, implementasi, dan evaluasi
kebijakan. Terakhir adalah administratif governance, yang memiliki makna pemerintahan
merujuk pada semua hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan
yang sah.
United Nations Development Programme mengutuskan bahwa ada Sembilan
karakteristik dari good governance, yang saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Kesembilan karakteristik tersebut adalah:
1. Partisipasi
2. Supremasi Hukum
3. Transparansi
9

4. Cepat Tanggap
5. Membangun Konsensus
6. Kesetaraan
7. Efektif dan Efisien
8. Bertanggung Jawab
9. Visi Strategis
Sebagai syarat untuk pencapaian good governance, Denis Osborne membaginya
kedalam tiga hal sebagai berikut:
1. Peningkatan partisipasi rakyat.
2. Peningkatan akuntabilitas pemerintah.
3. Pengurangan peran dan belanja militer.
Sedangkan Alexander Love berpendapat, unsur-unsur yang harus dipenuhi guna
menciptakan good governance adalah:
1. Adanya aturan main hukum yang jelas dan pasti.
2. Peningkatan manajemen sektor publik.
3. Strategi pemberantasan korupsi.
4. Pengurangan belanja militer dan control terhadap anggaran militer serta
menciutkan jumlah personil militer.
Itu semua merupakan bagian dari good governance yang telah dibahas di dalam bab
keempat ini.

BAB V
TERORISME DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Definisi Terorisme
1. Menurut Oxford English Dictionary,terorisme memiliki dua arti poko yaitu :
a. Pertama, Sebagai satu system dari terror,yaitu pemerintah yang menggunakan
intimidasi yang ditunjukan dan dilakukan oleh partai yang berkuasa di prancis
selama revolusi dari tahun 1789-1794.
b. Kedua, Sebagai penerapan metode intimidasi,yaitu suatu kebijakan yang
dimaksudkan untuk dilaksanakan dengan terror oleh mereka terhadap tindakan

10

2. Menurut Noam Chomsky, terorisme sebenarnya adalah sebuah istilah yang menunjuk
kepada aksi kekerasan yang dilakukan oleh siapapun (negara atau bukan) untuk
tujuan-tujuan politik tertentu.
3. Menurut Walter S. Jones, terorisme adalah sebuah tindakan politik yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok ekstremis nasionaldan tradisional maupun sebagai sponsor.
4. Menurut James Adams, terorisme adalah penggunaan atau ancaman kekerasan fisik
oleh individu-individu atau kelompok-kelompok untuk tujuan-tujuan politik,baik
kepentingan atau untuk melawan kekuasaan yang ada.
5. Menurut Christopher Greenwood, terorisme merupakan tindakan kekerasan yang juga
tindakan criminal.
Catatan : ketidak seragaman setiap negara dalam mengambil tindakan terhadap warga
negaranya. Sulit sekali membedakan antara organisasi terorisme dengan organisasi
perjuangan kemerdekaan.
B. Tipologi Terorisme
1. Terorisme Negara. Menurut prespektif Weberian, negara dianggap sebagai unit
politik yang memiliki legitimasi didalam menggunakan terror atau kekerasan dan
terror ini dilakukan oleh negara terhadap rakyatnya untuk menjamin ketaatannya.
2. Trorisme Non Negara,artinya terorisme yang dilakukan oleh kelompok kelompok
diluar stuktur pemerintah. Kelompok teroris bukan negara dapat dikelompokkan :
a. Teroris Nasional, yaitu yang wilayah aktifitasnya berada dalam nation state
b. Urban Guerrilla Grup, yaitu kelompok teroris yang digambarkan sebagai
kelompok bersenjata yang diasosiasikan sebagai unit polisi.
c. Old Style Guerrilla, yaitu kelompok teroris Amerika Latin
d. Publicity Seeking, yaitu kelompok teroris yang memiliki tujuan mencari
publisitas dan perhatian dari masyarakat internasional.
e. Religiusm Terorism, kelompok teroris ini meliliki perbedaan tegas dengan
kelompok teroris lainnya.
3. Terorisme yang disponsori oleh negara. Artinya, negara membantu atau
mendukung gerakan gerakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
teroris bukan negara. Menurut Charles Sterling, As dan Uni Soviet pada masa
perang dingin merupakan dua negara yang paling sering membantu kegiatan
kelompok-kelompok teroris untuk kepentingan politik kedua negara.
C. Krakteristrik Terorisme
1. Pengeksploitasian manusia secara sistematik.
2. Penggunaan atau ancaman penggunaan kekerasan fisik.
3. Adanya unsure pendadakan/kejutan.
4. Mempunyai tujuan politik yang jauh lebih luas dari sasaran/korban langsungnya.
5. Sasaran pada umumnya non kombatan.
6. Direncanakan dan dipersiapkan secara rasional.
11

D. Tujuan Terorisme
1. Memperoleh konsesi- konsesi tertentu seperti uang tebusan,pe,bebasan tahanan
2. Memperoleh Publisitas Luas.
3. Menimbulkan kekacauan luas,demoralisasi,dan difungsi system social.
4. Memancing kontrateror pemerintah sehingga meinmbulkan situasi yang
menguntungkan teroris,yang akhirnya mungkin saja mengulingkan pemerintah.
5. Memaksakan kepatuhan dan ketaatan.
6. Menghukum yang bersalah atau dipandang sebagai symbol dari suatu yang jahat.
E. Sekilas Tentang Sejarah Munculnya Terorisme
1. Pada Masa Yunani Kuno (abad ke-4 SM)
2. Pada zaman modern (abad ke-18)
3. Pada masa kontemporer
4. Dari tahun 1960-an hingga 1980-an.
5. Pada masa pasca perang Dingin
6. Priatiwa 11 September 2001.
7. Pristiwa 12 Oktober 2002

BAB VI
GLOBALISASI DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Dalam mempelajari hubungan internasional, kita tidak lepas dari tema globalisasi.
Konsep ini banyak mengandung perdebatan dan merupakan salah satu topik yang hangat
untuk didiskusikan. Banyak dari pengusaha, tokoh-tokoh, politisi tidak segan-segan untuk
memperdebatkan globalisai dalam seminar-seminarnya yang bersifat nasional maupun
internasional.
Globalisasi adalah proses mengglobalnya atau mendunianya sesuatu yang melintasi
batas wilayah negara bangsa. Sesuatu yang dimaksud disini bisa berupa barang, jasa, modal,
informasi, budaya, gaya hidup, dan hak milik intelektual. Ciri utama dari globalisasi adalah
meningkatnya konsentrasi dan monopoli sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan
transnasional maupun perusahaan keuangan global.
Ada beberapa faktor sebagai pendorong munculnya globalisasi. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
1. Faktor Ekonomi.
A. Over productions atau produksi yang berlebihan.
B. Perluasan pasar.
C. Pembagian kerja secara internasional.
2. Faktor Politik.
A. Pencegahan perang.
B. Kerjasama dibidang

perdagangan

akan

menciptakan

kepercayaan

dan

menumbuhkan pemahaman bersama antar negara.


12

Itulah beberapa hal yang dibahas dalam globalisasi pada bab ini. Di buku lebih
banyak informasinya karena disini hanya sebagai resensi untuk mendiskusikan buku tersebut.

BAB VII
GENDER DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Dalam hubungan internasional, tidak melulu kita mendiskusikan tentang diplomasi
dan negosiasi, tetapi kita juga mendiskusikan tentang gender. Pengertian gender dalam kamus
Merriam Webster yaitu gender adalah sama dengan sex. Sifat dari gender adalah budaya
spesifik dan dinamis, artinya, bervariasi dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain, dan
dari satu waktu ke waktu yang lain. Tujuan dari gender itu sendiri adalah untuk tuntutan
persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan secara ekonomi dan politik.
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gender anatara lain:
1. Faktor Ekonomi.
2. Faktor Politik.
3. Faktor Budaya.
4. Faktor Bahasa.
Selain itu, terdapat pula aliran-aliran pemikiran dalam gender yakni:
1. Aliran Liberal.
2. Aliran Radikal.
3. Aliran Marxist.

13

BAB VIII
LINGKUNGAN HIDUP DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Cangkupan da Signifikasi LIngkungan Hidup
1. Cangkupan Lingkungan Hidup
a. Tanah/Daratan
b. Air berupa lautan, danau, sungai, mata air yang ada didalamnya
c. Udara, Yang mencakup atmosfer yang mendukug proses kehidupan
2. Signifikasi Lingkungan Hidup
a. Sebagai barang konsumsi (as a consumption goods)
b. Sebagai penyedia sumber daya atau bahan baku bagi proses produksi
c. Sebagai penyerap berbagai limbah industry pada kgususnya aktifitas
B. Perhatian Dunia terhadap masalah Lingkungan Hidup
1. Stockholm Conference on Human Evironment/SCHE (Konferensi PBB mengenai
Lingkungan Hidup manusia di Stockholm tahun1972.
2. World Commission on Environment and Development/ WCED (Konsumsi Dunia
untuk Lingkungan Hidup dan Pembangunan 1987).
3. The Earth Summit (KTT Bumi di Rio de janeiro, Brazil,1992)
KTT Bumi juga dikenal dengan The United Nations Coferences on Environment
and Development.
4. Penyelenggaraan sidang khusus Majelis Umum (MU) PBB 1997 di New York
yang bertujuan mengkaji pelaksanaan butir butir KTT Bumi selama 5 tahun
5. Pertemuan Kmite Persiapan (Preparatory Conmmitte-PrepCom) dalam
menghadapi KTT Pembangunan berkelanjutan di Johannesburg.
C. Degradasi Lingkungan Hidup
1. Hanya dalam kurun waktu 30 tahun,telah terjadi degradasi tanah seluas 22 milyar
atau 15 % tanah bumi sebagai akibat aktifitas manusia.
2. Setengah dari sungai dunia terpolusi secara serius
3. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir,dunia selalu kehilangan 2,4% (3.866
juta hektar)hutan berakibat signifikan
4. Pada bukan September tahun 2000,lubang ozon diatas antartika telah mencapai
rekor tinggi,yakini 28 juta km persegi.
5. Hanya lebih setengah persediaan air bersih saat initerpakai manusia
6. Menghancurkan ekonoi alam dimana ekonomi pasar bergantung.
D. Penyebab Degradasi Lingkungan Hidup
14

1. Industrialisasi.
Proses Industrialisasi yang ditandai dengan pendirian pabrik pabrik telah
menyebabkan gundulnya hutan dan persawahan karena dipakai lokasi pabrik.
2. Revolusi Hijau Sejak pertengahan decade 1960-an, para perancang pembangunan
melakukan upaya untuk meningkatkan output produk pertanian negara sedang
berkembang dengan cara pengenalan teknik mekanisasi,pembangunan pupuk dan
partisida,pengairan (Revolusi Hijau)
E. Perbedaan Pembangunan Berkenajutan dan Pembangunan Konvensional.
NO
1.

Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Konvensional
Pembangunan
Berkelanjutan Pembangunan
Konvensional
cenderung menganggap bahwa satu menganggap

bahwa

factor

yang

satunya factor yang membatasi membatasi produksi hanyalah persediaan


produksi
2.

adalah

keterbatasan Kapital ( Modal).

persediaan sumber sumber alam


Pembangunan
Berkelanjutan Pembangunan Konvensional cenderung
mendasarkan

kepada

moralitas melihat pembangunan dalam lingkup

bahwa sumber sumber alam perlu satu generasi saja.


untuk
3.

mempertahankan

kelestariannya agar dapat dipakai


Pembangunan
Berkelanjutan Pembangunan
berpendapat

bahwa

Konvensional

tidak

prosedur sedikitpun merusak factor lingkungan ke

akunting pembangunan seharusnya dalam klakulasinya.


memasukan

factor

kerusakan

lingkungan sebagai bagian dari


biaya biaya social yang harus
4.

dipikul oleh para pelaku ekonomi


Pembangunan
Berkelanjutan Pembangunan

Konvensional

merasa

menggangap bahwa keterbatasan optimis bahwa alam dapat dengan


kapasitas alam dalam menyerap sendirinya mengatasi persoalan limabah.
limbah

industry

diperhitungkanoleh

para

harus
pelaku

bisnis secara sukarela


F. Aliran Pemikiran dalam Lingkungan Hidup
Perbandingan setingkat terkait ansumsi dasar dari dua aliran yakini :
15

NO
1.

Moderenis
Ecoradikal
Lingkungan Hidup bukan masalah Lingkungan Hidup adalah masalah yang
serius.Kemajuan di bidang ilmu serius. Perubahan cepat dalam gaya hidup
pengetahuan dan teknologi akan ditambah control terhadap populasi untuk

2.

dapat digunakan untuk melindungi mempromosikan pembangunan.


Ketika
manusia
berupaya Hanya dengan teori politik
meningkatkan pendapatan maka ia ecosenteis

yang

dapat

hijau

memberikan

dihadapkan pada masalah yang komprehensif yang diperlukan dalam


tentunya akan memberikan peluang

mengatasi krisi lingkungan hidup.

Dalam Perkembangannya,masalah lingkungan hidup telah memunculkan sebuah reori


baru dalam Hubungan Internasional, yakini Green Politics. Green Politics muncul
sebagai kekuatan yang signifikan dibanyak negara pada pertengahan tahun 1970-an.
Karenanya, banyak istilah dalam Hubungan Internasional yang dipengaruhi oleh teori
green politics,seperti ecology global, egosentrisme, global environment governance

BAB IX
PARIWISATA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Dalam bab kesembilan, didiskusikan soal pariwisata di dalam hubungan internasional.
Fenomena pariwisata saat ini sedang berkembang pesat, karena banyak orang yang berjalan
antar negara untuk keperluan bisnis, pariwisata, belajar ke luar negeri, maupun perpindahann
pengungsi yang negerinya sedang dilanda kekacauan.

16

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, Pari dan Wisata. Pari artinya banyak,
berkali-kali, berputar-putar, lengkap sedangkan wisata artinya perjalanan, bepergian, atau
pelancongan. Maka dari itu, pariwisata artinya berpergian yang dilakukan berkali-kali ke satu
tempat ke tempat lain. Dalam opini Herman V. Schulalard, pariwisata artinya sejumlah
kegiatan terutama yang terkait dengan perekonomian oleh satu atau lebih orang yang keluar
masuk suatu daerah.
Dampak dari sektor pariwisata ini bermacam-macam, ada dampak positif, ada pula
dampak negatif. Dampak positif dari pariwisata ini yakni:
1. Menambah devisa negara.
2. Industri pariwisata mendorong terciptanya dampak multiganda yang besar melalui usahausaha kecil dan menengah yang menyediakan barang dan jasa bagi sektor pariwisata.
3. Industri pasriwisata sebagai agen dan instrument pemerataan pembangunan dan
pemerataan masyarakat.
Dampak negatifnya dari sektor pariwisata adalah:
1. Gaya dan pola hidup yang berubah.
2. Proyek-proyek pariwisata seringkali tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.
3. Industri pariwisata biasanya menggusur nilai-nilai lokal yang melekat dalam suatu wilayah
tertentu.
4. Ada yang berpendapat bahwa di setiap objek wisata terdapat praktik-praktik prostitusi dan
asusila.

BAB X
NGO DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Saat Perang Dunia II berakhir, perubahan banyak terjadi pada dunia politik
internasional. Perekonomian di negara-negara Eropa Barat hancur dan munculnya negaranegara kecil yang menemukan kemerdekaannya yang juga disebut sebagai Negara Dunia
Ketiga (NDK) dan juga lahirnya dua kekuatan besar di dunia yaitu Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Hal ini, membawa dunia ke babak yang baru.
Dalam

perkembangan

selanjutnya,

program

yang

digalakkan

NDK

tekah

menghasilkan sebuah istilah yang sering disebut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). LSM
dirancang sebagai agen-agen masyarakat dengan harapan mendukung proyek-proyek
developmentalisme. Selanjutnya, LSM berkembang sangat pesat yang melakukan
17

kegiatannya di Negara Dunia Ketiga. Perkembangan pesat LSM ini tidak lepas dari
kontribusi lembaga-lembaga dana yang berasal dari negara Barat demi proyek-proyek
developmentalisme.

BAB XI
HAKIKAT ANCAMAN DALAM PERSPEKTIF HUBUNGAN
INTERNASIONAL
Dalam bab ini, dibahas mengenai hakikat ancaman dalam hubungan internasional.
Cerita diawali saat era Perang Dingin antara Amerika Serikat di blok barat dengan Uni Soviet
di blok timur. Hakikat ancaman lebih di dasarkan kepada ancaman yang bersifat militer dan
berasal dari eksternal.
Bagi blok barat, hakikat ancaman adalah negara-negara yang berideologi sosialiskomunis dan menginduk kepada Uni Soviet dalam koalisi blok timur. Sedangkan blok timur,
hakikat ancaman mereka yakni negara-negara yang berideologi liberalis-kapitalis dan yang
bersekutu dengan Amerika Serikat di blok barat. Untuk pertemanan dalam politik ini, lebih
ditekankan kepada ideology negara-negara tersebut, entah dia liberalis-kapitalis atau sosialiskomunis.
Fungsi utama militer adalah memelihara pertahanan dan keamanan nasional. Misi dan
doktrin militer sangat membantu militer dan juga hubungan militer-sipil. Secara kategori,
ancaman dibagi menjadi dua kategori dan melahirkan empat tipologi ancaman yakni:
1. Tipe 1, Eksternal, Militer
2. Tipe 2, Internal, Militer
3. Tipe 3, Eksternal, Non-Militer
4. Tipe 4, Internal, Non-Militer
18

Tipologi diatas ini menuntut dengan tegas perbedaan pertahanan dan keamanan, dan
sekaligus akan sangat mempengaruhi dimana peran dari militer. Di Indonesia, tipe 1 dan tipe
2 ditugaskan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan tipe 3 dan tipe 4 ditugaskan
kepada polisi dan elemen-elemen sipil lainnya.
Dalam memahami hakikat ancaman nasional, terdapat beberapa catatan penting yang
harus diperhatikan. Ada empat catatan yang harus diperhatikan antara lain:
1. Tipologi ancaman nasional setiap negara sangat bervariasi, mulai dari ancaman militereksternal, militer-internal sampai dengan ancaman non militer-eksternal, non milier-internal.
2. Human security merupakan konsep yang dapat dijadikan kerangka analisa untuk
memahami hakikat ancaman nasional yang terjadi setelah selesainya Perang Dingin.
3. Ancaman nasional yang harus mendapatkan prioritas penanganan bagi bangsa Indonesia
adalah ancaman non militer-internal dan non militer-eksternal.
BAB XII
PERANG MODEREN DALAM PERSPEKTIF HUBUNGAN
INTERNASIONAL
Dalam bab terakhir ini, penulis buku membahas tentang perang modern yang saat ini sedang
terjadi dalam perspektif hubungan internasional. Apa yang dimaksudkan dengan perang
modern? Di bab ini akan dibahas mengenai apa itu perang modern dan juga solusinya untuk
menangani hal ini.
Berakhirnya Perang Dingin membawa konsekuensi pada perubahan hakikat ancaman
atas keamanan nasional. Pada masa setelah Perang Dingin, keadaan berubah menjadi berbeda
yakni ancaman keamanan nasional lebih bersifat masalah non-militer dan bersumber dari
masalah lokal dan global. Perang modern saat ini telah membayang-bayangi Indonesia,
bahkan telah menjebak bangsa. Perang modern memang tidak perang fisik, tetapi sasaran
utamanya adalah hati, jiwa, dan pikiran manusia.
Perang modern dapat didefinisikan sebagai penguasaan sebuah negara terhadap
negara lain melalui penetrasi dengan menciptakan dan memanfaatkan kerawanan negara
sasaran pada berbagai aspek kehidupan. Penggunaan cara-cara non fisik dilakukan dan
selanjutnya menggunakan cara fisik dengan mengerahkan kekuatan militer apabila
menguntungkan negara pelaksananya.Dalam tahapannya, perang modern memiliki lima tahap
yaitu:
1. Tahap penjajahan paradigmatis.
2. Tahap eksploitasi.
3. Tahap menciptakan sel-sel perlawanan di negara sasaran.
4. Tahap psy war.
5. Tahap invasi militer.
19

Untuk menangkal perang modern, dibutuhkan beberapa solusi yakni:


1. Membangun Komitmen Kebangsaan dalam konteks membangun masyarakat dan manusia
seutuhnya.
A. Rekonsiliasi Nasional.
B. Revitalisasi Wawasan Kebangsaan.
2. Mewujudkan daya tangkal bangsa dan negara.
A. Pancasila sebagai acuan kritis dan etika politik dalam masyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
B. Membangun kedaulatan rakyat.
C. Memantapkan pengakuan terhadap pluralisme.
D. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
E. Meningkatkan sistem pertahanan negara.
F. Mengembalikan kedaulatan negara setara dengan negara maju.
Pemberdayaan empat pilar bangsa seperti Pancasila, UU NRI 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika harus diperkuat untuk memmbentengi diri di tengah-tengah kondisi
saat ini. Serta pemanfaatan teknologi informasi, dunia maya, dan sumber daya manusia
merupakan kunci untuk memenangi perang modern.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU
Buku Kapita Selekta Hubungan Internasional karangan Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.
ini sangatlah bagus dan merupakan bacaan yang sangat pantas untuk orang-orang yang gemar
tentang politik. Serta tentunya, bacaan ini juga cocok untuk mahasiswa-mahasiswi yang
mengambil jurusan Hubungan Internasional untuk jurusan perkuliahannya. Namun tentu saja
buku ini memiliki kekuatan dan kelemahan, kekuatan yang bisa dilihat oleh penulis resensi
buku yakni:
1. Isinya bagus dan menarik.
2. Tidak membosankan.
3. Membuat pembaca terpacu untuk mendalami politik, pertahanan, dan hubungan
internasional.
Kelemahannya:
1. Kurangnya ilustrasi dalam buku.
2. Tidak ada gambar.
3. Halaman buku gampang terlepas.
KONTRIBUSI BUKU DALAM STUDI ILMU POLITIK
Buku Kapita Selekta Hubungan Internasional ini sangat memberi kontribusi yang
signifikan dalam studi ilmu politik dan juga studi hubungan internasional. Di dalam buku ini,
pembaca dapat mempelajari tentang ilmu politik, ilmu hubungan internasional, dan sedikit
ilmu tentang keamanan dan pertahanan dalam arti yang luas. Banyak teori-teori yang sangat
20

memukau dalam buku ini serta memberi wawasan yang mendalam terhadap pembaca buku
tentang apa itu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan politik. Buku yang sangat menarik dan tidak
pernah bosan untuk dibaca berulang-ulang.
IDENTITAS PENULIS BUKU

Nama Penulis: Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.


Tempat dan Tanggal Lahir: Sukoharjo, 18 April 1978.

Pendidikan:
S-1: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional (2000)
S-2: Universitas Gadjah Mada jurusan Ilmu Politik (2002)
Gelar Doktor Ilmu Politik (Dr.) diperoleh dari FISIPOL UGM tahun 2013.

Pengalaman Mengajar:
Dosen FISIP di Universitas Langlang Buana (2007 2009).
Dosen Non-Organik di Sesko TNI (2004 2007).
Dosen Non-Organik di Pusdikintel Polri (2008 2010).
Dosen Non-Organkik di Seskoad (2003 Sekarang).
Dosen di Magister Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Dosen di Universitas Pertahanan.
Dosen Tetap Hubungan Internasional di Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

Email Penulis: subagyoeti@yahoo.com.au subagyo@scientist.com


Blog Penulis: www.agussubagyo1978.wordpress.com

21

Anda mungkin juga menyukai