Anda di halaman 1dari 11

TEORI DEMOKRASI

MAKALAH

Disusun Oleh:

Kanesya Tahira Yuliansyah

NIM 202110370311275

Jurusan

FAKULTAS

UNIVERSITAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik yang penulis
bisa. Rasa terima kasih tak lupa penulis tujukan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini merupakan makalah tentang teori demokrasi yang di dalamnya


dibahas mengenai sejarah serta konsep dari teori demokrasi. Teori demokrasi
merupakan suatu pemikiran di mana kekuasaan atau pemerintahan berasal dari
rakyat. Konsep demokrasi yang berasal dari rakyat ini bukanlah kekuasaan yang
bebas tanpa batas, melainkan ada batasan-batasan dalam pelaksanaannya.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak


kesalahan, maka dari itu penulis menginginkan adanya kritik dan saran dari
pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Nama Kota, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Sejarah Perkembangan Demokrasi ..........................................................


B. Konsep Demokrasi ..................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9

A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................... 9

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata teori pada Bahasa Inggris disebut dengan kata theory asal kata dari
theoria artinya perenungan, spekulasi atau visi. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan teori yaitu suatu pendapat yang
berdasarkan riset dan penemuan dengan berbagai data serta pemikiran yang
mendukung; penyelidikan berdasarkan eksperimen yang melahirkan fakta dari
ilmu-ilmu pasti, logika, metodologi dan argumentasi; asas-asas dan hukum umum
yang dijadikan sebagai pedoman dari suatu keilmuan; argument, cara dan
pendapat yang dijadikan sebagai aturan dalam melakukan sesuatu.1

Demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan) yang
merupakan dari bahasa Yunani. Sederhananya, demokrasi dapat diartikan sebagai
suatu kekuasaan yang berasal dari rakyat. David Beethem dan Kovin Boyle
memberikan pendapatnya bahwa demokrasi menjadi bagian dari khazanah dalam
proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara bersama-sama atau
kolektif.2 Artinya, dalam demokrasi menyangkut kepentingan dan hak rakyat. Di
mana dalam setiap keputusan yang dikeluarkan berdasarkan suara rakyat. Dalam
hal ini, kehendak rakyat yang terwujud dengan jalan pemilihan umum menjadi
salah satu indicator konvensional suatu negara dapat disebut sebagai negara
demokratis. Tentunya proses pemilihan umum tersebut harus dijamin oleh hukum
di mana rakyat dapat memilih siapa saja yang menjadi wakilnya dalam
pemerintahan.3

Konsep demokrasi yang banyak dipahami khalayak adalah bahwa


pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat dan ditujukan untuk
1
KBBI Daring, diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/teori pada 15 November 2021
pukul 19.59.
2
Muslim Mufti dan Didah Durrotun Naafisah, Teori-Teori Demokrasi, Pustaka Setia, Bandung,
2013, hlm. 21-22.
3
Ibid., hlm. 23.
rakyat. Alangkah lebih baiknya kita juga dapat mengetahui bagaimana sejarah
perkembangan serta konsep dari teori demokrasi berdasarkan sumber yang lebih
valid. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan dua sub judul mengenai teori
demokrasi, yaitu sejarah perkembangan demokrasi dan konsep demokrasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi?
2. Bagaimana konsep demokrasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan demokrasi
2. Mengetahui konsep demokrasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Demokrasi

Perkembangan mengenai demokrasi baik dalam pemikiran dan praktiknya


tidak lepas dari gagasan demokrasi Yunani Kuno. Pada masa itu, sekitar abad
keenam hingga abad ketiga sebelum Masehi, sistem demokrasi yag diberlakukan
adalah demokrasi langsung atau disebut juga dengan direct democracy. Sistem
demokrasi yang dilakukan secara langsung ini melibatkan seluruh warga negara
dalam setiap pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak.4

Memasuki Abad Pertengahan (600-1400 M), yaitu pada masa bangsa


Romawi, gagasan mengenai demokrasi yang berasal dari Yunani bisa dikatakan
telah menghilang dari muka Barat. Pada 1215, lahir sebuah dokumen penting
yaitu Magna Charta, yang merupakan semi perjanjian sosial yang dilakukan oleh
kalangan bangsawan dengan Raja John yang berasal dari Ingrris, di mana isinya
yaitu adanya suatu hak previleges yang diakui serta dijamin pelaksanaannya dari
bawahan raja tersebut sebagai bentuk imbalan atas penyerahan dana untuk
kebutuhan perang dan sebagainya.5

Perubahan sosial dan kultural pada permulaan abad ke-16 yang terjadi di
Eropa Barat kemudia melahirkan dua aliran pemikiran, yaitu Renaissance (1350-
1600) dan Reformasi (1500-1650). Kedua aliran tersebut menjadi langkah awal
untuk meluaskan gagasan bahwa manusia memiliki hak politik, di mana hak
tersebut tidak boleh disalahgunakan oleh raja dan menimbulkan kecaman terhadap
raja-raja monarki absolut. Perlawanan yang dilakukan terhadap raja-raja absolut
ini berdasarkan pada teori kontrak sosial, yang mana menjadi usaha untuk
mendobrak dasar dari pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik
rakyat.

4
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 2008, hlm. 109.
5
Ibid.
Pergolakan tersebut akhirnya pada penghujung abad ke-19 membuat
demokrasi mendapatkan wujud yang nyata sebagai suatu program dan sistem
dalam proses politik. Pada tahapan ini, demokrasi masih bersifat politis dan hanya
didasarkan pada asas-asas mengenai kemerdekaan atau kebebasan individu,
persamaan hak, serta pemberian hak pilih kepada seluruh warga negara.6

B. Konsep Demokrasi

Berbicara mengenai demokrasi tidak akan terlepas dari konsep


pemerintahan yang berasal dari rakyat. Lively mengungkapkan bahwa istilah
pemerintah oleh rakyat memiliki banyak pengertian yang menyangkut relasi
antara rakyat dengan pemerintah. Setidaknya ada tiga syarat dalam menentukan
pengertian demokratis menurut Lively, yaitu penguasa harus dipilih oleh rakyat,
penguasa dipilih oleh wakil-wakil rakyat, dan penguasa harus melakukan tindakan
yang didasarkan demi kepentingan rakyat.7

Berbeda dengan Robert Dahl yang memperkenalkan konsep demokrasi


polyarchy. Konsep yang dibawa oleh Dahl ini melibatkan dua dimensi, yaitu
kontestasi atau perlombaan dan partisipasi atau peran aktif. Demokrasi yang
semacam ini melahirkan asusmsi bahwa terdapat kebebasan berbicara,
berpendapat, berkumpul dan berserikat yang mengakibatkan perdebatan politik
dan kampanye pemilihan umum akhirnya dapat terselenggara.8

Joseph Schumpeter memberikan pengertian demokrasi sebagai suatu


kompetisi dalam mendapatkan suara rakyat. Pengertian pada esesnsi itu
merupakan pengertian “minimalis” dan disebut “demokrasi elektoral” atau
“demokrasi formal”. Pada dasarnya, demokrasi adalah suatu metode dalam
berpolitik, tata cara dalam proses pemilihan pemimpin politik. 9 Schumpeter
menambahkan, dalam masyarakat demokratis rakyat memiliki peran untuk
memilih orang-orang yang akan membuat keputusan-keputusan politik, bukan

6
Ibid., hlm. 112.
7
Muslim Mufti dan Didah Durrotun Naafisah, Op.Cit., hlm. 154-155.
8
Cholisin dan Nasiwan, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Yogyakarta, Ombak, 2012, hlm. 83.
9
Cholisin dan Nasiwan, Loc.Cit.
untuk memerintah ataupun menjalankan keputan umum atas permasalahan politik
yang terjadi.10

Selanjutnya, muncul pertanyaan siapakah yang dianggap sebagai rakyat?


Rakyat atau demos dalam konteks ini merujuk pada seluruh populasi manusia
yang ada di negara tersebut. Sekarang ini, rakyat dimaknai mencakup seluruh
warga dewasa sebagai sebuah badan tunggal yang kohesif. Sedangkan dalam
praktiknya, rakyat diartikan sebagai kelompok mayoritas.11

Konsep pemerintahan dari rakyat ini mengimplikasikan bahwa sebenarnya


rakyat memerintah diri mereka sendiri, mereka berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan-keputusan yang penting yang mengatur kehidupan mereka dan
menentukan nasib dari nasib masyarakat.12 Dari perspektif ini, tujuan demokrasi
adalah untuk membentuk partisipasi masyarakat di dalam individu-individu agar
dapat melaksanakan urusan-urusan mereka dan mengejar kepentingan-
kepentingan pribadi mereka.13

Pandangan seperi itu membuat keterlibatan warga negara dalam proses


politik lebih banyak terhenti pada proses pemilihan, sehingga tidak terlalu
berpengaruh dalam perumusan kebijkan. Proses demokrasi bukan hanya pada
pemilu yang bebas, tetapi juga pada pemberian kesempatan kepada rakyat agar
dapat memberikan partisipasi penuh dalam setiap proses politik.14

Cholisin dan Nasiwan menyebutkan bahwa persamaan dan kebebasan


menjadi unsur utama dalam demokrasi, dan kedua hal ini bisa lebih berkembang
apabila adanya toleransi. Hal ini sejalan dengan pendapat Lyman Tower Sargent
yang menyebutkan bahwa demokrasi tidak dapat bekerja jika toleransi tidak
ditegakkan.15

10
S.P. Varma, Teori Politik Modern, Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 211.
11
Andrew Heywood, Politics, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2014, hlm. 153-154.
12
Ibid., hlm. 155.
13
Ibid., hlm. 156.
14
Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia, Jakarta, Prenadamedia, 2010, hlm. 119.
15
Cholisin dan Nasiwan, Ibid., hlm. 87.
Menurut Plato, dalam ajaran teori demokrasi klasiknya disebutkan bahwa
pada sistem demokrasi kekuasaan berada di tangan rakyat, sehingga kepentingan
yang lebih diutamakan adalah kepentingan umum (kepentingan rakyat). Prinsip
dasar aliran ini mengungkapkan bahwa persamaan politik harus dapat dirasakan
oleh seluruh penduduk. Tujuannya adalah agar setiap penduduk dapat merasa
bebas untuk mengatur atau memipin dan dipimpin secara bergantian. Pendukung
aliran ini di antaranya Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.16

Salah satu tokoh yang berjasa dalam mengembangkan konsep demokrasi


adalah Pericle, filsuf sekaligus negarawan Athena. Dia mengembangkan
setidaknya ada empat prinsip pokok demokrasi, yaitu kesetaraan warganegara,
kemerdekaan, penghormatan terhadap hukum dan keadilan serta kebijakan
bersama.17

Selanjutnya ada konsep Trias Politica atau pemisahan kekuasaan yang


dikenalkan oleh Montesquieu. Trias Politica membagi kekuatan negara ke dalam
tiga kekuasaan, yaitu legislatif (pembuat udang-undang), eksekutif (pelaksana
undang-undang), dan yudikatif (badan pengawas). Pemisahan kekuasaan ini
dilakukan agar kekuasaan tidak hanya terpusat pada tangan seorang raja atau
penguasa tunggal.18

16
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG DEMOKRASI, PARTAI POLITIK DAN PEMILU, diakses dari
http://digilib.uinsgd.ac.id pada 15 November 2021 pukul 23.19.
17
BAB II LANDASAN TEORI, diakses dari http://repository.radenfatah.ac.id pada 15 November
2021 pukul 22.17.
18
Ibid.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemikiran mengenai demokrasi pertama kali muncul pada masa Yunani


Kuno (abad ke-6 sampai ke-3 SM), yaitu sistem demokrasi langsung. Kemudian
pada 1215 M, lahirlah Magna Charta sebagai titik awal kontrak sosial antara
pemerintah dan rakyatnya. Pada penghujung abad ke-19 demokrasi kemudian
memperoleh wujud nyata sebagai program dan sistem politik, mendasarkan
dirinya di atas asas-asas kemerdekaan individu, persamaan hak (equal rights),
serta hak pilih untuk semua warga negara (universal suffrage).

Konsep demokrasi yang kita kenal pada umumnya adalah kekuasaan


yang berasal dari rakyat. Rakyat di sini dalam pelaksanaannya memiliki hak serrta
batasan-batasan dalam melaksanakan kekuasaannya tersebut.

B. Saran

Demokrasi merupakan suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat,


dilaksanakan oleh rakyat dan untuk rakyat. Pada teori demokrasi ini partisipasi
rakyat merupakan hal yang penting dalam pelaksanaannya. Namun, pada
kenyatannya rakyat saat ini kurang berpartisipasi aktif dalam politik. Maka
sebaiknya, pendidikan demokrasi untuk rakyat haruslah lebih ditingkatkan lagi,
sehingga partisipasi rakyat pu dapat terlaksanan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia.

Mufti, Muslim dan Naafisah. 2013. Teori-Teori Demokrasi. Bandung:Pustaka


Setia.

Cholisin dan Nasiwan. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta:Ombak.

Varma, S.P. 2010. Teori Politik Modern. Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia. Jakarta:Prenadamedia.

Heywood, Andrew. 2014. Politics. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/teori.

http://digilib.uinsgd.ac.id.

http://repository.radenfatah.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai