Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRO KONTRA SISTEM DEMOKRASI

Dosen Pengampu:

Oleh:

Yulia Aprianti

200305050

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Rekrutmen dan Pengangkatan" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Hadis-Hadis Manajemen
Dakwah yang di ampu oleh bapak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kita
mengenai pengertian keimanan dan pentingnya rasa malu karena sebagian dari iman.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Halimatuzzahro, Lc. M.Ag, selaku dosen mata kuliah Hadis-
Hadis Manajemen Dakwah, di jurusan Manajemen Dakwah yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
mengambil beberapa referensi dari jurnal, skripsi, website, dan Wikipedia, dan buku sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama universal yang mencakup semua aspek kehidupan manusia,
mempunyai hubungan yang terpadu dan terintegrasi dengan politik, sosial, ekonomi, dan
budaya. Islam mengatur kehidupan manusia di bumi, tidak hanya memberikan padoman dalam
aspek akidah, ibadah, dan akhlak, tetapi juga dalam bidang kemasyarakatan. Ajaranajaran
kemasyarakatan tidak mungkin terlaksana tampa dukungan kekuasaan negara. Mendirikan
suatu negara atau pemerintahan untuk mengelola urusan rakyat merupakan kewajiban negara
yang paling agung, karena agama tidak mungkin tegak tanpa negara dan pemerintahan. Ukuran
tegaknya suatu nilai-nilai agama seperi keamanan, keadilan, keteraturan hanya mungkin
dilakukan melalui negara atau pemerintahan.
Suasana kehidupan yang demokratis merupakan dambaan bagi umat manusia, karena itu
demokrasi perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi merupakan simbol
peradaban moderen oleh bangasa-bangsa di dunia. Di dalam masyarakat yang demokratis, hak-
hak sipil dan kebebasan dihormati dan dijunjung tinggi. Bagaimanapun kebutuhan akan
kebebasan individual dan sosial harus dipenuhi. Namun kebebasan tetap mempunyai batas.
Banyak perspektif yang berbeda-beda dalam menanggapi sistem demokrasi ini karena setiap
negara memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai demokrasi. Oleh karena itu maka di
makalah ini saya akan membahas mengenai pro kontra sistem demokrasi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi sebagai suatu konsep maupun sebagai praktik dalam kehidupan bersama sudah ada
sejak 2500 tahun yang lalu. Demokrasi pertama kali berkembang di negara-negara kota Yunani
Kuno lebih kurang tahun 500 SM. Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos
(rakyat) dan kratos (kekuasaan). Dalam perkembangannya, Abraham Lincoln mendefinisikan
demokrasi dalam rumusannya yang sangat terkenal yaitu "pemerintahan dari rakyat oleh rakyat
dan untuk rakyat". Secara filosofis, definisi ini tidak cukup operasional untuk membuktikan
bahwa rakyat memang memegang kendali penuh atas kekuasaan politik, ia lebih dimaksudkan
untuk mengungkap pemikiran ideal dari ungkapan tentang suatu realitas yang hidup,
pengalaman praktis atau kemungkinan mempraktekkannya. (M. Abid al-Jabiri, Syuro Tradisi
Partikularitas Universalitas, (Yogyakarta: LKIS, 2013), h. 6. )
Definisi demokrasi yang bersifat prosedural, empiris, deskriptif dan institusional dipelopori oleh
Joseph Schumpeter. Definisi seperti ini lebih layak dijadikan acuan jika dibandingkan dengan
definisi yang utopis dan idealis. Menurut Schumpeter, demokrasi atau metode demokratis
adalah prosedur kelembagaan dalam mencapai keputusan politik, sehingga individu-individu
yang bersangkutan dapat memperoleh kekuasaan untuk membuat suatu keputusan melalui
perjuangan yang kompetitif dalam rangka memperoleh suara rakyat. (Muhammad Hanafi,
"Kedudukan Musyawarah dan Demokrasi Di Indonesia", Jurnal Cita Hukum, (Vol. 1, No.2, Thn.
2013), hlm. 235
Huntington sendiri merumuskan definisi demokrasi dengan mengikuti pola seperti yang dibuat
Schumpeter. Menurutnya, sistem politik disebut demokratis jika para pembuat keputusan
kolektif dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dengan di dalamnya
terdapat sistem yang memberikan kebebasan bagi para calon untuk bersaing memperoleh
suara. Perolehan suara berasal dari semua penduduk yang sudah dewasa karena mereka sudah
mempunyai hak untuk memberikan suaranya.
William Ebenstein dan Edwin Fogelman mendefinisikan demokrasi sebagai suatu tertib politik
yang memberikan hak bagi warga negara yang sudah dewasa untuk dapat memilih wakil-
wakilnya melalui pemilihan-pemilihan resmi yang diadakan secara teratur dengan
memungkinkan timbulnya suatu persaingan.
Dari beberapa definisi demokrasi yang telah diuraikan di atas, terlihat betapa beragam definisi
tentang demokrasi sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada rumusan tunggal tentang ide ini.
Namun yang perlu dicatat adalah bahwa semua definisi tersebut memandang pentingnya
prosedur pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat berdasarkan penetapan jumlah
suara. (Ibid. 236)
B. MACAM-MACAM DEMOKRASI
Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara menerapkan
sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan sistem demokrasi dengan
pemahaman masing-masing. Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum ke dalam
3 sudut pandang, yakni : pertama; dilihat dari sudut pandang “titik tekan” yang menjadi
perhatiannya, demokrasi dapat dibedakan antara :
1. Demokrasi formal; yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik,
tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
ekonomi. Jadi kesempatan ekonomi dan politik bagi semua orang adalah sama.
2. Demokrasi material; yakni demokrasi yang menekankan pada upaya-upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan, atau bahkan dihilangkan
3. Demokrasi gabungan, yakni demokrasi sintesis dari demokrasi formal dan demokrasi material.
Demokrasi ini berupaya mengambil hal-hal baik dan membuang hal-hal buruk dari demokrasi
formal dan demokrasi material. (Ellya Rosana, Negara Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Jurnal
Tapis, (Vol 12, No. 1, Thn. 2016), hlm. 47.
Kedua, dari sudut pandang “cara penyaluran” kehendak rakyat, bentuk demokrasi dapat
dibedakan antara lain :
1. Demokrasi langsung, yakni rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya di dalam
rapat yang dihadidri oleh seluruh rakyat.
2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi representatif, yakni rakyat menyalurkan kehendaknya,
dengan memilih wakilwakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat. Pada era modern
ini pada umumnya, Negara-negara menjalankan demokrasi perwakilan karena jumlah penduduk
cenderung bertambah banyak dan wilayah negara semakin luas, sehingga demokrasi langsung
sulit untuk dilaksanakan.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, yakni gabungan antara demokrasi
langsung dan demokrasi perwakilan. Ini artinya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk
dalam Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi dewan itu dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan
sistem “referendum” dan “inisiatif rakyat”
Ketiga, dari sudut pandang tugas-tugas dan hubungan antara alat-alat perlengkapan negara”,
demokrasi dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, antara lain :
1. Demokrasi dengan sistem parlementer, yakni dalam demokrasi ini terdapat hubungan erat
antara badan legislatif dengan badan eksekutif. Hanya badan legislatif saja yang dipilih rakyat,
sedangkan badan eksekutif yang biasa disebut “kabinet” dipimpin oleh seorang perdana menteri
yang dibentuk berdasarkan dukungan suara terbanyak yang terdapat dalam dewan perwakilan
rakyat atau di parlemen
2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, yakni demokrasi dalam arti kekuasaan
dipisahkan menjadi kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif
3. Demokrasi dengan sIstem referendum, yakni demokrasi perwakilan dengann kontrol rakyat
secara langsung terhadap wakil-wakilnya di dewan perwakilan rakyat. Ada 2 macam referendum
yakni “referendum obligator” dan “referendum. (AA. Sahid Gatara, Ilmu Politik Memahami dan
Menerapkan, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 252-253
Meskipun demokrasi itu telah menimbulkan banyak penafsiran, serta banyak kritik dan kendala
dalam penerapannya, namun harus dipahami bahwa demokrasi pada dasarnya memiliki potensi
untuk memberikan sesuatu yang baik bagi manusia terutama dalam menghadapi kekuasaan
yang represif. Demokrasi juga memandang adanya kesetaraan dalam poltik dan dapat
melindungi hak-hak individu atau hak asasi manusia, termasuk hak untuk memperoleh
penghidupan yang layak, hak untuk berkumpul dan menyatakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab, serta hakhak lainnya. (Ellya Rosana, Negara Demokrasi,... hlm. 48)
C. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI YANG BERLAKU UNIVERSAL
Suatu pemerintahan dinilai demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahannya diwujudkan
prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip tersebut berlaku universal. Maksudnya adalah
keberhasilan suatu negara dalam menerapkan demokrasi dapat diukur berdasarkan prinsip-
prinsip tertentu. Tolok ukur tersebut juga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan demokrasi di negara lainnya. Menurut Inu Kencana Syafi ie, prinsip-prinsip
demokrasi yang berlaku universal antara lain:
a. Adanya pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan prinsip demokrasi, dapat mengacu pada
pendapat John Locke mengenai trias politica. Kekuasaan negara terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketiga lembaga tersebut memiliki kesejajaran sehingga tidak
dapat saling menguasai.
b. Pemilihan umum yang bebas
Kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi berada di tangan rakyat. Namun tentunya,
kedaulatan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung oleh setiap individu. Kedaulatan
tersebut menjadi aspirasi seluruh rakyat melalui wakil-wakil rakyat dalam lembaga legislatif.
Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan pemilihan umum. Dalam pelaksanaannya, setiap
warga masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih wakil yang dikehendaki.
c. Manajemen yang terbuka
Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan otoriter, rakyat perlu diikutsertakan dalam
menilai pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud apabila pemerintah
mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kemasyarakatannya di hadapan rakyat.
d. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara dalam berbagai bidang.
Dengan demikian, setiap masyarakat dapat melakukan kebebasan yang dijamin undangundang
dengan tidak merugikan kepentingan orang lain.
e. Peradilan yang bebas
Melalui pembagian kekuasaan, lembaga yudikatif memiliki kebebasan dalam menjalankan
perannya. Lembaga ini tidak dapat dipengaruhi lembaga negara yang lain. Dalam praktik
kenegaraan, hukum berada dalam kedudukan tertinggi. Semua yang bersalah di hadapan
hukum, harus mempertanggungjawabkan kesalahannya.
f. Pengakuan hak minoritas
Setiap negara memiliki keanekaragaman masyarakat. Keberagaman tersebut dapat dilihat dari
suku, agama, ras, maupun golongan. Keberagaman dalam suatu negara menciptakan adanya
istilah kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas. Kedua kelompok memiliki hak dan
kewajiban yang sama sebagai warga negara. Untuk itu, negara wajib melindungi semua warga
negara tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
g. Pemerintahan yang berdasarkan hukum
Dalam kehidupan bernegara, hukum memiliki kedudukan tertinggi. Hukum menjadi instrumen
untuk mengatur kehidupan negara. Dengan demikian negara bersamaan kedudukannya dalam
hukum dan pemerintahan.
h. Supremasi hukum
Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh pemerintah maupun rakyat.
Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang bisa dilakukan atas nama hukum. Oleh karena itu,
pemerintahan harus didasari oleh hukum yang berpihak pada keadilan.
i. Pers yang bebas
Dalam sebuah negara demokrasi, kehidupan dan kebebasan pers harus dijamin oleh negara.
Pers harus bebas menyuarakan hati nuraninya terhadap pemerintah maupun diri seorang
pejabat.
j. Beberapa partai politik
Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Setiap
warga negara memiliki kebebasan untuk memilih partai politik yang sesuai dengan hati
nuraninya. Maka dari itu, mulai bergulirnya reformasi, negara memberikan kebebasan bagi
semua warga negara untuk mendirikan partai politik.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DEMOKRASI
Kelebihan Demokrasi
1. Melindungi kepentingan rakyat
Demokrasi merupakan sistem yang melindungi kepentingan rakyat. kekuasaan yang terletak di
tangan orang-orang yang mewakili banyak. Para wakil rakyat dipilih dan harus bertanggung
jawab kepada rakyat yang memilihnya. Dengan cara ini, kepentingan sosial, ekonomi dan politik
rakyat menjadi lebih terjamin di bawah demokrasi.
2. Berdasarkan prinsip
Demokrasi didasarkan pada prinsip-prinsip. Semua warga negara memiliki kedudukan sama di
mata hukum.semua rakyat memiliki hak sosial, politik dan ekonomi yang sama dan negara tidak
boleh membedakan warga negara atas dasar kasta, agama, jenis kelamin, atau kepemilikan.
3. Stabilitas dan tanggung jawab dalam pemerintahan
Demokrasi dikenal sebagai sistem yang efisien dan efisien. Pemerintah berjalanan stabil karena
didasarkan pada dukungan publik.Dalam demokrasi perwakilan, wakil rakyat berdasarkan
masalah negara secara menyeluruh dan mengambil keputusan aspirasi rakyat. Di bawah sistem
monarki, elit kerajaan mengambil keputusan sesuai keinginannya sendiri. Sedangkan di bawah
kediktatoran, diktator tidak melibatkan rakyat sama sekali dalam pengambilan keputusan.
4. Pendidikan politik kepada rakyat
Demokrasi bisa bekerja sebagai sekolah pendidikan politik bagi rakyat. Rakyat akan ikut
terdorong untuk mengambil bagian dalam urusan negara. Pada saat pemilihan, partai politik
mengusulkan kebijakan dan program untuk dinilai oleh rakyat. Hal ini pada akhirnya
menciptakan kesadaran politik di kalangan masyarakat.
5. Sedikit peluang revolusi
Karena didasarkan pada kehendak publik, kemungkinan kecil terjadi pemberontakan rakyat.
Para wakil dipilih oleh rakyat untuk melakukan urusan negara dengan dukungan rakyat. Jika
mereka tidak bekerja dengan baik atau tidak memenuhi harapan rakyat, para wakil bisa saja
tidak dipilih lagi dalam pemilu berikutnya. Dengan cara ini, rakyat tidak perlu melakukan
pemberontakan saat menginginkan perubahan
6. Pemerintahan stabil
Demokrasi didasarkan pada kehendak rakyat sehingga penyelenggaraan negara berjalan
berdasarkan dukungan rakyat. Oleh karena itu, demokrasi dianggap lebih stabil daripada bentuk
pemerintahan lain.
7. Membantu membentuk rakyat menjadi warga negara yang baik
Keberhasilan demokrasi terletak pada pertumbuhannya warga negara yang baik. Demokrasi
menciptakan lingkungan yang tepat untuk mengembangkan kepribadian dan menumbuhkan
kebiasaan yang baik. Dalam demokrasi, rakyat ingin memahami hak dan kewajiban mereka.
8. opini Berdasarkan publik
Pemerintahan didasarkan pada keinginan publik dan tidak didasarkan pada jaringan pada
penguasa. Demokrasi berdiri di atas konvensi, bukan pada kekuasaan; dengan warga negara
memiliki kesempatan untuk mengambil bagian aktif dalam pemerintahan.
9. Secara ekonomi biasanya tumbuh lebih cepat
Kebebasan yang ditawarkan dalam struktur demokrasi yang mendukung masyarakat umum
untuk meraih hasil apa pun yang mereka inginkan. Meskipun tetap ada batasan hukum untuk
mencegah merugikan orang lain, struktur pemerintahan ini memberikan kebebasan untuk
mencari peluang kerja, berusaha, sekolah, atau bahkan tempat tinggal. Kondisi ini berbeda
dengan perekonomian dalam negara komunis dimana alat produksi dikuasai oleh negara dan
didistribusikan secara merata kepada masyarakat tanpa melihat kontribusinya.Struktur
demokrasi mendukung setiap orang untuk tetap produktif dan diganjar sesuai dengan apa yang
mereka usahakan. Itulah sebabnya produk domestik bruto suatu negara yang berlandas
demokrasi biasanya lebih besar.
10.Mendorong sentrisme, alih-alih ekstremisme
Format demokrasi yang mendorong orang untuk menuju titik tengah (center), alih-alih menjadi
ekstrem. Ada kalanya mayoritas dari satu partai dapat memenangkan, tetapi meskipun
demikian, biasanya terdapat banyak faksi dalam barisan sehingga kompromi tetap harus
diambil. Proses ini memungkinkan para pemilih atau perwakilan mereka untuk menggabungkan
kebutuhan yang berbeda dari setiap komunitas menuju kebijakan koheren yang
mengakomodasi kebutuhan setiap orang. (Widyaleli, "Demokrasi Kelebihan Dan Kekurangan
Fix", https://id.scribd.com/document/397481503/Demokrasi-Kelebihan-Dan-Kekurangan-Fix,
Diakses 18 April 2022)
Kekurangan Demokrasi
1. Lebih daripada kuantitas daripada kualitas
Demokrasi tidak didasarkan pada kualitas tetapi pada kuantitas. Partai memiliki wewenang
kepemilikan. Selain itu, orang yang tidak memiliki kecerdasan, visi dan korup bisa saja dipilih
menjadi penyelenggara negara.
2. Pemerintahan oleh orang tidak kompeten
Demokrasi bisa dijalankan oleh orang-orang yang tidak kompeten. Dalam demokrasi, setiap
warga negara diperbolehkan untuk mengambil bagian, sedangkan tidak semua orang cocok
dengan peran itu. Segerombolan manipulator yang dapat mengumpulkan suara untuk
mendapatkan kekuasaan dalam demokrasi. Hasilnya, demokrasi dijalankan oleh orang bodoh
dan tidak kompeten.
3. Berdasarkan yang tidak wajar
Konsep penting dalam demokrasi bertentangan dengan hukum alam. Alam memberi setiap
individu dengan kecerdasan dan mimpi yang berbeda. Faktanya, kemampuan tiap orang
berbeda. sebagian orang berani, pengecut lainnya. sebagian sehat, yang lain tidak begitu sehat.
sebagian cerdas, yang lain tidak. Kritik berpendapat bahwa akan bertentangan dengan hukum
alam untuk memberikan status yang sama kepada semua orang.
4. Pemilih tidak tertarik pada pemilu
Pemilih tidak selalu menunaikan hak pilihnya sebagaimana mestinya. Umum tingkat partisipasi
pemilih hanya berada pada kisaran angka 50 sampai 60 persen saja.
5. Menurunkan standar moral
Satu-satunya tujuan kandidat adalah pemilihan. Mereka sering menggunakan politik uang dan
praktik bawah tangan lainnya agar terpilih. kekuatan otot dan uang bekerja bahu-membahu
untuk memastikan kemenangan seorang kandidat. Dengan demikian, moralitas adalah korban
pertama dalam pemilu. Apa yang bisa diharapkan setelah moralitas dikorbankan?
6. Demokrasi adalah pemerintahan orang kaya
Demokrasi modern pada kenyataannya bersifat kapitalistik . Pemilu dilakukan dengan uang. Para
calon kaya membeli suara. Pada akhirnya, rakyat mendapatkan pemerintahan plutokrasi yang
berbaju demokrasi. Pada kondisi ini, orang kaya menguasai media untuk keuntungan mereka
sendiri. Kepentingan pemilik modal bisa mempengaruhi saja keputusan politik yang diambil
pemerintah.
7. Penyalahgunaan waktu dan dana publik
Demokrasi bisa terjerumus pada pemborosan waktu dan sumber daya. Dibutuhkan banyak
waktu dalam perumusan undang-undang. Banyak uang yang dihabiskan selama pemilu.
8. Tidak terjadi pemerintahan yang stabil
Ketika tidak ada partai yang menjadi penentu mutlak, pemerintahan harus dibentuk. Koalisi
partai politik dengan kekuasaan kekuasaan hanya merupakan perkawinan semu. Setiap kali
terjadi suatu hal yang menjadi perhatian, menghancurkan dan menghancurkan. Dengan
demikian, pemerintah stabil di bawah demokrasi sulit dicapai.
9. Kediktatoran yang paling utama
Demokrasi dikritik karena menjadi legitimasi kediktatoran yang terbesar. diharuskan melindungi
kepentingan minoritas tetapi dalam praktiknya tidak selalu demikian. Setelah mendapatkan
kesuksesan saat baru mengetahui bagaimana melupakan dan menjalankan pemerintahan sesuai
dengan kehendak mereka sendiri.
10. Pengaruh buruk dari partai politik
Partai politik merupakan dasar demokrasi. Partai politik bertujuan merebut kekuasaan dengan
cara yang sah. Namun demikian, anggota partai politik lebih mendahulukan kepentingan
dibandingkan kepentingan negara. (Bladjar, 20 Kelebihan Dan Kekurangan Demokrasi,
https://www.bladjar.com/kelebihan-dan-kekurangan-demokrasi/, Diakses 18 April 2022)
E. PRO KONTRA SISTEM DEMOKRASI
Pro dan kontra adalah hal yang wajar dalam berdemokrasi.
Kontra dalam sistem demokrasi
Mendiang Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln menyatakan demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi sejatinya cacat sejak lahir.
Bahkan sistem ini juga dicaci-maki di negeri asalnya, Yunani. Aristoteles (348-322 SM) menyebut
demokrasi sebagai mobocracy atau pemerintahan segerombolan orang. Dia menyebutkan
demokrasi sebagai sebuah sistem bobrok karena pemerintahan dilakukan oleh massa,
demokrasi rentan akan anarkisme.
Plato (472-347 SM) mengatakan liberalisasi adalah akar demokrasi sekaligus biang petaka
mengapa negara demokrasi akan gagal selamanya. Plato dalam bukunya The Republic
mengatakan, "Mereka adalah orang-orang merdeka, negara penuh dengan kemerdekaan dan
kebebasan berbicara, dan orang-orang di dalam sana boleh melakukan apa yang mereka sukai."
Orang-orang akan mengejar kemerdekaan dan kebebasan tidak terbatas. Akibatnya bencana
bagi negara dan warganya. Setiap orang ingin mengatur diri sendiri dan berbuat sesuka hati
sehingga menimbulkan kekerasan, ketidaktertiban atau kekacauan, tidak bermoral, dan
ketidaksopanan.

Menurut Plato, masa itu citra negara benar-benar rusak akibat penguasa korup. Karena
demokrasi terlalu mendewakan kebebasan individu berlebihan sehingga membawa bencana
bagi negara, yakni anarki memunculkan tirani.
Dalam Encyclopedia Britannica, Socrates menyebut dalam demokrasi banyak orang tidak senang
jika pendapat mereka disanggah sehingga mereka membalas dengan kekerasan. "Orang baik
berjuang untuk keadilan dalam sistem demokrasi akan terbunuh," katanya.
Abul A’la Al-Maududi secara tegas menolak demokrasi. Menurutnya, Islam tidak mengenal
paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala
hal. Demokrasi adalah buatan manusia sekaligus produk dari pertentangan Barat terhadap
agama sehingga cenderung sekuler. Karenanya, al-Maududi menganggap demokrasi modern
(Barat) merupakan sesuatu yang bersifat syirik. Menurutnya, Islam menganut paham teokrasi
(berdasarkan hukum Tuhan).
(Faisal Assegaf, "Kritik terhadap demokrasi", https://m.merdeka.com/khas/kritik-terhadap-
demokrasi-islam-dan-demokrasi-3.html, Diakses 18 April 2022
Pro Sistem Demokrasi:
Menurut Al-Qardhawi, substasi demokrasi sejalan dengan Islam. Hal ini bisa dilihat dari
beberapa hal, misalnya sebagaimana berikut:
1. Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkan banyak orang untuk mengangkat seorang
kandidat yang berhak memimpin dan mengurus keadaan mereka. Tentu saja, mereka tidak
boleh akan memilih sesuatu yang tidak mereka sukai. Demikian juga dengan Islam. Islam
menolak seseorang menjadi imam salat yang tidak disukai oleh ma'mum di belakangnya.
2. Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga sejalan dengan Islam. Bahkan
amar ma'ruf dan nahi mungkar serta memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari
ajaran Islam.
3. Pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi. Karena itu, barangsiapa yang tidak
menggunakan hak pilihnya sehingga kandidat yang mestinya layak dipilih menjadi kalah dan
suara mayoritas jatuh kepada kandidat yang sebenarnya tidak layak, berarti ia telah menyalahi
perintah Allah Swt. untuk memberikan kesaksian pada saat dibutuhkan.
4. Penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas juga tidak bertentangan dengan prinsip
Islam. Contohnya dalam sikap Umar yang tergabung dalam syura. Mereka ditunjuk Umar
sebagai kandidat khalifah dan sekaligus memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi
khalifah berdasarkan suara terbanyak. Sementara, lainnya yang tidak terpilih harus tunduk dan
patuh. Jika suara yang keluar tiga lawan tiga, mereka harus memilih seseorang yang diunggulkan
dari luar mereka, yaitu Abdullah ibnu Umar. Contoh lain adalah penggunaan pendapat jumhur
ulama dalam masalah khilafiyah. Tentu saja, suara mayoritas yang diambil ini adalah selama
tidak bertentangan dengan nash syariat secara tegas.
5. Kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta otoritas pengadilan
merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang sejalan dengan Islam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat dapat menjamin peran serta masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang diterapkan dan
ditegakkan benar-benar mencerminkan perasaan keadilan masyarakat. Hukum dan peraturan
perundang-undangan tidak boleh ditetapkan dan diterapkan secara sepihak oleh dan atau hanya
untuk kepentingan penguasa. Hal ini bertentangan dengan prinsip demokrasi. Hukum tidak
dimaksudkan untuk hanya menjamin kepentingan beberapa orang yang berkuasi, melainkan
menjamin kepentingan keadilan bagi semua orang.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai