Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ISLAM DAN DEMOKRASI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah: Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Dr. Romi Faslah, MSi

Disusun Oleh:
Muhammad Rizqullah Haqiqi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas UAS mata kuliah
Kewarganegaraan yang berjudul “Islam dan Demokrasi” ini.

Makalah ini sudah saya susun dengan semaksimal mungkin. Untuk itu, saya
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya, saya
mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun menambah wawasan
bagi penyusun dan para pembaca.

Malang, 16 Juni 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi merupakan salah satu isu global yang terus berkembang hingga saat ini', dan
setidaknya dalam wacana pemikiran Islam terdapat tiga grand pemikiran; menolak, menerima dan
mengakomodasi. Namun, wacana yang demikian di dalam realitas-empirik menunjukkan suatu
yang berbeda. Bagi mereka yang dianggap menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan keseharian
cenderung tidak merespon isu-isu tersebut dengan bijaksana. Sementara, di sisi lain terdapat suatu
fenomena sebaliknya.

Perkembangan ini kemudian menjadikan wacana demokrasi semakin variatif dan dalam
makalah ini hanya akan difokuskan pada wacana perkembangan pemikiran demokrasi di dunia
barat dan implikasinya terhadap islam dengan memetakan beberapa tokoh Islam dalam menyikapi
demokrasi beserta argumentasi yang dibangun oleh masing-masing tokoh tersebut.

Islam dan demokrasi adalah dua konsep yang sering kali dibahas dalam konteks hubungan
antara agama dan sistem politik. Islam, sebagai agama yang luas dan kompleks, memiliki banyak
dimensi dan dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh pemeluknya. Di sisi lain, demokrasi,
sebagai bentuk pemerintahan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan politik, telah menjadi model yang dominan dalam sebagian besar negara di dunia.

Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelajahi pertanyaan apakah Islam dan demokrasi
dapat berdampingan, atau apakah ada ketegangan antara kedua konsep tersebut. Kami akan
mempertimbangkan perspektif teologis dan politik terkait dengan hubungan antara Islam dan
demokrasi, serta memeriksa studi kasus dari beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim
yang telah menerapkan sistem demokrasi.

Penting untuk dicatat bahwa pendekatan terhadap hubungan antara Islam dan demokrasi
dapat bervariasi tergantung pada konteks sejarah, budaya, dan interpretasi agama yang dianut.
Beberapa pemikir Muslim memandang Islam dan demokrasi sebagai kompatibel, sementara yang
lain melihatnya sebagai bertentangan. Oleh karena itu, tujuan makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perspektif yang beragam terkait hubungan
antara Islam dan demokrasi.

1
B. Rumusan Masalah
1.1.1 Apa pengertian keseimbangan pasar (equilibrium)?
1.1.2 Bagaimana grafik dan tabel equilibrium?
1.1.3 Bagaimana pengaruh perubahan permintaan dan penawaran pada equilibrium?
1.1.4 Bagaimana pengaruh pajak terhadap equilibrium?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.1.5 Untuk mengetahui pengertian keseimbangan pasar (equilibrium)
1.1.6 Untuk mengetahui grafik dan tabel equilibrium
1.1.7 Untuk mengetahui pengaruh perubahan permintaan dan penawaran pada
equilibrium
1.1.8 Untuk mengetahui pengaruh pajak terhadap equilibrium

2
BAB II
PENGERTIAN
DEMOKRASI
A. Definisi Demokrasi
Demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh rakyat.
Ini adalah bentuk pemerintahan di mana warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi secara
aktif dalam proses pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun melalui perwakilan yang
mereka pilih. Setiap warga negara dianggap setara di hadapan hukum dan memiliki hak-hak
fundamental yang dijamin, seperti kebebasan berbicara, berpendapat, berkumpul, dan berserikat.
Pada dasarnya, demokrasi bertujuan untuk mewujudkan pengambilan keputusan yang adil,
akuntabel, dan berdasarkan persetujuan mayoritas.

Dalam demokrasi, kekuasaan politik dilaksanakan melalui pemilihan umum yang diadakan
secara teratur. Warga negara memiliki hak untuk memilih para pemimpin dan perwakilan mereka
dalam badan legislatif dan eksekutif. Prinsip penting dalam demokrasi adalah kebebasan
berekspresi dan kebebasan pers, yang memungkinkan warga negara untuk memiliki akses yang
luas terhadap informasi dan mengemukakan pendapat mereka tanpa takut represi.

Selain itu, demokrasi juga melibatkan prinsip pembagian kekuasaan dan pemerintahan yang
terbatas. Ini berarti bahwa kekuasaan tidak boleh terpusat pada satu individu atau kelompok
kepentingan tertentu, tetapi harus dibagi secara merata di antara berbagai lembaga dan cabang
pemerintahan yang independen. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan
dan menjaga keseimbangan yang sehat antara kebebasan individu dan kepentingan kolektif.
Demokrasi juga melibatkan penghormatan terhadap hak minoritas. Meskipun mayoritas memegang
kekuasaan dalam pengambilan keputusan, demokrasi juga melindungi hak-hak minoritas yang
berbeda pendapat. Prinsip ini membantu mencegah tirani mayoritas dan menghormati keragaman
pendapat dalam masyarakat.

Penting untuk dicatat bahwa demokrasi bukanlah sistem yang sempurna dan dapat menghadapi
tantangan dan keterbatasan. Misalnya, ada risiko adanya korupsi, manipulasi politik, atau
ketidakadilan dalam proses pemilihan. Namun, demokrasi tetap menjadi sistem pemerintahan yang
dianggap menguntungkan karena memberikan warga negara kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan politik dan memiliki kendali atas masa depan mereka.

3
B. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi pijakan dalam sistem
pemerintahan demokratis. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip demokrasi yang umum diakui:

Kedaulatan Rakyat:

Prinsip ini menekankan bahwa kekuasaan pemerintahan berasal dari rakyat dan rakyatlah
yang memiliki hak untuk memilih wakil-wakil mereka dalam mengambil keputusan politik.

Pemerintahan Berdasarkan Hukum:

Prinsip ini menekankan pentingnya adanya aturan hukum yang sama bagi semua warga
negara, termasuk pemerintan itu sendiri. Pemerintah harus beroperasi dalam batas-batas hukum dan
tidak boleh sewenang-wenang.

Kebebasan Berpendapat:

Prinsip ini menjamin hak setiap individu untuk menyatakan pendapat, mengemukakan ide-
ide, dan mengkritik pemerintah tanpa takut akan pembatasan atau represi dari pihak berwenang.

Hak Asasi Manusia:

Prinsip ini menegaskan pentingnya menghormati dan melindungi hak asasi manusia setiap
individu, termasuk hak atas kehidupan, kebebasan beragama, kebebasan berekspresi, hak untuk
berserikat, dan hak-hak lainnya.

Sistem Multipelaku:

Prinsip ini mengakui pentingnya partisipasi dan keterlibatan berbagai aktor dalam proses
pembuatan keputusan politik. Hal ini melibatkan partisipasi masyarakat sipil, kelompok
kepentingan, dan lembaga-lembaga non-pemerintah dalam proses pengambilan keputusan.

Pemilihan Umum yang Bebas dan Adil:

Prinsip ini menekankan pentingnya pemilihan umum yang jujur, terbuka, dan adil sebagai
sarana utama bagi rakyat untuk memilih perwakilan mereka dalam pemerintahan.

4
Perlindungan Minoritas:

Prinsip ini menjamin perlindungan hak-hak minoritas dan mencegah mayoritas menindas
minoritas. Setiap individu, kelompok, atau komunitas memiliki hak yang sama untuk dihormati dan
diberi kesempatan yang adil dalam sistem demokrasi.

Akuntabilitas Pemerintah:

Prinsip ini menuntut bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat atas tindakan dan
keputusannya. Pemerintah harus transparan, terbuka untuk kritik, dan dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakan-tindakannya.

Prinsip-prinsip ini memberikan dasar bagi sistem demokrasi yang inklusif, terbuka, dan
berdasarkan keadilan. Namun, perlu diingat bahwa implementasi prinsip-prinsip ini dapat berbeda-
beda dalam praktiknya di berbagai negara, tergantung pada konteks politik, budaya, dan sejarah
setiap negara.

C. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan berada di tangan rakyat atau wakil-
wakil yang dipilih oleh rakyat. Ada beberapa bentuk demokrasi yang berbeda yang dapat ditemui di
berbagai negara di dunia. Berikut ini adalah beberapa bentuk umum dari demokrasi:

Demokrasi Representatif: Bentuk demokrasi di mana rakyat memilih perwakilan mereka untuk
mewakili mereka dalam pengambilan keputusan politik. Perwakilan yang terpilih tersebut
bertanggung jawab dalam membuat undang-undang dan kebijakan pemerintahan. Sistem ini
digunakan dalam banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan sebagian besar negara
Eropa.

Demokrasi Parlementer: Sistem di mana kekuasaan eksekutif terletak pada badan legislatif atau
parlemen. Pemimpin negara, seperti perdana menteri, dipilih oleh anggota parlemen dan
bertanggung jawab kepada mereka. Parlemen memiliki otoritas yang lebih besar dalam membuat
keputusan politik daripada eksekutif. Negara seperti Inggris, Jerman, dan India mengadopsi sistem
demokrasi parlementer.

5
Demokrasi Langsung: Sistem di mana rakyat secara langsung berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan politik tanpa perantara perwakilan. Dalam demokrasi langsung, rakyat memberikan
suara langsung dalam pengambilan keputusan melalui referendum atau inisiatif rakyat. Demokrasi
langsung dapat ditemukan dalam beberapa bentuk di Swiss, di mana referendum digunakan untuk
keputusan politik yang penting.

Demokrasi Semi-Presidensial: Sistem yang menggabungkan elemen-elemen demokrasi


parlementer dan presidensial. Dalam demokrasi semi-presidensial, presiden merupakan kepala
negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat, sementara perdana menteri dan kabinetnya
bertanggung jawab kepada parlemen. Prancis dan Rusia adalah contoh negara dengan sistem
demokrasi semi-presidensial.

Demokrasi Konsensus: Sistem di mana berbagai kelompok dan partai politik bekerja sama untuk
mencapai konsensus dalam pengambilan keputusan. Demokrasi konsensus bertujuan untuk
mempromosikan inklusivitas, toleransi, dan pembuatan keputusan yang didasarkan pada
kesepakatan bersama. Sistem ini diterapkan di negara-negara seperti Belanda, Belgia, dan Swiss.

Setiap bentuk demokrasi memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan implementasinya
dapat bervariasi di berbagai negara. Prinsip dasar demokrasi adalah memberikan suara dan
partisipasi politik kepada rakyat, sambil menjaga hak asasi manusia, kebebasan sipil, dan keadilan
dalam sistem politik.

6
BAB III
PENGERTIAN ISLAM
A. Defiinisi Islam

B. Prinsip-Prinsip Islam

C. Sistem Pemerintahan dalam Islam

7
BAB IV
PERSPEKTIF ISLAM
TENTANG DEMOKRASI

A. Kesesuaian Nilai-nilai Islam dengan Prinsip-prinsip Demokrasi

B. Pentingnya Keadilan dalam Islam dan Demokrasi

C. Ajaran Ajaran Islam tentang Demokrasi

8
BAB V
ISLAM DAN DEMOKRASI

A. Islam dan Demokrasi di Indonesia

9
BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Saran-Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

Esposito, John L. Islam and Democracy: Fear of the Modern World. Oxford University
Press, 1997.

Keddie, Nikki R. Modern Iran: Roots and Results of Revolution. Yale University Press,
2006.

Ramadan, Tariq. Islam and the Arab Awakening. Oxford University Press, 2012.

Voll, John Obert, and John L. Esposito. Islam and Democracy. Oxford University Press,
1996.

Aslan, Reza. No God but God: The Origins, Evolution, and Future of Islam. Random
House, 2011.

Roy, Olivier. Globalized Islam: The Search for a New Ummah. Columbia University Press,
2004.

Hourani, Albert. A History of the Arab Peoples. Harvard University Press, 2010.

Brown, Nathan J. The Rule of Law in the Arab World: Courts in Egypt and the Gulf.
Cambridge University Press, 2007.

Hashmi, Sohail H. Islam, Secularism, and Liberal Democracy: Toward a Democratic


Theory for Muslim Societies. Oxford University Press, 2009.

Nurcholish, Ahmad. Islam, Doktrin, dan Peradaban. Gema Insani Press, 2001.

11

Anda mungkin juga menyukai