Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP
“ DEMOKRASI DALAM ISLAM ”
Dosen : Ermalinda, S.Th., M.Hum
Mata Kuliah : Tafsir Tematik

DISUSUN OLEH :

NAMA : SANTI MARLINA


NIM : 191418004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAHMANIYAH (STAIR) SEKAYU

TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata Tafsir Tematik

Dalam penyusunan tugas ini atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang pemakalah
hadapi. Namun, pemakalah menyadari bahwa kelancaran dalam menyusun materi ini berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang lain, sehingga semua hanbatan tersebut dapat tertasi.

Makalah ini disusun dengan harapan agar para pembaca dapat lebih mengetahui dan
memperluas ilmu tentang “ Konsep Demokrasi Dalam Islam ” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya dan juga para mahasiswa Stair Sekayu,
Pemakalah sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna
mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada. Sehingga, kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kesempurnan tugas yang akan datang.

Sekayu, 30 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
2.1 Konsep dan Sejarah Demokrasi Islam.........................................................................2
2.2 Sisi Positif dan Negatif Demokrasi.............................................................................2
2.3 Pandangan Islam Tentang Demokrasi.........................................................................3
2.4 Hubungan Demokrasi dalam Islam.............................................................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................................7


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................................7
Daftar Pustaka ......................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah sistem demokrasi, rakyat adalah sumber hukum dan hukum
pada gilirannya berfungsi menjamin perlindungan terhadap kesejahteraan dan
kepentingan setiap orang yang memiliki kedaulatan itu. Demokrasi juga sering
diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, partisipasi dalam
pengambilan keputusan dan persamaan hak di depan hukum.
Dari sudut pandang Islam, demokarasi menyuguhkan sebuah tantangan
bahwa hukum yang dibuat oleh sebuah sistem pemerintahan dipandang tidak sah
karena ia menggantikan kedaulatan Tuhan dengan otoritas manusia. Dalam
agama Islam,Tuhan adalah satu-satunya pemegang kedaulatan dan sumber
hukum tertinggi. Jadi,bagaimana sejarah dan konsep demokrasi dalam Islam, sisi
positif dan negatif demokrasi, serta pandangan Islam terhadap demokrasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas diberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan konsep demokrasi dalam Islam?
2. Apa saja sisi positif dan negatif demokrasi?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap demokrasi?
4. Bagaimana hubungan demokrasi dalam Islam dengan Pendidikan
Administrasi Perkantoran?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Sejarah Demokrasi dalam Islam

Demokrasi-Islam terdiri dari dua istilah yang mewakili dua konsep yang
asing antara satu dengan yang lain. Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang
terbangun dari pandangan hidup tertentu (aqidah islam), dan Islam merupakan
sebuah prinsip nilai adi luhung dalam membangun komunikasi komprehensif,
baik dalam konteks kemanusiaan, maupun lingkungan dan peribadahan (hablum
minallah). Sedangkan demokrasi merupakan model pemerintahan yang
dihasilkan dari pandangan hidup yang lain (bukan aqidah islam), dan demokrasi
merupakan prinsip hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

.Demokrasi merupakan produk akal sedang Islam adalah wahyu yang


difirmankan kepada Rasulullah SAW. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
pemerintahan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW dan Khula’ al Rasyidin
tidak menyebutkan atau berlandaskan pada demokrasi. Pertemuan Islam dan
demokrasi merupakan pertemuan peradaban, ideologi, dan latar belakang sejarah
yang jauh berbeda.

2.2 Sisi Positif dan Negatif Demokrasi

Terdapat delapan sisi positif demokrasi, yaitu: melindungi kebebasan


individual, menjamin persamaan hak, mendidik rakyat jelata, mengembangkan
karakter rakyat, memperkembangkan cinta tanah air, pencegah pergolakan,
menghasilkan kemajuan, dan menciptakan ketepatgunaan yang baik.

Menurut S.N. Dubey “Demokrasi menjamin setiap keinginan seseorang di


dalam komunitas, bahkan akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atau ketetapan pemerintah. Di dalam negara demokrasi, semua sama di
depan mata hukum, dan semuanya memiliki persamaan hak didalam berpolitik.
Di dalam demokrasi, masyarakat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam hal
kesejahteraan administrasi publik, dan mereka bisa berperan langsung untuk

2
mengubah pemerintahan, bila pemerintah gagal dalam melaksanakan keinginan
dan aspirasi rakyat.”

Demokrasi juga menanamkan secara mendalam pada setiap warga rasa cinta
terhadap negara dan sifat sentiment patriotisme. Hal ini memberikan mereka
perasaan memikul bangsa dan mengembangkan perasaan bertanggung jawab
bahkan dalam hal keamanan, martabat, dan kemajuan bangsa.

Tetapi, terdapat sisi negatif dalam demokrasi. Kelemahan yang terdapat di


dalam demokrasi adalah terdapat pada landasan konsepsinya sendiri. Prinsip
kedaulatan di tangan rakyat yang diwujudkan dalam suara terbanyak. Prinsip
mayoritas ini amat rentas tatkala pengusaha atau sekelompok orang dapat
merekayasa masyarakat melalui propaganda, money politic, tindakan persuasif
hingga represif agar mendukungknya. Bahkan menurut Aristoteles bahwa
“Pemerintahan yang didasakan pada pilihan orang banyak dapat mudah
dipengaruhi oleh para demagog, dan akhirnya akan merosot jadi kediktatoran.”

Kebebasan berpendapat bisa saja menjurus pada ketidakpastian karena


parameter yang dipakai adalah rasio yang subyektif dan relatif. Karena itu prinsip
musyawarah tidak sama persis dengan syura. Musyawarah sebagai bagian dari
aktivitas demokrasi di dalamnya terlibat berbagai kelompok masyarakat yang
tidak berkualitas. Dalam demokrasi keputusan diserahkan kepada suara
terbanyak, padahal kebenaran tidak diukur dengan jumlah banyaknya orang.
Sedangkan syura didasarkan pada parameter yang baku, yaitu al-Qur’an dan
Hadis. Pelaksanaannya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
kemampuan spesifik dan pengetahuan dalam memahami makna yang terkandung
di dalamnya.

Persamaan, yang berarti menyamakan strata masyarakat, juga mengandung


kelemahan. Realitas menunjukkan ada perbedaan dalam kehidupan masyarakat.
Kondisi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipungkiri. Bagaimana jika disamakan antara yang berpengetahuan dan tidak
berpengetahuan.

3
2.3 Pandangan Islam tentang Demokrasi

Secara bahasa demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu demos dan kratos yang
berarti kekuasaan ditangan rakyat. Ada tiga pemikiran mengenai hubungan Islam
dan demokrasi.

 Pertama, Islam menjadi sifat dasar demokrasi, karena konsep syura, ijtihad,
dan ijma’ merupakan konsep yang sama dengan demokrasi.
 Kedua, Islam tidak berhubungan dengan demokrasi. Menurut pandangan ini
kedaulatan rakyat tidak bisa berdiri diatas kedaulatan Tuhan, juga tidak bisa
disamakan antara muslim dan non muslim dan antara laki-laki dan
perempuan.
 Ketiga, Theodemocracy yang diperkenalkan oleh al-Maududi berpandangan
bahaw Islam merupakan dasar demokrasi. Meskipun kedaulatan rakyat tidak
bisa bertemu dengan kedaulatan Tuhan, tetapi perlu diakui bahwa kedaulatan
rakyat merupakan subordinasi kedaulatan Tuhan

Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid
dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep khilafah, memberikan
kerangka dengan mengembangkan teori politik tertentu yang dianggap
demokratis. Penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual Islam
banyak memberikan perhatian pada beberapa aspek khusus di ranah sosial dan
politik.

Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep


Islami seperti musyawarah (syura), kesepakatan (ijma’), dan penilaian
interpretatif yang mandiri (ijtihad). Istilah-istilah ini sangat penting dalam
perdebatan menyangkut demokrasi di kalangan masyarakat muslim.

Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia.


Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam QS. Syura [42]:
38 :

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan


mendirikan sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan

4
musyawarah; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka.

Isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apa pun
untuk menyelesaikan urusan mereka yang di pimpinya dengan cara
bermusyawarah. Di dalam QS.Ali ‘Imran [3]: 159 Allah SWT menyatakan
tentang musyawarah ini yaitu:

Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila


kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.

Dengan demikian tidak akan terjadi kesewenang-wenangan dari seorang


pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinya. Oleh karena itu “ perwakilan rakyat
“ dalam sebuah Negara tercermin dalam doktrin musyawarah (syura). Dalam
bidang politik umat Islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada penguasa,
dan pendapat mereka harus diperhatikan dalam menangani masalah Negara.

Dalam konsepsi Islam, seorang pemimpin berkewajiban menyelaraskan


kebijakan pemerintahannya dengan kemaslahatan rakyat. Kesepakatan atau
konsesus (ijma’) dan musyawarah (syura) sering dipandang sebagai landasan
yang efektif bagi demokrasi Islam modern. Konsep konsensus (ijma’)
memberikan dasar bagi penerimaan sistem yang mengakui suara mayoritas.
Meskipun istilah-istilah ini banyak diperdebatkan maknanya, ia memberikan
landasan yang efektif untuk memahami hubungan antara Islam dan demokrasi di
era kontemporer. Dengan kata lain bahwa demokrasi dalam Islam bukan semata-
mata suara rakyat, tetapi suara rakyat yang sesuai dengan aturan agama itulah
yang diterima. Sepanjang suara rakyat (demokrasi) itu sesuai dengan agama,
maka Islam dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak sesuai dengan aturan
agama maka Islam tidak menerimanya sekalipun itu merupakan aspirasi orang
banyak. Islam menginginkan demokrasi plus, yaitu demokrasi yang tetap
menjunjung kebenaran agama dan aspirasi rakyat banyak.

Selain syura dan ijmak ada konsep yang sangat pnting dalam proses
demokrasi islam yakni ijtihad. Bagi para pemikir muslim upaya ini merupakan

5
langkah kunci menuju penerapan perintah Tuhan di suatu tempat atau waktu.
Musyawarah, konsensus dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat
penting bagi artikulasi demokrasi islam dalam kerangka keesaan Tuhan dan
kewajiban-kewajiban setiap manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun masalah-
masalah ini banyak diperdebatkan maknanya namun lepas dari ramainya
perbedaan maknanya di dunia islam, istilah-istilah ini memberi landasan yang
efektif untuk memahami hubungan antara islam dan demokrasi di dunia
kontemporer.

2.4 Hubungan Demokrasi dalam Islam dengan Pendidikan Administrasi


Perkantoran
a. Hubungan demokrasi dalam Islam dengan pendidikan adalah sebagai berikut
1. Kebebasan bagi pendidik dan peserta didik, kebebasan di sini meliputi
kebebasan berkarya, mengembangkan potensi dan berpendapat.
2. Persamaan terhadap peserta didik dalam pendidikan Islam, peserta didik
yang masuk di lembaga pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau
martabat, karena penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan tujuan
untuk memperoleh pengetahuan dari pendidik.
3. Penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam, misalnya
pendidik dalam memberikan ganjaran/ hukuman kepada peserta didik
harus yang bersifat mendidik karena dengan cara demikian akan tercipta
situasi dan kondisi yang demokratis dalam proses belajar mengajar.
Sebagai komponen sistem pendidikan, guru harus bersikap demokratis. Guru
harus mampu menerima perbedaan, menghargai pendapat siswa tidak
memaksakan kehendak, merasa paling tahu dan menciptakan suasana belajar
yang demokratis. Peran guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar karena
telah atau makin banyak sumber belajar lain di sekitar kehidupan peserta didik.

b. Hubungannya dengan administrasi perkantoran adalah sebagai berikut:


Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu memberikan
kesempatan kepada para bawahannya untuk mengemukakan saran-saran dan
pendapat-pendapatnya. Manajer mengajak para bawahan untuk ikut berpartisipasi
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Staf, pembantunya dan

6
segenap anggota berperan sangat menentukan dalam mengambil keputusan,
bukan sekedar memberikan saran-saran saja, disamping itu keikut sertaan
anggota merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, karena pengambilan
keputusan harus dengan cara musyawarah untuk mencapai kebulatan atau
mufakat dari segenap anggotanya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi merupakan produk akal sedang Islam adalah wahyu yang


difirmankan kepada Rasulullah SAW. Terdapat delapan sisi positif demokrasi,
yaitu: melindungi kebebasan individual, menjamin persamaan hak, mendidik
rakyat jelata, mengembangkan karakter rakyat, memperkembangkan cinta tanah
air, pencegah pergolakan, menghasilkan kemajuan, dan menciptakan
ketepatgunaan yang baik.

Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep


Islami seperti musyawarah (syura), kesepakatan (ijma’), dan penilaian
interpretatif yang mandiri (ijtihad). Istilah-istilah ini sangat penting dalam
perdebatan menyangkut demokrasi di kalangan masyarakat Muslim.

3.2 Saran

Dalam konsepsi Islam, seorang pemimpin hendaknya menyelaraskan


kebijakan pemerintahannya dengan kemaslahatan rakyat. Dengan cara
musyawarah atau kesepakatan yang sangat efektif bagi demokrasi Islam modern.
Dan memberikan kebebasan berpendapat bagi siapapun, asalkan pendapatnya
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Serta dalam demokrasi Islam bukan
semata-mata didasarkan oleh suara rakyat, namun suara rakyat yang sesuai
dengan aturan agama. Jadi demokrasi dalam Islam sangat diperlukan dalam
kehidupan nyata.

8
DAFTAR RUJUKAN

Hidayat, Komarudin dan Azyumardi Azra. 2008. Pendidikan Kewargaan Demokrasi


Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana Prenada Group

Hakim, Arif. 2003. Islam dan Demokrasi.


http://www.ditpertais.net/jurnal/vol62003k.asp. Diakses pada tanggal 13
Februari 2013

Idris, Manan dkk. 2009. Aktualisasi Pendidikan Islam. Surabaya: Hilal Pustaka

Mahfud, Rois. 2010. Al-Islam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga

Mahfud. 2012. Demokrasi Dalam Penidikan Islam. http://mahmud09-


kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/08/demokrasi-dalam-pendidikan-
islam.html. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013

Sovi. 2010. Demokrasi Islam. http://sovi70-ovi.blogspot.com/2010/02/demokrasi-


islam.html. Diakses pada tanggal 10 Februari 2013

_______. 2012. Pendidikan yang Demokratis.


http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/06/pendidikan-yang-
demokratis.html. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai