PERMUSYAWARATAN
Disusun Oleh
Kelompok 4 :
1. Shinta Najwa ( G1E122006 )
2. Andhyta Nikita Safitri ( G1E122020 )
3. Zahara ( G1E12236 )
4. M. Luthfi Kamil ( G1E122052 )
5. Milda Rahayu ( G1E122066 )
Dosen Pengampu:
M. Lukman Hakim, S.H., M.Sc.
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Sebelumnya kami ingin
berterima kasih kepada bapak dosen bidang studi Kewarganegaraan, Bapak M.
Lukman Hakim S.H., M.Sc. karena telah mempersilakan kami untuk mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari seluruh
anggota yang telah bersama menyelesaikan makalah yang berjudul “Demokrasi
Permusyawaratan”
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya
para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .............................................................................................2
BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................5
1.3 Tujuan .........................................................................................................5
BAB II ......................................................................................................................6
PEMBAHASAN ......................................................................................................6
2.1 Filsafat Demokrasi ......................................................................................6
2.2 Rembug Desa ..............................................................................................7
2.3 Konsep Syuro` dalam Islam........................................................................7
2.4 Sosial-Demokrasi Barat ..............................................................................9
2.5 Konsep Demokrasi Permusyawaratan ......................................................11
2.6 Studi Kasus ...............................................................................................12
BAB III ..................................................................................................................14
KESIMPULAN ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui filsafat demokrasi
2. Mengetahui yang dimaksud dengan rembug desa
3. Mengetahui bagaimana konsep syuro` Islam
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan social demokrasi barat
5. Mengetahui bagaimana konsep demokrasi permusyawaratan
6. Mengetahui studi kasus yang berkaitan dengan demokrasi
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam nilai dasar atau prinsip demokrasi sosialis mengandung tiga hal :
Salah satu cara pemungutan suara tradisional yang masih digunakan pada
beberapa daerah hingga saat ini ialah Rembug Desa. Rembug desa adalah salah
satu nilai tradisional dalam pola pengambilan keputusan di tingkat desa, yang
telah dilakukan secara turun-temurun. Sepanjang sejarahnya, rembug desa
memainkan peran utama dalam segala keputusan yang muncul di tingkat desa,
dengan kata lain rembug desa adalah tingkatan tertinggi dalam struktur
masyarakat desa.
Desa merupakan suatu masyarakat yang tumbuh secara alami dan bukan
buatan, sehingga tidak dibutuhkan batasan yang jelas untuk konstitusi serta
kewenangan badan pemerintahnya. Masyarakat desa memiliki tradisi musyawarah.
Jika ada permasalahan yang muncul di desa, kesepakatan diputuskan terutama oleh
orang yang paling mengetahui tentang tradisi di desa melalui mekanisme rembug
desa ini.
Istilah syura berasal dari kata kerja syawara - yusyawiru yang berarti
menjelaskan, menyatakan atau mengajukan dan mengambil sesuatu.12 Ada bentuk-
bentuk lain yang berasal dari kata kerja syawara adalah asyara (memberi isyarat),
tasyawara (berunding, saling bertukar pendapat), syawir (meminta pendapat,
musyawarah) dan mustasyir (meminta pendapat orang lain). Syura atau
musyawarah adalah saling menjelaskan dan merundingkan atau saling meminta dan
menukar pendapat mengenai suatu perkara.
Sementara itu, Plato salah seorang pemikir Yunani, memberikan kritikan tajam
terhadap sistem demokrasi (kebebasan) individu yang tanpa batas. Bagi Plato,
demokrasi yang memberi tempat yang terlalu besar bagi kebebasan individu
bukanlah bentuk idaman, demokrasi dapat menjadi bentuk negara ideal atau dalam
urutan kedua dari bentuk negara yang terpuruk.
a) Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Pelaksanaan Pilkada DKI 2017 yang sudah berlalu, merupakan potret yang
menunjukkan dimana politik identitas yang cenderung mengarah ke isu suku,
agama dan ras. Peranan suku, agama dan ras berperan sangat kuat bahkan
terkristalisasi sedemikian rupa sehingga memberikan tekanan psikologis kepada
masyarakat pemilih. Proses politik semacam itu disadari atau tidak akan menggerus
dmokratisasi di Indonesia.
Pilkada DKI pada tahun 2017 yang dimenangkan oleh Anis Baswedan dan
Sandiaga Uno menjadi potret baru bagi pergulatan politik identitas dan refresentasi
politik di Indensia dimana pada waktu itu yang menjadi lawannya adalah Ahok-
Djarot pada pemilihan putaran kedua. Dalam hal ini Ahok-Djarot menjadi potret
identitas dan refresentasi non muslin dari etnis Tionghoa dan Anis-Sandi menjadi
refresentasi Muslim pribumi.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Ichsan, M. 2014. “Demokratis dan Syura: Perspektif Islam dan Barat”. Jurnal
Substantia. Vol 16 (1) : 1-12.
Wisnarni dan P.H.Putra. 2022. Wawasan Al-Quran dan Hadits tentang Karakter.
Indramayu : Penerbit Adab.
Zein, F.M. 2019. “Konsep Syuro dalam Perspektif Islam Worldview”. POLITEA
Jurnal Pemikiran Politik Islam. Vol 2 (2) : 199-214.