PILAR-PILAR DEMOKRASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Materi Ajar Pkn
Di Susun Oleh:
Kelompok 2
Simpa Ripang ( 202186206044)
Deselina Winggonit (202086206060)
Yustina flora kaisma ( 201986206098)
Emelisa Familia M (202186206074)
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2023
i
Kata Pengantar
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayahnya kami kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun materi dalam penyusunan makalah ini banyak kendala yang
kami jumpai, namun dengan adanya kerja sama antar anggota kelompok, maka proses
penyusunan dan pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik .
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang mana di tujukan
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga memperlancar
penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga penulisan tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan
rekan yang yang yang membacanya. Serta bagi semua pihak yang memerlukan tambahan
ilmu di dalam Penjelasan tentang “PILAR-PILAR DEMOKRASI”
penyusun
ii
Daftar Isi
Cover…………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………….……….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang………….………..……………………….………………….…1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….2
C. Tujuan…………………………………………………..…………………….....2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Demokrasi……………………………………………………..……..3
B. Pilar – pilar Demokrasi………………………………………………………….3-6
A. Kesimpulan……………………………………………………………………...7
B. Saran ……………………………………………………………….……………7
C. Daftar Pustaka………………………………………………….………..………8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. pengertian demokrasi
2. Sebutkan dan jelaskan pilar-pilar demorasi yang ada di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Demokrasi
2. Pilar-pilar demokrasi
Ada 10 Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945.
Apa saja?
Pancasila Sila ke-4 yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" merupakan rumusan dasar
Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila sendiri sesuai dengan kepribadian
bangsa yang telah diterapkan dan digali dari tata nilai sosial budaya bangsa jauh
sebelum Indonesia merdeka.
Contoh sederhana penerapan demokrasi Pancasila yang bisa kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari adalah gotong-royong dan musyawarah mufakat dalam
memecahkan masalah.
3
Apa Saja 10 Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia Menurut Pancasila &
UUD 1945?
Tulisan Ahmad Sanusi bertajuk "Memberdayakan Masyarakat dalam
Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi” dalam buku Pendidikan Nilai Moral dalam
Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (2006) menyebutkan 10 pilar demokrasi
konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan UUD 1945 antara lain:
4
5. Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara Demokrasi menurut
Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bukan saja mengakui
kekuasaan negara Republik Indonesia yang tidak tak terbatas secara hukum,
melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara
dan diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab. Jadi,
demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengenal semacam pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and
separation of power), dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and
balances).
6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
Demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan saja
menghormati hak-hak asasi manusia, melainkan terlebih-lebih untuk
meningkatkan martabat dan derajat manusia seutuhnya.
7. Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
Demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan yang merdeka
(independen) yang memberi peluang seluas-luasnya kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di
muka pengadilan yang merdeka penggugat dengan pengacaranya, penuntut
umum, dan terdakwa dengan pengacaranya mempunyai hak yang sama untuk
mengajukan konsideran (pertimbangan), dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat
pembuktian, dan petitumnya.
8. Demokrasi dengan Otonomi
Daerah Otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara,
khususnya kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih khusus
lagi pembatasan atas kekuasaan presiden. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara jelas memerintahkan dibentuknya
daerah-daerah otonom pada provinsi dan kabupaten/kota. Dengan peraturan
pemerintah, daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk mampu
mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan sebagai urusan
rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah.
5
9. Demokrasi dengan Kemakmuran
Demokrasi itu bukan hanya soal kebebasan dan hak, bukan hanya soal
kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula hanya soal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi itu bukan
pula hanya soal otonomi daerah dan keadilan hukum, sebab bersamaan dengan
itu semua, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 itu ternyata ditujukan untuk membangun negara
kemakmuran (welfare state) oleh dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Indonesia.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
7
Daftar Pustaka
Hasbi Umar, “Paradigma Baru Demokrasi di Indonesia: Pendekatan terhadap Pemilu
DPR/DPRD, Jurnal Innovatio Vol.VII, No.14 Edisi Juli-September 2008, hlm. 315.
George Serensen, Demokrasi dan Demokratisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003,
hlm.14. 7 Ibid.
Martha Pighome, “Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi dalam Struktur
Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945” dalam Jurnal Dinamika Hukum
Vol 11 No.2 Mei 2011, hlm.336.
4Zulfirman, “Ontologi Demokrasi”, Jurnal Hukum 14 (2) Juni 2006, Universitas
Sultan Agung (UNISULA).Semarang, hlm. 137-138.