Disusun oleh:Kelompok 1
-Nurazniati
-Ainun jariah
-Firna ristani
-Nurfadilal
-Julfahnur
SMAN 1 SAPE
Bab 1 pendahuluan...........
Hakikat demokrasii.....................
Bab 2 pembahasan............
penerapan demokrasi diindonesia...................
pelaksanaan demokrasi diindonesiaa.....................
kemajuan kehidupan demokrasi di tahun 2021..........
Bab 3 penutup....................
A.kesimpulan
B. Saran
Perumusan masalah.......
1) jelaskan apa pengertian demokrasi?
2) Bagaimana penerapan demokrasi diindonesia?
3) Bagaimana pelaksanaan demokrasi diindonesia
sejak orde lama,orde baru,masa transisi dan masa
reformasi?
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Hakikat Demokrasi
1. Kedaulatan rakyat.
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
3. Kekuasaan mayoritas.
4. Hak-hak minoritas.
5. Jaminan hak-hak asasi manusia.
6. Pemilihan yang bebas dan jujur.
7. Persamaan di depan hukum.
8. Proses hukum yang wajar.
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
BAB 2
Pembahasan
1. Penerapan Demokrasi di Indonesia
Artinya, demokrasi itu bukan hanya soal kebebasan dan hak, bukan hanya
soal kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula hanya soal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi itu
bukan pula hanya soal otonomi daerah
Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 berlaku kembali di negara
Republik Indonesia. Sekalipun UUD 1945 secara yuridis formal sebagai hukum
dasar tertulis yang berlaku di Indonesia namun realisasi ketatanegaraan
Indonesia tidak melaksanakan makna dari UUD 1945 itu sendiri. Sejak itu
mulai berkuasa Orde Lama yang secara ideologis banyak dipengaruhi oleh
paham komunisme. Hal ini nampak berbagai macam penyimpangan ideologis
yang dituangkan dalam berbagai bidang kebijaksanaan dalam negara.
Dikukuhkannya ideologi Nasakom, dipaksakannya doktrin negara dalam
keadaan revolusi. Oleh karena revolusi adalah permanen, maka Presiden
sebagai kepala negara yang sekaligus juga sebagai pemimpin besar revolusi
diangkat menjadi pemimpin besar revolusi, sehingga Presiden masa
jabatannya seumur hidup. penyimpangan ideologis maupun konstitusional ini
berakibat pada penyimpangan-penyimpangan konstitusional lainnya sebagai
berikut:
1947. Dalam tahun 1960, karena DPR tidak dapat menyetujui Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diajukan oleh Pemerintah,
kemudian Presiden waktu itu membubarkan DPR hasil Pemilu 1955 dan
kemudian membentuk DPR Gotong Royong. Hal ini jelas-jelas sebagai
pelanggaran konstitusional yaitu kekuasaan eksekutif di atas kekuasaan
legislatif.
1. Bubarkan PKI.
2. Bersihkan Kabinet dari unsur PKI.
3. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.
Pada masa awal kekuasaan Orde Baru berupaya untuk memperbaiki nasib
bangsa dan berbagai bidang antara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya maupun keamanan. Dalam kaitan dengan itu di bidang politik
dilaksanakanlah pemilu yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 15
Tahun 1969 tentang Pemilihan Umum, Undang-Undang No. 16 tentang
Susunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Penilaian indeks demokrasi ini berdasarkan pada hasil observasi atas lima
indikator demokrasi, yakni proses pemilihan umum dan pluralisme,
kebebasan sipil, berfungsinya pemerintahan dan partisipasi politik, serta
budaya politik. Kelima indikator itu lantas diuraikan dalam 60 kuisioner yang
dijawab oleh tim ahli. Survei-survei domestik yang terkait atas ke-60 isu itu
akan memandu tim ahli memberikan jawaban atas semua pertanyaan itu.
Masing-masing jawaban punya standar nilai dan bobot sendiri.
Khusus bagi Indonesia, kenaikan signifikan pada 2021 ada pada indikator
‘fungsi pemerintahan’ yang skornya naik dari 7,17 ke 7,86. Indikator
‘partisipasi politik’ naik dari 6,11 ke 7,22 dan ‘kebebasan sipil’ meningkat dari
5,59 ke 6,18. Yang jeblok adalah ‘budaya politik’ dengan skornya turun dari
5,63 ke 4,38. Sedangkan untuk isu ‘pemilu dan pluralisme’, skor stabil di
angka 7,92.
Toh, pada sisi lain, EIU yang merupakan lembaga kajian yang berwibawa
dari London itu menilai ada perbaikan dalam hal fungsi pemerintahan dan
partisipasi politik. Dalam laporan tahunan 2021, EIU mencatat setidaknya ada
dua hal yang menaikkan kualitas demokrasi di Indonesia.
Indeks demokrasi itu, sebagaimana sejumlah indeks yang lain, seperti indeks
pembangunan manusia (IPM), indeks daya saing, indeks persepsi korupsi,
indeks terorisme, dan sejumlah lainnya, diperlukan oleh masyarakat
internasional untuk mengetahui kondisi sebuah negara. Banyak lembaga
yang telah melakukan pengukuran indeks-indeks tersebut, namun pada akhir
hanya indeks dari lembaga yang kredibel dan akuntabel yang digunakan
sebagai acuan.
Dalam pemeringkatan indeks demokrasi itu ada skor 0–10. Sebuah negara
masuk dalam kelompok full democracies bila skornya sama atau di atas 8.
Yang memiliki skor antara 6 sampai 8 tergolong pada kelompok flawed
democracies, demokrasi yang tidak sempurna. Sebutan rezim hibrida
disematkan ke negara dengan indeks demokrasi 4--6. Yang di bawah 4
disebut negara otoritarian.
Mempersoalkan demokrasi sebagai suatu system politik dalam Negara hukum sesungguhnya tidak
sekedar terfokus pada dimensi tujuannya saja. Namun, penting diperhatikan juga tentang cara
berdemokrasi yang benar.Problem utama setelah reformasi bergulir adalah adanya kebebasan tanpa
arah yang kebablasan sebagai dasar dari demokrasi.Padahal dalam pelaksanaannya sendiri
seharusnya dibatasi oleh kebebasan orang lain.Namun jika kita Bersama dengan keyakinan bahwa
kita pasti bisa,bisa mengubah negara kita ini menjadi lebih baik sudah jelasnya pasti nantinya aka
nada perwujudan dari semangat kita untuk negara kita.
1. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia ini harus benar-benar berjalan Luber dan jurdil,
tidak adanya diskriminasi terhadap salah salu partai pada saat Pemilu, dan tidak adanya Money
Politik. Karen Money politik itu berarti tidak demokrasi, hak untuk memberikan pendapat maupun
hak suara tidak dari hati nurani tetapi melainkan dari uang sogokan.
2. Pelaksanaan pemilu yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi, harus berjalan sesua
konsep-konsep demokrasi itu sendiri. Konsep-konsep demokrasi harus benar-benar dilaksanakan
dengan baik. Agar tidak adanya masyarakat yang protes dan melakukan hal-hal yang tidak benar
seperti unjuk rasa, pembakaran alat-alat peraga kampanye, ancaman-ancaman bagi kader-kader
partai-partai politik itu sendiri.
3. Pemerintah pusat dan daerah harus tegas dalam menjalankan sistem demokrasi di Indonesia.
Harus tegas mengambil sikap dan menjadi penengah saat berlangsungnya pesta demokrasi yaitu
pemilu legislative bahkan pemilu presiden harus juga menjadi sikap independen tidak memihak
kepada salah satu calon atau partai politik. Baik lembaga-lembaga pemerintahan baik dari derah
maupun pusat harus bersikap netral. Bahkan penyelenggara pemilu, pemantau pemilu dan komite
pengawas pemilu yang notabenenya harus bersikap netral tetap harus berjalan sesuai prosedur yang
berlaku jangan melakukan hal kecurangan.
4. Bagi masyarakat Indonesia yang juga melaksanakan sistem demokrasi juga harus jujur dan adil.
Laksanakan hak dan kewajiban sebagai bangsa Indonesia dengan baik dan besar. Ketika
memberikan hak pendapat dan suara dengan hati nurani sendiri dan tidak terpengaruh hanya
dengan selembar uang. Masyarakat harus membantu agar terlaksanakan sistem demokrasi di
Indonesia berjalan dengan Azas-azasnya yang benar dan jangan menjadi pihak-pihak yang tidak
seharusnya merusak sistem demokrasi Indonesia itu sendiri.