Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rhiva Permata

Nim : 1703110782

Prodi :Matematika

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Kajian Kritis Demokrasi Berdasarkan 10 Pilar


Demokrasi Pancasila

Penerapan demokrasi di Indonesia tentu berdasarkan prinsip- prinsip demokrasi, tetapi


berbeda dengan prinsip-prinsip demokrasi secara umum.

Ahmad Sanusi dalam Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar


Demokrasi (2006), mengemukakan 10 Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut
Pancasila dan UUD 1945, yaitu:

1.Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa

2.Demokrasi dengan kecerdasan

3.Demokrasi yang berkedaulatan rakyat

4.Demokrasi dengan rule of law

5.Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara

6.Demokrasi dengan hak asasi manusia

7.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka

8.Demokrasi dengan otonomi daerah


9.Demokrasi dengan kemakmuran

10.Demokrasi yang berkeadilan social

Berikut Penjelasannya :

1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa

Demokrasi yang berketuhanan yang maha esa berarti sistem penyelenggaraan negara
harus taat, konsisten dan sesuai dengan nilai  juga kaidah dasar ketuhanan yang maha esa.

Dalam melaksanakan suatu demokrasi harus mematuhi nilai-nilai yang diajarkan oleh
agama yang dianut. Dengan berpedoman terhadap nilai yang diajarkan oleh agama, maka
kehidupan masyarakat akan menjadi tentram. Di Indonesia terdapat beberapa agama yang
dianutnya. Dengan agama yang berbeda-beda tanpa adanya suatu demokrasi bisa saja
menimbulkan suatu perpecahan, jika tidak ada rasa saling menghormati antar agama. Dengan
adanya suatu demokrasi, perbedaan agama dapat disatukan, dan peran dari agama adalah
sebagai pedoman bagi para pelaksana demokrasi supaya bias bertanggungjawab terhadap apa
yang dilakukannya kelak. Dengan begitu maka diharapkan masyarakat mempunyai pola pikir
dan tindakan yang jauh dari tercela. Sehingga dapat meminimalisir adanya konflik horizontal
maupun penyebab pelanggaran HAM vertikal.

2. Demokrasi dengan kecerdasan

Demokrasi dengan kecerdasan berarti aturan dan penyelenggaraan demokrasinya menurut


UUD 1945. Bukan lewat naluri, kekuatan otot atau kekuatan massa dan pelaksanannya lebih
menurut kecerdasan rohani, aqliyah, rasional dan kecerdasan emosional.  Maka dengan pola
pikir tersebut masyarakat bisa melakukan tindakan yang rasional.

Untuk mengatur dan menyelenggarakan demokrasi menurut UUD 1945 bukan dengan
kekuatan naluri, kekuatan otot dan kekuatan masa semata akan tetapi dengan menggunakan
kecerdasan. Di dalam undang-undang sendiri telah dijelaskan bahwa wajib belajar selama 12
tahun. Dapat diumpamakan bahwa jika semua pelaksana demokrasi dipimpin oleh orang-
orang yang cerdas dan berwatak sosial maka hak antar negara maupun warga negara akan
saling terpenuhi tanpa ada suatu perselisihan. Dan juga didukung oleh adanya bantuan dari
pemerintah agar seluruh masyarakat bisa mendapatkan pendidikan, seperti adanya beasiswa
baik diluar negeri maupun didalam negeri. Adanya bantuan bidikmisi untuk orang-orang
yang berkekurangan, Dana Bos, dan berbagai bantuan lainnya. Sehingga masyarakat
indonesia semakin cerdas dan dapat memajukan roda pemerintahan Indonesia.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat

Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang


memiliki/memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas tertentu kedaulatan rakyat itu
dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di MPR (DPR/DPD) dan DPRD.

Hal ini memiliki arti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Kedaulatan
rakyat disini tidak hanya berarti dalam pemilihan presiden maupun pemimpin daerah, akan
tetapi masih dalam hal yang luas. Misalnya, peran rakyat dalam menunjukkan aspirasinya
terhadap kebijakan pemerintah supaya hak sebagai warga negara terpenuhi dan kewajiban
negara terhadap warga negara terlaksanakan. Berarti demokrasi ini rakyatlah sebagai
pemegang inti dan memiliki andil yang besar. Akan tetapi kedaulatan rakyat dipercayakan
kepada wakil rakyat. Seperti kebebasan untuk menyampaikan pendapat, kebebasan untuk
melalukan aksi, dan lain sebagainya. Sesuai dengan prinsip demokrasi yaitu pemerintahan
berasal dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Jadi rakyat indonesia memiliki hak penuh
dalam penyelengaraan dan pengaturan dalam pemerintahan indonesia.

4. Demokrasi dengan rule of law

Hal ini mempunyai empat makna penting :

 Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
 Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan
demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
 Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan
demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.
 Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal
interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan
kerusakan.

5. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara

Demokrasi pancasila menurut UUD 1945 ini mengalami pembagian dan pemisahan
kekuasaan (division  and seperation of power) dengan sistem pengawasan dan
perimbangan (check and balance). Hal ini dilakukan untuk menghindari penyelewengan
kekuasaan yang bisa mengakibatkan kerugian pada pemerintahan dan juga rakyat.
Ini berarti bahwa demokrasi tidak hanya mengakui kekuasaan negara republik
Indonesia yang tidak terbatas akan tetapi demokrasi itu dikuatkan dengan adanya
pemisahan kekuasaan negara yang diserahkan kepada badan-badan negara yang
bertanggungjawab. Dengan adanya pembagian kekuasaan, masing-masing lembaga akan
memiliki peran dan tugas masingmasing sehingga dapat saling mengawasi dan tidak ada
lembaga yang berkuasa sepenuhnya, seperti waktu dulu MPR yang memilki kedudukan
tertinggi kini telah dihapuskan. Karena di masa sekarang pembagian kekuasaan dengan
menggunakan sistem check and balance yang berarti antar lembaga legislatif, eksekutif
dan yudikatif sejajar.

6. Demokrasi dengan hak asasi manusia

Prinsip yang ke enam ini berarti demokrasi beradsarkan UUD 1945 dimana
mengakui HAM dengan tujuan bukan hanya menghormati hak tersebut.
Namun juga meningkatkan martabat dan derajat manusia seutuhnya. HAM bersifat
universal dan dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia.
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui adanya hak asasi manusia dengan
tujuan tidak hanya menghormati hak asasi yang dimiliki manusia, akan tetapi
meningkatkan martabat manusia. Karena, manusia merupakan pelaku dalam demokrasi,
maka dengan adanya pengakuan tentang hak asasi manusia, kebebasan berpendapat antar
individu dapat terungkapkan untuk menyampaikan aspirasinya. Dengan diberlakukannya
HAM di Indonesia masyarakat dapat bebas menyampaikan pendapatnya untuk
memajukan negara indonesia. Sehingga tidak ada unsur paksaan pemerintah terhadap
rakyatnya untuk mengikuti saja aturan yang dibuat oleh pemerintah dengan tanpa adanya
pendapat rakyat.

7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka.

Demokrasi pancasila berarti menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan


yang independen atau merdeka dengan memberi kesempatan seluasnya kepada pihak
yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang paling adil.
Semua pihak juga mempunyai hak yang sama untuk mengajukan pertimbangan,
dalil, fakta, saksi, alat bukti dan petitumnya.Pengadilan di Indonesia bersifat bebas artinya
tidak memihak manapun atau bersifat netral memberikan sanksi hukuman tanpa melihat
status sosial, ekonomi, dan popularitas individu yang menjalani proses hukum

8. Demokrasi dengan otonomi daerah

Prinsip yang ke delapan ini berarti demokrasi Pancasila dijalankan dengan prinsip
otonomi dimana pemerintahan membentuk daerah-daerah otonom pada propinsi dan
kabupaten/kota.Tujuannya adalah supaya bisa mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan
pemerintah sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah
Pusat.Hal tersebut juga berfungsi untuk menggali potensi dan memanfaatkannya sebagai
instrumen untuk mengembangkan daerahnya.
Otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara, khususnya
kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih khusus lagi pembatasan atas
kekuasaan Presiden. UUD 1945 secara jelas memerintahkan dibentuknya daerah-daerah
otonom besar dan kecil, yang ditafsirkan daerah otonom I dan II. Dengan Peraturan
Pemerintah daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk mampu mengatur dan
menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang
diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepadanya. Hal ini berarti bahwa, negara melimpahkan
suatu daerah untuk mengatur daerahnya sendiri. Sehingga tugas yang diemban oleh
pemerintah akan lebih khusus karena adanya pembatasan kekuasaan. Khususnya lembaga
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Diperlukan efesiensi dalam pelaksanaan tugasnya
dengan menyerahkan kekuasaan daerah utuk diemban daerah itu sendiri.

9. Demokrasi dengan kemakmuran

Prinsipnya ialah supaya membangun negara yang makmur oleh dan untuk rakyat
Indonesia yang mencakup semua aspek entah hak dan kewajiban, kedaulatan rakyat,
pembagian kekuasaan, otomi daerah ataupun keadilan hukum.Hal ini berdampak pada
menekannya tingkat konflik agama maupun antar ras menjadi lebih kecil.

Demokrasi itu bukan hanya soal kebebasan dan hak, bukan hanya soal kewajiban dan
tanggungjawab, bukan pula hanya soal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian
kekuasaan kenegaraan. Demokrasi itu bukan pula hanya soal otonomi daerah dan keadilan
hukum. Sebab bersamaan dengan itu semua, jika dipertanyakan “where is the beef?”,
demokrasi menurut UUD 1945 itu ternyata ditujukan untuk membangun negara kemakmuran
(Welvaarts Staat) oleh dan untuk sebesar-besarnya rakyat indonesia.

10.Demokrasi yang berkeadilan sosial

Prinsip ke sepuluh berarti demokrasi ini menggariskan keadilan sosial di antar


berbagai kelompok, golong dan masyarakat.Artinya, semua masyarakat mendapat perlakuan
yang sama, tanpa melihat tingkat sosial maupun golongan ekonomi tertentu.

Hal ini telah dijelaskan dalam UUD 1945 bahwa demokrasi menggariskan keadilan
sosial diantara berbagai kelompok, golongan dan lapisan masyarakat. Tujuan dari demokrasi
yang berkeadilan sosial ini adalah meningkatkan derajat dan martabat manusia. Dalam
demokrasi berkeadilan sosial mengandung karakter kerakyatan yang merupakan bentuk
penghormatan kepada rakyat Indonesia dengan memberi kesempatan untuk berperan dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai