Anda di halaman 1dari 21

Analisis Penerapan 10 Pilar Demokrasi Pancasila di

Indonesia

Nama Kelompok:
1.Anggis Cindy C(NIM:061930310027)
2.Amando J.I.T(NIM:061930310478)
3.Fredo Prasetyo M.F(NIM:061930310479)
4.M.Figo Nuari(061930310483)
5.M.Irfan Pratama(NIM:061930310485)
6.Septiansyah(NIM:061930310488)
7.Usi Manik(NIM:061930310489)

Kelas 2LB
1.Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam hal ini demokrasi hendaknya mampu dijalankan sesuai dengan nilai-nilai dan
kaidah-kaidah dasar ketuhanan yang maha esa. Sehingga seluk beluk sistem dan
perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan bisa direalisasikan dengan asas yang
semestinya dijalankan.Dengan adanya demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa
berarti Indonesia sangat memberikan toleransinya kepada masyarakat Indonesia untuk
memeluk agama dan kepercayaanya masing-masing.

Penerapan dalam kehidupan terkait dengan Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan


Yang Maha Esa

A. Dalam Bidang Politik :


a. Pemerintah menerima segala aspirasi rakyat dan segenap perilaku rakyat demi
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara tanpa memandang latar belakang yang
berbeda khususnya keberagaman agama dan kepercayaan.
b. Menerima berbagai pendapat dan masukan yang diberikan oleh rakyat yang
mempunyai keberagamn agama dalam proses musyawarah untuk mencapai mufakat
tanpa menghilangkan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.
c. Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa mampu
menghindari sikap menghalang-halangi orang yang akan berpartisipasi dalam
kehidupan demokrasi.
B. Dalam Bidang Hukum :
a. Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mampu menanamkan nilai-nilai kesadaran hukum dan menta’ati hukum dalam
kehidupan sehari-hari dilingkup keberagaman agama masyarakat.
b.Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mewujudkan perlindungan hokum dan kepastian hokum dalam peradilan
tanpa memandang latar belakang keberagaman agama masyarakat.
c. Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mampu menghindari berbagai perbuatan main hakim sendiri dan mengagung-
agungkan agamanya sendiri.
C. Dalam Bidang Budaya :
a. Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mampu memberikan toleransi terhadap pelaksanaan adat-istiadat diberbagai
keberagaman agama.
b. Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mampu menimbulkan sikap hormat-menghormati keberagaman agama dalam
hal pelaksanaan budayanya tanpa meninggalkan sikap saling terbuka.
c. Dengan adanya prinsip demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
mampu menimbulkan sikap ingin tahu dan belajar satu sama lain terkait
dengan budaya yang ada dalam keberagaman agama.
2.Demokrasi dengan Kecerdasan
Kecerdasan demokrasi adalah kecerdasan menggunakan hak suara, andil(ikut
serta), dan berkompetisi dalam berpolitik. kecerdasan demokrasi mencakup
seluruh aspek dari demokrasi yakni Rakyat, Pemerintah dan Sistem Negara.
Tingkat realisasi dan spesifikasi sikap dari kecerdasan ini terletak pada dimana
anda di tempatkan. Rakyat atau pemerintah.Demokrasi ini menuntut untuk
mendapatkan kecerdasan rohaniyah, aqliyah, emosional, dan rasional. Karena
demokrasi tidak diselenggarakan dengan otot atau kekuatan dan naluri tetapi
lewat aturan dan penyelenggaraan demokrasinya menurut UUD 1945.
Kecerdasan demokrasi adalah kecerdasan menggunakan hak suara,
andil(ikut serta), dan berkompetisi dalam berpolitik. kecerdasan demokrasi
mencakup seluruh aspek dari demokrasi yakni Rakyat, Pemerintah dan
Sistem Negara. Tingkat realisasi dan spesifikasi sikap dari kecerdasan ini
terletak pada dimana anda di tempatkan.Demokrasi dengan kecerdasan telah
diterapkan di Indonesia contohnya yaitu Pemilihan pejabat dengan melakukan
pemilu sehingga dapat mengurangi tingkat kecurangan bila terjadi,pembuatan
dan penetapan UU dilaksanakan terbuka dan tanpa saling adu kekuatan
otot,memproses secara hukum segala tindak kriminal sehingga tidak
menggunakan cara kekerasan jadi Indonesia bisa dikatakan melakukan
demokrasi dengan kecerdasan.
3.Demokrasi dengan Berkedaulatan Rakyat
Demokrasi pancasila kekuasaan tertinggi ada pada tangan rakyat, jadi
prinsipnya rakyatlah yang memiliki kedaulatan.Kedaulatan rakyat ini dibatasi
dan dipercayakan kepada wakil rakyat, yaitu MPR (DPR/DPD) dan DPRD.
Suara rakyat dapat ditampung pada satu wadah, untuk kemudian disampaikan
secara jelas dan tepat melalui wakil rakyat. kedaulatan rakyat merupakan
kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan dalam sebuah
negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.
Kedaulatan rakyat merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan
sistem tertentu yang memenuhi kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan
kepada hal terkait penyelenggaraan kekuasaan pemerintah dan peradilan,
tetapi juga kekuasaan dalam pembentukan peraturan.
Demokrasi yang berkedalutan rakyat sudah di terapkan di Indonesia,Sebagaimana
telah di sebutkan dalam :
• 1.alenia keempat pembukaan UUD 1945 yang menyatakan "..negara republik
indonesia yang berkedaulatan rakyat..."kalimat ini secara tegas menyatakan
bahwa negara indonesia menganut prinsip kedaulatan rakyat.
• 2.pancasila sila keempat ,yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.dengan sila ini berarti
adanya pengakuan bangsa indonesia bahwa asas kerakyatan atau kedaulatan
rakyat merupakan asas dalam bernegara.
• 3.pasal 1 ayat (2) UUD 1945 berbunyi:"kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang undang dasar".
Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat cocok di gunakan di Indonesia , karna
demokrasi ini menjadi dasar filsafat dan ideologi bangsa dan negara Indonesia
sehingga demokrasi ini memiliki sistem dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat
maka rakyat memiliki kekuasaan tertinggi di dalam pemerintahan , biasanya
rakyat menyampaikan aspirasi nya melalui wakil wakil rakyat di lembaga
pemerintahan. Demokrasi ini pun sangat memerlukan rakyat yang komplemen,
mendukung, serta terlibat dalam pembangunan suatu negara demi terciptanya
kemakmuran dan kesejahteraan negara Indonesia.
4.Demokrasi dengan Rule of Law
Demokrasi ini menjamin kepastian hukum, memberikan keadilan hukum,
melindungi dan mengembangkan kebenaran hukum, serta mengembangkan
kepentingan hukum atas dasar kekuasaan negara. prinsip umum dari
demokrasi rule of law Kebebasan diakui dan diterima oleh semua warga
negara. Keterlibatan warga negara mengenai pembuatan keputusan politik.
Kesamaan hak diantara sesama warga dalam menentukan hak nya dalam
pemilihan umum
Syarat dasar Rule of Law dalam negara demokrasi
Hubungan demokrasi dengan Rule of Law lainnya berkaitan dengan adanya
beberapa syarat rule of law dalam masyarakat Indonesia yang memiliki dasar
negara demokrasi terselengara dengan prinsip hukum Rule of Law yang
diantaranya sebagai berikut ini.
• Perlindungan konstitusional yang jelas
• Independensi badan kehakiman
• Pelaksanaan pemilihan umum Secara terbuka yang dapat diikuti oleh seluruh
warga negara yang memenuhi syarat.
• Kebebasan untuk menyuarakan pendapat baik secara terbuka maupun
tertutup yang dilindungi oleh undang undang.
• Kebebasan berserikat/berorganisasi/ dan tidak adanya larangan untuk
menjadi oposisi dan pemerintahan.
• Adanya pendidikan kewarganegaraan bagi warga negaranya yang diatur
dalam kurikulum.
Ulasan mengenai bahwa rule of law dilaksanakan di Indonesia yang dijelaskan
dalam uraian di bawah ini.  
1.Penerapan hukum di Indonesia
Dalam perkembangan dan sejarahnya, hukum di Indonesia tidak sepenuhnya
menganut pada sistem rechstaat yang artinya kepastian hukum sebagai sendi
utama namun juga ada unsur dan ciri-ciri rule of law atau asas keteradilan dalam
penerapan penegakan hukumnya yang disebut sebagai negara hukum pancasila.
Dalam amandemen UUD 45, disebutkan bahwa Indonesia adalah negara hukum.
Nilai nilai pancasila menjadi dasar negara yang juga berkaitan dengan
penegakan hukum.
2.Prinsip hukum rule of law di Indonesia
Ada tiga landasan prinsip yang dilaksanakan dalam sebuah negara hukum diantaranya
seperti kesetaraan di depan hukum yang diwujudkan dengan jaminan perlindungan hak
asasi manusia, supremasi hukum yang terlihat dari kekuasaan kehakiman dan peradilan
yang merdeka, serta penegakan hukum dengan cara cara yang tidak menentang hukum
itu sendiri yang diwujudkan dalam legalitas hukum dalam segala bentknya.
3.Impelmenasi rule of law dalam pemerintahan
Beberapa contoh bentuk penerapan prinsip prinsip rule of law yang diimplementasikan
sebagai perkembangan rule of law yang ada di negara Indonesia diantaranya seperti :
• Adanya pemilihan umum secara langsung yang sudah dilaksanakan sejak lama di
Indonesia
• Setiap aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus ada undang undang yang
menaunginya atau disebut dengan peraturan perundang undangan
• Adanya lembaga lembaga negara untuk melegalitaskan hukum seperti Polisi, KPK,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, lembaga legislatif dengan tugas dan
wewenang DPR serta beberala lembaga lainnya
• Setiap warga negara Indonesia memiliki kebebasan untuk berserikat maupun
menyatakan pendapat.
 
5.Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara
Demokrasi pancasila menurut UUD 1945 ini mengalami pembagian dan
pemisahan kekuasaan (division  and seperation of power) dengan sistem
pengawasan dan perimbangan (check and balance).Hal ini dilakukan untuk
menghindari penyelewengan kekuasaan yang bisa mengakibatkan kerugian pada
pemerintahan dan juga rakyat. Pemisahan kekuasaan juga disebut dengan istilah
trias politica adalah sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus
dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang
atau kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak. Pembagian kekuasaan
pada tingkat pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah terjadinya
perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran yang
dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri
atas tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif) menjadi enam
kekuasaan negara, yaitu:
• Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan
Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan
Undang-Undang Dasar.
• Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
• Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk undang-undang.
• Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
• Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan
ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa negara memiliki suatu
bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
indepedensinya diatur dalam undang-undang.
6.Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
Demokrasi yang mengakui HAM memiliki tujuan untuk menghormati hak setiap
rakyat Indonesia untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dengan menjunjung
derajat manusia seutuhnya dan meningkatkan martabat. Pasal 28A sampai 28J
UUD 1945, Isi Pasal 28 A sampai dengan Pasal 28 J UUD 1945 hasil amandemen
kedua, Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Piagam Hak-Hak Asasi
Manusia dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
pada intinya adalah sama, yaitu berisi pengakuan dan jaminan akan hak asasi
manusia bagi masyarakat Indonesia.
a) hak untuk hidup
b) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c) hak mengembangkan diri
d) hak memperoleh keadilan
e) hak atas kebebasan pribadi
f) hak atas rasa aman
g) hak atas kesejahteraan
h) hak turut serta dalam pemerintahan
i) hak wanita
j) hak anak
k) kewajiban dasar manusia
7.Demokrasi dengan Peradilan yang Merdeka
Demokrasi pancasila berarti menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan
yang independen atau merdeka dengan memberi kesempatan seluasnya kepada
pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang
paling adil.Demokrasi ini membebaskan mahkamah agung beserta dengan
hakim menjalankan tugas yang diembannya dengan memberikan peluang
yang seluas-luasnya kepada badan pemerintah seperti pengadilan untuk
mencari dan menemukan hukum seadil-adilnya.Sistem demokrasi di Indonesia
belum dapat dikatakan merdeka seutuhnya,sebab kondisi peradilan di
Indonesia semakin memprihatinkan dan reformasi peradilan yang yang
diharapkan tidak membuahkan hasil sebab kekuasaan kehakiman Indonesia
masih belum merdeka dari suap atau yang dimaksud ialah
KKN(Korupsi,Kolusi,Nepotisme)sehingga membuat timbul rasa
ketidakpercayaan di hati rakyat.
8.Demokrasi dengan Otonomi Daerah
Artinya otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara,
khususnya kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat dan lebih khusus
lagi pembatasan atas kekuasaan Presiden.UUD 1945 secara jelas
memerintahkan pembentukan daerah-daerah otonom pada provinsi dan
kabupaten atau kota.Urusan pemerintahan diserahkan Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah.Dengan Peraturan Pemerintah, daerah-daerah otonom
dibangun dan disiapkan untuk mampu mengatur dan menyelenggarakan
urusan-urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya
sendiri.Demokrasi ini telah diterapkan di Indonesia dan keberadaan demokrasi
ini sangat penting karna keberhasilan pembangunan daerah sangat bergantung
pada pelaksanaan desentralisasi yang baik dan benar,salah satu keuntungannya
adalah pemerintah lebih cepat,dengan demikian prioritas pembangunan dan
kualitas pelayanan masyarakat diharapkan lebih mencerminkan kebutuhan
nyata masyarakat di daerah.Contoh dari keberhasilannya di Kabupaten
Wanosobo,Jawa Tengah yaitu masyarakat dan LSM yang mendukung telah
bekerjasama dengan dewan setempat untuk merancang suatu aturan tentang
pengelolaan sumber daya kehutanan yang bersifat kemasyarakatan.
9.Demokrasi dengan Kemakmuran
Kemakmuran suatu bangsa atau negara bukan hanya ditentukan oleh besarnya
PDB negara tersebut, tetapi oleh pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi
seluruh rakyat, dan pembangunan seharusnya bukan hanya difokuskan pada
suatu daerah saja, namun harus menyangkup seluruh wilayah negara
Indonesia. Pembangunan juga seharusnya ditujukan demi mempermudah
kehidupan seluruh lapisan masyarakat Indonesia bukan hanya untuk segelintir
kelompok orang-orang elit saja.Demokrasi Kemakmuran sudah dilaksanakan
di Indonesia,contoh:
A.Bidang Ekonomi
Melakukan pemerataan pembangunan dengan pemusatan pembangunan tidak
lagi dilakukan di pulau jawa namun di fokuskan pada daerah 3T.
B.Bidang Politik
Syarat untuk menjadi anggota legislatif maupun eksekutif tidak memandang
status sosial serta pembuatan parpol yang tidak dibatasi.
C.Bidang Hukum
Penerapan hukum di Indonesia semakin hari semakin mengikuti apa yang UU
inginkan karena banyaknya dorongan dari rakyat agar pelaksanaan hukum
merata untuk semua pihak.
10.Demokrasi yang Berkeadilan Sosial
Artinya demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial di antara
berbagai kelompok, golongan dan lapisan masyarakat.Tidak ada golongan,
lapisan, kelompok, satuan atau organisasi yang jadi anak emas yang diberi
berbagai keistimewaan atau hak-hak khusus. Negara Pancasila adalah negara
bangsa yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa negara sebagai penjelmaan
manusia yang merupakan Makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sifat kodrat individu
dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup
bersama (Keadilan Sosial). Keadilan sosial tersebut didasari dan dijiwai oleh
hakikat keadilan manusia sebagai makhluk yang beradab, sebagaimana
dimaksud pada sila kedua. Manusia pada hakikatnya adalah adil dan beradab,
yang berarti manusia harus adil terhadap diri sendiri, adil terhadap Tuhannya,
adil terhadap orang lain dan masyarakat serta adil terhadap lingkungan alamnya.
Dalam hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan negara harus
terwujud suatu keadilan (Keadilan Sosial), yang meliputi tiga hal yaitu : keadilan
distributif (keadilan membagi), yaitu negara terhadap warganya, keadilan legal
(keadilan bertaat), yaitu warga terhadap negaranya untuk mentaati peraturan
perundangan, dan keadilan komutatif (keadilan antar sesama warga negara),
yaitu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik.
Keadilan sosial diwujudkan dalam kehendak dalam melaksanakan
kesejahteraan umum, yakni kepada sekalian masyarakat yang meliputi warga
negara dan penduduknya. Keadilan sosial di bidang kemasyarakatan menjadi
suatu segi dari “perikeadilan” yang beriringan dengan “perikemanusiaan”
yang sempat dilanggar oleh penjajah pada zaman penjajahan, hal ini
merupakan salah satu pesan rumusan Pembukaan alinea pertama. Selain itu,
demokrasi politik juga berhubungan dengan keadilan sosial yang berwujud
pada pemberian hak yang sama kepada segala warga dalam hukum dan
susunan masyarakat negara, sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 27 dan 31
UUD 1945:
• Persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan,
• Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan,
• Hak yang sama atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
• Hak untuk mendapatkan pengajaran
Keadilan sosial menurut Pembukaan UUD 1945 dimaksudkan tidak hanya
bagi rakyat Indonesia sendiri, akan tetapi juga bagi seluruh umat manusia.
Keadilan sosial dapat dikembalikan pula kepada sifat kodrat manusia
monodualis, sehingga keadilan sosial adalah sesuai pula dengan sifat hakekat
negara kita sebagai negara monodualis, yakni di dalam keadilan sosial itu
terkandung satu kesatuan yang statis tak berubah yaitu antara kepentingan
individu dan kepentingan umum haruslah mewujud dalam keseimbangan yang
dinamis. Mengenai kepentingan mana yang harus diutamakan, maka harus
menyesuaikan situasi dan kondisi, yang pada umumnya adalah kepentingan
orang banyak (publik) lebih didahulukan daripada kepentingan perseorangan
(individu). Hal ini bersesuaian dengan latar belakang sosial budaya
masyarakat Indonesia yang komunal.

Anda mungkin juga menyukai