Anda di halaman 1dari 20

DEMOKRASI

Kelompok 5 :
1. Bagus Saputra 5212230003
2. Yoel Christopper 5213530005
3. Sudirman Sidabutar 5213230002
4. Helfridolin Gultom 5223230036
LATAR BELAKANG
 Hak Asasi Manusia adalah hak pokok atau hak dasar yang dibawa oleh manusia
sejak lahir yang secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat di
ganggu gugat karena merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa, Indonesia
sebagai negara hukum pancasila yang demokratis memiliki kewajiban dalam
perlindungan hak asasi manusia, perlindungan HAM dalam negara hukum harus
termaktub dalam konstitusi ataupun hukum nasional. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian yuridis normatif. Sebagai negera
hukum pancasila HAM telah termuat dalam pancasila itu sendiri, seperti kebebasan
dalam beragama dan kepercayaan. Sedangkan sebagai negara demokrasi pancasila,
perlindungan HAM menjadi tujuan sekaligus prasyarat bagi berjalannya demokrasi.
Pemahaman demokrasi memiliki makna yang luas,
pada umumnya demokrasi diartikan pemerintahan
rakyat, yaitu bagaimana cara pemerintahan ini
memberi hak kepada semua rakyat untuk
memerintah. Demokrasi dapat pula dimaknai sebuah
bentuk kekuasaan (kratein) dari/oleh/untuk rakyat
(demos), kekuasaan menyiratkan arti politik dan
pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga
masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Dalam
demokrasi, kekuasaan pemerintahan di negara itu
berada ditanganrakyat. Rakyat adalah pemegang
kekuasaan tertinggi atau kedaulatan berada ditangan
rakyat.
PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia”
yang berarti kekuasaan rakyat. Demokrasi berasal dari
kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti
rakyat dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban
serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Berikut ini adalah pengertian demokrasi menurut
beberapa ahli :
 Sebelum membahas nilai ideal, instrumental dan praktis
dari Pancasila perlu kiranya membahas terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan nilai ideal, instrumental dan
praktis. Nilai Ideal/dasar, pengertian dari nilai dasar adalah
nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak
berubah), nilai-nilai ini terdapat dalam Pembukaan UUD
1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial) kemudian
dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dan nilai
praktis yang lebih bersifat fleksibel dalam bentuk aturan
atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai Instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari
nilai dasar atau nilai ideal secara lebih kreatif dan
dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan
Perundang undangan lainnya, dan dalam Tata Urutan
Peraturan Perundangundangan Negara menurut UU
No. 10 Tahun 2004 (UU No.12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan). Nilai
instrumental ini dapat berubah atau diubah. Nilai
Praktis adalah nilai yang sesungguhnya dilaksanakan
dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai praktis juga dapat berubah/diubah atau bisa juga
dikatakkan nilai praktis merupakan penerapan dari
nilai instrumental dan nilai ideal pada kehidupan
sehari hari.
KONSEP DEMOKRASI
 Demokrasi berasal dari kata Yunani, Demos yang berarti
rakyat dan kratia yang berarti pemerintahan.
 Demokrasi dapat diartikan Pemerintahan Dari,Oleh dan
Untuk Rakyat.
 Maka, Legitimasi pemerintahannya adalah dari kemauan
rakyat yang memilih dan mengontrolnya.
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa
demokrasi yang merupakan manifestasi kedaulatan
rakyat berupa penyerahan kepada rakyat untuk
mengambil keputusan-keputusan politik dalam hidup
bernegara.
Untuk Indonesia Sendiri saat Ini Demokrasi Yang
Digunakan Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
Demokrasi ini bersumber dari tatanan nilai sosial dan
budaya dengan berasaskan musyawarah untuk
mufakat. Demokrasi ini juga mengutamakan
kepentingan yang berimbang. Demokrasi ini
bersumber dari tatanan nilai sosial dan budaya dengan
berasaskan musyawarah untuk mufakat. Demokrasi
ini juga mengutamakan kepentingan yang berimbang.
BENTUK DEMOKRASI
Demokrasi ini bersumber dari tatanan nilai sosial dan
budaya dengan berasaskan musyawarah untuk
mufakat. Demokrasi ini juga mengutamakan
kepentingan yang berimbang.
Berikut Ada Beberapa Jenis Demokrasi,
1. Bentuk demokrasi dilihat dari titik perhatiannya
2. Bentuk Demokrasi Dilihat Dari Cara Penyaluran
Kehendak Rakyat
3. Bentuk Demokrasi Dilihat Dari Tugas Dan
Hubungan Antara Alat Kelengkapan Negara
1. Bentuk demokrasi dilihat dari titik perhatiannya
Dari sudut pandang titik tekan yang menjadi
perhatiannya, demokrasi dibedakan menjadi:
 Demokrasi formal: demokrasi yang menjunjung
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya
untuk mengurangi kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Demokrasi material: demokrasi yang menekankan
pada upaya menghilangkan kesenjangan ekonomi,
sementara persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan atau bahkan dihilangkan.
Demokrasi gabungan: demokrasi paduan dari
demokrasi formal dan material. Demokrasi ini berupaya
mengambil hal-hal baik dan membuang hal buruk dari
kedua demokrasi tersebut. Bentuk demokrasi dilihat
dari car
2. Bentuk Demokrasi Dilihat Dari Cara Penyaluran
Kehendak Rakyat
Dari cara penyaluran kehendak rakyat, bentuk demokrasi
dibedakan menjadi:
Demokrasi langsung: demokrasi yang melibatkan rakyat
untuk mengemukakan kehendak dan pendapatnya dalam
pemusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum negara.
Demokrasi tidak langsung: demokrasi yang dilaksanakan
dengan sistem perwakilan. Dalam demokrasi ini, rakyat
menyalurkan kehendaknya dengan memilih wakil-wakilnya
untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat. Termasuk juga
dalam demokrasi ini, demokrasi perwakilan dengan sistem
referendum, yaitu gabungan antara demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan.
Rakyat memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan
perwakilan rakyat, tapi dewan itu dikontrol oleh pengaruh
rakyat dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat.
3. Bentuk Demokrasi Dilihat Dari Tugas Dan ubungan Antara
Alat Kelengkapan Negara.
Dari tugas-tugas dan hubungan antara alat-alat kelengkapan negara,
demokrasi dibedakan menjadi beberapa bentuk, yakni:
Demokrasi dengan sistem parlementer: dalam demokrasi ini
terdapat hubungan yang kuat antara badan legislatif dan badan
eksekutif. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan: dalam
demokrasi ini, kekuasaan dipisahkan menjadi kekuasaan legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
Demokrasi dengan sistem referendum: dalam demokrasi ini,
rakyat memiliki kontrol langsung terhadap wakil-wakilnya di dewan
perwakilan rakyat. Badan perwakilan dikontrol oleh rakyat melalui
referendum obligator dan fakultatif. Pada referendum obligator,
kebijakan atau undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau
dibuat dewan perwakilan rakyat baru dapat dijalankan setelah
disetujui rakyat dengan suara terbanyak. Sementara dalam
referendum fakultatif, undang-undang yang dibuat dewan perwakilan
rakyat baru dimintakan persetujuan rakyat jika setelah undang-
undang diumumkan sejumlah rakyat memintanya.
PRINSIP PRINSIP DEMOKRASI
Demokrasi sebagai sistem politik saat ini dianut oleh sebagian
besar negara di dunia. Negara-negara yang menganut demokrasi
memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem yang lain.
 Henry Bertram Mayo dalam An Introduction to Democratic
Theory (1960), mengungkapkan prinsip-prinsip demokrasi yang
akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis.
1. Berikut ini prinsip-prinsip demokrasi tersebut: Menyelesaikan 2.
perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
3. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam
suatu masyarakat yang sedang berubah.
4. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
 5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
 6. Menjamin tegaknya keadilan.
Menurut Alamudi dalam Ilmu Kewarganegaraan (2006) karya
Sri Wuryan dan Syaifullah, suatu negara disebut berbudaya
demokrasi bila memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut:
1. Kedaulatan rakyat
2.Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak-hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
BENTUK DEMOKRASI DI INDONESIA
 Demokrasi yang dianut Indonesia saat ini yaitu demokrasi
berdasarkan Pancasila yang masih dalam taraf perkembangan dan
penguatan. Mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai
tafsiran serta pandangan, tetapi yang tidak dapat disangkal bahwa
beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusional cukup jelas
tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang secara eksplisit
menyebutkan dua prinsip yang menjiwai naskah itu, dimana
mengenai sistem pemerintahan negara yaitu: Indonesia ialah negara
yang berdasarkan hukum (rechtstaat) dan menganut sistem
konstitusional (ciri khas demokrasi Indonesia yaitu “kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”).
 Macam-macam Demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia:

1. Demokrasi Parlementer (Masa 1945 s/d 1959): dikatakan Demokrasi


Parlementer karena pada masa ini menonjolkan peranan parlemen serta
partai-partai.
2. Demokrasi Terpimpin (Masa 1959 s/d 1965): pada masa Demokrasi
Terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi
konstitusional yang secara formal merupakan landasannya. Ciri periode ini
ialah dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan tentara/TNI
sebagai unsur sosialpolitik.
3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1966 s/d 1998): landasan formal dari
periode ini adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,dalam usaha
meluruskan kembali penyelewengan terhadap Undang-Undang Dasar yang
terjadi dalam masa Demokrasi Terpimpin.
4. Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1998 s/d sekarang): berdasarkan nilai-
nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang telah mengalami 4
(empat) kali perubahan (amandemen).
PENDIDIKAN DEMOKRASI
 Pendidikan demokrasi bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
agar berpikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan
pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai
demokrasi. Selain untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, pendidikan
demokrasi dapat merubahtatanan masyarakat ke jenjang yang lebih baik,
menjadikan warganegara yang bermoral, mandiri, sejahtera, dan dapat
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan kestabilan
masyarakat. Lebih jelasnya pendidikan demokrasi ini dilaksanakan guna
terciptanya suatu masyarakat yang beradab atau sering disebut dengan
masyarakat madani.
Pada dasarnya, pendidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu
1. Pendidikan demokrasi secara formal: pendidikan yang lewat tatap
muka,diskusi timbal balik, presentasi, serta studi kasus.
2. Pendidikan demokrasi secara informal: pendidikan yang lewat tahap
pergaulan di rumah maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai
berdemokrasi sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan
langsung dapat dirasakan hasilnya.
3. Pendidikan demokrasi secara non formal: pendidikan yang melewati
lingkungan masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar
sekolah memiliki parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa
seseorang, seperti kelompok masyarakat, lembaga swadaya, partai politik,
pers, dan lain-lain (Budi Juliardi, 2016:101).
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan
sebagai berikut:

1. Konsepsi Ideal Demokrasi Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang mengandung semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial. Demokrasi Pancasila secara ideal
terimplementasi dalam wujud perilaku yang menjunjung daulat rakyat; memuliakan permusyawaratan
perwakilan; memimpin dengan hikmat kebijaksanaan; dan menunaikan pertanggungjawaban publik.
2. Aktualisasi Demokrasi Pancasila dalam sistem ketatanegaraan dan praktek kehidupan berbangsa dan
bernegara diwujudkan dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik baik dalam regulasi maupun
kelembagaan. Sedangkan, realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.

3. Upaya Penegasan Pancasila dalam Demokrasi dapat dilakuken melalui penegasan secara objektif dan
subjektif. Penegasan secara objektif adalah penegasan Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan
kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara, bidang politik, ekonomi, dan hukum dalam berdemokrasi.
Sedangkan, penegasan secara subjektif, yaitu penegasan Pancasila, pada setiap individu terutama dalam
aspek moral dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat dalam berdemokrasi .
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai