Anda di halaman 1dari 10

DEMOKRASI INDONESIA

I. Makna Demokrasi dan Prinsip-prinsipnya

 Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli Secara etimologis, kata demokrasi berasal dari
bahasa Yunani Kuno, yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat, dan kratos berarti
kekuasaan yang mutlak. Apabila digabungkan, maka secara harafiah, demokrasi adalah
kekuasaan yang mutlak oleh rakyat.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Demokrasi adalah pemerintah rakyat atau bentuk
atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara
wakilnya.
 Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli:
a. E. E. Schattschneider Demokrasi adalah sistem politik yang kompetitif yang di dalamnya
terdapat persaingan antara para pemimpin dan organisasi-organisasi dalam menjabarkan
alternatif-alternatif kebijakan publik sehingga publik dapat turut berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan.
b. Adam Przeworski Demokrasi adalah bentuk institusionalisasi konflik terus-menerus,
ketidakpastian, menundukkan seluruh kepentingan yang tidak jelas. Demokrasi adalah
sistem yang memungkinkan partai politik kalah dalam pemilu, adanya kompetisi yang
dikelola oleh-aturan-aturan, dan periode pemenang dan pecundang.
c. Montesquieu Kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga lembaga atau
institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang
merupakan pemegang kekuasaan untuk membuat undang-undang, kedua, eksekutif yang
memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga adalah yudikatif,
yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan undang-undang. Dan masing-
masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa dipengaruhi oleh institusi
lainnya.
 Ada beberapa model demokrasi yang tertulis dalam buku Demokrasi Pancasila karya
Darmawan Harefa dan Drs. Fatolosa Hulu, di antaranya:
1. Demokrasi Parlementer adalah demokrasi yang memberi lebih banyak kekuatan kepada
legislatif atau disebut juga dengan demokrasi parlementer. Pihak eksekutif memperoleh
hak kekuasaan atas demokrasinya hanya dari legislatif, yaitu parlemen.

Kepala negaranya juga berbeda dari kepala pemerintahan, dan keduanya memiliki tingkat
kekuasaan yang berbeda-beda. Namun, dalam kebanyakan kasus, presiden adalah raja
yang lemah (Inggris) atau pemimpin resmi (India).

2. Demokrasi langsung atau demokrasi murni merupakan jenis demokrasi dimana


rakyatlah yang memiliki kekuasaan secara langsung tanpa perwakilan, perantara atau
majelis parlemen. Demokrasi ini membutuhkan partisipasi luas dalam politik.

Jika pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau kebijakan tertentu, peraturan


tersebut kemudian akan ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan suara pada suatu
masalah dan menentukan nasib negaranya sendiri.

3. Demokrasi Tidak Langsung adalah ketika rakyat dapat memilih siapa yang akan
mewakili suara mereka di parlemen. Demokrasi ini merupakan bentuk demokrasi paling
umum di seluruh dunia. Penekanannya terletak pada perlindungan hak-hak tidak hanya
pada mayoritas rakyat di negara bagian, tapi juga minoritas. Dengan memilih perwakilan
yang lebih berkualitas, minoritas kemudian akan dapat menyuarakan keluhannya dengan
cara yang lebih efisien.

4. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang saat ini berlaku di Tanah Air
Indonesia. Demokrasi yang bersumber pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta
berasaskan musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh
masyarakat atau warga Negara seperti yang tercantum pada kelima sila Pancasila.

Seperti yang kita ketahui, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
memiliki makna kristalisasi berbagai pengalaman hidup bangsa Indonesia yang telah
membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai, pandangan fisafat, moral, serta etika yang
telah melahirkannya.

5. Demokrasi Presidensial Di bawah sistem demokrasi presidensial, presiden dipilih secara


langsung oleh warga negara.
Presiden dan cabang eksekutif pemerintah kemudian tidak bertanggung jawab kepada
legislatif, tetapi, tidak dapat membubarkan legislatif secara sepenuhnya.

Dalam demokrasi presidensial, kepala negara adalah kepala pemerintahan. Negara-negara


seperti Amerika Serikat, Argentina, dan Sudan telah menggunakan jenis demokrasi ini.

Pada buku yang berjudul Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi dari
Sarah Nuraini Siregar ingin menjelaskan mengenai dinamika serta efektivitas kinerja
sistem demokrasi presidensial Indonesia yang terjadi dari satu masa ke masa lainnya.

6. Demokrasi liberal dalam demokrasi yang menggunakan sistem politik dengan paham
memberikan kebebasan individu. Demokrasi liberal juga dapat dikatakan sebagai
demkorasi yang mengutamakan memberikan perlindungan hak individu dari kuasa
pemerintah dengan catatan sesuai hukum konstitusional.

Oleh sebab itu, dalam demokrasi liberal, setiap dalam mengambil sebuah keputusan akan
diambil melalui keputusan mayoritas. Hal ini dilakukan agar setiap kebijakan yang telah
dibuat tidak melanggar hak-hak dari setiap individu.

 Makna demokrasi merupakan segala hal yang meliputi kegiatan menjalankan mandat dari
rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Di Indonesia, demokrasi memiliki makna yang
kemudian diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip negara.
 Dalam negara demokrasi rakyat adalah pemilik kekuasaan untuk mengatur pemerintahan.
Dengan kata lain kekuasaan berada di tangan rakyat. Hal ini sejalan dengan makna
kedaulatan rakyat.
 Prinsip Demokrasi diterapkan dalam berbagai kehidupan seperti persamaan derajat,
kebebasan mengeluarkan pendapat, supremasi hukum, dan partisipasi rakyat yang melandasi
berbagai kehidupan di lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan Negara.
 Menurut Budiardjo (2003) dalam buku yang ditulis Ai Tin Sumartini dan Asep Sutisna Putra,
sejumlah syarat dasar agar terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of
Law antara lain sebagai berikut.
1. Perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.
 Hal serupa juga disampaikan dalam laman situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang menyebutkan prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia berikut ini:
1. Pengakuan hak asasi manusia.
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan (trias politika).
3. Pemerintahan menurut hukum.
4. Jaminan hak individu secara konstitusional, termasuk prosedurnya.
5. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memilih.
6. Pemilihan umum yang bebas dan kebersamaan politik.
7. Kebebasan mengemukakan pendapat.
8. Kebebasan berserikat dan berposisi.
9. Pendidikan politik atau kewarganegaraan (civil education).

II. Demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)


 Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi yang memiliki landasan nilai dalam
Pancasila, yaitu dasar negara Indonesia. Konsep demokrasi pancasila merujuk pada sistem
politik yang diterapkan di Indonesia, di mana demokrasi dijalankan berdasarkan prinsip-
prinsip dan nilai-nilai Pancasila.
 Menurut Mohammad Hatta, demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan
kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang
mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia, dan berkesinambungan.
 Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Demokrasi Pancasila mengacu pada prinsip-prinsip
demokrasi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut.
 Dalam konteks Demokrasi Pancasila, kedaulatan rakyat adalah prinsip utama yang dijunjung
tinggi. Prinsip ini menegaskan bahwa kekuasaan politik berada di tangan rakyat, dan rakyat
memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka melalui proses pemilihan umum yang
demokratis.
 Berikut ciri-ciri Demokrasi Pancasila
1. Dasar Nilai Pancasila yaitu Demokrasi Pancasila didasarkan pada nilai-nilai Pancasila,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-
nilai ini menjadi pedoman dalam menjalankan sistem politik dan mempengaruhi
kebijakan publik.
2. Kedaulatan Rakyat yaitu Demokrasi Pancasila mengutamakan kedaulatan rakyat sebagai
prinsip utama. Kekuasaan politik berada di tangan rakyat dan diwujudkan melalui
pemilihan umum yang demokratis. Rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin
mereka dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik.
3. Keberagaman dan Toleransi yaitu Ciri khas Demokrasi Pancasila adalah pengakuan
terhadap keberagaman sosial, budaya, dan agama di Indonesia. Demokrasi Pancasila
mendorong adanya kerukunan, toleransi, dan menghargai perbedaan dalam masyarakat.
Hal ini tercermin dalam prinsip persatuan Indonesia dalam Pancasila.
4. Gotong Royong yaitu Konsep gotong royong atau kerja sama dalam masyarakat juga
menjadi ciri Demokrasi Pancasila. Masyarakat Indonesia didorong untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan bersama, baik dalam pembangunan maupun dalam menjaga
keharmonisan sosial. Gotong royong menjadi landasan dalam membangun solidaritas dan
persatuan.
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia yaitu Demokrasi Pancasila menempatkan pentingnya
perlindungan hak asasi manusia. Setiap warga negara memiliki hak-hak dasar yang harus
dihormati dan dilindungi, termasuk hak atas kebebasan berpendapat, kebebasan
berekspresi, hak untuk berorganisasi, dan hak untuk beragama.
6. Partisipasi Publik yaitu Demokrasi Pancasila mendorong partisipasi aktif masyarakat
dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Masyarakat diharapkan ikut serta
dalam konsultasi publik, musyawarah, dan diskusi yang berkaitan dengan kebijakan
publik. Partisipasi publik ini penting dalam membangun masyarakat yang responsif
terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.
7. Sistem Ketatanegaraan yaitu Penerapan Demokrasi Pancasila melibatkan sistem
ketatanegaraan yang menjunjung tinggi prinsip pembagian kekuasaan antara lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sistem ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan
kekuasaan dan menghindari konsentrasi kekuasaan yang berlebihan.

III. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia


 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia telah berjalan sejak zaman kemerdekaan. Implementasi
demokrasi dimulai dari era demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi
pancasila orde baru, dan demokrasi pancasila era reformasi.
 Saat ini, Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila sebagai sistem pemerintahannya.
Indonesia telah melakukan pergantian sistem demokrasi beberapa kali.
 Berikut ini adalah pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
1. Masa Pergerakan Kemerdekaan (1908-1945)
Pada masa ini, para tokoh pergerakan seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Soetan
Sjahrir, dan lain-lain mulai memperkenalkan konsep-konsep demokrasi kepada rakyat
Indonesia melalui pidato, tulisan, organisasi, dan aksi. Mereka juga berusaha menengahi
antara model demokrasi Barat yang liberalis dan model demokrasi Timur yang komunis.
2. Demokrasi parlemen atau liberal (1945-1959)
Pada masa ini, Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya dari agresi
Belanda. Pendidikan demokrasi dilakukan melalui pendidikan politik yang bertujuan
untuk mempersatukan rakyat dalam semangat perjuangan. Salah satu contoh adalah
Sekolah Rakyat Republik Indonesia (SRRI) yang didirikan oleh Tan Malaka.
Demokrasi ini dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-
1949). Lalu dilanjutkan pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950.
Pada masa demokrasi parlementer, kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil.
Dengan demikian program pemerintah tidak bisa dijalankan dengan baik dan
berkelanjutan.
Secara yudiris, demokrasi ini berakhir pada 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan
kembali UUD 1945.

3. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Pada masa ini, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan
parlemen dan mengembalikan UUD 1945. Soekarno juga mencetuskan konsep Nasakom
(Nasionalisme, Agama, Komunisme) sebagai dasar politik negara. Pendidikan demokrasi
dilakukan melalui penyuluhan ideologi dan sosialisasi program-program pemerintah
seperti Trikora, Konfrontasi dengan Malaysia, Ganyang Malaysia, dan lain-lain.
Demokrasi Pancasila lahir karena berbagai penyelewengan dan permasalahan yang
dialami oleh bangsa Indonesia. Demokrasi ini berlaku setelah masa demokrasi
parlementer dan demokrasi terpimpin.
a. Sistem kepartaian kacau. Adanya partai politik bukan untuk mempersiapkan diri
dalam rangka mengisi jabatan politik di pemerintah, tetapi menjadi elemen penopang
dari tarik ulur kekuatan antara lembaga kepresidenan, Angkatan Darat, dan Partai
Komunis Indonesia.
b. Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong membuat peranan lembaga
legislatif dalam sistem politik nasional menjadi lemah.
c. Hak dasar manusia juga menjadi sangat lemah.
d. Kebebasan pers berkurang, beberapa surat kabar dan majalah dilarang terbit oleh
pemerintah.
e. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah
pusat dan daerah.
4. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila lahir karena berbagai penyelewengan dan permasalahan yang
dialami oleh bangsa Indonesia. Demokrasi ini berlaku setelah masa demokrasi
parlementer dan demokrasi terpimpin.
Pada masa ini, Soeharto menggantikan Soekarno sebagai presiden setelah terjadinya
peristiwa G30S/PKI. Soeharto membentuk rezim otoriter yang mengendalikan semua
aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Pendidikan demokrasi
dilakukan melalui indoktrinasi ideologi Pancasila dan pembinaan mental yang bertujuan
untuk menciptakan warga negara yang taat, patuh, dan setia kepada pemerintah.
Maksud demokrasi Pancasila, yaitu dalam menggunakan hak-hak demokrasi harus
disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan.
Selain itu, demokrasi Pancasila menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan
musyawarah, serta harus dimanfatkan untuk mewujudkan keadilan sosial.
Namun, dalam praktik demokrasi Pancasila tetap ada penyimpangan di dalamnya, seperti:
 Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur.
 Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil.
 Kurangnya kebebasan mengemukakan pendapat.

5. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi (1998-sekarang)


Pada masa ini, Soeharto lengser dari jabatannya setelah terjadi gerakan reformasi yang
dipicu oleh krisis ekonomi dan politik. Reformasi membawa perubahan besar dalam
sistem politik dan pemerintahan Indonesia. Pendidikan demokrasi dilakukan melalui
revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum. Pendidikan
demokrasi juga berusaha untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berdialog,
berpartisipasi, dan bersikap toleran di kalangan warga Negara.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila,
tetapi aturan pelaksanaannya berbeda.
Terdapat empat perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari masa orde baru ke
reformasi. Berikut pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi:
 Pemilihan umum lebih demokratis.
 Partai politik lebih mandiri.
 Lembaga demokrasi lebih berfungsi.
 Konsep trias politika (Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.

IV. Pendidikan Demokrasi


 Pendidikan demokrasi adalah suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk
warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pendidikan demokrasi juga berfungsi untuk meningkatkan
partisipasi, toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Pendidikan demokrasi di Indonesia memiliki kaitan erat dengan Pancasila sebagai ideologi
dan dasar negara. Pancasila mengandung nilai-nilai demokrasi seperti musyawarah,
persatuan, keadilan, kesejahteraan, dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, pendidikan
demokrasi di Indonesia harus mengacu pada Pancasila sebagai sumber nilai dan norma.
 Pendidikan demokrasi di Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan yang perlu
diatasi. Beberapa permasalahan tersebut antara lain:
1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang demokrasi di kalangan warga negara.
Banyak warga negara yang masih apatis, pragmatis, dan oportunis dalam berpartisipasi
dalam proses demokrasi. Banyak juga warga negara yang mudah terpengaruh oleh isu-isu
yang bersifat provokatif, hoax, dan ujaran kebencian.
2. Kurangnya kualitas dan kuantitas pendidik dan peserta didik yang mampu
mengimplementasikan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pendidik dan
peserta didik yang masih menggunakan metode pembelajaran yang bersifat otoriter,
dogmatis, dan monologis. Banyak juga pendidik dan peserta didik yang tidak memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Kurangnya dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak dalam penyelenggaraan
pendidikan demokrasi. Banyak pihak yang masih menganggap pendidikan demokrasi
sebagai urusan pemerintah saja, tanpa melibatkan peran dari keluarga, masyarakat,
media, organisasi, dan lembaga lainnya. Banyak juga pihak yang masih memiliki
kepentingan dan agenda tersendiri dalam menyelenggarakan pendidikan demokrasi.
 Untuk meningkatkan pendidikan demokrasi di Indonesia, diperlukan upaya-upaya yang
komprehensif dan kolaboratif dari semua pihak yang terkait. Beberapa upaya tersebut antara
lain:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang demokrasi di kalangan warga negara
melalui sosialisasi, edukasi, advokasi, dan kampanye yang berkelanjutan. Mendorong
warga negara untuk berpartisipasi secara aktif, kritis, kreatif, dan konstruktif dalam
proses demokrasi. Menumbuhkan sikap toleran, pluralis, inklusif, dan harmonis di tengah
keberagaman warga negara.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidik dan peserta didik yang mampu
mengimplementasikan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan
kurikulum, metode, media, dan evaluasi pembelajaran yang bersifat demokratis,
partisipatif, interaktif, dan reflektif. Meningkatkan kompetensi dan integritas pendidik
dan peserta didik melalui pelatihan, bimbingan, supervisi, dan pengembangan karier yang
berkelanjutan.
3. Meningkatkan dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak dalam penyelenggaraan
pendidikan demokrasi. Membangun kerjasama dan koordinasi yang efektif antara
pemerintah, keluarga, masyarakat, media, organisasi, dan lembaga lainnya dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pendidikan demokrasi. Mendorong
partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian pendidikan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai