Disusun Oleh:
NAMA : STEVANY ANGEL
KELAS : XII IPS 2
SMAN 4 TANGERANG
Jl. Padasuka I, RT.001/RW.004, Pabuaran Tumpeng, Kec. Karawaci, Kota
Tangerang, Banten 15112
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam iman Kristen, demokrasi memiliki makna ketika kasih menjadi motivasi dan
keadilan menjadi tujuan. Tradisi Kristen menekankan bahwa setiap manusia memiliki
martabat untuk menjadi seorang pelaku moral yang bebas. Kebebasan itu diungkapkan
dalam bentuk keputusan dan tindakan pribadi yang memungkinkan kehidupan bersama
dapat berlangsung. Di samping itu juga manusia memiliki martabat sebagai seorang pekerja
(pelayan) yang memungkinkan kehidupan bersama menjadi nyata. Menurut iman Kristen,
kasih dapat dinyatakan bila setiap orang memberikan dirinya bagi pelayanan dalam
masyarakat.
Setiap orang Kristen wajib berperan aktif dalam kehidupan demokrasi. Hal ini dapat
diwujudkan antara lain dengan turut berpartisipasi aktif dalam pemilu, menjadi anggota
partai politik, turut serta aktif dalam pengambilan keputusan yang mengatur kehidupan
bersama, dan bentuk-bentuk kegiatan politik lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian demokrasi?
2. Apa saja bentuk-bentuk demokrasi?
3. Bagaimana demokrasi menurut ajaran kristen?
4. Bagaimana pandangan Kristiani terhadap demokrasi?
5. Bagaimana contoh demokrasi dalam Alkitab?
6. Bagaimana persinggungan nilai-nilai demokrasi dan ajaran Kristiani?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk sistem demokrasi
3. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang dianut oleh ajaran Kristen
4. Untuk mengetahui pandangan Kristiani terhadap demokrasi
5. Untuk mengetahui contoh demokrasi yang terdapat dalam Alkitab
6. Untuk mengetahui persinggungan dan nilai demokrasi apa saja yang terdapat pada
agama Kristen
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Demokrasi dapat dimengerti sebagai:
Dengan demikian yang menjadi pusat dari demokrasi adalah rakyat itu sendiri.
Demokrasi adalah pelaksanaan kedaulatan penuh di tangan rakyat. Namun demikian, tidak serta
merta bahwa rakyat memegang kebebasan yang mutlak. Kebebasan secara mutlak hanya akan
berakibat pada terjadinya anarkisme atau yang lebih dikenal sebagai tirani mayoritas dimana
kelompok mayoritas akan bertindak sewenang-wenang, karena demokrasi diartikan sebagai
kekuasaan di tangan rakyat mayoritas semata. Demokrasi di dalamnya mengandung prinsip-
prinsip yang harus ditegakkan, sehingga terwujud suatu sistem pemerintahan bagi kebaikan dan
kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai
oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai
berikut:
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
Secara umum bentuk demokrasi ada 2, yaitu
1) Demokrasi langsung
2) Demokrasi perwakilan
DEMOKRASI DI INDONESIA
Negara Indonesia bertujuan melindungi dan mengsejahterakan rakyat sesuai dengan
pembukaan UUD 1945. Sehingga Indonesia menetapkan bahwa Indonesia akan menganut sistem
demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah
mufakat tanpa oposisi dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi
terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar
Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak
Pembangunan arah rencana pembangunan dari pada suara terbanyak dalam setiap usaha
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal.
Ciri demokrasi Pancasila:
Dari uraian mengenai bangsa Israel, kita mengetahui bahwa pada awalnya pemerintahan
teokratis yang dipimpin Allah mengandung gaya demokrasi. Kuncinya adalah di dalam sistem
pemerintahan tersebut terdapat kesamaan kedudukan antar-manusia dan tidak ada yang saling
menguasai. Inilah prinsip demokrasi. Inilah juga yang menjadi prinsip kristiani. Selama berabad-
abad para politikus, flsuf, dan rohaniawan setuju bahwa kekristenan ibarat ibu yang melahirkan
sistem demokrasi. Kekristenan memberi dasar konsep imago Dei dalam diri setiap manusia.
Demokrasi mengaturnya dan mengakui persamaannya pada diri setiap manusia.
Tradisi Kristen menekankan bahwa setiap manusia memiliki martabat untuk manjadi
seorang pelaku moral yang bebas. Kebebasan itu diungkapakan dalam bentuk keputusan dan
tindakan pribadi yang memungkinkan kehidupan bersama dapat berlangsung. Di samping itu
juga manusia memiliki martabat sebagai seorang pekerja (pelayan) yang memungkinkan
kehidupan bersama menjadi nyata. Menurut iman Kristen, kasih dapat dinyatakan bila setiap
orang memberikan dirinya bagi pelayanan dalam masyarakat.
Berdasarkan hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap orang Kristen wajib
berperan aktif dalam kehidupan demokrasi. Hal ini dapat diwujudkan antara lain dengan turut
berpartisipasi aktif dalam pemilu, menjadi anggota partai politik, turut serta aktif dalam
pengambilan keputusan yang mengatur kehidupan bersama, dan bentuk-bentuk kegiatan politik
lainnya.
Memang, haruslah diakui bahwa dalam pengambilan keputusan yang mengatur
kehidupan bersama. Iman Kristen menegaskan bahwa semua kuasa berasala dan hanyan milik
Allah. Kuasa adalah pemberian Allah yang harus dipertanggungjawabkan dalam pelayanan
masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang Kristen yang terlibat dalam berbagai kegiatan politik
wajib menyuarakan suara kenabian. Suara kenabian itu didasarkan pada nilai-nilai universal,
yaitu: menegakkan keadilan, menyatakan kebenaran, menghormati kebebasan yang bertanggung
jawab, memperjuangkan kesetaraan, dan mempraktikan kasih terhadap semua orang.
Kelamahan yang selama ini terjadi adalah orang Kristen cenderung menghidari
keterlibatan dalam aktivitas yang “berbau” politik. Politik hanya dianggap sebagai urusan orang-
orang tertentu saja, yang terlibat di partai politik (anggota DPR/DPRD), atau pemerintahan.
Warga gereja lainnya cukup menjadi “penonton”. Padahal, sadar atau tidak, di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semua warga negara akan menanggung dampak dari
setiap keputusan politik yang ditetapkan. Dengan berpartisipasi aktif di dalam kegiatan politik,
orang Kristen turut menata kehidupan bersama, sekaligus merupakan upaya kita untuk
mewujudkan nilai-nilai demokrasi yang sesuai dengan iman Kristen.
Cerita :
Tuhan menghormati hak asasi manusia, bahkan Ia terkadang menghargai hak manusia
untuk melawan Tuhan. Manusia diberikan hak kebebasan oleh Tuhan termasuk kemungkinan
untuk melawan Tuhan. Itu adalah hak yang diberikan oleh Tuhan. Sebagaimana seorang bapa
mengabulkan permintaan anak yang terhilang, yang menggunakan haknya untuk melawan
bapanya. Ia hanya mau harta dan tidak mau bapanya.
Demikian halnya manusia hanya mau anugerah, tetapi tidak mau Tuhan. Anak itu pergi
dengan hak asasi manusia, dan setelah menghamburkan semuanya, ia akhirnya menjadi penjaga
babi. Waktu itu, ia baru sadar bahwa tidak seharusnya ia berada di dalam kondisi semacam itu. Ia
memutuskan untuk kembali ke rumah. Ketika pulang, seharusnya ia tidak lagi mempunyai hak
sebagai anak, karena hak itu sudah ia ambil dan habiskan. Ia sendiri menyadari bahwa ia sudah
tidak mempunyai hak, sehingga ia berkata, “Bapa, aku telah berdosa terhadap Sorga dan
terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa” (Luk 15:21). Tetapi ayah itu berkata,
“Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin
pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dan
marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia
telah hilang dan didapat kembali” (Luk 15:22-24). Walaupun kita pernah menginjak nginjak hak
yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi ketika kita kembali, Tuhan tetap memberikan hak kepada
kita.
Di sini kita dapat melihat bahwa Tuhan bukan dictator, dan Ia tidak menindas semua yang
melawanNya. Tetapi, waktu kita memakai hak asasi manusia untuk melawan Tuhan, maka itu
berarti kita sedang membunuh hak asasi kita sendiri, karena hak asasi kita hanya dapat terjamin
di dalam tangan Tuhan saja.
Ketika rakyat Israel menggunakan kuasa rakyat untuk menuntut seorang raja, itu berarti
mereka sedang meminta untuk menegakkan seorang raja yang kemudian akan membunuh rakyat.
Justru setelah mereka memakai demokrasi, orang Israel kehilangan demokrasinya. Tuhan
menyuruh Samuel memberitahukan kepada orang Israel bahwa permintaan mereka itu justru
akan mengikat mereka (1 Sam 8:10-18). Di sini kita melihat adanya suatu prinsip yang penting:
Kebebasan diberikan kepada manusia, tetapi juga disusul oleh peringatan
KESIMPULAN
Demokrasi merupakan sistem kekuasaan yang semakin popular di era modern ini.
Demokrasi adalah sistem kedaulatan rakyat, di mana rakyat yang memegang kedaulatan tertinggi
untuk mengatur dan menentukan jalannya kehidupan bernegara. Dalam sejarah politik Indonesia,
demokrasi sudah diterapkan sejak kemerdekaan, dan pada kenyataannya adalah merupakan
sistem yang didukung oleh umat Kristen. Umat Kristen bahkan berpartisipasi aktif untuk
mendorong dan memajukan demokrasi. Namun demikian diperlukan suatu kajian sejauh mana
seharusnya umat Kristen terlibat dalam demokrasi.
Kajian yang dilakukan adalah meliputi apakah prinsip-prinsip demokrasi itu sebenarnya,
bagaimanakah pandangan Alkitab sebagai sumber kebenaran bagi umat Kristiani, terhadap
demokrasi, dan bagaimana juga pandangan tokoh-tokoh Kristen terhadap demokrasi. Hasilnya
disimpulkan bahwa umat Kristen patut untuk mendorong penerapan demokrasi karena prinsip
utama demokrasi adalah perlindungan terhadap hak asasi manusia maupun terhadap
keberagamaan. Namun mengenai prinsip mayoritas dalam demokrasi, umat Kristen tetap harus
bersikap kritis, bahwa suara mayoritas tidak selalu merupakan kebenaran.
Menurut kaidah bahasa Indonesia dan berdasarkan penjelasan Bung Hatta bahwa kata-
kata “itu” dibelakang kata “kepercayaan” dalam pasal tersebut menunjukan makna kesatuan
diantara agama dan kepercayaan. Namun yang terjadi hidup beragama masih warnai dengan
berbagai tindakan radikalisme, kurang toleransi, muncul dalam bentuk aksi-aksi kekerasan
massa.
SARAN
Melihat kejadian-kejadian seperti diatas pemerintah harus lebih transparan pada
penerapan demokrasi di Indonesia. Selain itu, perlunya toleransi umat beragama. Fanatisme
terhadap kepercayaan pribadi tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Karena itu, negara wajib
melindungi pemeluk agama. Karena itu, negara tidak boleh mentolerir pengerusakan tempat
ibadah. Negara harus menindak tanpa pandang bulu. Baik kekerasan yang mengatasnamakan
agama dan pelanggaran HAM.
Oleh sebab itu negara harus memiliki komitmen terhadap HAM. Maka pemerintah
sebagai penyelenggara negara harus mencegah dan menentang setiap pelanggaran hal-hal di atas.
Karena penegakan HAM salah satu fondasi dari pilar demokrasi. Dan ketegasan negara sebagai
pemilik otoritas mengadili seadil-adilnya bagi mereka yang memaksakan kehendak terhadap
agama lain. Hal ini harus direalisasikan negara, jika tidak penegakan HAM tidak pernah akan
ada atau malah tetap sebagai negara demokrasi abu-abu. Hak menganut agama merupakan
kebebasan mengembangkan agamanya, bahkan mendirikan sekte (aliran) baru harus dilindungi
negara. Karena itu krustitusi negara harus menjamin kebebasan untuk semua orang.