Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat.
Dalam hal tersebut merupakan pengertian demokrasi itu sendiri dari sistem
pemerintahan dimana yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat, serta dari sistem sosial dan politik dari pemerintahan dengan kekuasaan
pemerintah yang dibatasi mengenai hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak
perorangan warga negara Indonesia.
Dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era refomasi
tahun 1998 adalah sistem pemerintahan demokrasi. Karena demokrasi merupakan
sistem negara yang dimana kewenangannya hanya berada di tangan rakyat,
sehingga suatu pemerintahan tidak mempunyai kewenangan penuh terhadap
keputusan pemerintahan.
Selain itu, demokrasi merupakan salah satu bentuk atau sistem mekanisme
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau
negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang
setara atau hak yang adil dalam mengambil suatu keputusan yang dapat mengubah
kehidupan mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik
secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
Demokrasi juga mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Setiap
masyarakat mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti
feodalisme dan anti imperialisme dengan tujuan membentuk masyarakat
sosialisasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dinamika penerapan Demokrasi Pancasila?

1
2. Bagaimana prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila?
3. Bagaimana membangun kehidupan yang demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana persamaan kedudukan di muka hukum?
5. Bagaimana perilaku yang mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dinamika penerapan Demokrasi Pancasila.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila.
3. Untuk mengetahui membangun kehidupan yang demokrasi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui persamaan kedudukan di muka hukum.
5. Untuk mengetahui perilaku yang mendukung tegaknya nilai-nilai
demokrasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila


Demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang
berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah
satu kosakata dalam bahasa Inggris, yaitu democracy. Demokrasi merupakan
istilah politik yang berati pemerintahan rakyat. Hal tersebut bisa diartikan bahwa
dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat yang
dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah
sistem pemilihan bebas. Kata “pemerintahan oleh rakyat” memiliki konotasi (1)
suatu pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan (2) suatu pemerintahan “oleh
rakyat biasa” (bukan oleh kaum bangsawan) bahkan (3) suatu pemerintahan oleh
rakyat kecil dan miskin (government by the poor) atau yang sering diistilahkan
dengan “wong cilik”.
Dengan demikian, yang penting bagi suatu demokrasi bukan hanya siapa
yang memilih pemimpin, tetapi juga cara dia memimpin. Sebab jika cara
memimpin
negara tidak benar, baik karena rendahnya kualitas dan komitmen moral dari sang
pemimpin itu sendiri, maupun karena budaya masyarakat setempat yang tidak
kondusif, maka demokrasi hanya berarti pemolesan dari tirani oleh kaum
bangsawan menjadi tirani oleh masyarakat bawah. Secara terminologi, banyak
ahli yang mengemukakan pengertian demokrasi, namun dasar demokrasi selalu
mengacu pada rakyat, yaitu :
1. Pelaksanaan kekuasaan negara ialah wakil rakyat yang terpilih karena
rakyat yakin segala kepentingannya akan diperhatikan.
2. Cara melaksanakan kekuasaan negara dengan senantiasa mengingat
kehendak rakyat dan memenuhi kehendak rakyat.

3
3. Batas kekuasaan negara demokrasi ditentukan dengan sebanyak mungkin
memperoleh hasil yang diinginkan oleh rakyat asal tidak menyimpang
dasar demokrasi.
Pengertian demokrasi yang sangat popular ialah pemerintahan dari rakyat,
untuk rakyat, dan oleh rakyat. “Pemerintahan dari rakyat” artinya presiden,
gubernur, bupati, kepala desa pemimpin politik telah dipilih dan mendapatkan
mandat dari rakyat sehingga mengemban kepentingan rakyat. “Pemerintahan oleh
rakyat” artinya negara dijalankan oleh rakyat melalui mandat sehingga rakyat
menjadi pengawas, yang dijalankan oleh rakyat. “Pemerintahan untuk rakyat”
artinya hasil dan kebijaksanaan diarahkan pada kesejahteraan rakyat dan atas
dasar aspirasi rakyat. Jadi demokrasi adalah pemerintahan yang berdasarkan
kedaulatan rakyat. Pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan negara itu
dijalankan oleh rakyat. Walaupun dalam praktiknya pemerintahan dijalankan oleh
pemerintah, orang-orang dalam pemerintah tersebut telah dipilih dan mendapat
mandat dari rakyat.
Pemerintahan untuk rakyat merupakan pemerintah yang menghasilkan dan
menjalankan kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Jika kebijakan yang dihasilkan hanya untuk kepentingan
sekelompok orang dan tidak berdasarkan kepentingan rakyat, pemerintahan
tersebut bukan pemerintahan demokratis.
Negara yang menganut asas kedaulatan rakyat atau demokrasi memiliki
ciri sebagai berikut :
1. Adanya lembaga perwakilan rakyat yang mencerminkan kehendak rakyat.
2. Adanya pemilihan umum yang bebas dan rahasia.
3. Adanya kekuasaan atau kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh lembaga
yang bertugas mengawasi pemerintah.
4. Adanya susunan kekuasaan badan atau lembaga negara ditetapkan dalam
UUD negara. (Hartati, Setyani, 2011: 27).
Dalam penerapan di Negara Kesatuan Republik Indonesia demokrasi dapat
dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada
dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang
sebagai pola hidup berkelompok dalam organisasi negara, sesuai dengan

4
keinginan orang-orang yang hidup dalam kelompok tersebut (demos). Keinginan
orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh pandangan
hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi
bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat
di Indonesia didasarkan pada nilai-nilai falsafah Pancasila atau pemerintahan dari,
oleh dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila Pancasila. Transformasi nilai-nilai
Pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan merupakan konsekuensi dan
komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan pemahaman ini maka beberapa pakar Indonesia memberikan
pengertian sebagai berikut :
1. Sri Soemantri mengatakan :
“Demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
mengandung semangat ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan sosial”.
2. Pamudji mengatakan :
“Demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang
Maha Esa yang berprikemanusian yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip
demokrasi secara universal. Ciri Demokrasi Pancasila
1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi.
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan.
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan
berdasarkan suara terbanyak. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan
negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi, yaitu Undang-
Undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan

5
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945. Untuk melihat rumusan-rumusan
tersebut dalam tatanan praktis dapat dicermati dalam gagasan demokrasi mengalir
seperti lahirnya konsep konsep demokrasi dari para tokoh republik Indonesia,
Soekarno Hatta, M. Natsir, Sharir dan kemudian dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang perkembangannya dapat dirasakan pada 2 tahapan, yaitu:
Pada tahapan pra kemerdekaan pemahaman demokrasi belum dapat
diartikan sebagai wujud pemerintahan rakyat karena saat itu belum ada negara,
tentunya belum ada juga pemerintahan, namun pemahaman demokrasi saat itu
adalah semua orang sebagai komponen bangsa semua berkumpul untuk
memperbincangkan bagaimana baiknya dalam menyiapkan pembentukan negara
secara rill, yaitu penyiapan anggaran dasar atau UUD, penyiapan sistem
pemerintahan yang harus dijalankan, bagaimana bentuknya, siapa yang akan
menjadi kepala dan wakil kepala pemerintahan, kesepakatan dalam musyawarah
dengan modal semangat kebangsaan ingin mempunyai negara, hasilnya adalah
rumusan yang tertera dalam UUD 1945.
Sementara itu perkembangan demokrasi pasca kemerdekaan telah
mengalami pasang surut (fluktuasi) dari masa kemerdekaan sampai saat ini.
Sebenarnya sistem demokrasi yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah
rumusan “mekanisme hidup berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang dapat menjawab keanekaragaman suku adat-istiadat, bahasa dan
agama dan keanekaragaman kehendak” atau kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan ini hanya akan
dapat dilaksanakan apabila rakyat ini:
1. Memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan rasa
nasionalisme yang tinggi.
2. Memiliki kebesaran jiwa dan sportif.
3. Konstitusional.
4. Terjamin keamanan.
5. Bebas dari campur tangan asing.
6. Sadar akan adanya perbedaan.
Dengan demikian bahwa pemahaman konsep demokrasi pada pra
kemerdekaan adalah bermusyawrah sebagai mekanisme kehidupan dari

6
keanekaragaman kehendak atau aspirasi komponen bangsa. Demokrasi memiliki
sebuah pilar, yaitu prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik
luar negara (eksekutif, yudikatif, dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara
ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances (pengawasan dan
perimbangan). (Sodeli, Lubis, 2014: 62).

B. Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila


Dalam penerapan dinamika demokrasi Pancasila ini mempunyai prinsip-
prinsip tersendiri dari demokrasi Pancasila. Prinsip-prinsip demokrasi tersebut
antara lain :
1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan kecerdasan.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
4. Demokrasi dengan rule of law, yaitu kekuasaan negara Republik Indonesia
itu harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan kebenaran
hukum (legal truth). Kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum
(legal justice). Kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal
security). Kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau
kepentingan hukum (legal interest).
5. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara.
6. Demokrasi dengan hak asasi manusia
7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah.
9. Demokrasi dengan kemakmuran.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial.
Karakter utama demokrasi Pancasila adalah sila keempat, yaitu
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan”. Inti dari demokrasi adalah kedaulatan rakyat, artinya rakyat
mempunyai kekuasaan penuh untuk mengelola negara, sehingga kemajuan sebuah

7
negara merupakan tanggung jawab seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, dalam
negara demokratis, setiap rakyat atau warga negara berkewajiban untuk :
1. Menghargai dan menjunjung tinggi hukum.
2. Menjunjung tinggi ideologi dan konstitusi negara.
3. Mengutamakan kepentingan negara
4. Ikut serta dalam berbagai bentuk kegiatan politik.
5. Mengisi kemerdekaan dan aktif dalam pembangunan.
Demokrasi Pancasila mengandung beberapa nilai moral yang bersumber
dari Pancasila, yaitu :
1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
3. Pelaksanaan kebebasan yang dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri dan orang lain.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan
mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan
pemerintahan berdasarkan konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai
demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai
dengan UUD 1945.
Ciri-ciri demokrasi Pancasila :
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
3. Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan
disalurkan melalui wakil–wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya
demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak.

8
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator, mayoritas, dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
Sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila sebagai berikut:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.
2. Indonesia menganut sistem konstitusional.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan
negara yang tertinggi.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah yang tertinggi di bawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
5. Pengawasan Dewan Perwakilah Rakyat (DPR).
6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
Demokrasi pancasila mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut :
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan
dan gotong royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang
mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran
dan budi pekerti luhur, kepribadian Indonesia yang berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan
oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak,
tetapi harus diselarasaskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan
cita-cita hidup bangsa indonesia yang dijiwai oleh semangat.
5. Kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas dan minoritas.
Demokrasi Pancasila pada intinya merupakan demokrasi yang didasarkan
pada Pancasila, yakni yang didasarkan pada lima sila, yaitu sebagai berikut :
1. Sila ketuhanan
2. Sila kemanusiaan

9
3. Sila persatuan
4. Sila kedaulatan rakyat
Unsur utama dari demokrasi Indonesia yang berdasarkan pada pancasila
adalah adanya prinsip “musyawarah”. Kata musyawarah sendiri awal mulanya
sendiri tersebut dalam sila ke empat dari Pancasila, yang secara lengkap berbunyi
“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”. Inti dari musyawarah adalah “win-win solution” artinya dengan
prinsip musyawarah tersebut, diharapkan dapat memuaskan semua pihak yang
berbeda pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan
dalam praktek berbangsa dan bernegara. Yang lebih realistis justru pelaksanaan
voting berdasarkan metode one man one vote yang menghasilkan konsep win lose
solution berdasarkan konsep zero sum game, meskipun tidak selamanya berarti
pemenang ambil semua (the winner takes all).
Di samping itu, prinsip musyawarah ini sering disalah artikan dalam
praktik. Misalnya semasa Indonesia dibawah rezim pemerintahan Presiden
Soeharto, prinsip ini lebih sering diartikan sebagai pemaksaan kehendak dari
pihak yang kuat/yang punya kuasa terhadap pihak yang lemah. Atau penggunaan
prinsip musyawarah sebagai lawan dari prinsip voting suara, padahal voting suara
berdasarkan one man one vote merupakan inti dan metode pengambilan keputusan
satu-satunya yang paling reasonable dari konsep demokrasi itu.
Penjelmaan konsep demokrasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadi kabur dikarenakan beberapa hal, terutama karena sangat
sumirnya penjabaran demokrasi Pancasila di dalam UUD 1945. Seperti pada masa
orde Presiden Soekarno dan orde Presiden Soeharto, terjadi berbagai
penyimpangan terhadap prinsip kebebasan berbicara, suatu penyimpangan yang
bahkan sering kali dilembagakan. Karena itu, tidak mengherankan jika pada saat
itu banyak surat kabar dan majalah yang dibreidel, siaran televisi dan radio yang
dikontrol dengan ketat, dan orang yang bicara vokal dikirim kepenjara atau
bahkan dihilangkan (dibunuh), hanya karena berbeda pandangan dengan
pemerintah.
Menurut Azyumardi Azra, agar sistem demokrasi di Indonesia menjadi
lebih mendekati demokrasi dalam arti yang benar, diperlukan beberapa

10
perombakan dalam berbangsa dan bernegara, yaitu diperlukan perombakan-
perombakan sebagai berikut :
1. Perombakan sistem (constitutional reforms), yang berisikan perumusan
kembali falsafah, kerangka dasar, dan perangkat legal sistem politik.
2. Perombakan kelembagaan yang menyangkut dengan pengembangan dan
pemberdayaan (institutional reforms and empowerment) terhadap
lembaga-lembaga politik.
3. Perombakan kultur politik kearah yang lebih demokratis.
Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila
Prinsip merupakan kebenaran pokok/dasar orang berpikir, bertindak dan
lain sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum
terdapat 2 (dua) landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat
mutlak untuk diketahui oleh setiap orang yang menjadi pemimpin negara, rakyat,
masyarakat, organisasi partai, dan keluarga, yaitu :
1. Suatu negara itu milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau
milik suatu keluarga/golongan/partai dan bukan pula milik penguasa
negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah
selaku pengurus rakyat, harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap
rakyatnya, dan sekaligus pelaku pelayanan rakyat, yaitu tidak boleh
bertindak zalim kepada tuannya, yaitu rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945
dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat).
b. Pemerintah berdasrkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas).
c. Kekuasan tertinggi berada di MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi.
3. Pengambilan keputusan atas hak musyawarah.

11
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan merupakan badan yang
merdeka.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan pemilihan umum.
7. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR
(pasal 1 ayat 2 UUD 1945).
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang
lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita.
Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila
Landasan formal dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD
1945 serta ketetapan-ketetapan MPRS. Sedangkan sistem demokrasi Pancasila
menurut prinsip-prinsip yang terkandung didalam batang tubuh UUD 1945
berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Adalah negara yang berdasarkan hukum.
Negara Indonesia bedasarkan hukum, tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka. Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah
maupun lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun
harus dilandasi dengan hukum dan tindakanya terhadap rakyat harus ada
landasan hukumnya.
2. Indonesia menganut sitem konstitusional.
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan
konstitusi, disamping oleh ketentuan hukum yang lainnya yang merupakan
pokok konstitusi, seperti TAP MPR dan undang-undang.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasan
rakyat tertinggi.

12
Seperti telah disebutkan pada pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada
halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR
adalah lembaga tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.
4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara
tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan
bertanggung jawab kepada majelis.
5. Pengawas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR
mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang
oleh presiden dan DPR harus saling bekerjasama dalam pembentukan
undang-undang termasuk APBN.
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggung jawab terhadap DPR.
Presiden memiliki kewenangan untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab
kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti
sistem kabinet kita adalah kepresidenan/presidentil.
7. Kekuasaan negara tidak tak terbatas.
Kepala negara tidak bertanggunag jawab kepada DPR, tetapi ia
bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus
memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

C. Membangun Kehidupan yang Demokrasi di Indonesia


Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi
yang pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya :
1. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi
“Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”.

13
2. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(setelah diamandemen) berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
3. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1 :
a. Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk
federasi”.
b. Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat
dan Senat”.
4. Dalam UUDS 1950 Pasal 1 :
a. Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat
ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”.
b. Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah ditangan
rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan rakyat”.

D. Persamaan Kedudukan di Muka Hukum


Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang
demokratis, apabila di dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki persamaan di
depan hukum, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, dan memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi
pendapatan yang adil, serta memiliki kekebasan yang bertanggung jawab.

E. Perilaku yang Mendukung Tegaknya Nilai-nilai Demokrasi


1. Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum
yang berlaku.
2. Membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal.
3. Membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
4. Membiasakan diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan
kekerasan.

14
5. Membiasakan diri untuk memilih pemimpin–pemimpin melalui cara-cara
yang demokratis.
6. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
7. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa, dan negara bahkan
secara pribadi.
8. Menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban.
9. Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab.
10. Mau menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat.
11. Membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasaan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kata demokrasi
merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara
dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih
melalui pemilu. Pemerintahan di negara demokrasi juga mendorong dan
menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap
warga negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak
kelompok minoritas; dan masyarakat warga negara memberi peluang yang sama
untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Demokrasi secara umum merupakan sistem pemerintahan yang segenap
rakyat turut serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada juga
yang menyatakan suatu sistem politik yang dimana kebijakan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Dalam
demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di Indonesia sistem
demokrasi yang digunakan adalah demokrasi Pancasila dengan mengedepankan
adanya prinsip musyawarah. Dengan bermusyawarah diharapkan dapat
memuaskan semua pihak yang berbeda pendapat, suatu harapan yang sebenarnya
sangat sulit dapat diwujudkan dalam praktik berbangsa dan bernegara. Demokrasi
dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu
kesetaraan sebagai warga negara, memenuhi kebutuhan- kebutuhan umum,
pluralisme dan kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan
sosial.
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka
harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi

16
yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal
diantaranya kesadaran akan prularisme, sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad
baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi membutuhkan
pertimbangan moral.

B. Saran
Di Indonesia, demokrasi bukan hanya sebagai system pemerintahan
namun kini telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial
atau penting dalam ketatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil
rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah terpilih menjadi
anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah bekerja untuk
rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Untukitu,diharapkan peran serta masyarakat dalam mengontrol
jalannya
pemerintahan agar terciptanya Indonesia yang lebih baik

17
DAFTAR PUSTAKA

Adityawrytama. 2014. Dinamika Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia. Diakses


dari http://adityawiryatama.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pkn-dinamika-
pelaksanaan.html pada tanggal 04 Agustus 2022 pukul 21.23 WIB
Alvin. 2011. Konsep Demokrasi. Diakses dari http://alvinheadhunters.wordpress.
com/2011/05/06/konsep-demokrasi/ pada tanggal 04 Agustus 2022 pukul
21.23 WIB
Rochimudin.2017. Media dan Sistem Dinamika Demokrasi. Diakses dari
http://belajarnegara.blogspot.co.id/2017/05/media-sistem-dan-dinamika-
demokrasi.html pada tanggal 04 Agustus 2022 pukul 21.23 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai