Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Esensi Demokrasi
2.2 Jenis-jenis Demokrasi
2.3 Urgensi Demokrasi Pancasila
2.4 Perkembangan Demokrasi di Indonesia
2.4 Tantangan Demokrasi Pancasila
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem
politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih
memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi
disebut negara otoriter. Negara otoriter pun masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi.
Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.

Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden Soeharto
dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi
(1965) pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa Indonesia. “Apakah
demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat bebas berpendapat dan
berorganisasi dan rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya. Dalam
makalah ini penyusun akan menjelaskan tentang “Demokrasi Indonesia”

i
ii

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Esensi dan pengertian Demokrasi ?

2. Bagaimana Urgensi Demokrasi Indonesia ?

3. Apa saja jenis-jenis Demokrasi ?

4. Bagaimana pekembangan Demokrasi di Indonesia ?

5. Bagaimana dinamika tantangan Demokrasi Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui Esensi dan Pengertian Demokrasi Pancasila.

2. Untuk mengetahui Urgensi Demokrasi Pancasila.

3. Mengetahui jenis-jenis dari Demokrasi

4. Untuk mengetahui pekembangan Demokrasi di Indonesia.

5. Untuk mengetahui dinamika tantangan Demokrasi yang sedang terjadi di Indonesia.


1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Esensi Demokrasi

Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti rakyat dan
“kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat berkuasa”
(government of rule by the people). Ada pula definisi singkat untuk istilah demokrasi yang
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun
demikian penerapan demokrasi diberbagai negara di dunia, memiliki ciri khas dan spesifikasi
masing-masing, yang lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat
dalam suatu Negara.

Demokrasi mempunyai arti yang penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab
dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin.
Oleh sebab itu, hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi ini selalu
memberikan posisi penting bagi rakyat kendat secara operasional implikasinya diberbagai negara
tidak selalu sama. Sekedar untuk menunjukkan betapa rakyat diletakkan pada psoisi penting
dalam asas demokrasi ini berikut akan dikutip beberapa pengertian demokrasi.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada tingkat terakhir
masyarakat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya,
termasuk dalam menilai kebijaksanaa negara, karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan
rakyat (Noer, 1983:207). Jadi, negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan
berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti
suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendri atau asas persetujuan rakyat
karena kedaulatan berada ditangan rakyat.
2

Beberapa pengertian Demokrasi :

Menurut Internasional Commision of Jurits

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan

di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan

yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.

a) Menurut Lincoln

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the

people, by the people, and for the people).

b) Menurut C.F Strong

Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta

atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya

mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.

Budaya Prinsip Demokrasi


Pada hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan tertinggi yang berada di tangan
rakyat. Hikmah kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Permusyawaratan adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan dan
memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai mufakat. Isi pokok-
pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :
a. Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
b. Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas.
c. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan berdasarkan atas kelembagaan.
d. Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945. Indonesia adalah negara
hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).
3

Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain sebagai berikut:


a. Persamaan
b. Keseimbangan hak dan kewajiban
c. Kebebasan yang bertanggung jawab
d. Musyawarah untuk mufakat.
e. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami perkembangan demokrasi, antara
lain sebagai berikut :
a. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
b. Pemilu yang demokratis
c. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan)
d. Pembuatan UU
e. Sistem peradilan yang independen
f. Kekuasaan lembaga kepresidenan
g. Media yang bebas
h. Kelompok-kelompok kepentingan
i. Hak masyarakat untuk tahu
j. Melindungi hak-hak minoritas
k. Kontrol sipil atas militer

2.2 Urgensi Demokrasi Pancasila

Demokrasi Di Indonesia Saat Ini

Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi yang makin luas. Di zaman
Soekarno, kita mengenal beberapa model demokrasi. Partai-partai Nasionalis, Komunis bahkan
Islamis hampir semua mengatakan bahwa demokrasi itu adalah sesuatu yang ideal. Bahkan bagi
4

mereka, demokrasi bukan hanya merupakan sarana, tetapi demokrasi akan mencapai sesuatu
yang ideal. Bebas dari penjajahan dan mencapai kemerdekaan adalah tujuan saat itu, yaitu
mencapai sebuah demokrasi. Oleh karena itu, orang makin menyukai demokrasi.

Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan adalah Demokrasi Liberal. Dalam
sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit sejak reformasi,
Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak 48 Partai (Pemilu 1999).
Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan KPU.
Kalau semua partai diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul ratusan sampai ribuan partai.
2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota DPD
(senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal itu juga
mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para anggota senat (senator).
3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok presiden, tetapi juga
wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme nyaris serupa dengan pemilu partai,
hanya obyek yang dipilih berupa pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres
tidak diperoleh pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan
legitimasi suara yang kuat.
4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu pilkada gubernur,
walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti pemilu Partai atau pemilu Presiden.
Hanya sosok yang dipilih dan level jabatannya berbeda. Disana ada penjaringan calon,
kampanye, proses pemilihan, dsb.
5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai panitia, dan Panwaslu
sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat independen yang dibentuk
secara swadaya. Disini dibutuhkan birokrasi tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu,
meskipun pada dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.
6. Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif melakukan riset
seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu. Termasuk adanya media-
media yang aktif melakukan pemantauan proses pemilu, pra pelaksanaan, saat
pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.
5

7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak sekali biaya
yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu. Konsekuensinya, pihak-pihak yang
berkantong tebal, mereka lebih berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang
idealis, tetapi miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada tebal-
tipisnya kantong para politisi.

Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara kuat dengan payung UU
Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem demikian telah
menjadi realitas politik legal dan memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.

Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi kedepan yang jelas
untuk membawa perubahan yang fundamental bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini, baik
dari segi perekonomian, pertahanan, dan persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi
antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya
demokrasi yang ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan partai dan
sekelompok tertentu saja.

Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi bangsa
Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

2.3 Jenis-Jenis Demokrasi

Demokrasi merupakan suatu konsep yang dapat dikaji secara luas dari berbagai sudut pandang
dan sisi kehidupan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai jenis demokrasi yang ada di
dunia.

1. Demokrasi Berdasarkan Cara Penyampaian Pendapat

a) Demokrasi Langsung
Dalam demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk menjalankan kebijakan pemerintahan. Demokrasi langsung juga dikenal sebagai
demokrasi bersih. Di sinilah rakyat memiliki kebebasan secara mutlak memberikan
pendapatnya, dan semua aspirasi mereka dimuat dengan segera didalam satu pertemuan.
Jenis demokrasi ini dapat dipraktekkan hanya dalam kota kecil dan komunitas yang
6

secara relatif belum berkembang, di mana secara fisik memungkinkan seluruh elektorat
untuk bermusyawarah dalam satu tempat, walaupun permasalahan pemerintahan tersebut
bersifat kecil.Demokrasi langsung berkembang di negara kecil Yunani kuno dan Roma.
Demokrasi ini tidak dapat dilaksanakan di dalam masyarakat yang kompleks dan negara
yang besar. Demokrasi murni yang masih bisa diambil contoh terdapat di wilayah
Switzerland. Bentuk demokrasi murni ini masih berlaku di Switzerland dan beberapa
negara yang didalamnya terdapat referendum dan inisiatif. Beberapa negara ada yang
sangat memungkinkan rakyat untuk memulai dan mengadopsi hukum, bahkan untuk
mengamandemenkan konstitusional dan menetapkan permasalahan publik politik secara
langsung tanpa campur tangan representatif.

b) Demokrasi Tidak Langsung atau Demokrasi Perwakilan.


Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
Pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
Di dalam negara yang besar dan modern demokrasi tidak bisa berjalan sukses. Oleh
karena itu, untuk menanggulangi masalah ini diperlukan sistem demokrasi secara
representatif. Para representatif inilah yang akan menjalankan atau menyampaikan semua
aspirasi rakyat di dalam pertemuan. Dimana mereka dipilih oleh rakyat dan
berkemungkinan berpihak kepada rakyat. (Garner).
Sistem ini berbasis atas ide, dimana rakyat tidak secara langsung hadir dalam
menyampaikan aspirasi mereka, namun mereka menyampaikan atau menyarankan saran
mereka melaui wakil atau representatif. Bagaimanapun, di dalam bentuk pemerintahan ini
wewenang disangka benar terletak ditangan rakyat, akan tetapi semuanya dipraktekkan
oleh para representatif.

c) Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Pengawasan Langsung dari Rakyat


Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat,
tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat.
7

2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritasnya


a) Demokrasi Formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang pada kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi kebebasan
yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.

b) Demokrasi Material
Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-
ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi
semacam ini dikembangkan di negara sosialis-komunis.

c) Demokrasi Campuran
Demokrasi ini meruapakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas. Demokrasi
ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.

3. Berdasarkan Prinsip Idiologi, demokrasi dibagi dalam:


a) Demokrasi Liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).

b) Demokrasi Rakyat atau Demokrasi Proletar


Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal
perebedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.

4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan Negara


a) Demokrasi Sistem Parlementer
Ciri-ciri pemerintahan parlementer:
– DPR lebih kuat dari pemerintah.
– Menteri bertanggung jawab pada DPR
– Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.
8

– Kedudukan kepala negara sebagai simbol


– Tidak dapat diganggu gugat.
b) Demokrasi Sistem Pemisahan/Pembagian Kekuasaan (Presidensial)
Ciri-ciri pemerintahannya:
– Negara dikepalai presiden
– Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat melalui badan perwakilan.
– Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
– Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada presiden.
– Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara, dan
tidak dapat saling membubarkan

2.4 Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Dalam sejarah negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad,
perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangu kehidupan
sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dengan kepemimpinan cukup kuat
untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta character and nation building, dengan
partisipasi rakyat, sekaligus menghindarkan timbulnya diktatur perorangan, partai maupun
militer.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:

a) Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen


serta partai-partai/ pada mas ini kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang untk
dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya persatuan yang digalang selama
perjuang melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi
kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.

b)Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden.
9

Terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis,dan peran ABRI


sebagai unsur sosial-politik, semakin meluas.

c) Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah
Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan
kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi dimasa Demokrasi terpimpin.
Namun dalam perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-
lembaga negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama Pancasila
hanya digunakan sebagau legimitasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

d) Periode 1999-sekarang, masa deokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada
kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan peribangan kekuatan antar lembaga
negara, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik
kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi
demokrasi adalah kekuasaan ditangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala pemilu
memang demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan tidak
mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan
anatar presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan lain perkataan model demokrasi
era Reformasi dewasa ini, kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (walfare state).

2.4 Tantangan Demokrasi Pancasila

Pemikiran kunci demokrasi terletak pada bagaimana negara tersebut mengelola dan
mengembangkan hal yang ada. Terutama demokrasi yang berkembang seiring dengan paham
lain yaitu republikanisme, liberalisme, dan Marxisme. Diantara perkembangan saat ini dinamika
ekonomi dunia juga turut serta memberikan pengaruh dan goncangan pada kebijakan dan
pemerintahanyang ada di berbagai negara khususnya Indonesia.

Termasuk dalam tantangan demokrasi adalah perubahan tatanan internasional terhadap


peranan dan sifat pemerintah demokratis. Persoalan di kehidupan maupun secara tradisional
mengindikasikan teori demokrasi memang memiliki beberapa tantangan yang di perkirakan akan
10

dihadapi. Makna lain dari demokrasi yang berubah dalam tatanan global maupun mengenai
pengaruh tatanan global atas perkembangan perhimpunan demokratis.

Pemahaman lain tentang tantangan pada demokrasi di kehidupan saat ini adalah
terjadinya penyimpangan. Banyaknya kepentingan di masyarakat maupun kepentingan pribadi.
Hal lain yang berpengaruh adalah bagaimana demokrasi bisa menjadi salah satu alasan untuk
membebaskan manusia atau secara khususnya warga negara yang negaranya menganut
demokrasi.

Adanya faktor pembagian kekuasaan, banyak pusat kekuasaan dan sistem otoritas yang
bekerja di dalam dan lintas batas-batas, dasar-dasar politik dan teori demokrasi harus disusun
kembali. Hakikat kekuasaan, otoritas dan tanggung jawab, semua harus di uji di masyarakat
kembali.

Demokrasi memiliki tantangan lain yaitu ideologi lain yang mungkin menembus batas-
batas dehingga mempengaruhi demokrasi saat ini. Contohnya liberal yang memiliki pemahaman
hak manusia secara seluas-luasnya., hal ini berbeda dengan peraturan yang ada di Indonesia pada
khususnya sebagai negara yang menganut demokrasi pancasila.

Hak dan kebebasan masih di di batasi oleh peraturan dan kepentingan orang lain.
Sehingga pada kenyataannya liberal tidak sesuai dengan hal yang dianggap seimbang dengan apa
yang di harapkan oleh pemerintah dan warga negara sebagai pelaksana demokrasi pancasila.

Adapun tantangan yang menjungkal demokrasi terbagai dalam 5 indikator :

1. Berkembangnya kelompok radikal

Tak pernah terbayang oleh kita ketika terjadi aksi bom bunuh diri di legian bali. Apalagi
aksi ini diatasnamakan jihad, dan menjadikan agama sebagai landasan kebenarannya. Sasaran
dari terorisme ini adalah orang asing yang memiliki kepentingan di indonesia. bahkan disebut
sebagai kaum mujahidin (dalam bahasa indonesianya “Pejuang - pejuang allah). Setelah itu, kita
kembali dikejutkan dengan pengeboman yang terjadi J.W Marriot dan Rits calton. Lagi-lagi
adalah milik asing yang diserang oleh aliran garis keras ini.
11

Kebanyakan negara-negara barat dan amerika termasuk indonesia, mengganggap bahwa


para teroris adalah orang yang terpinggirkan secara ekonomi. Namun lebih dari pada itu, mereka
sesungguhnya, bukan karena miskin, tetapi karena merasa geram dengan “penindasan” yang
dilakukan negara maju terhadap negara berkembang.

Yang lebih mengkawatirkan lagi, berkembangnya kelompok-kelompok yang mengklaim


demokrasi sebagai kemenangan kaum mayoritas. Karena dalam demokrasi adalah
mengutamakan aspirasi masyarakat banyak. Maka dari itu menurut pandangan mereka, umat
islam adalah yang terbanyak, maka dari itu harus diterapkan syariat islam dan mengubah negara
indonesia menjadi negara islam. Inilah tantangan terberat demokrasi indonesia kedepannya.

2. Kepicikan kedaerahan

Setelah reformasi berlangsung, otonomi daerah menjadi salah satu program yang gencar
dikampanyekan pemerintah. Tuntutan pemerintah daerahpun berdatangan. Dan karena asas
demokrasi itulah, maka pemerintah daerah diberikan wewenang mengatur daerahnya sendiri,
sesuai dengan undang-undang nomor 22 tahun 1999 dan undang-undang nomor 32 tahun 2004.

Ancaman kepicikan daerah yang saya maksud dalam hal ini bukan aksi separatisme,
meskipun itu sangat mungkin. Namun yang dimaksud dalam hal ini adalah pertama, isu putra-
putri daerah dalam pelaksanaan pemerintahan. Sehingga peluang bagi warga pendatang sangat
sempit dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Kedua, keegoisan daerah. Keegoisan yang dimaksud adalah berkaitan dengan sumber
daya alam. Daerah yang merasa penyumbang terbesar bagi keuangan negara akan mengklaim
bahwa daerah tersebut yang membiayai daerah lain. Hal ini akan menimbulkan kecemburuan
sosial diantara daerah-daerah, jika daerah yang merasa memberi banyak meminta banyak pula.

Ketiga, peraturan daerah yang diskriminatif, seperti adanya peraturan daerah yang
menerapkan syariat islam (seperti di Aceh) dan perda injili di Wamena. Ini sebagai pertanda
awal hilangnya demokrasi di indonesia. Dengan adanya perda yang seperti ini akan
memarjinalkan kaum minoritas. Sehingga demokrasi tidak dirasakan oleh mereka yang
minoritas, karena dengan terpaksa harus menuruti peraturan daerah yang berlaku dimana mereka
berada.
12

3. Ketidakadilan

Ketidak adilan akan selalu menjadi faktor utama penghalang demokrasi. Mengapa
demikian?. Karena ketidakadilan berkaitan dengan kemanusiaan. Ketidakadilan dapat kita lihat
dari empat bidang ; ekonomi, politik, sosial dan hukum.

Pertama, Ketidakadilan dalam bidang ekonomi berkaitan erat dengan kesenjangan sosial.
Kesenjangan yang begitu jauh akan menimbulkan pemberontakan dari masyarakat yang
terpinggirkan, sehingga melahirkan kekacauan dalam masyarakat. Kedua, ketidak adilan dalam
bidang politik, orang pandai belum tentu bisa menjadi seorang pemimpin, karena akses terhadap
partai politik itu sangat sulit. Selain itu, lahirnya separatisme atau dalam lingkup kecil seperti
pemekaran daerah karena dipengaruhi oleh para intelektual yang tidak mendapatkan posisi dalam
pemerintahan pusat dimana ia berada.

Ketiga, dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial ini kaitannya dengan diskriminasi suku,
agama dan lainnya. Sehingga dalam masyarakat terjadi perpecahan antara suku, agama dan
lainnya. Yang terakhir, keadilan dalam bidang hukum. Hal ini berkaitan dengan kesetaraan
dalam bidang hukum. Kita lihat selama ini begitu banyaknnya fenomena yang mencedrai hukum
kita.

4. Menurunnya kepercayaan publik terhadap intitusi-intitusi yang ada.

Dalam praktek demokrasi selama ini, meskipun masih relatif baru, ternyata menimbulkan
minimnya kepercayaan publik terhadap institusi-institusi, baik pemerintahan ataupun partai
politik. Seperti independensi pers, penegak hukum, partai politik, lembaga perwakilan, bahkan
pemimpin.

5. Globalisasi.

Pemerintahan dalam negri tidak mungkin lepas dari pengaruh global. Dengan kebebasan
mengakses media, mudah mengetahui permasalahan yang dialami negara lain, dan masalah di
negara lain itupun turut mempengaruhi politik dalam negeri.
13

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana
tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani
Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Secara etimologis
istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang terdiri dari dua kata, yaitu demos yang
berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuatan/ pemerin-tahan. Secara harfiah, demokrasi berarti
kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya.
Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan masyarakat dalam berkeyakinan,
berbicara, berkumpul, mengeluarkan pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan.
Yang menjadi landasan demokrasi Indonesia yaitu; Pembukaan UUD 1945, dan batang tubuh UUD 1945.

3.2 Saran

Dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang “melupakan” rakyatnya ketika mereka telah duduk
enak di kursi “empuk”. Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing, mengutamakan
kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan modal mereka ketika kampanye.
Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa Indonesia. Para elite politik saat ini, sudah tidak lagi pada
bingkai kesatuan, akan tetapi berada pada bingkai kekuasaan yang melingkarinya. Seperti misalnya,
adanya sengketa hasil pemilu, black campaign ketika kampanye dan sebagainya, yang penting bisa
mendapatkan kekuasaan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun telah luntur dalam dirinya. Untuk itu,
diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya pemerintahan agar menuju Indonesia yang lebih
baik.
14

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni’matu Negara Hukum, Demokrasi, dan Judicial Review, Yogyakarta: UII Press, 2005
Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Prof Dr. Azyumardi Azra, MA, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta:ICCE UIN
Syarif Hidayatullah, 2003
Sareb Putra, R.Masri (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, Jakarta: Salemba Humanika, 2010
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan,Yogyakarta: Pokja Akademik
UIN Sunan Kalijaga, 2005
Http:\pkb\materi\Demokrasi Di Indonesia dan Sejarahnya _ Koran Demokrasi Indonesia.mht
Http:\\pkb\materi\Proses Demokrasi di Indonesia « Jendela Dunia.mht

Anda mungkin juga menyukai