Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia telah banyak menganut sitem pemerintahan. Namun dari


semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998
sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Demokrasi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “demos” yang berarti rakyat
dan “kratei” yang berarti pemerintah. Jadi demokrasi merupakan sistem
pemerintahan yang dimana kekuasaan terkuat dipegang oleh rakyat.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang
dijalankan oleh pemerintah.

Demokrasi mengizinkan warga negara berpatisipasi baik secra langsung


atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan
hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebasa dan setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu sesuai dengan pribadi bangsa


Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi sistem demokrasi di Indonesia
adalah banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia,
banyaknya suku yang ada di Indonesia, dan banyaknya budaya serta bahasa
yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana arti dan perkembangan demokrasi?
2. Bagaimana demokrasi dan implementasinya?
3. Apa saja bentuk-bentuk dari demokrasi?
4. Bagaimana demokrasi di Indonesia?
5. Apa saja isu-isu demokrasi yang terjadi di
Indonesia ?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui arti dan perkembangan dari demokrasi.
2. Untuk mengetahui tentang demokrasi dan bagaimana implementasi
dari demokrasi tersebut.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari demokrasi
4. Untuk mengetahui tentang perkembangan demokrasi di Indonesia.
5. Untuk mengetahui isu-isu demokrasi yang terjadi di Indonesia

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari pembuatan makalah ini adalah, dapat


menambah wawasan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
masyarakat tentang demokrasi di Indonesia serta artiprntingnya demokrasi
secara teori

2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari pembuatan makalah ini adalah, masyarakat
dapat menerapkan teori yang telah dipaparkan dalam makalah untuk
selanjutnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengembangkan dan meningkatkan demokrasi di negara Indonesia ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Perkembangan Demokrasi

2
Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu
“demos” berarti rakyat dan “Kratos/Kratein” berarti kekuasaan. Berarti
demokrasi dapat dikatakan sebagai kekuasaan rakyat. Adapun definisi
singkat dari demokrasi diartikan sebagai kekuasaan dari rakyat oleh rakyat
dan untuk rakyat. Namun demikian penerapak demokrasi diberbagai
negara di dunia, memiliki ciri khas dan spesifikasi massing-masing, hal ini
karena dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rayat dalam suatu
negara.

Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles bagai


suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa
kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln
dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Hal ini berarti
kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan
rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam
mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang
diambil berdasarkan suara terbanyak. Dengan adanya sistem demokrasi,
kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatorandan pemerintahan
otoriterlainnya dapat dihindari.

Demokrasi juga memiliki dua pengertian yaitu demokrasi dalam


arti sempit dan demokrasi dalam arti luas. Demokrasi dalam arti sempit
hanya meliputi bidang politik saja, dimana dalam sistem pemerintahan
hanya membicarakan sistem pemerintahan yang mencakup tentang
pengertian pengakuan hak asasi manusia. Sedangkan demokrasi dalam arti
luas meliputi pengertian dalam arti sempit yaitu bidang politik yang
ditambah dalam bidang ekonomi dan sosial.

Dalam perkembangan demokrasi sebagai suatu sistem


pemerintahan, dalam bentuk klasik sebenarnya sudah ada dan digunakan
sejak zaman Yunani kuno. Pada masa itu. Yunani dengan negara kotanya
(polis) telah mempraktekkan pemerintahan (demokrasi langsung), artinya
hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara

3
lansung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur
mayoritas.sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena kota
Yunani berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah negara yang
hanya sebatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya dan jumlah
penduduknya hanya lebih kurang 300.000 orang dalam satu negara.\

Karena itu, Pada dasarnya demokrasi itu adalah pemerintahan dari,


oleh dan untuk rakyat, jadi dalam perkembangannya demokrasi dewasa ini
dapat kita peroleh gambarannya sebagai berikut :

1. Yang melaksanakan kekuasaan negara demokrasi adalah


wakil-wakil rakyat yang terpilih, dimana rakyat yakin bahwa
segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan oleh wakil
rakyat dalam melaksanakan kekuasaan negara.

2. Cara melaksanakannya kekuasaan negara demokrasi adalah


senantiasa mengingat kehendak dan keinginan rakyat.

3. Kekuasaan negara demokrasi yang boleh dilaksanakan mungkin


untuk memperoleh hasil yang diinginkan oleh rakyat, asal saja
tidak menyimpang dari dasar-dasar pokok demokrasi.

2.2 Demokrasi dan Implementasinya


Hampir semua negara di dunia ini menggunakan Demokrasi
sebagai asas yang fundamental dan telah ditunjukkan oleh hasil study
UNESCO pada awal 1950-an. Demokrasi sebagai asas kenegaraan secara
esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem
pemerintahan, demokrasi juga melahirkan sistem yang bermacam-macam
seperti yang pertama, sistem presidensial yang menyejajarkan antara
parlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan kepada presiden
yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Kedua, sistem parlementer yang meletakkan pemerintah yang
dipimpin oleh perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai kepala
pemerintahan dan bukan kepala negara, sebab kepalanya bisa diduduki

4
oleh raja atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan
persatuan negara.

Ketiga, sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai


bagian (badan kerja) dari parlemen. Di beberapa negara ada yang
menggunakan sistem campuran antara presidensial dan parlementer yang
dapat dilihat dari sistem ketatanegaraan di Perancis atau Indonesia
berdasar pada UUD 1945. Dengan demikian maka demokrasi disepakati
sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara.

2.3 Bentuk-bentuk Demokrasi

Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu :

1. Formal democracy
Formal democracy ini menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem
pemerintahan. Dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di
berbagai negara. Misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan sistem
presidensial atau sistem parlementer.
a. Sistem presidensial
Sistem presidensial ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara
langsung. Sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung
dari rakyat. Presiden adalah kepala eksekutif dan sekaligus menjadi kepala
negara. Contohnya di Negara Amerika dan Indonesia.
b. Sistem parlementer
Sistem parlementer ini menerapkan model hubungan yang menyatu
antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif sebagai seorang
perdana menteri dan kepala negaranya dipimpin oleh seorang ratu atau
raja. Contohnya di negara Inggris dan India.
2. Substantive Demokrasi
Substantive Demokrasi yaitu menunjuk pada bagaimana proses
demokrasi itu dilakukan.
Selain dari bentuk demokrasi di atas ada beberapa sistem yang
mendasarkan pada prinsip filosofi negara yaitu :
a. Demokrasi Perwakilan Liberal

Prinsip demokrasi ini didasrkan pada suatu filsafat kenegaraan


bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Sehingga

5
sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam
pelaksanaan demokrasi.

Menurut Hobbes, Locke dan Rousseau menagatakan bahwa


demokrasi suatu negara terbentuk karena adanya perbenturan kepentingan
hidup mereka dalam hidup bermasyarakat dalam suatu natural state.
Bertujuan untuk melindungi kepentingan dan hak individu dalam
kehidupan masyarakat negara.

Konsekuensi dari implementasi siste dan prinsip demokrasi ini


adalah berkembangnya pesaingan bebas, terutama dalam kehidupan
ekonomi.
b. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme

Demokrasi satu partai ini biasanya dilaksanakan di negara-negara


komunis seperti Negara Rusia, China, Vietnam dan yang lainnya.
Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan
kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat dan akhirnya
kapitalis yang akan menguasai Negara.

Menurut sistem demokrasi satu partai dan komunisme ini


masyarakat tersusun atas komunitas-komunitas yang terkecil. Komunitas
yang kecil ini akan mengatur urusan mereka sendiri yang akan memilih
wakil-wakil untuk unit administratif yang besar misalnya distrik atau kota.
Unit-unit administrative yang lebih besar ini selanjutnya akan memilih
calon-calon admnistratif yang lebih besar lagi yang biasanya disebut
delegasi nasional. Semua delegasi bisa ditarik kembali dan diikat oleh
perintah-perintah dari distrik tempat mereka dipilih dan diorganisasikan
dalam suatu “piramida” komite-komite yang dipilih secara langsung. Oleh
karena itu menurut komunis Negara post kapitalis tidak akan melahirkan
kemiripan apapun dengan suatu rezim liberal, yakni rezim parlementer.

Menurut pandangan kaum Marxis-Leninis, system demokrasi delegatif


harus dilengkapi. Transisi menuju sosialisme dan komunisme memerlukan
kepemimpinan yang professional dari kader-kader yang revolusioner dan

6
disiplin. Oleh karena itu partai revolusioner merupakan hal yang esensial.
Partai tersebut merupakan instrument yang bisa menciptakan landasan
bagi sosialisme dan komunisme.

2.4 Demokrasi di Indonesia


2.4.1 Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang


surut. Masalah pokok yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun
kehidupan sosial politik yang demokratis dalam masyarakat.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat di bagi dalam beberapa
periode, yaitu :

a. Perkembangan demokrasi masa revolusi kemerdekaan


Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi
kemerdekaan ini hanya baru terbatas pada interaksi antar politik
diparlemen dan berfungsinya pers untuk mendukung revolusi
kemerdekaan. Pada perkembangan demokrasi periode ini telah diletakkan
hal-hal yang mendasar seperti pemberian hak-hak politik secara
menyeluruh, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk
menjadi dictator dan dengan adanya maklumat dari wakil presiden, maka
dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian
menjadi dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia.
b. Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959)
Perkembangan demokrasi pada periode parlementer ini
menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Pada masa ini
kelemahan demokrasi parlementer member peluang untuk dominasi partai-
partai politik dan DPR.
c. Perkembangan demokrasi terpimpin (1959-1965)

Pada masa demokrasi terpimpin terjadi banyak aspek yang


menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan
beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa demokrasi ini ditandai
dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan

7
pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsure social politik semakin
meluas.

d. Perkembangan demokrasi pada masa Orde Baru (1966-1998)


Perkembangan demokrasi pada masa ini merupakan demokrasi
konstitusional yang lebih menonjolkan sistem presidensial. Landasan
formal pada periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan
MPRS/MPR untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD
1945 yang terjadi pada demokrasi terpimpin. Melihat praktek pada masa
demokrasi ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis
penguasa pada saat itu, namun kenyataannya apa yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
e. Perkembangan demokrasi pada masa reformasi (1999-
sekarang)
‘Perkembangan demokrasi Pancasila pada era reformasi berakar
pada kekuatan multi partai. Pada masa ini peran partai politik kembali
menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jika esensi
demokrasi adalah kekuasaan ada pada tangan rakyat, maka praktek
demokrasi tatkala Pemilu memang demikian, namun dalam
pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan yang tidak berdasarkan
kepada kepentingan rakyat., melainakn lebih kearah pembagian kekuasaan
antara presiden dan partai politik dalam DPR.

2.4.2 Pengertian demokrasi menurut UUD 1945


a. Seminar angkatan darat II (Agustus 1966)
1. Bidang Politik dan Konstitusional :
Dalam UUD 1945 demokrasi berarti menegakkan kembali asas-asas
negara hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga
negara, hak-hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun
dalam aspek perseorangan dijamin, dan penyalah gunaan kekuasaan
dapat di hindarkan secara Institusional. Dalam hal ini perlu diusahakan
agar lembaga-lembaga dan tata kerja orde baru dilepas dari ikatan
pribadi dan lebih diperlembagakan.
2. Bidang Ekonomi.
Mengenai ekonomi dalam UUD 1945 pada hakikatnya berarti
kehidupan yang layak bagi semua warga negara yang mencangkup :

8
a. Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan
dan keuangan negara
b. Koperasi.
c. Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum
dalam penggunaannya
d. Peran pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan
serta pelindung.
b. Munas III Persahi : The Rule of Law (Desember 1966)
Asas negara hukum pancasila mengandung prinsip :
1. Pengakuan dan Perlindungan hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural, dan
pendidikan.
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh
kekuasaan lain apapun.
3. Jaminan kekuasaan hukum dalam semua persoalan, yaitu jaminan
bahwa ketentuan hukum-hukumnya dapat dipahami, dapat
dilaksanakan dengan aman
c. Simposium hak-hak asasi manusia (juni 1967)
Apapun predikat yang diberikan haruslah bertanggung jawab,
artinya demokrasi yang harus dijiwai dengan rasa bertanggungjawab
terhadap Tuhan dan sesama. Karena keharusan kita di tahun-tahun
mendatang mengembangkan “a rapidly expanding economy” maka
diperlukannya pemerintah yang kuat dan berwibawa, untuk itu diperlukan
kebebasan politik yang sebesar mungkin.
Kita harus mencapai keseimbangan yang wajar yaitu :
a. Adanya pemerintah yang mempunyai kekuasaan dan wibawa yang
cukup.
b. Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
c. Perlunya membina “rapidly expanding economy”

2.4.3 Demokrasi Pasca Refomasi

Dewasa ini hampir semua negara didunia mengklaim menjadi


penganut setia paham demokrasi.Namun hasil penelitian oleh Amos
J.Peaslee bahwa demokrasi dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda.
Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi harus berdasar pada
kedaulatan rakyat. Kekuasaan dalam negara itu dikelola oleh rakyat, dari
rakyat dan untuk rakyat.

9
Prinsip pemerintah berdasarkan kedaulatan rakyat terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi : maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang Undang
Dasar Negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia.

Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber hukum positif dalam


Negara Republik Indonesia. Makna pengertian “dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan adalah demokrasi
di Indonesia itu didasarkan pada moral kebijaksanaan yang terkandung
dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan
beradab.

Sistem demokrasi dalam Penyelenggaraan Negara Indonesia juga


diwujudkan dalam penentuan kekuasaan negara, yaitu dengan menentukan
dan memisahkan tentang kekuasaan ekskutif, legislatif, dan yudikatif.

2.4.4 Sturktur pemerintahan di Indonesia


berdasarkan UUD 1945
1. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia Passca Amandemen 2002

Berdasarkan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut maka


penjabaran demokrasi dalam ketatanegara Indonesia dapat ditemukan
dalam konsep demokrasi sebagaimana terdapat dalam UUD 1945
sebagai ‘staats fundamentalnorm’. Selanjutnya didalam penjelasan
UUD 1945 tentang sistem pemetintahan Negara angka Romawi III
dijelaskan “Kedaulatan Rakyat”. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat
menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling
sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai
tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu “rakyat” adalah merupakan
paradigma sentral kekuasaan negara. Adapun rincian struktural

10
ketentuanketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD
1945 adalah sebagai berikut.

a. Konsep Kekuasaan

Konsep kekuasaan Negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam


UUD 1945 sebagai berikut:
1) Kekuasaan di Tangan Rakyat
1. Pembukaan UUD Alinea IV
2. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
3. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1)
4. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat (2)
2) Pembagian Kekuasaan
Sebagai dijelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat,
dan dilakukan munurut Undang-Undang Dasar, oleh karena itu pembagian
kekuasaan menurut demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD 1945
adalah sebagai berikut:
1. Kekuasaan Ekskutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat 1
UUD 1945).
2. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR
dan DPD (Pasal 5 ayat 1, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945).
3. Kekuasaan yudikatif, didelegasikan kepada Makhamah Agung
(pasal 24 ayat 1 UUD 1945).
4. Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Hal ini termuat dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1).
5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan
Konsultatif, yang dalam UUD lama. Didelegasikan kepada Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), (pasal 16 UUD 1945).

3) Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat
melalui proses atau mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945
sebagai berikut
1. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.

11
2. “Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki kekuasaan melakukan
perubahan terhadap UUD, melantik Presiden dan wakil Presiden, serta
melakukan impeachment terhadap presiden jikalau melanggar konstitusi.
3. Pasal 20 Ayat (1).
4. Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan
DPR (rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai realisasi periodesasi).

b. Konsep Pengambilan Keputusan


1. Pengambilan Keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai
berikut: Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran ke III
2. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ditetapkan
dengan suara terbanyak, misal pasal 7B ayat 7.
Ketentuan-ketentuan tersebut diatas mengandung pokok pikiran bahwa
konsep pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tata negara
Indonesia adalah berdasarkan :

1. Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya,


artinya segala keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan
dengan musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Namun demikian jika kalau itu tidak tercapai, maka dimungkinkan
pengambilan keputusan itu melalui suara terbanyak.

c. Konsep Pengawasan
Konsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:
1. Pasal 1 ayat (2)
2. Pasal 2 ayat (1)
3. Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Berdasarkan ketentuan tesebut maka konsep pengawasan menurut demokrasi
Indonesia sebagai tercantum UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan oleh seluruh warga negara. Karena kekuasaan didalam
system ketatanegaraan Indonesia adalah di tangan rakyat
2. Secara formal keatanegara pengawasan berada pada DPR.

12
d. Konsep Partisipasi
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah:
1. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
2. Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945
3. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
Demokrasi Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 beserta
penjelasannya mengandung suatu pengertian adalah sebagi unsur sentral, oleh
karena itu pembinaan dan pengembangan nya hatus ditunjang oleh adanya
orientasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan
perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu
tuntunan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat.

2.5 Isu-isu yang berkaitan dengan demokrasi

MONEY POLITIK YANG DILAKUKAN DPRD PROVINSI BANTEN


AENG HAERUDIN

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Aeng


Haerudin dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu oleh aktivis Masyarakat
Transparansi (Mata) Banten. Politikus Partai Demokrat ini dilaporkan atas dugaan
praktek politik uang (money politics) yang dilakukan timny DiKragilan,
Kabupaten Serang. Koordinator tim pemantau politik uang dari Mata Banten,
Irwan Hermawan. mengatakan pihaknya tidak hanya melaporkan Aeng. Terdapat
caleg lain yang ikut dilaporkan, di antaranya Mamat Rahayu dari NasDem, Abdul
Jalal (Demokrat), Adi Mawardi (PAN), Yayat Supriyatna (PPP), Yadi Maryadi
(Hanura), dan Rastawiguna (PKB). Namun, secara umum, kata dia, praktek
ploitik uang yang dilaporkan terjadi di dua daerah, yaitu Kabupaten Serang dan
Kabupaten Pandeglang. Politik uang yang dimaksud tidak hanya memberikan
uang, tapi juga berbentuk barang. "Seperti Aeng, dia membagi-bagikan kerudung.
Sementara Mamat Rahayu membagikan uang dan sarung," ujar Irwan, Senin, 7
April 2014. Menurut Irwan, dilihat dari aspek mana pun, cara-cara politik uang
tidak bisa sedikit pun meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia yakin seratus persen,
saat melakukan politik uang, para caleg tidak akan ingat kepada masyarakat yang
menerima uang saat terpilih nanti. “Yang ada hanya modus untuk meraih suara,
kemudian setelah menang rakyat ditinggalkan. Ini juga bagian dari pembodohan

13
masyarakat,” ujarnya. Menurut dia, hasil konsultasi kemitraan dengan Bawaslu,
selain membantu tugas-tugas penyelenggaraan pemilu, Mata Banten juga bisa
menangkap pelaku di tempat dan diserahkan ke Bawaslu. “Kami punya
kewenangan untuk menangkap pelakunya dan diserahkan ke Bawaslu untuk
diproses," ujarnya. Ketua Bawaslu Banten Pramono U. Tanthowi mengatakan
pihaknya akan memeriksa kelengkapan syarat syarat formil dan materiil dari
pelapor. Setelah itu, akan ada kajian lebih awal. Jika ada indikasi pidana, Bawaslu
akan langsung berkoordinasi dengan Gakumdu. “Kalau ternyata dari kajian awal
mengindikasi pelanggaran administrasi, Bawaslu langsung akan klarifikasi ke
terlapor dan pelapor,” kata Pramono.(TEMPO.COM)

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Peranan antara negara dan masyarakat tidak dapat lepas dari
demokrasi. Hal ini karena hampir seluruh negara di dunia menjadikan
demokrasi sebagai asasnya. Implementasi demokrasi dalam
pemerintahan melahirkan bermacam-macam sistem antara lain sistem
presidensial, sistem parlementer dan sistem referendum.
2. Demokrasi bearasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu “demos” yang artinya rakyat dan “kratien/kratos” yang artinya
kekuasaan.
3. - demokrasi perwakilan liberal, prinsip demokrasi ini didasarkan
pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai mahluk
individu yang bebas.
- Demokrasi satu partai dan komunisme, menurut sistem
demokrasi ini masyarakat tersusun atas komunitas-komunitas yang
terkecil.
4. Perkembangan demokrasi di Indonesia sudah dimulai sejak
revolusi kemerdekaan, perkembangan demokrasi di Indonesia di bagi
menjadi lima periode yaitu demokrasi pada masa revolusi
kemerdekaan, demokrasi pada masa parlementer, demokrasi terpimpin,
demokrasi pada masa orde baru dan demokrasi pada masa reformasi
hingga sekarang.
5. Isu-isu yang berkaitan dengan demokrasi yaitu isu-isu yang
berkaitan dengan penyelenggara pemerintahan, disini yaitu DPR/MPR
sebagai wakil rakyat yang dipilih secara demokrasi. Tetapi tidak
menerapkan secara seutuhnya.
3.2 Saran

15
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah, perlu ada
usaha dari semua warga negara. Dan memahami nilai-nilai demokrasi
memerlukan pembelajaran, yaitu belajar dari pengalaman negara-negara
yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik. Suatu hari
nanti kita berharap agar demokrasi bisa benar-benar membudaya di tanah
air kita,baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA

H. Kaelan dan H. Achmad. 2012. Pendidikan kewarganegaraan.


Yogyakarta: Paradigma
Prof. Zamroni, Ph.D. 2013. Pendidikan Demokrasi Pada Masyarakat
Multikultur. Ombak : Yogyakarta

16
https://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-i/ilmu-
kewarganegaraann/perkembangan-demokrasi-di-indonesia/

17

Anda mungkin juga menyukai