Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai perjalanan demokrasi di Indonesia, tidak dapat

dilepaskan dari pelaksanaan pasang surut demokrasi itu sendiri. Bangsa Indonesia

pernah menerapkan tiga model demokrasi, yaitu demokrasi parlementer,

demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Setiap fase tentunya memiliki

karakteristik yang merupakan ciri khas dari pelaksanaan tiap-tiap fase demokrasi.

Menurut Robert Dahl pandangan Yunani tentang demokrasi, bahwa warga

Negara adalah pribadi yang utuh yang baginya politik adalah aktivitas sosial yang

alami dan tidak terpisah secara tegas dari bidang kehidupan lain. Nilai-nilai tidak

terpecah tetapi terpadu karena itu mereka aktif dalam kegiatan politik. Namun

dalam prakteknya pula demokrasi Yunani dalam hal kewarganegaraannya

merupakan hal yang eksklusif, bukan inklusif. Persyaratan kewargaanegaraan

adalah kedua orang tua harus warga Athena asli. Jika orang asing aktif dan

memberikan sumbangan besar pada kehidupan ekonomi dan intelektual akan

mendapat status tertentu.

Indonesia dibentuk sebagai negara kesatuan dengan sistem pemerintahan

presidensial yang didalamnya terdapat lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Selain itu, sistem ketatanegaraan Indonesia juga dibangun dari berbagai lembaga

lain yang masuk kedalam tiga lembaga besar tersebut. Pada saat ini banyak

masyarakat bahkan pelajar yang kurang memahami tentang Sistem

1
Ketatanegaraan Republik Indonesia, padahal suatu bangsa akan menjadi baik jika

seluruh warga negaranya memahami, mengerti, dan dapat menjalankan dengan

penuh tanggung jawab sebagaimana peraturan dalam Sistem Ketatanegaraan

Republik Indonesia. Maka dalam makalah ini, penyusun akan menguraikan hal-

hal yang berkaitan dengan demokrasi dan perkembangannya

berdasarkan ketatanegaraan Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa arti dari demokrasi?

2. Apa saja bentuk-bentuk demokrasi?

3. Bagaimana perkembangan demokrasi berdasarkan ketatanegaraan Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui arti demokrasi.

2. Mengetahui bentuk-bentuk demokrasi.

3. Mengetahui perkembangan demokrasi berdasarkan ketatanegaraan Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan

dari telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan. Pertama, hampir

semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang

fundamental sebagaimana telah ditunjukkan oleh hasil studi UNESCO pada awal

1950-an yang mengumpulkan lebih dari 100 Sarjana Barat dan Timur, sementara

di negara-negara demokrasi itu pemberian peranan kepada negara dan masyarakat

hidup dalam porsi yang berbeda-beda (kendati sama-sama negara demokrasi).

Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah

bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi

tertingginya tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda

(Rais.1995:1).

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan,

demokrasi juga melahirkan sistem yang bermacam-macam; Pertama, sistem

presidensial yang menyejajarkan antara parlemen dan presiden dengan memberi

dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala negara dan kepala

pemerintahan. Kedua, sistem parlementer yang meletakkan pemerintahan

dipimpin oleh perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai kepala

pemerintahan dan bukan kepala negara, sebab posisi kepala negaranya bisa

diduduki oleh raja atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan

persatuan. Ketiga, sistem referendum yang meletakkan pemerintahan sebagai

3
bagian (badan pekerja) dari parlemen. Pada beberapa negara ada yang

menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer, yang

antara lain dapat dilihat dari sistem ketatanegaraan di Perancis atau di Indonesia

berdasar UUD 1945.

Dengan alasan tersebut, menjadi jelas bahwa asas demokrasi yang hampir

sepenuhnya disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara

ternyata memberikan implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya bagi

peranan negara.

B. Arti Demokrasi

Secara etimologis Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, "demos"

berarti rakyat dan "kratos/kratein" berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi

berarti "rakyat berkuasa" (government of rule by the people). Ada pula definisi

singkat untuk istilah demokrasi yang diartikan sebagai pemerintahan atau

kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun demikian penerapan

demokrasi di berbagai negara di dunia, memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-

masing, yang lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai

rakyat dalam suatu Negara.

Demokrasi mempunyai arti yang penting bagi masyarakat yang

menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan

sendiri jalannya organisasi dijamin. Oleh sebab itu, hampir semua pengertian yang

diberikan untuk istilah demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi

rakyat kendati secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu

4
sama. Sekedar untuk menunjukkan betapa rakyat diletakkan pada posisi penting

dalam asas demokrasi ini berikut akan dikutip beberapa pengertian demokrasi.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada

tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok

mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan negara, karena

kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat (Noer, 1983: 207). Jadi,

negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan

kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu berarti

suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas

persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Dalam hubungan ini menurut Henry B. Mayo bahwa sistem politik

demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum

ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh

rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan

politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

(Mayo, 1960:70)

Meskipun dari berbagai pengertian itu terlihat bahwa rakyat diletakkan pada

posisi sentral "rakyat berkuasa" (government of role by the people) tetapi dalam

praktiknya oleh UNESCO disimpulkan bahwa ide demokrasi itu dianggap

ambiguous atau memiliki arti ganda, sekurang-kurangnya ada ambiguity atau

ketidaktentuan mengenai lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk

melaksanakan ide atau mengenai keadaan kultural serta historis yang

mempengaruhi istilah ide dan praktik demokrasi (Budiarjo, 1982:50).

5
Hal ini bisa dilihat dari beberapa negara yang sama menganut asas

demokrasi ternyata mengimplementasikannya secara tidak sama. Ketidaksamaan

tersebut bahkan bukan hanya pada pembentukan lembaga-lembaga atau aparatur

demokrasi, tetapi juga menyangkut pertimbangan porsi yang terbuka bagi peranan

maupun peranan rakyat. Memang sejak dimunculkannya kembali asas demokrasi

yaitu setelah tenggelam beberapa abad dari permukaan Eropa telah menimbulkan

masalah tentang siapakah sebenarnya yang lebih berperan dalam menentukan

jalannya negara sebagai organisasi tertinggi. Pemakaian demokrasi sebagai

prinsip-prinsip  hidup bernegara sebenarnya telah melahirkan fiksi-yuridis bahwa

negara adalah milik masyarakat, tetapi pada fiksi-yuridis telah terjadi tolak-tarik

kepentingan, atau kontrol, tolak-tarik antara negara-masyarakat, karena kemudian

negara terlihat memiliki pertumbuhannya sendiri sehingga lahirlah konsep tentang

negara organis (Mahasin, 1982:2)

C. Bentuk-bentuk Demokrasi

1. Bentuk Demokrasi Modern

a. Demokrasi Sistem Parlementer

Dalam sistem parlementer hubungan antara eksekutif (pemerintah) dan

badan legislatif (badan perwakilan rakyat) sangat erat. Kekuasaan eksekutif

diserahkan kepada suatu badan yaitu kabinet/dewan menteri. Menteri-menteri baik

secara perorangan maupun secara bersama sebagai kabinet (dewan menteri)

mempertanggung jawabkan segala kebijakan pemerintahanya kepada parlemen.

Apabila pertanggung jawaban menteri atau dewan menteri ditolak parlemen, maka

menteri yang bersangkutan atau para menteri (kabinet) tersebut harus

6
mengundurkan diri. Hal ini sering disebut krisis kabinet. Apabila terjadi

perselisihan antara kabinet dengan parlemen dan kepala negara beranggapan

kabinet dalam pihak yang benar maka kepala negara akan membubarkan

parlemen. Kelebihan dari sistem ini adalah rakyat dapat menjalankan fungsi

pengawasan dan berperan dalam penyelnggaraan negara.

b. Demokrasi Sistem Pemisah Kekuasaan/Presidensial

Dalam sistem pemisahan kekuasaan ini, hubungan antara badan eksekutif

dengan badan legislatif tidak ada karena terdapat pemisahan yang tegas antara

kekuasaan eksekutif (pemerintah) dan legislatif (badan perwakilan rakyat). Hal ini

sesuai dengan ajaran Trias Politika, Kekuasaan negara itu dipisahkan menjadi tiga

macam , yaitu sebagai berikut.

1) Kekuasaan legislatif: kekuasaan membuat undang-undang.

2) Kekuasaan eksekutif: kekuasaan menjalankan undang-undang.

3) Kekuasaan yudikatif: kekuasaan mengawasi jalannya undang-undang.

Menurut sistem pemisahan kekuasaan, lembaga eksekutif (pemerintah)

terdiri atas presiden sebagai kepala pemerintahan dibantu oleh para menteri,

menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden. Sistem seperti

ini disebut sistem Presidensial.

c. Demokrasi referendum

Tugas badan perwakilan rakyat selalu diawasi oleh rakyat yaitu dalam

bentuk referendum. Refendum yaitu pemungutan suara langsung oleh rakyat tanpa

melalui badan legislatif.

Ada dua macam Referendum, yaitu sebagai berikut.

7
1) Referendum Obligatoire (referendum wajib)

Referendum Obligatoire adalah referendum yang menentukan berlakunya

suatu undang-undang. Undang undang baru berlaku bila mendapat

persetujuan rakyat melalui referendum.

2) Referendum Fakultatif (referendu tidak wajib)

Referendum Fakultatif adalah referendum yang menentukan apakah

suatu undang-undang yang sedang berlaku dapat terus dipergunakan atau

tidak atau perlu tidaknya perubahan perubahan.

2. Bentuk Demokrasi berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat

a. Demokrasi Langsung 

Demokrasi langsung yaitu demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga

negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum

negara atau undang-undang. Dalam demokrasi langsung ini, rakyat secara

langsung menyampaikan aspirasinya  dengan bermusyawarah dalam rapat. Dalam

demokrasi langsung, segala aspirasi rakyat dapat diputuskan oleh rakyat. Pada

zaman modern sekarang, mengingat jumlah penduduk makin banyak, maka

tidaklah mungkin dapat dilaksanakan demokrasi secara langsung seperti zaman

Yunani kuno. Pelaksanaan demokrasi yang tepat untuk saat ini adalah demokrasi

perwakilan.

b. Demokrasi Tidak Langsung

 Demokrasi tak langsung yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui

sistem perwakilan. Rakyat menyerahkan aspirasinya kepada suatu badan yang

8
mewakilinya. Demokrasi tidak langsung/perwakilan biasanya dilaksanakan

melalui pemilihan umum.

Dalam negara modern seperti sekarang dimana jumlah penduduknya sudah

banyak, wilayahnya cukup luas, tidak mungkin meminta pendapat rakyat seorang

demi seorang dalam menjalankan roda pemerintahan. Apalagi masyarakat

mempunyai kesibukan masing-masing serta tingkat kepandaian orang berbeda,

menyebabkan kedaulatan rakyat tidak mungkin dapat dilakukan secara murni dan

keadaan menghendaki bahwa kedaulatan rakyat itu dilaksanakan dengan

perwakilan langsung.

Kedaulatan rakyat dengan perwakilan atau demokrasi dengan

perwakilan/tidak langsung yang menjalankan kedaulatan itu adalah wakil rakyat.

Wakil rakyat bertindak atas nama rakyat dan menentukan corak dan cara

pemerintah serta tujuan yang hendak dicapai. Agar wakil tersebut dapat bertindak

atas nama rakyat, maka wakil itu ditentukan sendiri oleh rakyat. Untuk

menentukannya dapat melalui pemilu. Jadi Pemilu adalah cara untuk memilih

wakil rakyat. Bagi suatu negara yang menyebut dirinya negara demokrasi, pemilu

itu harus dilaksanakan dalam waktu tertentu. Pemilu merupakan salah satu hak

asasi warga negara yang sangat prinsipil, karenanya adalah suatu keharusan untuk

melaksanakanya. Bagi negara demokrasi, pemilu adalah syarat mutlak untuk

melaksanakan kedaulatan rakyat.

Usaha untuk membatasi kekuasaan kekuasaan agar tidak menjurus ke arah

kekusaan absolut telah menghasilkan ajaran Rule of Law (kedaulatan hukum).

Ajaran ini menegaskan bahwa yang berdaulat daam suatu negara adalah hukum.

9
Semua orang baik rakyat biasa maupun penguasa harus tunduk pada hukum.

Diberlakukannya ajaran ini guna menghindarkan tindakan sewenang-wenang

penguasa terhadap rakyat. dengan kata lain hak-hak rakyat akan terlindungi.

Unsur unsur Rule of Law adalah sebagai berikut.

1. Berlakunya supremasi hukum (hukum menempati kedaulatan tertinggi,

semua orang tunduk padanya) dan tidak kesewenang wenangan.

2. Perlakuan yang sama di depan hukum bagi setiap warga negara.

3. Terlindunginya hak hak manusia oleh UU serta keputusan keputusan

pengadilan.

Syarat pemerintah demokrasi dibawah Rule of Law adalah adanya hak-hak

sebagai berikut.

1. Perlindungan secara konstitusional atas hak hak warga negara.

2. Badan kehakiman atau peradilan

3. Pemilihan umum yang bebas

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

5. Kebebasan untuk berorganisai dan beroposisi

6. Adanya pendidikan kewarganegaraan.

Keenam syarat tersebut harus dipenuhi dalam pemerintahan yang demokratis. Jika

tidak, apalagi terdapat praktik-praktik yang bertentangan dengan keenam prinsip

tersebut, maka sistem pemerintahan itu kurang layak disebut pemerintahan yang

demokratis.

Demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal

ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara.

10
Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan

sistem presidensial atau sistem parlementer.

Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden

secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung

dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan

permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden.

D. Perkembangan Demokrasi berdasarkan Ketatanegaraan Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem politik

demokrasi sebagai sistem politiknya, mulai dari menyatakan kemerdekaan dan

kedaulatannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Hingga sekarang, sudah terdapat

beberapa periode demokrasi yang ada Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih

lanjut mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia.

A. Demokrasi Konstitusional (17 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)

Demokrasi Konstitusional merupakan sebuah sistem politik demokrasi yang

menitikberatkan Konstitusi sebagai sesuatu yang paling tinggi. Dasar hukum pada

periode demokrasi ini adalah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Adapun

kelebihan dan kelemahan pada periode demokrasi ini yaitu :

1. Kelebihan : kebebasan mendirikan partai politik (Berdasarkan Maklumat

Pemerintah 3 November 1945). Tidak ada pembatasa aspirasi rakyat

2. Kelemahan : demokrasi tidak berjalan dengan baik dikarenakan masih

dalam masa revolusi fisik. Penyimpangan sistem pemerintahan dari UUD

1945 (14 November 1945 berubah dari sistem pemerintahan presidensil ke

sistem pemerintahan parlementer).

11
B. Demokrasi Parlementer (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)

Merupakan periode demokrasi di Indonesia yang sangat singkat, dimana

tidak mencapai 1 tahun lamanya. Dasar hukum pada periode demokrasi ini adalah

Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) 1949. Dikarenakan periodennya yang

terlalu singkat, maka sulit untuk menemukan kelebihan dan kelemahan pada

periode demokrasi ini.

C. Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)

Demokrasi Liberal adalah sistem politik yang melindungi secara

konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Pada periode ini,

Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer sehingga dipimpin oleh

seorang Perdana Menteri. Sedangkan Presiden hanya sebagai kepala negara saja.

Sistem politik Demokrasi Liberal ini tidak cocok bagi bangsa Indonesia karena

tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi, Pancasila, ataupun UUD 1945. Dasar

hukum pada periode demokrasi ini adalah UUDS 1950 (Undang-Undang Dasar

Sementara). Adapun kelebihan dan kelemahan pada periode demokrasi ini yaitu:

1. Kelebihan :

a. Badan Peradilan Independen

b. Kebebasan Pers

c. Diselenggarakannya pemilu pertama di Indonesia pada September

1955 untuk memilih anggota DPR dan pada bulan Desember 1955

untuk memilih anggota konstituante

d. Indonesia sukses menyelenggarakan konferensi Asia-Afrika di kota

Bandung pada tanggal 18-24 April 1955

12
e. Hak-Hak kaum minoritas dilindungi

2. Kelemahan

a. Kabinet Jatuh Bangun/ Usia Kabinet singkat

b. Masing-masing perdana menteri lebih mementingkan kepentingan

partai dan pribadi daripada kepentingan rakyat

c. Gagalnya badan konstituante merumuskan UUD baru pengganti UUD

1945

d. Terjadinya perpecahan dikubu angkatan bersenjata

e. Situasi politik tidak stabil dan terjadinya pemberotakan di daerah-

daerah

D. Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959 - 11 Maret 1966)

Demokrasi Terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi di mana seluruh

keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Dasar hukum pada

periode demokrasi ini adalah UUD 1945. Adapun penyelewengan yang cukup

banyak terjadi pada periode Demokrasi terpimpin adalah sebagai berikut :

1) Tahun 1960, Presiden membubarkan DPR hasil pemilihan umum tahun

1955 karena DPR menolak RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara) yang diajukan pemerintah dan membentuk DPR-

GR (Gotong Royong)

2) MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) mengangkat

presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup

3) Ketua-ketua lembaga tinggi negara diangkat menjadi menteri

(Pembantu Presiden)

13
4) Peraturan perundang-undangan diganti dengan penetapan presiden

5) Politik Luar negeri bebas aktif diubah menjadi politik poros-poros

Jakarta-Peking

6) MPRS tidak bersidang di ibukota negara

E. Demokrasi Pancasila/Orde Baru (12 Maret 1966 - 21 Mei 1998)

Menurut Prof. Dr. Notonegoro Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang

ber-Ketuhanan YME, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang

mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Mulai diberlakukan berdasarkan TAP MPRS No

XXXVII/MPRS/1968. Dasar Hukum pada periode demokrasi ini adalah UUD

1945. Adapun kelebihan dan kelemahan pada periode demokrasi ini yaitu :

1. Kelebihan

a. Pertumbuhan Ekonomi cukup tinggi (7-8% per tahun)

b. Stabilitas nasional sehat dan dinamis

c. Indonesia Swasembada pangan

d. Berhasilnya program KB dan Transmigrasi

e. Berhasilnya program pendidikan melalui GNOTA (Gerakan Nasional

Orang Tua Asuh)

2. Kelemahan

a. Banyak terjadi praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)

b. Pembatasan hak politik rakyat

c. Pers dikendalikan oleh pemerintah

14
d. Peran militer dalam pemerintahan sangat besar

e. Pemerintahan sentralistik

F. Demokrasi Pancasila/ Reformasi (21 Mei 1998 - Sekarang)

Demokrasi Pancasila pada masa reformasi sudah mendekati keinginan yang

diinginkan oleh rakyat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Banyak peraturan

yang sudah dibuat lebih demokratis, serta adanya kendali rakyat atas lembaga

pemerintahan. Dikarenakan periodenya belum selesai, maka kelebihan dan

kelemahannya belum disimpulkan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem politik

demokrasi sebagai sistem politiknya, mulai dari menyatakan kemerdekaan dan

kedaulatannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Hingga sekarang, sudah terdapat

beberapa periode demokrasi yang ada Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Arti demokrasi secara etimologis; berasal dari bahasa Yunani, "demos"

berarti rakyat dan "kratos/kratein" berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi

berarti "rakyat berkuasa" (government of rule by the people). Demokrasi adalah

pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun

demikian penerapan demokrasi di berbagai negara di dunia, memiliki ciri khas

dan spesifikasi masing-masing, yang lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas

masyarakat sebagai rakyat dalam suatu Negara.

Bentuk Demokrasi terdiri dari Demokrasi Modern dan Demokrasi

berdasarkan Kehendak Rakyat. Demokrasi Modern : Sistem Parlementer, Sistem

Presidensial, Sistem Referendum. Demokrasi berdasarkan Kehendak Rakyat :

Demokrasi Langsung, Demokrasi Tak Langsung.

Perkembangan demokrasi di Indonesia berdasarkan ketatanegaraannya,

1. Indonesia menggunakan sistem politik demokrasi konstitusional dari 17

Agustus 1945 hingga 27 Desember 1949

2. Indonesia menggunakan sistem politik demokrasi parlementer dari 27

Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950

3. Indonesia menggunakan sistem politik demokrasi liberal dari 17 Agustus

1950 hingga 5 Juli 1959

4. Indonesia menggunakan sistem politik demokrasi terpimpin dari 5 Juli 1959

hingga 11 Maret 1966

16
5. Indonesia menggunakan sistem politik demokrasi pancasila/orde baru dari 12

Maret 1966 hingga 21 Mei 1998

6. Indonesia menggunakan sistem politik demokrasi pancasila reformasi dari 21

Mei 1998 hingga sekarang

B. Saran

1. Diharapkan bagi masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami

sistem demokrasi di Indonesia.

2. Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang

diperoleh lebih lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. H. Kaelan dan DRS. H. Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:Paradigma

https://www.rangkumanmakalah.com/perkembangan-demokrasi-diindonesia/,
diunduh pada tanggal 30 Mei 2018

https://www.belajartanpaguru.com/perkembangan-sistem-pemerintahan
indonesia.htmlv, diunduh pada tanggal 30 Mei 2018

http://thekingslau.blogspot.com/2016/11/perkembangan-demokrasi-di
indonesia.html, diunduh pada tanggal 1 Juni 2018

http://www.febrian.web.id/2014/03/bentuk-bentuk-demokrasi.html
diunduh pada tanggal 3 Juni 2018

18

Anda mungkin juga menyukai