Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dengan yang namanya ilmu kimia. Ilmu
kimia itu sendiri mengkaji mengenai mulai dari yang makroskopis hingga yang
mikroskopis. Dalam hal ini, ilmu kimia yang dikaji yaitu mengenai NUKLIR, mulai dari
pengertian nuklir, sifat-sifat nuklir, penyusun nuklir, energi yang menyertainya hingga
model-model dari nuklir itu sendiri.
Nuklir merupakan bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus atom. Seperti
yang kita ketahui, atom tersusun atas elektron yang mengelilingi pusat dari atom itu
sendiri yang biasa disebut dengan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron. Nuklir
itu sendiri sesuai dengan pengertiannya yaitu bagaian atau yang berhubungan dengan
nukleus atom, maka nuklir itu sendiri memiliki keterkaitan dengan inti atom.
Seperti halnya atom yang memiliki sifat-sifat, nuklir juga memiliki sifat-sifat tertentu
contoh : massa dan energi. Selain itu nuklir juga tersusun atas nuklida-nuklida. Didalam
materi yang mengkaji tentang nuklir tidak lepas dengan yang disebut dengan energi.
Salah satunya adalah energi binding yang ada pada nuklir.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah struktur atom dan inti atom?
1.2.2. Bagaimanakah sifat-sifat dari nuklir?
1.2.3. Apa sajakah penyusun dari nuklir?
1.2.4. Apa yang dimaksud dengan energi binding?
1.2.5. Apa sajakah model inti nuklir?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui struktur atom dan inti atom.
1.3.2. Untuk mengetahui sifat-sifat nuklir.
1.3.3. Untuk mengetahui penyusun nuklir.
1.3.4. Untuk mengetahui energi binding.
1.3.5. Untuk mengetahui model inti nuklir.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Struktur Atom dan Inti Atom


Model atom mekanika gelombang merupakan model atom hasil penyempurnaan dari
model atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr. Dalam model atom mekanika gelombang
dijelaskan bahwa bangun suatu atom itu diasumsikan seperti bola yang sebagian besar
volume ruangan tersebut relatif kosong. Pada ruangan tersebutlah kemungkinan terbesar
elektron-elektron berada. Sebagian kecil dari ruangan berbentuk bola yang berada di pusat
bola ditempati oleh hampir semua partikel-partikel penyusun atom yang kemudian disebut
dengan inti atom. Di dalam ruangan tersebut elektron-elektron selalu bergerak mengorbit
inti atom sesuai dengan tingkat energinya masing-masing. Ini memberikan arti bahwa agar
dapat mengorbit pada posisi yang paling jauh, elektron-elektron harus mengeluarkan energi
yang lebih besar daripada bila ia mengorbit inti pada posisi yang paling dekat dengan inti
atom. Atas dasar tersebut, maka bila elektron-elektron dari orbit yang paling dekat dengan
inti itu akan pindah mengorbit ke posisi orbital yang paling jauh dari inti atom harus
memerlukan tambahan energi, begitu pula sebaliknya.
2.2. Sifat Nuklir
a. Massa dan Energi
Massa inti atom yang sangat kecil ketika dinyatakan dalam unit biasa umumnya
dinyatakan pada skala yang berbeda skala, kini digunakan didasarkan pada atom massa
C. perlu dicatat bahwa tabel massa selalu memberikan massa atom bukan nuklir,
dengan kata lain, massa dikutip termasuk massa dan energi pengikatan elektron
extranuclear dalam atom netral. konvensi ini seperti yang akan kita lihat, ternyata
memiliki beberapa keuntungan dalam pengobatan reaksi nuklir dan hubungan energi.
yang lebih penting, bagaimanapun, timbul dari kenyataan bahwa itu adalah selalu
massa atom atau perbedaan antara massa atom yang diukur secara eksperimental
b. Radius
Telah disebutkan bahwa inti memiliki dimensi urutan 10-12 cm. Satuan panjang yang
biasanya digunakan dalam membahas jari-jari nuklir. Semua percobaan yang dirancang
untuk penyelidikan timbal jari-jari nuklir untuk kesimpulan bahwa, dalam perkiraan
kasar setidaknya, jari-jari nuklir dapat diwakili dengan rumus sederhana : R = roA1 / 3
di mana r0 adalah independen konstan A. Kata lain, volume nuklir hampir sebanding
dengan massa nuklir dengan demikian semua inti memiliki sekitar densitas yang sama.

2
Meskipun kepadatan nuklir tinggi dibandingkan dengan materi biasa, inti tidak berarti
padat dengan nukleon. ini merupakan faktor penting dalam keberhasilan model kulit
nuklir
c. Spin, pertama kali diusulkan oleh Pauli pada tahun 1924 dalam rangka untuk
menjelaskan struktur hyperfine dalam spektrum atom dari unsur monoisotops.
momentum sudut dari inti selalu dinyatakan sebagai Ih dimana I adalah jumlah integral
atau setengah-terpisahkan dikenal sebagai spin nuklir. Neutron dan proton memiliki
intrinsik berputar I = 1/2 dan nukleon dalam inti, seperti elektron dalam atom,
kontribusi beberapa momentum sudut orbital serta spin intrinsik mereka .
d. Potensial Coulomb
Gaya tolak Coulomb
2.3. Penyusun dan Susunan Nukleon dalam Nuklida
Nukleon adalah partikel-partikel penyusun inti atom, nukleus adalah inti atom,
sedangkan isotop atom disebut dengan nuklida. Untuk memahami bagaimana susunan
nukleon-nukleon dalam sebuah nukleus, kestabilan sebuah nukleus, dan tingkat0tingkat
energi nukleus akan dibahas dalam sub bahasan peta nuklida, model-model nuklida,
kestabilan dan enerti pengikat nukleon, serta tingkat-tingkat energi dalam nuklida yang
selengkapnya dipaparkan sebagai berikut
Penyusun Nuklida. Di bagian depan sudah dijelaskan bahwa hampir semua partikel
penyusun nuklida kecuali elektron-elekton berada di nukleus. Di antara partikel-partikel
penyusun nukleus yang sudah diketahui proton dan neutonnyalah yang merupakan partikel
yang bermassa besar sehingga sangat jumlahnya menentukan besar kecilnya massa suatu
nuklida. Jumlah proton dalam sebuah nuklida selalu sama dengan jumlah elektron,akan
tetapi jumlah neutron dapat sama atau lebih besar, daripada jumlah protonnya. Untuk
nuklida ringan jumlah neutron sama atau sedikit lebih besar daripada jumlah protonnya,
untuk nuklida berat jumlah neutron selalu jauh lebih besar daripada jumlah protonnya.
40
Nuklida-nuklida ringan mengandung proton < 30 contohnya adalah 20Ca yang tersusun
atas 20 elektron,20 proton dan 20 elektron. Nuklida berat adalah nuklida yang mengandung
jumlah proton > 30 contohnya adalah 80Hg200 yang tersusun dari 80 elektron, 80 proton, 120
neutron.
Susunan Nukleon dalam Nuklida. Jumlah jenis unsur yang telah ditemukan sampai
saat ini baru 105 akan tetapi jumlah jenis nuklida telah ditemukan lebih dari 1500. Nuklida-
nuklida yang memiliki nomor atom atau jumlah protonnya sama tetapi neutronnya berbeda
disebut nuklida dalam satu isotop suatu unsur, contohnya untuk nuklida oksigen antara lain

3
15 16 17
8O , 8O , 8O , dan 8O18 . nuklida yang memiliki kesamaan dalam jumlah neutronnya dan
berbeda dalam jumlah protonnya disebut nuklida satu isoton, contohnya adalah 14Si30, 15P31,
32
dan 16S . Nuklida yang memiliki kesamaan dalam nomor masaanya disebut nuklida satu
26 26
isobar contohnya adalah isobar dari nuklida 12Mg dan 13Al . Nuklida yang memiliki
nomor massa dan nomor atom yang sama tetapi memiliki perbedaan dalam melakukan
124
reaksi nuklir disebut isomer nuklir contohnya adalah nuklida 51Sb memilki tiga isomer
nuklir yang keradiaktifannya dengan waktu paruh 60 hari mampu memancarkan radiasi
beta, keradioaktifannya dengan waktu paruh 1,6 menit mampu memancarkan radiasi gamma
dan beta, dan keradioaktifannya dengan waktu paruh 20 menit mampu memancarkan radiasi
gamma
2.4. Energi Binding
Massa total (Mtot) nukleon-nukleon yang membentuk sebuah inti atom atau nukleus
tidak sama dengan besarnya massa terukur (Mter) untuk setiap nuklida. Selisih massa antara
massa total (Mtot) nukleon pembentuk inti dan massa terukur (Mter) dari nukleus disebut
massa lebih (MI) atau massa binding (Mb) yang menggambarkan bahwa semua massa
sebanding dengan energi binding semu (Ebs) antar nukleon-nukleon pembangun nuklida.
Hubungan antara energi binding,massa binding, massa total, dan massa terukur dinyatakan
dengan persamaan :
Mb = Mtot – Mter ,........... (pers 1)
Eb ~ Mb
Massa terukur selalu lebih kecil dibanding massa total nukleonnya. Hubungan antara
massa dan energi dapat dinyatakan dengan persamaan : E = mc2, dimana m = massa, c =
kecepatan cahaya.
Energi pengikat nukleon-nukleon dalam suatu nuklida dapat ditentukan berdasarkan
pada jumlah nukleon dan massa terukur dari nuklidanya. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan dengan menggunakan contoh dalam melakukan perhitungan energi binding
dalam nukleus 2He4. Diketahui bahwa nukleon pembangun nukleus helium terdiri atas 2
neutron yang setiap neutron bermassa 1,00867 dan 2 proton yang setiap proton bermassa
1,00782. Diketahui pula bahwa massa terukut nukleus heluim adalah 4,00260 sma.
Besarnyya energi binding dapat dihitung dengan cara berikut :
Massa 2 neutron = 2x1,00867 sma = 2,017324 sma
Massa 2 proton = 2x1,00782 sma = 2,01564 sma
Jumlah massa pembangun (Mtot) inti He = 4 nukleon = 4,03298 sma
Jumlah massa terukur (Mter) inti He = 4 nukleon = 4,00260 sma

4
Massa binding (Mb) = Mtot – Mter = 0,03038 sma
Besarnya massa binding (Mb, untuk ke-4 nukleon pembentuk nukleus helium adalah
(+)0,03038 sma. Selisih massa sebesar 0,03038 sma ini ekuivalen dengan energi binding
semu (Ebs) sebesar 0,03038 sma x 931 MeV/sma = 28,2960 MeV. Untuk dapat mengikat
setiap nukleon diperlukan energi binding semu (Ebs) sebesar 28,2960 Mev/4 nukleon = 7,07
(dibulatkan 7,1)MeV/nukleon. Dasar pengkajian energi binding semua (Ebs) di atas
berangkat dari asumsi bahwa :
1. Seluruh ruang nuklida berisi penuh dengan netron dan proton sehingga volume
nukleus ekuivalen dengan nomor massanya dan kemudian disebut dengan energi
volume.
2. Energi binding yang bekerja di permukaan sama besar dengan yang bekerja di
bawah permukaan atau bagian dalam dari suatu nukleus.
3. Tidak adanya pengaruh energi coulomb yang ditimbulkan oleh nukleon yang
bermuatan listrik, dalam hal ini adalah proton dan elektron.
4. Telah terjadi distribusi nukleon yang bermuatan dan tidak bermuatan listrik secara
merata di seluruh bagian nuklida.
5. Besar kecilnya energi binding atau pengikat tidak dipengaruhi oleh ganjil atau
genapnya bilangan yang menyatakan julmlah proton dan neutron
Hasil kajian lain ditemukan bahwa besar kecilnya energi binding tidak hanya
dipengaruhi oleh nomor massa nuklida (A) dan muatan nuklida (Z) akan tetapi juga
dipengaruhi oleh :
1. Keberadaan energi volume nukleus
2. Keberadaan energi permukaan nukleus
3. Pengaruh energi Coulomb oleh nukleon bermuatan
4. Distribusi muatan dalam nuklida
5. Pasangan energi proton dan neutron
Untuk dapat mengakomodasi semua faktor yang memengaruhi harga energi
binding nukleon maka Weizsaker (1935) melakukan pengkajian dan menemukan suatu
persamaan energi binding yang kemudian dinyatakan sebagai energi binding real yang
selanjutnya disempurnakan oleh Myers dan Swiatechi yang disebut dengan persamaan
energi binding (Eb), persamaannya adalah sebagai berikut :
Eb = C1A [1-k((N-Z)/A)2] – C2A2/3 [1-k((N-Z)/A)2] - C3Z2A-1/3 + C4Z2A-1 + d
,...,..... (pers 2)
Keterangan :

5
C1 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh energi volume = 15,677 MeV
C2 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh energi permukaan = 18,560
MeV
C3 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh energi coulomb = 0,727 MeV
C4 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh distribusi muatan = 1,211
MeV
k = tetapan = 1,79 ; Z = nomor nuklida ; N = jumlah proton ; A= nomor massa
d = pengaruh pembentukan pasangan jumlah Z dan N, bila genap-genap =
11/(A1/2) ; ganjil-ganjil = -11/(A1/2) ; dan genap-ganjil atau ganjil-genap = 0.
Energi binding dari semua nukleus dapat dinyatakan sebagai fungsi dari volume
atau nomor massa (A) dan jumlah muatan (Z) dalam tinjauan tiga dimensi. Atas dasar
inilah maka persamaan 1 diubah menjadi bentuk persamaan baru sebagai berikut :
Eb = (Z)(MH) + (A-Z)(MN) – Mter ..... (pers 3)
Dalam persamaan 3 diketahui bahwa MH adalah energi massa proton = 938,79
MeV dan MN adalah energi massa neutron = 939,57 MeV, Mter = energi massa
terukur. Bila data energi massa proton dan neutron dimasukkan kedalam persamaan 3
akan diperoleh hasil persamaan baru sebagai berikut : Eb = 939,57 MeV + 938,790
MeV – Mter, maka Mter = 939,57 MeV + 938,790 MeV – Eb ..... (pers 4)
Sudah diketahu bahwa N=A – Z. Data ini digunakan untuk mengganti N yang
ada dalam pers (2) hasilnya adalah :
Eb = C1A [1-k(1-(2Z)/A))2] – C2A2/3 [1-k(1-(2Z)/A))2] - C3Z A-1/3 + C4Z2A-1 + d.
Hasil dari penggantian N ini selanjutnya digunakan untuk mensubstitusi Eb
yang ada dalah pers (4) dan hasilnya setelah disusun menjadi :
Mter = C2A2/3 [1-k(1-(2Z)/A))2] + C3Z A-1/3 - C1A [1-k(1-(2Z)/A))2] - C4Z2A-1 –
0,78Z + 0,939A – d ...... (pers 5)
Dan disederhanakan menjadi : Mter = f1(A) Z2 + f2(A) Z + f3 – d ....(pers 6)
Dan disederhanakan lagi menjadi : Mter = f1(A)(Z-ZA)2 –d + f(A)..... (pers 7)
Untuk mendapatkan petunjuk tentang jumlah muatan nuklida (Z) dari suatu
nuklida yang bernomor massa (A) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
berikut :
ZA = (-f2(A)/(2f1(A))...(pers 8), dimana ZA adalah nomor muatan sebuah nuklida
dengan massa yang minimum dan energi binding yang maksimum yang ada dalam
satu isobar . dengan menggunakan persamaan diatas dapat diperoleh bahwa nuklida

6
yang nomor masanya (A) = 157 memiliki ZA = 64,69 dan bila (A) = 156 maka
harganya ZA = 64,33
2.5. Model Kulit Inti
A. Model Tetes Cairan
Nukleon-nukleon penyusun nukleus saling tarik-menarik sehingga jarak antar nukleon
menjadi sangat rapat. Nukleon-nukleon yang ada dipermukaan nukleus mendapatkan
gaya tarikan yang lebih kuat ke arah dalam nukleus daripada kemampuannya menarik,
dan menyebabkan bentuk dari nukleus cenderung menjadi bulat seperti tetes cairan
Nukleon-nukleon yang berbeda jenis setelah membentuk nukleus menjadi satu
kesatuan, dan tidak lagi menjadi nukleon yang berdiri sendiri. Bila nukleus menerima
suatu aksi dari luar maka seluruh nukleon penyusun nukleus memberikan reaksi secara
bersama-sama. Suatu contoh bila nukleus ditembak dengan menggunakan sebuah
partikel dan setelah mengenai nukleus partikel berbaur dan memberikan tambahan
energi, seterusnya energi itu akan didistribusi dan diserap oleh semua nukleon penyusun
nukleus sehingga energi dalam dari setiap nukleon akan naik dan secara akumulatif
energi dalam dari nukleus juga akan naik, dan nukleus dalam keadaan tereksitasi.
Dalam keadaan tereksitasi ini sifat dari nukleus menjadi tidak stabil. Untuk mecapai
kestabilan kembali nukleus akan melakukan reaksi nuklir. Hasil reaksi nuklir dapat
berwujud energi panas, radiasi partikel dan gelombang elektromagnet. Terpancarnya
partikel-partikel dari nukleon dapat dianalogikan dengan teruapkannya molekul-molekul
air dari tetes cairan.
B. Model Kulit Inti
Diangkatnya model kulit inti untuk memahami susunan nukleon-nukleon penyusun
nukleus adalah didasarkan pada suatu kenyataan bahwa nuklida yang memiliki jumlah
proton atau neutron sesuai dengan bilangan-bilangan bulat tertentu yang memiiki
stabilitas yang tinggi,ia sukar mengalami reaksi nuklir. Bilangan-bilangan bulat yang
dimaksud adalah 2,8,20,28,50,82, dan 126. Contoh nuklida yang mempunyai nukleus
stabil yang mengandung sejumlah proton dan neutron yang masing-masing sesuai
dengan bilangan tersebut adalah 8O16 dan 16S
32
. Contoh nuklida dengan nukleus stabil
yang jumlah protonnya merupakan bilangan ganji; dari 6C13 dan 8O17. Contoh nuklida
dengan dengan nukleus stabil yang memiliki jumlah protonnya merupakan bilangan
ganjil dan neutronnya merupakan bilangan genap adalah nuklida 15P31 dan 9F19.
C. Model Kolektif Inti.

7
Model kolektif nukleus merupakan hasil penggabungan antara model tetes cairan dan
model kulit nukleus. Dalam model kolektif nukleus susunan nukleon-nukleon penyusun
nukleus berlapis-lapis sebagaimana dijelaskan dalam model kulit nukleus,akan tetapi bila
nukleus menerima tambahan energi dari luar maka energi itu akan didistribusikan merata
ke seluruh nukleon penyusun nukleus tersebut. Bila dampak dari penyerapan energin itu
menyebabka nukleus dari nuklida harus memberikan reaksi maka reaksi itu merupakan
akumulasi dari reaksi yang diberikan oleh semua nukleon penyusun nukleusnya

8
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Model atom mekanika gelombang merupakan model atom hasil penyempurnaan
dari model atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr. Dalam model atom mekanika
gelombang dijelaskan bahwa bangun suatu atom itu diasumsikan seperti bola yang
sebagian besar volume ruangan tersebut relatif kosong. Pada ruangan tersebutlah
kemungkinan terbesar elektron-elektron berada.
2. Sifat dari nuklir dapat dilihat melalui massa dan energi, radius, dan juga spin
3. Hampir semua partikel penyusun nuklida kecuali elektron-elekton berada di
nukleus. Di antara partikel-partikel penyusun nukleus yang sudah diketahui proton
dan neutonnyalah yang merupakan partikel yang bermassa besar sehingga sangat
jumlahnya menentukan besar kecilnya massa suatu nuklida.
4. Energi binding adalah energi yang dibutuhkan nukleus agar nukleus tersebut
“pecah” menjadi komponen – komponen penyusunnya.
5. Terdapat tiga model inti yaitu model tetes cairan, model kulit inti,dan model
kolektif inti.

Anda mungkin juga menyukai