PENDAHULUAN
Pembangunan yang dialami oleh suatu negara berkembang secara tidak langsung
akan berdampak pada aktivitas sumber daya manusianya, salah satunya adalah mahasiswa.
Mahasiswa dituntut untuk menjadi aktor utama dalam pembangunan. Tantangan yang
dihadapi oleh mahasiswa dalam pembangunan Indonesia tentu bukan hal yang mudah
ditambah dengan pesatnya informasi yang tersebar melalui teknologi. Mahasiswa harus
mampu menyuarakan hak, tetapi yang lebih dinomorsatukan adalah kewajiban yang
dilakukan untuk membangun bangsa. Mahasiswa mampu untuk menyuarakan pemikiran
dan mengkritisi setiap kebijakan dari pemerintah maupun tindakan dari oknum-oknum
tertentu yang menodai tanah pertiwi dengan memanfaatkan media sosial secara bijaksana.
Belajar adalah kewajiban yang pertama dan utama bagi mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa harus belajar kapanpun dan di manapun untuk menjadi agen of change sekaligus
ujung tombak dalam membela merah putih. Berdasarkan hal tersebut, hak dan kewajiban
adalah hal yang harus dipelajari lebih dalam sebagai mahasiswa sekaligus calon pendidik
generasi selanjutnya. Oleh karena itu, penting untuk dikaji teori lebih mendalam tentang hak
dan kewajiban mahasiswa dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Kewajiban mahasiswa dalam pembangunan menurut pasal 110 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu (a)
mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada perguruan tinggi yang
bersangkutan; (b) ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan
keamanan perguruan tinggi yang bersangkutan; (c) ikut menanggung biaya penyelenggaraan
pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku; (d) menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian; (e)
menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang bersangkutan; (f) menjunjung
tinggi kebudayaan nasional.
Mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan untuk menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Setiap mahasiswa wajib untuk melakukan
kewajiban tersebut termasuk dosen sebagai civitas akademiki di lingkungan kampus. Tri
Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi
mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini karena mahasiswa adalah ujung tombak
perubahan bangsa ke arah yang lebih baik (Arieef, 2017).
Pertama, Tri Dharma Perguruan Tinggi bagian pendidikan. Sebagai mahasiswa
selayaknya insan cendekiawan mahasiswa berkewajiban untuk menempuh pendidikan
sehingga dapat mengasah kemampuan intelektual. Pendidikan yang ditempuh melalui
pembelajaran dapat mengubah pola pikir mahasiswa sehingga dapat menjadi ujung tombak
dalam pembangunan bangsa Indonesia. hal ini tidak dapat dipungkiri, mengingat pendidikan
adalah senjata paling ampuh untuk menaklukan dunia seperti perkataan dari Nielson
Mandela. Dengan pendidikan, dapat mengukur sejauhmana kemampuan pola pikir
seseorang sehingga negara yang akan maju saat pendidikan juga memiliki kualitas di atas
rata-rata.
Kedua, Tri Dharma Perguruan Tinggi bagian penelitian dan pengembangan. Menurut
Arieef (2017), penelitian untuk mahasiswa bukan hanya akan mengembangkan diri
mahasiswa itu sendiri, tetapi juga memberikan manfaat bagi kemajuan peradaban dan
kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa. Selain pengembangan diri secara
ilmiah dan akademis. Mahasiswa mengasah kemampuan intelektual di bangku perkuliahan
sehingga ilmu yang didapatkan dapat diaplikasian untuk keperluan penelitian dan
pengembangan. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kualitas ilmu yang dimiliki oleh
mahasiswa sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Ketiga, Tri Dharma Perguran Tinggi bagian pengabdian kepada masyarakat. Ilmu
yang telah didapatkan oleh mahasiswa di bangku perkuliahan harus ada keberlanjutan
sehingga dampak dari ilmu juga dapat dirasakan oleh masyarakat. Salah satu cara yang
dapat ditempuh oleh mahasiswa adalah melalui pengabdian masyarakat. Mengabdi kepada
masyarakat berarti mahasiswa telah mampu untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya
sehingga tidak hanya sebatas teori. Hal inilah yang wajib dilakukan oleh mahasiswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Pengertian mahasiswa adalah sebagai anggota civitas akademika diposisikan
sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran tinggi untuk mengembangkan
potensi yang ada dalam perguruan tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan,
praktisi, dan/ professional serta penuntut ilmu secara terus-menerus dan tidak
pernah terputus, tidak terhenti atau dengan kata lain terus menerus menuntut ilmu
dan tidak henti-hentinya menuntut ilmu
2. Mahasiswa memiliki beberapa hak berdasarkan pasal 109 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Mahasiswa, yaitu (a) menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab
untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku
dalam lingkungan akademik; (b) memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan
layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan;
(c) memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka kelancaran proses
belajar; dan sebagainya.
3. Kewajiban mahasiswa menurut pasal 110 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu (a) mematuhi
semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada perguruan tinggi yang bersangkutan;
(b) ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan
perguruan tinggi yang bersangkutan; (c) ikut menanggung biaya penyelenggaraan
pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku, dan lain-lain. Selain itu, mahasiswa juga wajib
untuk mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian
dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat.
3.2 Saran
Dalam mengkaji teori tentang hak dan kewajiban mahasiswa sebaiknya
menggunakan referensi yang valid sehingga dapat menguatkan yang telah tertanam dan
menghindari kerancuan dalam menginterpretasi hak dan kewajiban mahasiswa dalam
pembangunan.
Daftar Pustaka
Asyari, Agung. 2011. Membangun Aktif Peran Generasi Muda dan Mahasiswa dalam
Penegakan Kepemimpinan Yang Ideal. Dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=92896&val=4997. Diunduh
pada 16 Agustus 2017.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Mahasiswa
Wibawa, Sutrisna. 2017. Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam
http://itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2017/02/TRIDHARMA-PT-ITJEN-
1.pdf. Diunduh pada 16 Agustus 2017.