Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa identik dengan bangku perguruan tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mahasiswa berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa jelas
berbeda dengan kata "siswa" yang digunakan sebagai sebutan untuk pelajar pada tingkat di
bawah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa dan siswa memiliki pengertian yang
berbeda. Uniknya, penamaan tersebut hanya terdapat di Indonesia. Sementara dalam bahasa
Inggris, "siswa" pada semua tingkat pendidikan disebut dengan student atau terkadang
disebut sebagai college student.
Ditinjaui dari sudut terminologi, “maha” merupakan sebutan bagi sesuatu yang tidak
terputus dan terus-menerus bagi yang disifati. Sementara pengertian “siswa” merujuk pada
sebutan bagi penuntut ilmu. Dengan demikian, mahasiswa dapat diartikan sebagai penuntut
ilmu secara terus-menerus dan tidak pernah terputus, tidak terhenti atau dengan kata lain
terus menerus menuntut ilmu dan tidak henti-hentinya menuntut ilmu. Hal ini tidak dapat
dipungkiri, meskipun sudah menempuh pendidikan jenjang strata 2 (S2), doktor, maupun
professor di sebuah universitas, seseorang tersebut masih bertitel sebagai mahasiswa. Oleh
karena itu, mahasiswa merupakan sebuah status dalam kasta teratas (jenjang tertinggi)
dalam dunia pendidikan.
Aktivitas mahasiswa dalam sebuah universitas yang merupakan simbol keilmuan.
Kampus sebagai tempat belajar mahasiswa, sampai saat ini masih dianggap sebagai benteng
moral bangsa yang obyektif dan ilmiah. Mahasiswa sebagai agen perubahahan (agen of
change) seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan yang diinisiasi oleh mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun
praktis. Peran mahasiswa untuk memecahkan kebekuan dalam kekacauan acapkali muncul
dan menyelamatkan keadaan.

Pembangunan yang dialami oleh suatu negara berkembang secara tidak langsung
akan berdampak pada aktivitas sumber daya manusianya, salah satunya adalah mahasiswa.
Mahasiswa dituntut untuk menjadi aktor utama dalam pembangunan. Tantangan yang
dihadapi oleh mahasiswa dalam pembangunan Indonesia tentu bukan hal yang mudah
ditambah dengan pesatnya informasi yang tersebar melalui teknologi. Mahasiswa harus
mampu menyuarakan hak, tetapi yang lebih dinomorsatukan adalah kewajiban yang
dilakukan untuk membangun bangsa. Mahasiswa mampu untuk menyuarakan pemikiran
dan mengkritisi setiap kebijakan dari pemerintah maupun tindakan dari oknum-oknum
tertentu yang menodai tanah pertiwi dengan memanfaatkan media sosial secara bijaksana.
Belajar adalah kewajiban yang pertama dan utama bagi mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa harus belajar kapanpun dan di manapun untuk menjadi agen of change sekaligus
ujung tombak dalam membela merah putih. Berdasarkan hal tersebut, hak dan kewajiban
adalah hal yang harus dipelajari lebih dalam sebagai mahasiswa sekaligus calon pendidik
generasi selanjutnya. Oleh karena itu, penting untuk dikaji teori lebih mendalam tentang hak
dan kewajiban mahasiswa dalam pembangunan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari mahasiswa?
2. Apa saja hak mahasiswa dalam pembangunan di Indonesia?
3. Apa saja kewajiban mahasiswa dalam pembangunan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pengertian dari mahasiswa.
2. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hak mahasiswa dalam pembangunan di
Indonesia.
3. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kewajiban mahasiswa dalam pembangunan
di Indonesia
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Mahasiswa dapat meningkatkan wawasan terkait hak dan kewajiban mahasiswa
dalam pembangunan.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa dapat mengembangkan sikap keingintahuan dan cara berpikir
objektif, mandiri, kritis, dan analitis baik secara individu maupun secara
kelompok.
b. Mahasiswa dapat menghadapi permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya
serta berusaha mengerahkan segala kemampuan untuk dapat mencari solusi dari
suatu masalah berdasarkan teori yang telah dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mahasiswa


Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doctor, dan
program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia (Wibawa, 2017). Pendidikan tinggi merupakan
tempat bagi siswa yang telah diberi gelar tertinggi sebagai mahasiswa. Pengertian
mahasiswa ditinjaui dari sudut terminologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “maha”
merupakan sebutan bagi sesuatu yang tidak terputus dan terus-menerus bagi yang disifati.
Sementara pengertian “siswa” merujuk pada sebutan bagi penuntut ilmu. Dengan demikian,
mahasiswa dapat diartikan sebagai penuntut ilmu secara terus-menerus dan tidak pernah
terputus, tidak terhenti atau dengan kata lain terus menerus menuntut ilmu dan tidak henti-
hentinya menuntut ilmu. Hal ini tidak dapat dipungkiri, meskipun sudah menempuh
pendidikan jenjang strata 2 (S2), doktor, maupun professor di sebuah universitas, seseorang
tersebut masih bertitel sebagai mahasiswa. Selain itu, mahasiswa sebagai anggota civitas
akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran tinggi untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam perguruan tinggi untuk menjadi intelektual,
ilmuwan, praktisi, dan/ professional (Wibawa, 2017). Oleh karena itu, mahasiswa memiliki
hak dan kewajiban dalam pembangunan bangsa Indonesia.
2.2 Hak Mahasiswa dalam Pembangunan
Sebagai insan berintelektual, mahasiswa dituntut untuk menyumbangkan peran
melalui kewajiban. Ketika kewajiban telah dinomorsatukan, mahasiswa memiliki hak yang
harus dipenuhi. Berdasarkan pasal 109 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi Mahasiswa mempunyai hak, yaitu (a)
menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji
ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik; (b)
memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat,
bakat, kegemaran dan kemampuan; (c) memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam
rangka kelancaran proses belajar; (d) mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung
jawab atas program studi yang diikutinya dalam penyelesaian studinya; (e) memperoleh
layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikutinya serta hasil
belajarnya; (f) menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku; (g) memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; (h) memanfaatkan sumberdaya perguruan tinggi melalui
perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat
dan tata kehidupan bermasyarakat; (i) pindah keperguruan tinggi lain atau program studi
lain, bilamana memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi atau
program studi yang hendak dimasuki, dan bila mana daya tampung pergururan tinggi atau
program yang bersangkutan memungkinkan; (j) ikut serta dalam kegiatan organisasi
mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan; dan (k) memperoleh pelayanan khusus
bilamana menyandang cacat.
2.3 Kewajiban Mahasiswa dalam Pembangunan
Mahasiswa merupakan tumpuan berbagai pihak. Mahasiswa merupakan bagian dari
rakyat Indonesia sekaligus merupakan rakyat itu sendiri. Tidak heran bahwa mahasiswa
sering disebut sebagai harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan
negara bahkan harapan dunia. Sebagai kaum terpelajar di tingkat perguruan tinggi yang
yang berintelektua, mahasiswa merupakan aset bangsa yang paling berharga. Aktivitas
mahasiswa dalam sebuah universitas yang merupakan simbol keilmuan. Kampus sebagai
tempat belajar mahasiswa, sampai saat ini masih dianggap sebagai benteng moral bangsa
yang obyektif dan ilmiah.

Mahasiswa sebagai agen perubahahan (agen of change) seringkali menjadi pemicu


dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan-perubahan yang diinisiasi
oleh mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis. Peran mahasiswa untuk
memecahkan kebekuan dalam kekacauan acapkali muncul dan menyelamatkan keadaan.
Selain untuk menunjukkan eksistensi, daya kritis yang dimilikinya juga berguna untuk
memperjuangkan nilai sekaligus praktik adiluhung bangsa. Status mahasiswa yang diemban
seseorang sesungguhnya memberikan kewajiban untuk terus menggali potensi
intelektualnya. Ilmu pengetahuan ini kemudian dikawinkan dengan fitrah mahasiswa
tersebut. Dengan demikian, pada gilirannya akan melahirkan perubahan yang terukur,
efektif, dan berhasil.

Kewajiban mahasiswa dalam pembangunan menurut pasal 110 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu (a)
mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada perguruan tinggi yang
bersangkutan; (b) ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan
keamanan perguruan tinggi yang bersangkutan; (c) ikut menanggung biaya penyelenggaraan
pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku; (d) menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian; (e)
menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang bersangkutan; (f) menjunjung
tinggi kebudayaan nasional.
Mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan untuk menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Setiap mahasiswa wajib untuk melakukan
kewajiban tersebut termasuk dosen sebagai civitas akademiki di lingkungan kampus. Tri
Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi
mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini karena mahasiswa adalah ujung tombak
perubahan bangsa ke arah yang lebih baik (Arieef, 2017).
Pertama, Tri Dharma Perguruan Tinggi bagian pendidikan. Sebagai mahasiswa
selayaknya insan cendekiawan mahasiswa berkewajiban untuk menempuh pendidikan
sehingga dapat mengasah kemampuan intelektual. Pendidikan yang ditempuh melalui
pembelajaran dapat mengubah pola pikir mahasiswa sehingga dapat menjadi ujung tombak
dalam pembangunan bangsa Indonesia. hal ini tidak dapat dipungkiri, mengingat pendidikan
adalah senjata paling ampuh untuk menaklukan dunia seperti perkataan dari Nielson
Mandela. Dengan pendidikan, dapat mengukur sejauhmana kemampuan pola pikir
seseorang sehingga negara yang akan maju saat pendidikan juga memiliki kualitas di atas
rata-rata.
Kedua, Tri Dharma Perguruan Tinggi bagian penelitian dan pengembangan. Menurut
Arieef (2017), penelitian untuk mahasiswa bukan hanya akan mengembangkan diri
mahasiswa itu sendiri, tetapi juga memberikan manfaat bagi kemajuan peradaban dan
kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa. Selain pengembangan diri secara
ilmiah dan akademis. Mahasiswa mengasah kemampuan intelektual di bangku perkuliahan
sehingga ilmu yang didapatkan dapat diaplikasian untuk keperluan penelitian dan
pengembangan. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kualitas ilmu yang dimiliki oleh
mahasiswa sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Ketiga, Tri Dharma Perguran Tinggi bagian pengabdian kepada masyarakat. Ilmu
yang telah didapatkan oleh mahasiswa di bangku perkuliahan harus ada keberlanjutan
sehingga dampak dari ilmu juga dapat dirasakan oleh masyarakat. Salah satu cara yang
dapat ditempuh oleh mahasiswa adalah melalui pengabdian masyarakat. Mengabdi kepada
masyarakat berarti mahasiswa telah mampu untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya
sehingga tidak hanya sebatas teori. Hal inilah yang wajib dilakukan oleh mahasiswa.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Pengertian mahasiswa adalah sebagai anggota civitas akademika diposisikan
sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran tinggi untuk mengembangkan
potensi yang ada dalam perguruan tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan,
praktisi, dan/ professional serta penuntut ilmu secara terus-menerus dan tidak
pernah terputus, tidak terhenti atau dengan kata lain terus menerus menuntut ilmu
dan tidak henti-hentinya menuntut ilmu
2. Mahasiswa memiliki beberapa hak berdasarkan pasal 109 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Mahasiswa, yaitu (a) menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab
untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku
dalam lingkungan akademik; (b) memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan
layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan;
(c) memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka kelancaran proses
belajar; dan sebagainya.
3. Kewajiban mahasiswa menurut pasal 110 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu (a) mematuhi
semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada perguruan tinggi yang bersangkutan;
(b) ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan
perguruan tinggi yang bersangkutan; (c) ikut menanggung biaya penyelenggaraan
pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku, dan lain-lain. Selain itu, mahasiswa juga wajib
untuk mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian
dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat.
3.2 Saran
Dalam mengkaji teori tentang hak dan kewajiban mahasiswa sebaiknya
menggunakan referensi yang valid sehingga dapat menguatkan yang telah tertanam dan
menghindari kerancuan dalam menginterpretasi hak dan kewajiban mahasiswa dalam
pembangunan.
Daftar Pustaka

Arieef, Muhammad. 2007. Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam


https://www.academia.edu/4379037/TRI_DHARMA_PERGURUAN_TINGGI.
Diunduh pada 16 Agustus 2017.

Asyari, Agung. 2011. Membangun Aktif Peran Generasi Muda dan Mahasiswa dalam
Penegakan Kepemimpinan Yang Ideal. Dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=92896&val=4997. Diunduh
pada 16 Agustus 2017.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Mahasiswa
Wibawa, Sutrisna. 2017. Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam
http://itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2017/02/TRIDHARMA-PT-ITJEN-
1.pdf. Diunduh pada 16 Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai