Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TENTANG BAGAIMANA HAKIKAT BERBICARA DI FORUM ILMIAH,


KESANTUNAN BERBAHASA, DAN MEDIA PRESENTASI.

OLEH :

I KOMANG MARJAYA ADI SURYA ; 1915051088

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
“bagaimana hakikat berbicara di forum ilmiah, kesantunan berbahasa, dan media
presentasi.” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Tak lupa
penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu agar dapat
terselesaikannya tugas ini.

Penulis sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya
dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan
saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa
datang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para
pemakainya.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Singaraja, 10 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

3. Tujuan .................................................................................................... 1

4. Manfaat .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Hakikat Berbicara di Forum Ilmiah ....................................................... 3

2. Etika Berbicara di Forum Ilmiah ........................................................... 3

3. Pembentukan Kesantunan Berbahasa .................................................... 4

4. Pengaruh Aspek Nonverbal terhadap Kesantunan Berbahasa ............... 7

5. Penyiapan Bahan dan Media Presentasi ................................................ 9

BAB III PENUTUP

1. Simpulan .............................................................................................. 15

2. Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia dalam kehidupan masyarakat
berupa bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dalam fungsinya
sebagai alat komunikasi dan keberadaannya sangat penting di masyarakat.
Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan fisik dan sosialnya serta untuk mempelajari kebiasaan,
kebudayaan, adat istiadat, serta latar belakang masing-masing.
Sekolah berfungsi sebagai pelaksana pembelajaran yang resmi. Banyak unsur yang
terlibat dalam mendukung tujuannya. Dalam pembelajaran di sekolah bahasa
merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Penggunaan bahasa untuk
bersosialisasi tidak terlepas dari faktor-faktor penentu, tindak komunikasi serta
prinsip-prinsip kesantunan yang direalisasikan dalam tindak komunikasi. Dalam
penilaian kesantunan berbahasa minimal ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
bagaimana kita bertutur dan dengan siapa kita bertutur. Hakikatnya kesantunan
berbahasa adalah etika kita dalam bersosioalisasi di masyarakat dengan
penggunaan bahasa dan pemilihan kata yang baik, dengan memerhatikan di mana,
kapan, kepada siapa, dengan tujuan apa kita berbicara secara santun. Hal tersebut
senada dengan pendapat Wijana (1996: 11), bahwa bentuk-bentuk tuturan yang
diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu.
2. Rumusan Masalah
A. Hakikat Berbicara di Forum Ilmiah.
B. Etika Berbicara di Forum Ilmiah
C. Pembentukan Kesantunan Berbahasa.
D. Pengaruh Aspek Nonverbal terhadap Kesantunan Berbahasa.
E. Penyiapan Bahan dan Media Presentasi.
3. Tujuan
A. Mampu mengetahui hakikat berbicara di forum ilmiah.

1
B. Mampu mengetahui etika berbicara di forum ilmiah.
C. Mampu membentuk kesantunan berbahasa.
D. Mampu mengetahui pengaruh aspek nonverbal terhadap kesantunan berbahasa.
E. Mampu menyiapkan bahan dan media untuk presentasi.
4. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini yaitu:
1. Bagi penulis
Pembuatan makalah ini dapat menambah pengalaman penyusun dalam
menyusun makalah, serta dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana
hakikat berbicara di forum ilmiah, kesantunan berbahasa, dan media presentasi.
2. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan mengenai bagaimana aturan hakikat berbicara di
forum ilmiah, kesantunan berbahasa, dan media presentasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakekat Berbicara


Berbicara ilmiah adalah suatu penyampaian maksud (ide,pikiran,isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sesuai dengan bahasa baku
sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain. Bahasa Indonesia ilmiah
selain menggunakan bahasa baku juga harus baik dan benar. Bahasa Indonesia yang
baik atau tepat disini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian dengan
situasi pemakaian. Hal ini mengandung maksud bahwa pemanfaatan ragam Bahasa
Indonesia tersebut tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian
atau cocok dengan situasi atau peristiwa berbicara.

B. Etika dalam Forum Ilmiah


Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural.
Sopan santun sebagai konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan santun merupakan
sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi.
Dalam sebuah forum ilmiah, kita juga harus memperhatikan sopan santun atau etika
ketika berbicara. Manusia memiliki sikap, dan perilaku dalam berbagai konteks
kehidupan yang harus disesuaikan, sehingga dapat menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi percakapan.

Cara bersikap sopan dan santun dalam forum ilmiah:

1. Angkat tangan
2. Menyebutkan identitas (nama)
3. Mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan
4. Sampaikan ide/gagasan dengan sopan, tidak menyinggung perasaan orang lain
5. Mengucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan.

Bahasa santun dalam forum ilmiah

3
1. Menggunakan kata dan kalimat yang sesuai dengan lingkungan
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti lawan bicara
3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut
4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
5. Memberikan gerakan tubuh yang wajar dan sopan
6. Memakai pakaian rapi,sopan, dan sesuai dengan keadaan
7. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
8. Menggunakan nada bicara,intonasi, dan kecepatan bicara yang wajar
9. Menggunakan gaya yang sesuai dengan lingkungan, misalnya merunduk,
hormat, dan lain sebagainya.

C. Pembentukan Kesantunan Berbahasa


Sebagaimana disinggung di muka bahwa kesantunan berbahasa menggambarkan
kesantunan atau kesopansantunan penuturnya. Kesantunan berbahasa (menurut
Leech, 1986) pada hakikatnya harus memperhatikan empat prinsip.
1. Penerapan prinsip kesopanan (politeness principle) dalam berbahasa.
Prinsip ini ditandai dengan memaksimalkan kesenangan/kearifan, keuntungan,
rasa salut atau rasa hormat, pujian, kecocokan, dan kesimpatikan kepada orang
lain’ dan (bersmaan dengan itu) meminimalkan hal-hal tersebut pad diri sendiri.
Dalam berkomunikasi, di samping menerapkan prinsip kerja sama (cooperative
principle) dengan keempat maksim (aturan) percakupannya, yaitu maksim
kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara; juga
menerapkan prinsip kesopanan dengan keenam maksimnya, yaitu
 Maksim kebijakan yang mengutamakan kearifan bahasa,
 Maksim penerimaan yang menguatamakan keuntungan untuk orang lain
dan kerugian untuk diri sendiri,
 Maksim kemurahan yang mengutamakan kesalutan/rasa hormat pada orang
lain dan rasa kurang hormat pada diri sendiri,
 Maksim kerendahan hati yang mengutamakan pujian pada orang lain dan
rasa rendah hati pada diri sendiri,

4
 Maksim kecocokan yang mengutamakan kecocokan pada orang lain, dan
 Maksim kesimpatisan yang mengutakan rasa simpati pada orang lain.

Dengan menerapkan prinsip kesopanan ini, orang tidak lagi menggunakan


ungkapan-ungkapan yang merendahkan orang lain sehingga komunikasi akan
berjalan dalam situasi yang kondusif.

Berkut ini contoh yang memperlihatkan bahwa si A mengikuti prinsip


kesopanan dengan memaksimalkan pujian kepada temannya yang baru saja
lulus magister dengan predikat cumlaud dan tepat waktu, tetapi si B tidak
mengikuti prinsip kesopanan karena memaksimalkan rasa hormat atau rasa
hebat pada diri sendiri.

A : Selamat, Anda lulus dengan predikat maksimal!

B : Oh, saya memang pantas mendapatkan predikat cumlaud.

2. Kedua, penghindaran pemakaian kata tabu (taboo).


Pada kebanyakan masyarakat, kata-kata yang berbau seks, kata-kata yang
merujuk padaorgan-organ tubuh yang lazimditutupi pakaian, kata-kata yang
merujuk pada sesuatu benda yang menjijikkan, dan kata-kata “kotor” daqn
“kasar” termasuk kata-kata tabu dan tidak lazim digunakan dalam
berkomunikasi sehari-hari, kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu. Contoh berikut
ini merupaka kalimat yang menggunakan kata tabu karena diucapkan oelh
mahasiswa kepada dosen ketika perkuliahan berlangsung.
 Pak, mohon izin keluar sebentar, saya mau berak!
 Mohon izin, Bu, saya ingin kencing!

3. Sehubungan dengan penghindaran kata tabu, penggunaan eufemisme, yaitu


ungkapan penghalus. Penggunaan eufemisme ini perlu diterapkan untuk
menghindari kesan negatif. Contoh kalimat mahasiswa yang tergolong tabu di

5
atas akan menjadi ungkapan santun apabila diubah dengan penggunaan
eufemisme, misalnya sebagai berikut.
 Pak, mohon izin sebentar, sya mau buang air besar.
Atau, yang lebih halus lagi:
 Pak,mohon izin sebentar, saya mau ke kamar kecil.
Atau, yang paling halus:
 Pak, mohon izin sebentar, saya mau ke belakang.

Yang perlu diingat adalah, eufemisme harus digunakan secara wajar, tidak
berlebihan. Jika eufemisme telah menggeser pengertian suatu kata, bukan untuk
memperhalus kata-kata yang tabu, maka eufemisme justru berakibat
ketidaksantunan, bahkan pelecehan. Misalnya, penggunaan eufemisme dengan
menutupi kenyataan yang ada, yang sering dikatakan pejabat. Kata “miskin”
diganti dengan “prasejahtera”, “kelaparan” diganti dengan “busung lapar”,
“penyelewengan” diganti “kesalahan prosedur, “ditahan” diganti
“dirumahkan”, dan sebagainya. Di sini terjadi kebohongan publik. Kebohongan
itu termasuk bagian dari ktidaksantunan berbahasa.

4. Penggunaan pilihan kata honorifik, yaitu ungkapan hormat untuk berbicara dan
menyapa orang lain. Penggunaan kata-kata honorifik ini tidak hanya berlaku
bagi bahasa yang mengenal tingkatan (undha-usuk, Jawa) tetapi berlaku juga
pada bahasa-bahasa yang tidakmengenal tingkatan. Hanya saja, bagi bahasa
yang mengenal tingkatan, penentuan kata-kata honorifik sudah ditetapkan
secara baku dan sistematis untuk pemakaian setiap tingkatan. Misalnya, bahasa
krama inggil (laras tinggi) dalam bahasa Jawa perlu digunakan kepada orang
yang tingkat sosial dan usianya lebih tinggi dari pembicara; atau kepada orang
yang dihormati oleh pembicara.
Walaupun bahasa Indonesia tidak mengenal tingkatan, sebutan kata diri
Engkau, Anda, Saudara, Bapak/bu mempunyai efek kesantunan yang berbeda
ketika kita pakai untuk menyapa orang. Keempat kalimat berikut menunjukkan

6
tingkat kesantunan ketika seseorang pemuda menanyakan seorang pria yang
lebih tua.
1. Engkau mau ke mana?
2. Saudara mau ke mana?
3. Anda amau ke mana?
4. Bapak mau ke mana?

Dalam konteks ini, kalimat (1) dan (2) tidak atau kurang sopan diucapkan oleh
orang yang lebih muda, tetapi kalimat (4)-lah yang sepatutnya diucapkan jika
penuturnya ingin memperlihatkan kesantunan. Kalimat (3) lazim diucapkan
kalau penuturnya kurang akrab dengan orang yang disapanya, walaupun lebih
patut penggunaan kalimat (4).

Tujuan utama kesantunan berbahasa adalah memperlancar komunikasi. Oleh


karena itu, pemakaian bahasa yang sengaja dibelit-belitkan, yang tidak tepat
sasaran, atau yang tidak menyatakan yang sebenarnya karena enggan kepada
orang yang lebih tua juga merupakan ketidaksantunan berbahasa. Kenyataan ini
sering dijumpai di masyarakat Indonesia kaena terbawa oleh budaya “tidak
terus terang” dan menonjolkan perasaan. Dalam batas-batas tertentu masih bisa
ditoleransi jika penutur tidak bermaksud mengaburka komunikasi sehingga
orang yang diajak berbicara tidak tahu apa yang dimaksudkannya.

D. Pengaruh Aspek Nonverbal Terhadap Kesantunan Berbahasa


Karena tatacara berbahasa selalu dikaitkan dengan penggunaan bahasa sebagai
sistem komunikasi,maka selain unsur-unsur verbal, unsur-unsur nonverbal yang
selalu terlibat dalam berkomunikasi pun perlu diperhatikan. Unsur-unsur nonverbal
yang dimaksud adalah unsur-unsur paralinguistik, kinetik, dan proksemika.
Pemerhatian unsur-unsur ini juga dalam rangka pencapaian kesantunan berbahasa.
1. Paralinguistik berkenaan dengan ciri-ciri bunyi seperti suara berbisik, suara
meninggi, suara rendah, suara sedang, suara keras, atau pengubahan intonasi
yang menyertai unsur verbal dalam berbahasa. Penutur mesti memahami kapan
unsur-unsur ini diterapkan ketika berbicara dengan orang lain kalau ingin

7
dikatakan santun. Misalnya, ketika ada seorang penceramah berbicara dalam
suatu seminar, kalau peserta seminar ingin berbicara dengan temannya, adalah
santun dengan cara berbisik agar tidak mengganggu acara yang sedang
berlangsung; tetapi kurang santun berbisik dengan temannya dalam
pembicaraan yang melibatkan semua peserta karena dapat menimbulkan salah
paham pada peserta lain. Suara keras yang menyertai unsur verbal penutur
ketika berkomunikasi dengan atasannya bisa dianggap kurang sopan, tetapi hal
itu dapat dimaklumi apabila penutur berbicara dengan orang yang kurang
pendengarannya.
2. Gerak tangan, anggukan kepala, gelengan kepala, kedipan mata, dan ekspresi
wajah seperti murung dan senyum merupakan unsur kinesik (atau ada yang
menyebut gesture, gerak isyarat) yang juga perlu diperhatikan ketika
berkomunikasi. Apabila penggunaannya bersamaan dengan unsur verbal dalam
berkomunikasi, fungsinya sebagai pemerjelas unsur verbal. Misalnya, seorang
anak diajak ibunya ke dokter, ia menjawab “Tidak, tidak mau” (verbal) sambil
menggeleng-gelengkan kepala (kinesik). Akan tetapi, apabila penggunaannya
terpisah dari unsur verbal, fungsinya sama dengan unsur verbal itu, yaitu
menyampaikan pesan kepada penerima tanda. Misalnya, ketika bermaksud
memanggil temannya, yang bersangkutan cukup menggunakan gerak tangan
berulang-ulang sebagai pengganti ucapan “Hai, ayo cepat ke sini!”.
3. Proksemika, yaitu sikap penjagaan jarak antara penutur dan penerima tutur
(atau antara komunikator dan komunikan) sebelum atau ketika berkomunikasi
berlangsung. Penerapan unsur ini akan berdampak pada kesantunan atau
ketidaksantunan bwerkomunikasi. Ketika seseorang bertemu dengan teman
lama, setelah beberapa lama berpisah, ia langsung berjabat erat dan
bernagkulan; dilanjutkan dengan saling bercerita sambil menepuk-nepuk bahu.
Tetapi, ketika ia bertemu dengan mantan dosennya, walaupun sudah lama
berpisah, ia langsung menundukkan kepala sambil bwrjabat tangan dengan
kedua tangannya. Si mantan dosen, sambil mengulurkan tangan kannya, tangan
kirinya menepuk bahu mahasiswa yang bersangkuan.

8
Pada contoh kedua peristiwa itu, terlihat ada perbedaan jarak antara pemberi
tanda dan penerima tanda. Apabila penjagaan jarak kedua peristiwa itu
dipertikarkan,maka akan terlihat janggal, bahkan dinilai tidak sopan. Mamsih
banyak contoh lain yang berkaitan dengan proksemika ini, misalnya sikap dan
posisi duduk tuan rumah ketika menerima tamu, posisi duduk ketika berbicara
dengan pimpinan di ruang direksi, sikap duduk seorang pimpinan ketika
berbicara di hadapan anak buahnya, dan sebagainya. Yang jelas, penjagaan
jarak yang sesuai antara peserta komunikasi akan memperlihatkan keserasian,
keharmonisan, dan tatacara berbahasa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur paralinguistik,
kinetik, dan proksemika yang sesuai dengan situasi komunikasi diperlukan
dalam penciptaan kesantunan berbahasa. Pengaturan ketiga unsur ini tidak kaku
dan absolut karena berbeda setiap konteks situasi. Yang penting, bagaimana
ketiga unsur bisa menciptakan situasi komunikasi yang tidak menimbulkan
salah paham dan ketersinggungan kepada yang diajak berkomunikasi.
Selain ketiga unsur di atas, hal lain yang perlu diusahakan adalah penjagaan
suasana atau situasi komunikasi oleh peserta yang terlibat. Mialnya, sewaktu
ada acara yang memerlukan pembahasan bersama secara serius, tidaklah sopan
menggunakan telepon genggam (handphone) atau menerima telepon dari luar,
apalagi dengan suara keras. Kalau terpaka menggunakan atau menerima
telepon, sebaiknya menjauh dari acara tersebut atau suara diperkecil.
Kecenderungan mendominasi pembicaraan, berbincang-bincang dengan teman
sebelah ketika ada pertmuan dalam forum resmi, melihat ke arah lain dengan
gaya melecehkan pembicara, tertawa kecil atau sinis merupakan sebagian cara
yang tidak menjaga suasana komunikasi yang kondusif, tenteram, dan
mengenakkan, yang bisa berakibat mengganggu tujuan komunikasi.
E. Pengertian Media Presentasi
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,
1997).Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.Medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim

9
menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).
Menurut Gerlach& Ely (dalamArsyad, 2002), mengatakan bahwa media jika
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku
teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006 : 119), media adalah alat
atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi
antar manusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah
pancaindera manusia seperti mata dan telinga.Pesan – pesan yang diterima
selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikap nya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan
dalam tindakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa media presentasi merupakan sebuah alat atau
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak dengan menggunakan sebuah alat atau media presentasi, seperti
contohnya mocrosoft powerpoint.
Microsoft powerpoint 2003 merupakan program aplikasi presentasi yang popular
dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi , baik
pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya
dansebagainya.dengan menggunakan powerpoint 2003 anda dapat membuat
presentasi secara profesional dan jika perlu hasil presentasi anda dapat dengan
mudah ditempatkan di server web sebagai halaman web untuk diakses sebagai
bahan pembelajaran atau informasi yanglainnya.
1. Personal Presentation : Pada umumnya powerpoint digunakan untuk presentasi
dalam clasical learning. Seperti kuliah, seminar, training dll. Pada penyajian
ini power point sebagai alat bantú bagi instruktor/guru untuk presentasi
menyampaikan materi dengan bantuan media powerpoint.

10
2. Stand Alone : pada pola penyajian ini powerpoint dapat dirancang khusus
untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif meskipun kadar
interaktifnya tidak terlalu tinggi namun powerpoint mampu menampilkan
peedback yang sudah di program.
3. Web Based : pada pola ini powerpoint dapat di format menjadi file web (html)
sehingga program yang uncul berupa browser yang dapat menampilkan
internet. Hal ini ditunjang dengan adanya pasilitas powerpoint untuk
mempublish hasil pekerjaan anda menjadi web. Selain itu beberapa
pengembang multimedia telah membuat software-software yang dapat
mengubah file powerpoint menjadi file exea tau swf. Sehingga dengan ekstensi
tersebut program presentasi anda aman dari jiplakan dan manifulasi, karena
tidak dapat dimodifikasi dan ukuran file lebih kecil.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tampilan presentasi
terlihat profesional sehingga peserta tidak bosan.

1. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan
slide master, sehingga layout, font, bulleting, dan animasi pergantian slide menjadi
konsisten hingga akhir presentasi.
2. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide yang terlalu banyak
menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh, sehingga teks menjadi kecil-
kecil. Akibat yang lebih parah, audien tidak akan mau mencerna informasi dalam
slide tersebut. Sampai kan poin-poin pokok dalam setipa slide, kemudian anda lah
yang harus mengembangkan dan membumbui ketika melakukan presentasi.
3. Pergunakan warna teks dan latarbelakang yang kontras sehingga keterbacaannya
tinggi.
4. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang glamor. Animasi dengan
diiringi sound effect yang glamour justru menyebabkan presentasi anda tidak
profesional, berkesan kekanak-kanakan, dan tidak serius.

11
5. Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol yang langsung menghantarkan
pada slide tertentu, sehinggabisa melompat maju ataupun mundur tanpa harus
melewati silide demi slide. Hal ini sering kali diperlukan.
6. Satu gambar memberikan puluhan kali lipatan formasi, olehkarenaitu jika
memungkinkan ditampilkan secara grafis akan lebih baik ditampilkan secaragrafis,
misalnya tabel, skema, dll.
7. Jika terlalu sering teks saja yang ditampilkan, berikan gambar-gambar ilustrasi
yang sesuai untuk membumbui presentasi anda.
8. Power of Openning Slide (Kekuatan Slide Pembuka), Tidak bisa di pungkiri,
banyak orang menilai sesuatu dari awal yang mereka lihat, jika awalnya bagus /
menarik maka akan banyak orang yang memperhatikan, tetapi jika awalnya kurang
menarik maka selanjutnya pun akan susah untuk tertarik.
9. Bermain Warna (Colour), Cobalah bermain-main warna pada slide slide yang kamu
buat. Jangan takut untuk bermain warna. Asalkan warna-warna tersebut tetap
pantas untuk di padukan. Paduan warna-warna yang bagus akan menambah
dayatarik dari slide kamu.
10. Permainan Font, Permainan font yang bisa di lakukan seperti menggunakan jenis
font yang berbeda-beda (tetapi tetap harus jelas dan bisa di baca), mainkan ukuran
font (misalpada kata-kata yang penting font size nyalebihbesar, dsbg), dan pakailah
warna font yang menarik.
11. Sisipkan Gambar, Banyak gambar yang bisa kamu peroleh dari Google untuk
membuat power point kamu menjadi semakin menarik, atau jika hoby editing foto
atau hoby jepratjepret tentusaja jugabisa di gunakan. Gambar juga bisa
menggantikan kalimat-kalimat yang terlalu panjang.Gambar yang menarik dan
pastinya berkesimanbungan dengan materi kamua kan memudahkan penjelasan,
memperjelas, dan pastinya akan semakin menarik.
12. Posisi (Posision), Jika pernah melihat posisi kata atau gambar atau box atauapapun
itu yang agak sedikit acak dalam power point, itu merupakan suatu trik yang
bisakan digunakan dalam membuat semakin menarik visual power point kamu.
Permainan posisi ini bisa membuat visual power point kamu semakin terlihat

12
professional. Asal jangan terlalu over dan tetap harus terlihat pas atau enak untuk
di lihat.
13. Tulisan / Kalimat, Gunakan tulisan atau kalimat yang sederhana dan tidak terlalu
panjang. Karena jika terlalu banyak kata dalam slide hingga terlihat penuh dan over
bisa membuat terlihat tidak professional. Usahakan dalam satu slide mencakup
banyak makna.
14. Background (latar), Mungkin sebaiknya gunakan background yang polos, karena
background yang polos memudahkan kamu dalam memainkan warna box atau
tulisan kamu, dan juga agar bisa memainkan posisi.
15. Video, Adanya Video tentusaja akan membuat power point kamu semakin menarik.
Tetapi ini tergantung materi power point yang akan kamu persentasikan.
16. Efek (effect), Banyak pilihan efek yang di sediakan dalam Microsoft Power Point.
Efektulisan, efekgambar, efek box, dan lain sebagainya. Manfaatkan efek-efek
tersebut untuk memaksimalkan visual power point kamu. Buatlah semenarik
mungkin.
17. Tidak Berlebihan, Slide power point sebaiknya tidak perlu menggunakan efek lagu
atau efek gerak atau animasi yang berlebihan, agar tidakterlihat kekanak-kanakan.

Jenis-jenis aplikasi presentasi

Ada banyak aplikasi presentasi yang digunakan secara luas saat ini. Masing-masing
aplikasi ini jika dibandingkan dari segi fitur dan kemampuan yang dimiliki,
sistemoprasi yang dapat digunakan, dan harga yang ditawarkan memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.berikut ini akan diperkenalkan beberapa aplikasi yang
umum digunakan saat ini.

1. Staroffice Impress
Staroffice impress adalah aplikasi presentasi yang dikeluarkan bersama-sama
dengan aplikasi perkantoran office lainnya. Salahsatu kelebihan staroffice impress
adalh memungkinkan pengguna dapat menggunakan staroffice impress untuk
membuat slide presentasi berdasarkan template yang sudah disediakan, maupun
menggunakan slide yang diatur sendiri.

13
2. Openoffice Impress
Openoffice impress merupakan aplikasi yang open source dan multiplatform.ini
berarti kita dapat mendownload aplikasi tersebut secara gratis di internet dan
menjalankannya di berbagai system oprasi.openoffice impress didistribusikan
bersama-sama dengan openoffice lainnya.
3. KPresenter
KPresenter merupkan aplikasi presentasi yang tergabung dalam KOffice. Aplikasi
tersebut di distribusikan dengan lisensi GNU GPL. Kelebihan aplikasi ini dapat
berintegrasi dengan aplikasi KOffice lain.
4. Microsoft PowerPoint
Microsoft powerpoint adalah aplikasi presentasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
perangkat lunak Microsoft bersama dengan aplikasi Microsoft perkantoran lainnya.
Powerpoint merupakan aplikasi yang palingbanyak digunakan.

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pada akhir makalah ini dapat dikemukakan beberapa halsebagai berikut.
 Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok dalammenyampaikan pesan.
Pesan yang disampaikan akan bisa diterimasecara efektif bila materi dan cara
penyampaiannya dilakukandengan baik. Untuk dapat menyampaikan pesan
dengan baik, perlu dilakukan secara santun.
 Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru haruslah berdasarkan kaidah
dan tata cara penyampaian yang santun, baikisi, bahasa, cara menyampaikan,
maupun mimik dan gerakgeriknya agar siswanya dapat menerimanya dengan
baik, jika pemakaiannya di masyarakat agar masyarakat lebih mudah
memahami apa yang kita katakan.
 Presentasi merupakan sebuah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dengan
menggunakan sebuah alat atau media presentasi, seperti contohnya mocrosoft
powerpoint. Dalam pembuatan media pembelajaran engan menggunakan
Microsoft powerpoint maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti
1.Pergunakan desain yang konsisten.
2. Batasi jumlah baris dalam setiap slide.
3. Pergunakan warna teks dan latarbelakang yang kontras
4. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang glamor.
5. Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol
6. Satu gambar memberikan puluhan kali lipatan formasi
7. Jika terlalu sering teks saja yang ditampilkan
8. Power of Openning Slide (Kekuatan Slide Pembuka), Bermain Warna
10. Permainan Font.dll.

15
2. Saran
Penyusun menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran-
saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami dan
menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan
menyempurnakan makalah kami

16
DAFTAR PUSTAKA

Nababan, PWJ. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.


Silzen, Peter. 1990. “Bahasa sebagai Ungkapan Perasaan”. Makalah. Depok:
Fakultas Sastra UI.
Pandia henry,2006. Microsoft Powerpoint. Penerbit Erlangga.
Hernawan Hery, Asep, Zaman Badru dan Riyana Cepi. 2007. Media Pembelajaran.
Fakultas Ilmu Pendidikan Upi: Bagian Penerbitan UPI PRESS.
http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-6-tujuan-dan-manfaat-presentasi-
lengkap/
https://iskandarzzzzzz34.wordpress.com/2013/10/28/tips-membuat-slide-power-
point-dan-tips-untuk-berhasil-membawakan-media-presentasi-dengan-baik/
http://www.fadli.xyz/2015/12/cara-membuat-slide-presentasi-yang-benar.html

Anda mungkin juga menyukai