Anda di halaman 1dari 26

Pendahuluan

Karma phala merupakan bagian sradha. Sradha yaitu keimanan


dan kepercayaan yang tulus yang menegaskan kebenaran dan
hukum untuk meningkatkan nilai-nilai spiritual pada manusia. Kata
karma phala berasal dari bahasa sansekerta. Kata karma berarti
berbuat atau bekerja. Perbuatan atau kegiatan yang dilakukan itu
terkadang disadari, terkadang pula tidak disadari. Keiatan atau
perbuatan tersebut ada yang baik dan ada yang buruk, kesemua
inilah yang disebut karma.
Perbuatan atau kegiatan yang dilakukan tersebut pasti akan
menimbulkan hasil, buah atau akibat. Akibat atau hasil ini
tergantung perbuatannya. Berbuat baik maka hasilnya akan baik,
begitu pula sebaliknya, jika berbuat tidak baik maka hasilnya tidak
baik pula. Keadaan atau kejadian inilah yang disebut dengan
Hukum Karma Phala. Oleh karena itu, harus ada kelahiran kembali
untuk menikmati perbuatan yang tersisa. Karma-karma yang baik
akan membawa kelahiran pada tingkat yang lebih tinggi, dan
karma buruk akan membawa kelahiran yang lebih rendah. Selama
karma-karma yang baik atau yang buruk tidak dilepaskan, manusia
tidak akan mencapai moksa atau pembebasan akhir.

LATAR BELAKANG

Kami menyusun karya tulis ini agar dapat di


aplikasikan serta menambah pengetahuan kita akan
ajaran-ajaran agama. Dan bukan hanya tau makna
daripada karma phala tersebut, tetapi juga bias
mengetahui perbuatan-perbuatan yang bagaimana
yang sesuai dengan ajaran agama dan mana yang
tidak. Agar selanjutnya kami dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan
agama. Sehingga kami bias menjadi orang yang lebih
baik kedepannya. Selain itu, dalam penyusunan karya
tulis ini kami juga dapat memenuhi suadarma
/kewajiban kami sebagai siswa untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru mata diklat yang
bersangkutan.
Kami berharap karya tulis ini tidak hanya bermanfaat
bagi kami, namun bisa bermanfaat pula bagi siapa saja
yang membaca.

Kata Pengantar
OM SWASTIASTU
Dalam rangka kegiatan praktek kerja industry (PRAKERIN), maka
kami selaku siswa SMK N 1 BANGLI khususnya kelas X1 AK2 membuat
tugas agama ini. Tugas ini kami susun dengan pegangan buku
Upadesa,Widya Dharma KBK,Widya Dharma KTSP,Internet,dan tambahan
materi dari semua teman-teman kelas X1 AK2. Tugas kami ini mencangkup
tentang karma phala,punar bhawa,dan dilengkapi latihan soal. Tugas yang
kami buat ini merupakan cerminan dari kami yang ingin maju dalam bidang
pendidikan khususnya pendidikan agama yang seirama dengan
perkembngan zaman.
Kami menyadari sepenuhnya tugas yang kami buat ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu sangat di harapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi tercapainya hasil yang di harapkan . Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan petunjuk yang benar kepada semua umatnya
sehingga pikiran yang baik datang dari segala penjuru. Pendidikan
maju,anak bangsa cerdas dan berbudaya.
Om Santih,Santih,Santih Om

Bangli 28 April 2012


XI AK2

BAB : I
KARMA PHALA DAN PUNARBAWA

A.KARMA PHALA
1.Pengertian Karma Phala
Dari segi etimologi kata karma berasal dari bahasa
SANSEKERTA, yaitu dari urut kata Kri yang artinya berbuat.
Sedangkan phala yang juga berasal dari bahsa SANSEKERTA
yang berarti buah/hasil. Dari uraian kata-kata diatas maka,
KARMA PHALA dapat diartikan perbuatan yang di dalamnya
terkandung akibat yang dilahirkan seperti apa yang telah
tersuratdalam filsafat HINDU. Percaya terhadap adanya karma
merupakan sesuatu yang harus diwujudkan dalam diri masingmasing sehingga dengan demikian ajaran Karma Phala dapat
digunakan sebagai pedoman oleh umat HINDU dalam kehidupan
sehari-hari. Segala yang di buat oleh manusia akan membawa
akibat/hasil yaitu ada yang baik dan ada yang buruk.

Dalam kitab suci karma phala disebutkan sbb:


Niyatam kuru karma tvam, karma jyayohy akarmanah, sarirayatra
pi ca te, na prasidhyed akarmanah.
Artinya :
Lakukanlah pekerjaan yang diberikan padamu, karena melakukan perbuatan itu
lebih baik sifatnya dari pada tidak melakukan apa-apa, sebagai juga untuk
memelihara badanmu tidak akan mungkin jika engkau tidak bekerja.

Acodyamanami yatha puspani ca, swam kalam natiwartante tatha


karma pura krtam. Mwang menget ri masanya tikang purwa
Karmaphala ngaranya umatang awaknya kramanya, tan kena
tinulak, luput dinohaken, kadi angganing pusphala, an an mengetri
masanya, dumani ariranya.
Artinya :
Dan lagi ingat pada masa yang disebut buah hasil perbuatan dulu itu, artinya
mendatangkan dirinya sendiri, tidak dapat ditolak, tidak dapat dijauhkan sebagai
halnya bunga-bunga dan buah-buahan yang ingat akan musimnya, itulah
seakan-akan mengingatkan akan dirinya.

2.Macam-macam Karma Phala


Pada hakekatnya
manusia tidak dapat
lepas dari karma dan
akibatnya, karena
karma bersifat alami.
Manusia adalah
mahluk social dan
sekaligus mahluk
individu. Perbuatan
yang baik maupun
buruk yang dilakukan
seseorang dalam
interaksinya sebagai
mahluk social dan
mahluk individu akan
dinikmati dalam
kehidupan didunia
dan sesudahnya.

Karma Phala dapat dikelompokan menjadi 3


jenis/macam yaitu :
Sancita Karma Phala
Sancita karma phala adalah karma/perbuatan dalam kehidupan masa lampau
yang baru dapat dinikmati buahnya dalam kehidupan/kelahiran sekarang.
Contoh:
Dalam kehidupan ini seorang selalu berbuat jahat, namun ia selalu mendapat
kebaikan. Mungkin saja ia masih menikmati hasil buah karmanya yang dulu.
Prarabda Karma Phala
Prarabda karma phala adalah karma/perbuatan yang dilakukan dalam
kehidupan sekarang yang buahnya dapat diterima sekarang juga dan biasanya
habis dalam kehidupan sekarang.
Contoh:
Sekarang ia mencuri ketimun, tak lama kemudian mulutnya menjadi bengkak.
Kriyamana Karma Phala
Kriyamana karma phala adalah karma/perbuatan yang buahnya tidak sempat
dinikmati pada kehidupan sekarang, tetapi akan dinikmati dikehidupan yang
akan datang.
Contoh:
Ada yang suka mencuri di kehidupan sekarang, maka pada kehidupan
mendatang dia akan terlahir tanpa tangan.

3.Subha dan Asubha Karma

Subha Karma

Asubha Karma

Kata Subha berarti baik dan kata Asubha berate tidak baik. Begitu juga
Kusala berarti baik dan Akusala berarti tidak baik. Jadi yang dimaksud dengan
Subha dan Asubha Karma adalah karma baik dan karma yang tidak baik.
Segala perbuatan yang baik menjadi sumber tmbulnya kebahagiaan.
Begitupun sebaliknya segala perbuatan yang jahat merupakan sumber
timbulnya kesengsaraan. Semua bentuk kehidupan ini adalh akibat Subha dan
Asuba karma yang telah di perbuat oleh manusia pada kehidupanya yang lalu.
Subha danAsuba karma itu bertumpuk dan terhimpun sebagai harta karun
yang tak ternilai harganya. Semua itu menjadi dasar hidup dan kelahiran
seseorang, dengan demikian dapat di katakana bahwa kehidupan kita yang
sekarang ini sesungguhnya merupakan kelanjutan hidup di masa lalu.
Karena itu dengan karma baik atau Subha karma seseorang akan dapat
hidup dan lahir dalam keadaan yang lebih baik dan bahagia. Barang siapa
berbuat dan berbicara berdasarkan pikiran suci murni, maka kebahagiaan akan
selalu mengikutinya. Dan sebaliknya barang siapa berbicara dan berbuat
berdasarkan pikiran yang jahat, maka penderitaan selalu mengikuti perjalanan
hidupnya.

Adapun pelajaran dan manfaat yang dapat


kita peroleh, sebagai berikut:
Kesabaran, ketenangan, dan ketabahan
Keyakinan.
Kepercayaan kepada diri sendiri.
Pengendalian diri.
Kemampuan dan kebijaksanaan.
Bhakti kepada Sang Hyang Widhi.

Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa contoh Subha dan


Asubha karma adalah adanya kelahiran yang berbeda-beda
di dunia ini antara satu dengan yang lainnya:

Ada orang cacat, sakit-sakitan, susah tentu ia


lahir dari
Neraka akibat Asubha Karmanya.
Ada yang bahagia, suci, dermawan, welas-asih,
sudah tentu ia lahir dari Surga akibat Subha
Karmanya.

4.Hakekat Hukum Karma


Dalam kitab Suci Weda dinyatakan bahwa jalan
perbuatan atau Karma Yoga sama pentingnya
dengan jalannya pengetahuan, karena perbuatan di
pandang sebagai yang amat penting dari
kehidupan. Hidup menurut Weda tidak semata-mata
mementingkan keduniawian, tanpa juga
menyangkut kehidupan moral dan spiritual.
Sehubungan dengan itu perjuangan hidup pada
hakikatnya adalah perjuangan kebajikan untuk
menundukan kejahatan.

Sehubungan dengan itu renungkan pernyataan


berikut ini :
1. Svaih sa evair mumurat
Artinya :
Orang yang bersalah mati karena perbuatanya sendiri.
2. Ya Indra sasti-avrato anusvapam adepayuh
Artinya :
Ya Tuhan Yang Maha Esa, orang yang malas adalah orang
yang tidak beriman, tidak giat dan mengutuk, mati karena
perbuatanya sendiri.
3. Adhursata svayam ete vacobhir. Rjuyate vrjinani bruvatah.
Artinya :
Orang-orang yang tidak berjalan lurus seperti aku,
dihancurkan karena kesalahan-kesalahan mereka sendiri.

B.PUNARBHAWA
1.Pengertian Punarbhawa
Kata Punarbhawa berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua
kata, yaitu kata punar yang berarti lagi/kembali, dan kata bhawa berarti
menjelma. Jadi Punarbhawa berarti kelahiran yang berulang-ulang yang
disebut juga penitisan atau samsara. Punarbhawa atau samsara ini terjadi
diakibatkan oleh adanya Hukum Karma, dimana karma yang jelek
menyebabkan atma (roh) menjelma kembali untuk memperbaiki
perbuatannya yang tidak baik, atau karena atma itu masih dipengaruhi oleh
Karma Wasana (bekas-bekas atau sisa-sia perbuatan) atau kenikmatan
duniawi sehingga tertarik untuk lahir ke dunia. Kelahiran atma yang
berulang ulang ke dunia ini membawa akibat suka-duka.

Di dalam kitab suci Bagawanghita Bab IV. 5 Sri


Krsna bersabda:
1

Sribhagavan uvaca
Bahuni aham vyatitani janmani tava carjuna
Tanya ham veda sarvani na twam vettha parantapa
Artinya:
Sri bhagavaan berkata:
Banyak kelahiran-Ku di masa lalu demikian dan pula kelahiran
mu,Arjuna
Semua ini aku tahu tetapi engkau sendiri tidak, parantapa.

2. Sri Bhagawan Uvaca


Bahuni me vyantati janmani tava ca Arjuna, Tanya aham veda
sarvani na tvam cttha paramtapa.

Artinya:
Sri BHagawan Bersabda
Banyak kehidupan yang telah banyak Ku jalani dan kemudian pula
engaku, O Arjuna, semua kelahiran itu aku ketahui tetapi engkau
tidak dapat mengetahuinya.

2.Hakekat Punarbhawa
Adanya kelahiran hidup dan mati secara berulang-ulang yang di
alami oleh seseorang, sesungguhnya adalah suatu penderitaan yang
disebabkan oleh perbuatan di masa hidup yang lampau. Karma pada
masa kehidupan yang terdahulu akan membentuk wasana pada badan
asalnya, inilah yang menentukan munculnya PUNARBHAWA.
Sesungguhnya ajaran karma phala dan punarbhawa merupakan suatu
proses, keberadaan Punarbhawa hendaklah dipandang sebagai
kesempatan untuk melekukan karma yang baik bukan suatu yang bersifat
negatif. Adanya suka dan duka dalam hidup ini, semua itu disebabkan oleh
karma dari kehidupan terdahulu dan juga yang sekarang. Dalam
hubunganini umat Hindu sangat percaya akan adanyaPunarbhawa secara
ratio, karena di luar batas kemampuan pikiran manusia. Maka dengan
adanya Punarbhawa, harus diterima melalui keimanan/keyakinan.

Tujuan-tujuan
kelahiran

Dalam agama Hindu


disebutkan bahwa
kelahiran Tuhan kedunia
yang menjelma sebagai
manusia dinamakan
Awatara.
Tujuannya:
Untuk menegakan
dharma.
Sedangkan tujuan
manusia lahir ke dunia :
Untuk memperbaiki
karmanya, sehingga ia
dapat menyatu dengan
Tuhan

C.HUBUNGAN KARMA PHALA DAN


PUNARBHAWA
Percaya dengan adanya Karma Phala dan Punarbhawa merupakan
pokok keimanan dalam umat Hindu. Sebagaimana disebutkan bahwa
Subha dan Asubha Karma adalah baik buruknya perbuatan. Sedangkan
karma phala adalah hasil/buah dari perbuatan. Hubungan Subha dan
Asubha karma sangat erat sekali, sebab setiap karma/perbuatan pasti
akan mendatangkan hasil/buah. Apalabila karma yang di buat adalah
karma baik, maka hasil/buah karmanya yang diperoleh adalah kebaikan.
Demikian pula sebaliknyabila karma yang dibuat adalah karma
jahat/buruk, maka buah/hasil karmanya yang diperoleh juga keburukan.
Istilah Surga Syuta adalah anak yang lahir dari surge yang penuh dengan
kebahagiaan. Dan istilah Neraka Syuta adalah anak yang lahir dari
neraka yang diliputi dengan penderitaan dan kesengsaraan.

D.PANCA SRADHA
1.Pengertian Panca Sradha
Di dalam Agama Hindu, ada lima pilar sebagai dasar
keyakinan di dalam kehidupan ini. Lima dasar keyakinan
yang menjadi pedoman dalam kehidupan suatu manusia
adalah Panca Sradha. Kata Panca Sradha dapat diartikan
sebagai berikut: Panca artinya Lima, dan Sradha artinya
keyakinan. Jadi Panca Sradha adalah lima keyakinan yang
yang dijadikan sebagai pedoman di dalam menjalani suatu
kehidupan di dunia ini, oleh manusia.

2.Bagian-bagian Panca Sradha


Brahman
Brahman artinya setiap umat Hindu percaya dan yakin akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widi Wasa.
Atman
Atman adalah percikan kecil dari Sang Hyang Widi Wasa, percikan
kecil ini dipercayai umat Hindu bersemayam di dalam tubuh manusia.
Karma Phala
Karma Phala merupakan hokum sebab akibat, dimana umat Hindu
mempercayai bahwa setiap perbuatan manusia di dunia ini selalu
mendapatkan hasil yang sesuai dengan perbuatannya.
Punarbhawa
Punarbhawa merupakan kelahiran berulang-ulang yang terjadi didunia
ini. Umat Hindu meyakini setiap manusia akan mengalami kelahiran
kembali ( reinkarnasi ).
Moksa
Moksa merupakan tujuan tertinggi umat manusia/ Agama Hindu yaitu
bersatunya atman dengan Brahman ( Brahman atman aikyam ).

E.TRI KAYA PARISUDHA


1.Pengertian Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha merupakan salah satu aplikasi dan
perbuatan baik ( subha karma ). Secara etimologi Tri Kaya
Parisudha dalam bahasa Sansekerta, dari kata Tri artinya
tiga, dan Kaya artinya perbuatan atau perilaku, dan
Parisudha artinya disucikan.

2.Bagian-bagian Tri Kaya Parisudha


1. Manacika (pikiran yang bersih dan suci). Pikiran yang
bersih dan suci merupakan sesuatu hal yang harus
dimiliki oleh setiap manusia agar dengan pikiran yang
suci , maka manusia dapat berbuat yang baik dan
benar, sehingga segala perbuatan yang baikpasti
mendapat hasil/karma yang baik. Adapun pikiran yang
baik untuk melaksanakan ajaran manacika, yaitu:
. Tidak iri dan dengki pada milik orang lain.
. Tidak bersikap marah, kasar, kepada semua
makhkluk.
. Selalu percaya akan kebenaran akan ajaran Karma
Phala.

2.

Wacika (ucapan/perkataan yang baik, jujur, dan


benar). Perkataan yang baik dan benar serta tidak
menyinggung perasaan orang lain. Perkataan yang
baik dan benar akan selalu membahagiakan seseorang
yang mendengarkan. Adapun perkataan yang harus
dihindari untuk melaksanakan ajaran wacika, yaitu:
Perkataan jahat, menyakitkan, kotor (ujar ahala).
Perkataan keras, menghardik, kasar (ujar aprgas).
Perkataan memfitnah (ujar pisuna).
Perkataan bohong (ujar mithya).

3.

Kayika (perbuatan baik, jujur, dan benar). Perbuatan


yang baik dan benar merupakan tolak ukur dari karma
yang akan didapatkan. Seberapa besar perbuatan yang
diperbuat, sebesar itulah karma/hasil yang didapatkan.
Adapun perbuatan yang baik untuk melaksanakan
kayika, yaitu:
Tidak menyiksa dan membunuh (syamati-mati).
Tidak mencuri (mangahalalhalal).
Tidak berbuat zina (si paradara).

PENUTUP
Karma Phala merupaka bagian dari Panca Sradha yang berarti hukum sebab
akibat/phala dari suatu perbuatan. Segala perbuatan seseorang akan membawa akibat
baik dan buruk, yang semuanya tergantung kepada seseorang. Bila niat yang baik
muncul dalam pikiran, akan muncul perkataan dan prilaku yang baik, begitu pula
sebaliknya.
Semua perbuatan akan meninggalkan bekas yang dinamakan karma wasana,
hal ini di jelasakan dam kitab Whraspati Tattwa,bahwa apa saja perbuatan yang
dilakukannya pada akhirnya semua itu akan menghasikan buah. Hal ini
diumpamakan seperti priuk yang diisi kemenyan walaupun priuk itupun dicuci
bersih, namun bau kemenyannya masih merekat. Pembagian karma phala meliputi
sancita, prarabda, dan kriyamana karma phala. Karma yang baik dinamakan
subhakarma dan perbuatan yang tidak baik disebut asubhakarma. Tentang karma
banyak disebutkan dalam kitab Sarasamuscaya Slokantara Itisaha. Purana disebut,
inti ajaran kitab-kitab tersebut adalah menganjurkan seseorang untuk berbuat baik
dan menghindari perbuatan buruk. Punarbhawa adalah salah satu pokok keimanan
dari Panca Sradha agama Hindu. Punarbhawa berarti kelahiran yang berulang-ulang
dari kehidupan yang satu kehidupan yang lain. Rangkaian dari semua punarbhawa
dinamakan samsara yang artinya penderitaan.

Anda mungkin juga menyukai