Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Sapta Rsi Penerima Wahyu" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Hindu yang yang dibimbing oleh Ibu
Ni Ketut Anjani, S.Sos.H., M.Fil.H
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Tegur, kritik, dan saran penulis terima dengan senang hati demi perbaikan dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Minggu, 09 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................2

A. Latar Belakang........................................................................................................2

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3

A. Pengertian Sapta Rsi Berbagai Sumber..................................................................3

B. Weda Sumber Ajaran Agama Hindu......................................................................5

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................10

A. Nama-Nama Maharsi Penerima Wahyu Veda.....................................................10

B. Cerita tentang Sapta Rsi.......................................................................................10

C. Maha Rsi yang Dikenal Karena Jasanya..............................................................12

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................17

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disetiap Agama memiliki kitab suci, salah satunya Agama Hindu. Dalam Agama
Hindu terdapat Kitab Suci yang bernama Weda. Weda merupakan kumpulan sastra-
sastra kuno dari zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Weda
sendiri disusun berdasarkan Wahyu yang di terima oleh para Rsi dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa.

Dalam Agama Hindu dipercaya ada tujuh Rsi atau Sapta Rsi yang menerima wahyu
tuhan. Sapta Rsi ini memiliki arti sebagai “Sapta” yang berarti tujuh dan “Rsi” artinya
bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair dan orang suci. Maharsi-maharsi
yang mampu menerima wahyu Sang Hyang Widhi, memiliki kehidupan dan pola hidup
yang suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Hindu dengan
baik.

Pada kesempatan ini kami dari kelompok II ingin menjelaskan lebih lanjut
mengenai Sapta Rsi dimulai dari nama hingga cerita tentang rsi penerima wahyu
tersebut, sehingga bisa diketahui khalayak umum bagaimana weda bisa ada didunia ini
sehingga menjadi pedoman bagi umat agama Hindu dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cerita sapta rsi penerima wahyu?


2. Apa kaitan sapta rsi penerima wahyu dengan weda?
3. Bagaimana kita mengetahui kaitan sapta rsi dengan berbagai sumber?

C. Tujuan

1. Mengetahui cerita tentang Sapta Rsi penerimaWahyu Veda dengan baik


2. Mengetahui cara mengaitkan cerita tentang SaptaRsi penerima wahyu Weda

2
3. Mengetahui bagaimana mengemas cerita tentang Sapta Rsi berdasarkan berbagai
sumber

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sapta Rsi Berbagai Sumber

Pengertian Sapta Rsi menurut Bang Sin Sapta Rsi ialah orang-orang suci yang
diberikan kemampuan untuk menerima wahyu dari Sang HyangWidhi. Kata Sapta Rsi
berasal dari bahasa Sanskerta dari kata Sapta dan Rsi. Kata Sapta artinya tujuh dan Rsi
artinya bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair, dan orang suci. Jadi, Sapta
Rsi artinya tujuh orang pendeta atau orang suci yang menulis wahyu-wahyu Veda dari
Sang Hyang Widhi. Para Maharsi yang menerima wahyu Sang Hyang Widhi sebanyak
tujuh orang yang dikenal dengan sebutan Sapta Rsi. Ada tujuh Maharsi penerima wahyu
Sang Hyang Widhi, yaitu Maharsi Gritsamada, Maharsi Visvamitra, Maharsi
Vamadeva, Maharsi Atri, Maharsi Bharadvaja, Maharsi Vasistha, dan Maharsi Kanva.
Menurut A.A Seri Kusniarti, Sapta Rsi Sapta Rsi, atau tujuh Rsi adalah tujuh orang suci
yang konon mendapatkan wahyu suci ajaran Weda (Veda). Rsi sendiri biasanya
dimaknai sebagai orang suci yang berpandangan suci dan benar serta cemerlang. Hal itu
didapat dari tapa brata, yoga dan semadi. Digambarkan pula banyak rsi, yang kerap
mendapat wahyu berupa penglihatan masa depan, kemampuan sekala-niskala dan hal
luar biasa lainnya. Sapta Rsi penerima wahyu Weda ini, antara lain adalah Rsi
Gretsamada, sebagai penerima Rgveda Mandala II. Ia adalah Maha Rsi yang
dihubungkan dengan turunnya ayat suci Weda. Beliau disebutkan adalah putera Rsi
Sanaka. Kemudian Rsi Wiswamitra, yang diduga menerima ayat-ayat wahyu Weda
Mandala III. Gayatri Mantra adalah salah satu mantra terpenting di Mandala III. Rsi
Wamadewa, kerap dihubungkan dengan Weda Mandala IV.

Menurut Reda/Cy, Dalam Agama Hindu dipercaya ada tujuh Rsi atau Sapta Rsi
yang menerima wahyu tuhan. Sapta Rsi ini memiliki arti sebagai “Sapta” yang berarti
tujuh dan “Rsi” artinya bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair dan orang
suci.Maharsi-maharsi yang mampu menerima wahyu Sang Hyang Widhi, memiliki

3
kehidupan dan pola hidup yang suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan
ajaran agama Hindu dengan baik.

Menurut Wikipedia, Saptaresi (Dewanagari: सप्तर्षि; IAST: Saptarṣi) adalah tujuh


resi (rohaniwan agung) yang diagung-agungkan dalam pusataka Weda dan susastra
Hindu lainnya. Weda Samhita tidak menyebutkan nama resi tersebut satu demi satu,
meskipun kitab-kitab Brahmana dan Upanisad yang disusun belakangan menyebutkan
demikian. Dalam pustaka Weda, mereka disebutkan sebagai sesepuh bagi agama Hindu
mula-mula. Menurut kitab Purana yang disusun setelah Weda, umur alam semesta
terbagi menjadi beberapa jangka waktu sangat lama yang disebut Kalpa. Kalpa yang
sedang berlangsung sekarang bernama Swetawaraha-kalpa, yang terbagi menjadi 14
satuan waktu yang disebut Manwantara. Pada setiap Manwantara, umat manusia
diturunkan oleh seorang Manu. Menurut kitab Purana, Manu yang menjadi leluhur
manusia pada Manwantara sekarang ini adalah Waiwaswata Manu, dan dia hidup pada
zaman Satyayuga.

Menurut Blog Sejarah Hari Raya Hindu, terdapat tujuh (7) Sapta Maha Rsi
penerima wahyu, sebagai pengantar weda sebagaimana dijelaskan dalam kutipan
Parisada Hindu Dharma, sapta rsi atau resi ini termasuk golongan Wipra yang dianggap
sebagai Nabi pènerima wahyu yang pertama didalam Weda (Rg. Weda). Dalam
hubungan ini mereka merupakan Nabi sebagai penerima wahyu. Tujuh Resi ini
merupakan Resi-resi yang paling banyak disebutkan namanya baik sebagai Nabi
maupun Sasterawan. Ketujuh itu merupakan kelompok-kelompok keluarga.
Daripadanyalah semua sloka yang terdapat di dalam weda ini dianggap sebagai
sumbernya sebab dialah yang menerima pertama kali melalui Dewa Brahma sebagai
Malaikat yang menyampaikan sloka itu. Menurut kitab-kitab Purana, kelompok para
Maha Resi itu banyak. Tiap-tiap masa Manu ada Sapta Resinya sehingga jumlahnyapun
banyak pula. Di samping pembagian kelompok Maha Resi menurut Masa Manu
(Manwantara) merekapun dikelompok-kelompokkan lebih jauh ke dalam beberapa
kelompok ahli dengan gelar mereka masing-masing yang mana juga dalam Hindu
Dharma disebutkan, Weda diturunkan sebagai sabda Tuhan secara langsung dan
diturunkan turun temurun dari Tuhan kepada para dewata, dari para dewata kemudian
kepada para manu, selanjutnya manu menurunkan dan mengajarkan kepada para resi.
Kata Sapta Rsi berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Sapta dan Rsi. Kata Sapta

4
artinya tujuh dan Rsi artinya bijaksana, pendeta, seorang pertapa, penulis, penyair, dan
orang suci. Jadi Sapta Rsi artinya tujuh orang pendeta atau orang suci yang menulis
wahyu-wahyu Veda dari Sang Hyang Widhi. Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Sang
Hyang Widhi, yaitu: Maharsi Grtsamada, Maharsi Visvamitra, Maharsi Vamadeva,
Maharsi Atri, Maharsi Bharadvaja, Maharsi Vasistha, dan Maharsi Kanva. Maharsi-
maharsi yang mampu menerima wahyu Sang Hyang Widhi, memiliki kehidupan dan
pola hidup yang suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Hindu
dengan baik. Ini merupakan pendapat menurut Guru Paka Blog.

Menurut Buku Paket Kelas 7 Agama Hindu dan Budi Pekerti, Nama-Nama Rsi
yang Berjasa Mengelompokkan Veda. Para Rsi yang penerima wahyu adalah Sapta Rsi.
Kata Sapta Rsi berasal dari kata Sapta dan Rsi. Sapta berarti tujuh, sedangkan Rsi
artinya orang yang berpandangan benar dan cemerlang berkat tapa, bratha, yuga, dan
semadhi. Selain itu, seorang Rsi juga memiliki kesucian sehingga dapat melihat hal-hal
yang lampau, sekarang, dan akan datang. Sapta Rsi merupakan kelompok orang suci
yang dianggap sebagai Penerima Wahyu suci Veda. Istilah Rsi tidak sama dengan
pendeta, Rsi dahulu adalah “Maha Rsi” yang artinya Rsi Utama atau Rsi Agung.

Menurut pandangan Dek Astawa S.Pd, Kitab Suci Veda merupakan kitab suci
Hindu yang diturunkan melalui Tujuh Rsi yang disebut dengan Sapta Rsi. Sapta dalam
bahas sanskerta berarti Tujuh sedangkan Rsi adalah Orang Suci (Pandita). Jadi Sapta
Rsi adalah Tujuh Orang Suci yang menerimah Wahyu Suci Veda.Adapun ketujuh Sapta
Rsi tersebut adalah Grtsamada Rsi Wiswamitra, Rsi Wamadewa, Rsi Atri, Rsi
Bharadwaja, Rsi Wasistha, dan Rsi Kanwa. Ketujuh kelompok Saptarsi penerima
Wahyu Tuhan Yang Maha Esa tersebut terhimpun dalam Veda. Menurut Kitab-Kitab
Purana maupun Manavadharmasastra, nama-nama Saptarsi kita kaitkan dengan jangka
waktu tertentu. Satu Jangka waktu atau juga manusia ini merupakan pengembala utama
umat manusia dan penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa (Titib, 1999: 34).

B. Weda Sumber Ajaran Agama Hindu

Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan
ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi.

5
Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang
mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda
adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Weda secara ethimologinya berasal dari kata “Vid” (bahasa sansekerta), yang
artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha
sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda
dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang
diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga
disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian yang
dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh diragukan
kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.

1. Bahasa Weda

Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama


sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa
Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman
pokok dalam mempelajari Sansekerta.

Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam
Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis
penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi
Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi
Wararuci.

2. Pembagian dan Isi Weda

Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan
oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu
banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu
Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk menamakan
semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang telah
berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun temurun
menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional ilmiah.
Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok Smerti isinya

6
bersumber dari Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni buku pedoman yang sisinya
tidak bertentangan dengan Sruti. Baik Sruti maupun Smerti, keduanya adalah sumber
ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan kebenarannya.

Untuk mempermudah sistem pembahasan materi isi Weda, maka dibawah ini akan
diuraikan tiap-tiap bagian dari Weda itu sebagai berikut:

a. SRUTI

Sruti adalah kitab wahyu yang diturunkan secara langsung oleh Tuhan (Hyang
Widhi Wasa) melalui para maha Rsi. Sruti adalah Weda yang sebenarnya (originair)
yang diterima melalui pendengaran, yang diturunkan sesuai periodesasinya dalam empat
kelompok atau himpunan. Oleh karena itu Weda Sruti disebut juga Catur Weda atau
Catur Weda Samhita (Samhita artinya himpunan). Adapun kitab-kitab Catur Weda
tersebut adalah:

1) Rg. Weda atau Rg Weda Samhita.

Adalah wahyu yang paling pertama diturunkan sehingga merupakan Weda yang
tertua. Rg Weda berisikan nyanyian-nyanyian pujaan, terdiri dari 10.552 mantra dan
seluruhnya terbagi dalam 10 mandala. Mandala II sampai dengan VIII, disamping
menguraikan tentang wahyu juga menyebutkan Sapta Rsi sebagai penerima wahyu.
Wahyu Rg Weda dikumpulkan atau dihimpun oleh Rsi Pulaha.

2) Sama Weda Samhita.

Adalah Weda yang merupakan kumpulan mantra dan memuat ajaran mengenai
lagu-lagu pujaan. Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra. Wahyu Sama Weda dihimpun
oleh Rsi Jaimini.

3) Yajur Weda Samhita.

Adalah Weda yang terdiri atas mantra-mantra dan sebagian besar berasal dari Rg.
Weda. Yajur Weda memuat ajaran mengenai pokok-pokok yajus. Keseluruhan
mantranya berjumlah 1.975 mantra. Yajur Weda terdiri atas dua aliran, yaitu Yayur
Weda Putih dan Yayur Weda Hitam. Wahyu Yayur Weda dihimpun oleh Rsi
Waisampayana.

7
4) Atharwa Weda Samhita

Adalah kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis. Atharwa
Weda terdiri dari 5.987 mantra, yang juga banyak berasal dari Rg. Weda. Isinya adalah
doa-doa untuk kehidupan sehari-hari seperti mohon kesembuhan dan lain-lain. Wahyu
Atharwa Weda dihimpun oleh Rsi Sumantu.

b. SMERTI

Smerti adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini
didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi.
Secara garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni
kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.

1) Kelompok Wedangga:

Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda
yaitu:

 Siksa (Phonetika)

Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra


serta rendah tekanan suara.

 Wyakarana (Tata Bahasa)

Merupakan suplemen batang tubuh Weda dan dianggap sangat penting serta
menentukan, karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa
bantuan pengertian dan bahasa yang benar.

 Chanda (Lagu)

Adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut
lagu. Sejak dari sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena
dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian
yang mudah diingat.

 Nirukta

8
Memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam
Weda.

 Jyotisa (Astronomi)

Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi


yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata
surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam
pelaksanaan yadnya.

 Kalpa

Merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut


jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya,
bidang Dharma, dan bidang Sulwa. Srauta memuat berbagai ajaran mengenai tata cara
melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, terutama yang berhubungan dengan
upacara keagamaan. Sedangkan kitab Grhyasutra, memuat berbagai ajaran mengenai
peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berumah
tangga. Lebih lanjut, bagian Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang
peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Dan Sulwasutra, adalah memuat
peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan, misalnya Pura,
Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan dengan ilmu arsitektur.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Nama-Nama Maharsi Penerima Wahyu Veda


Sapta Rsi ialah orang-orang suci yang diberikan kemampuan untuk menerima
wahyu dari Sang HyangWidhi. Kata Sapta Rsi berasal dari bahasa Sanskerta dari kata
Sapta dan Rsi. Kata Sapta artinya tujuh dan Rsi artinya bijaksana, pendeta, seorang
pertapa, penulis, penyair, dan orang suci. Jadi, Sapta Rsi artinya tujuh orang pendeta
atau orang suci yang menulis wahyu-wahyu Veda dari Sang Hyang Widhi.Untuk
mengetahui siapa sajakah Maharsi yang menerima wahyu Sang Hyang Widhi akan
dijelaskan dalam pembahasan lebih lanjut.

Para Maharsi yang menerima wahyu Sang Hyang Widhi sebanyak tujuh orang yang
dikenal dengan sebutan Sapta Rsi. Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Sang Hyang
Widhi, yaitu Maharsi Gritsamada, Maharsi Visvamitra, Maharsi Vamadeva, Maharsi
Atri, Maharsi Bharadvaja, Maharsi Vasistha, dan Maharsi Kanva. Ada 4 orang murid
maharsi yang membantu Beliau dalam mengelompokkan ayat-ayat tersebut, yaitu :
Maharsi Pulaha, Maharsi Jaimini, Maharsi Vaisampayana, Maharsi Sumantu.

B. Cerita tentang Sapta Rsi


Maharsi-maharsi yang mampu menerima wahyu Sang Hyang Widhi, memiliki
kehidupan dan pola hidup yang suci. Beliau selalu menjalankan dan mengamalkan
ajaran agama Hindu dengan baik. Berikut ini penjelasan secara singkat bagaimana
kehidupan para Maharsi penerima wahyu tersebut.

1. Maharsi Gritsamada

10
Maharsi Gritsamada adalah seorang Maharsi yang berasal dari keluarga Angira.
Dalam kehidupannya, Maharsi Gritsamada sangat disiplin dalam melaksanakan ritual-
ritual keagamaan. Setiap pagi melaksanakan sūrya sewana, membaca, doa pada siang
dan sore, serta selalu melakukan perenungan diri dengan melaksanakan meditasi secara
rutin. Beliau adalah seorang Maharsi yang sangat rajin dan tekun dalam mendekatkan
diri ke hadapan Sang Hyang Widhi. Maharsi Gritsamada sangat berjasa bagi umat
Hindu. Beliau mengumpulkan mantra-mantra Rigveda, kemudian mantra-mantra
tersebut beliau tulis menjadi buku Rigveda Mandala II.

2. Maharsi Visvamitra

Maharsi Visvamitra adalah Maharsi penerima wahyu Rigveda Mandala III. Sebelum
menjadi Maharsi, Maharsi Visvamitra adalah seorang ksatria. Beliau meninggalkan
kerajaannya dan melakukan tapa bratha ke dalam hutan. Setelah melakukan tapa bratha
yang begitu tekun dan disiplin, akhirnya beliau mendapat anugerah menjadi Maharsi.
Beliau adalah raja terkenal yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.
Keuletan beliau dalam melaksanakan meditasi, membuat beliau mampu mendengar
sabda suci Sang Hyang Widhi yang kemudian beliau kumpulkan dan tulis menjadi kitab
Rigveda Mandala III.

3. Maharsi Vamadeva

Maharsi Vamadeva adalah seorang Maharsi yang sangat suci, beliau disebut
Brāhmanā sempurna. Beliau dikatakan sebagai Brāhmanā sempurna karena semenjak di
dalam kandungan ibunya, beliau telah menunjukkan keajaiban-keajaiban sejak kecil.
Beliau sering bicara dengan Dewa Indra juga berbicara dengan Dewa Aditi.
Kemampuan beliau ini menunjukkan bahwa beliau memiliki kelebihan dibandingkan
orang kebanyakan. Maharsi Vamadeva sejak kecil selalu berdisiplin diri untuk
mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi, sehingga beliau mendapat wahyu. Wahyu
yang beliau terima menjadi Rigveda Mandala IV.

4. Maharsi Atri

Maharsi Atri menyusun Rigveda Mandala V. Maharsi Atri lahir di lingkungan


keluarga Brāhmanā, terlahir di keluarga Brāhmanā, masa kecil beliau terbiasa hidup
dengan tatanan kehidupan seorang Brāhmanā. Kehidupan seorang Brāhmanā selalu

11
mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi. Maharsi Atri adalah seorang Rsi yang
disiplin dan tekun dalam melaksanakan ajaran agama. Setiap hari beliau selalu
melaksanakan meditasi untuk mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi. Selain
Maharsi Atri, juga terdapat keluarga-keluarganya yang lain sebagai penerima wahyu
Veda. Keluarga besar Maharsi banyak yang menerima sabda suci Sang Hyang Widhi.
Sebanyak 36 orang keluarga Maharsi Atri yang menerima wahyu Sang Hyang Widhi,
keluarga besar Maharsi Atri sangat besar jasanya

5. Maharsi Bharadvaja

Maharsi Bharadvaja sangat berjasa dalam mengumpulkan ayat- ayat Rigveda


Mandala VI. Sebagian besar ayat-ayat Rigveda diterima oleh beliau karena kesucian
hatinya, selain beliau terdapat nama- nama lain yang dihubungkan dengan beliau
sebagai keluarganya. Maharsi Bharadvaja selalu berpikiran suci beliau rajin
mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi, sehingga beliau menerima wahyu.
Ketekunan beliau dalam menyusun mantra-mantra Rigveda, maka dari itu kita wajib
meneladani perilaku luhur beliau

6. Maharsi Vasistha

Maharsi yang banyak dikaitkan dengan turunnya wahyu Rigveda Mandala VII
adalah Maharsi Vasistha. Nama Maharsi Vasistha banyak disebutkan dalam Kitab
Mahabharata. Maharsi Vasistha adalah seorang Maharsi yang tekun dan penuh
semangat. Beliau tinggal di hutan Kamyaka. Beliau belajar di tempat yang sepi dan
sunyi, beliau banyak mendapat wahyu Rig veda, mantra-mantra yang diterima oleh
Maharsi Vasistha disusun menjadi Rigveda Mandala VII.

7. Maharsi Kanva

Maharsi yang ketujuh penerima wahyu Sang Hyang Widhi adalah Maharsi Kanva.
Maharsi Kanva adalah orang suci yang tekun menjaga kesucian diri, karena ketekunan
beliau menjaga kesucian, beliau mendapat wahyu dari Sang Hyang Widhi. Selain itu,
beliau juga sangat dikagumi karena kesabaran dan kebijaksanaannya. Wahyu- wahyu
yang diterima beliau susun menjadi Rigveda Mandala VIII.

12
C. Maha Rsi yang Dikenal Karena Jasanya
Selain Sapta Rsi penerima wahyu Veda, ada juga beberapa maha rsi yang dalam
kehidupan agama Hindu dikenal dan disebut-sebut dalam kitab suci karena peran dan
jasanya diantaranya adalah:

1. Bhagawan Bhrgu

Adalah seorang Maha Rsi yang didalam kitab Purana dianggap sebagai putra
Brahma dan sebagai pendiri dari warga atau bangsa beliau yang disebut bangsa
Bhagawan.

2. Rsi Agastya

Dalam penyebaran agama Hindu, Rsi Agastya adalah dikenal jasa-jasanya. Menurut
Kitab Suci Purana dan Mahabharata beliau lahir dikasi (Beranes) sebagai penganut siwa
yang taat. Beliau dikatakan sebagai pemegang obor yang memberi penerangan suci
didaerah pelosok. Beliau meninggalkan kota Kasi menuju keselatan sebagai darmadutha
menyebarkan Agama Hindu.

3. Bhagawan Angirasa (Angira).

Bhagawan Angira terkenal sebagai orang suci, Manasaputra itu diciptakan oleh
Brahma melalui pikirannya. Nama-nama Mana Saputra dan Dewa Brahma antara lain
Marici, Bhregu, Angira, dan lain-lain.

4. Mpu Tantular

Adalah seorang Rsi yang tinggi Pribadinya dan juga seorang pujangga besar Hindu,
hasil karyanya banyak tersebar, satu diantaranya adalah Sutasoma. Karya ini
menggambarkan bahwa Ide Sang Hyang Widhi Wasa satu bukan dua, sekalipun ada
yang mengatakan Siva dan Budha. Mpu Tantular adalah putra dari Mpu Bahula, cucu
dari Mpu Bharadah yang saudara kandung dengan Mpu Kuturan. Mpu Tantular
memiliki empat putra yaitu: Mpu Kanawawika, Mpu Asmaranatha, Mpu Sidhimantra,
dan Mpu Kepakisan, Mpu yang terakhir merupakan leluhur dari Dalem Waturenggong.
Kerajaan Gelgel di Bali.

13
5. Mpu Kuturan

Didalam cerita calon arang disebutkan seorang tokoh yaitu Mpu Kuturan. Beliau
hidup di zaman kerajaan Erlangga. Mpu Kuturan ini memiliki saudara kandung yaitu
Mpu Bharadah. Kedua Mpu ini adalah penasehat Raja Erlangga.

6. Mpu Bharadah

Adalah adik kandung dari Mpu Kuturan. Nma Mpu Bharadah sangat harum baik
dalam tulisan-tulisan sejarah kehidupan Agama Hindu di Nusantara. Mpu Bharadah
sendiri pernah dating ke Bali. Hal ini dapat dibuktikan dengan disebutnya nama Mpu
Bharadah pada Batu bertulis yang terdapat dipura Batumadeg di Besakih tahun 1007.

7. Dang Hyang Astapaka

Adalah seorang Pandita Budha yang dating dari Majapahit ke Bali. Beliau
menyebrang dari Blambangan Jawa Timur dengan mengendarai Perahu menuju daerah
Bali Timur. Dalam perjalanan beliau sempat singgah di pulau Serangan (disebelah
selatan pulau Bali) dan kemudian di tempat tersebut didirikan sebuah pura bernama
Pura Sakhyana yang berarti tempat Sakhyamuni atau Budha.

8. Dang Hyang Markandeya

Adalah orang yang pertama kali dating ke Bali untuk menyebarkan agama Hindu.
Dang Hyang Markandya adalah putra dari pasangan Sang Mrakanda dengan Dewi
Manaswini, dan merupakan cucu dari Sang Niata. Beliau berasal dari Jawa Timur.
Memiliki Pasraman di kaki Gunung Rawung yang sebelumnya melaksanakan pertapaan
digunung Raung wilayah sekitar Pegunungan Dieng.

9. Dang Hyang Dwijendra

Adalah seorang Pandita Hindu. Beliau sangat dihormati di Bali karena kesuciannya,
keunggulan budinya, ketinggian rohaninya, karena jasa-jasa dan pengabdian beliau
terhadap agama Hindu. Memberikan kesejahtraan rohani dan mengatasi kesengsaraan
hidup.Dang Hyang Dwijendra berasal dari Jawa Timur yakni Kerajaan Majapahit. Dang

14
Hyang Asmaranata adalah nama ayah beliau. Dang Hyang Dwijendra dijadikan
menantu oleh Dang Hyang Penataran di Daha. Di Daha Dang Hyang Dwijendra
mengadakan Dharma Yatra (Perjanan Suci) ke arah Timur menuju Pasuruan.

Dang Hyang Dwijendra sangat terkenal karena pengabdiannya dalam pembinaan


umat Hindu di Indonesia terutama di Lombok, Jawa, Bali dan Sumbawa. Hal ini
diwujudkan karena perjalanan Sucinya (Tirta Yatra). Di Bali beliau mendapat gelar
Pendeta Sakti Wauh Rauh dan Dang Hyang Nirata. Di Lombok denga gelar Pangeran
Sangupati dan di Sumatra dengan gelar Tuan Semeru. Untuk mengingatkan pendalaman
agama beliau mendirikan beberapa pura diantaranya: Pura Purancak, Rambut Siwi,
Pilaki, Batu Klotok, Mesceti, Ulu Watu, Peti Tenget, Tanah Lot, Air Jeruk dan Pojok
Batu. Juga Pura Suranadi di Lombok. Serta sebagai cikal bakal lahirnya Brahmana Siwa
yang ada di Bali. Beliau moksa di pura Ulu Watu, Badung.

Nama-nama Maha Rsi lainnya

Mandala satu merupakan kelompok mini yang memuat sloka-sloka yang turun dari
berbagai famili. Boleh dikatakan didalam mandala satu ini banyak nama-nama keluarga.
Mandala ini yang tidak tergolong keluarga. Maha Rsi itu. Ini tidak berarti bahwa sloka-
sloka itu tidak dikesampingkan, karena bagaimanapun juga sloka-sloka ini adalah
Wahyu yang harus dihimpun dan dipelihara. Maha Rsi Sunahsepa adalah putra angkat
dari Maha Rsi Wiswamitra. Disamping nama-nama itu terdapat pula nama-nama
golongan putra Rahugana dan Nodha dari Gotama. Nama Maha Rsi lainnya Kaksiwan
putra dari Dhirgatama, sedangkan disamping Dhirgatama terkenal pula nama Maha Rsi
Agastya, yang namanya tersebut didalam Mandala I. Keluarga Maha Rsi inilah yang
banyak disebut-sebut namanya di Indonesia. Adapun mandala 9 dan 10 terkenal karena
didalam mandala inilah dasar-dasar kefilsafatan kerohanian yang banyak diungkapkan
terutama bagian mengenai Purusa Sukta, Hiranyagarbha, yang diceriterakan sebagai
sloka yang diturunkan melalui Bhagawan Narayana, Prajapati dan Hiranyagarbha, putra
Prajapati.

Menurut kitab-kitab Purana, kelompok para Maha Rsi itu banyak. Tiap-tiap masa
Manu ada Sapta Rsinya sehingga jumlahnyapun banyak pula. Di samping pembagian
kelompok Maha Rsi menurut Masa Manu (Manwantara) merekapun dikelompok-
kelompokkan lebih jauh ke dalam beberapa kelompok ahli dengan gelar mereka

15
masing-masing, menurut Puranic Encyclopedia, 1975, yaitu: 1) Kelompok Brahma rsi
(Brahmarsi); 2) Kelompok Dewa Rsi (Dewarsi); 3) Kelompok Raja Rsi (Rajarsi)

Penelitian lebih jauh nama-nama kelompok yang dapat kita baca dari berbagai
Purana disebutkan nama-nama kelompok sebagai berikut: 1) Kelompok Brahma Rsi; 2)
Kelompok Satya Rsi; 3) Kelompok Dewa Rsi; 4) Kelompok Sruta Rsi; 5) Kelompok
Raja Rsi.

Dari istilah-istilah itu dapat dipahami bahwa sesungguhnya nama-nama itu bersifat
relatif fungsional dan dihubungkan dengan sifat-sifat khas dari para Rsi, baik sebagai
kedudukan, keahlian atau tugas-tugas yang dijalankan. Seorang Brahma Rsi, menurut
penjelasan di dalam kitab Brahmanda Purana pada hakekatnya bertugas
menyumbangkan, mempelajari dan mengajarkan Weda. Jadi fungsinya sebagai
kedudukan seorang pendeta dengan gelar kersiannya yang fungsinya lebih bersifat
memahami, mengembangkan tafsir dan menulis apa yang ia fahami atau mengerti dari
wahyu (revelasi) yang diterima. Satya Rsi adalah gelar yang diberikan sebagai Rsi yang
memiliki asal-usul langsung dari Yang Maha Esa pada permulaan Ciptaan. Beliau ini
yang semula disebut sebagai bhatara, yang pada hakekatnya adalah merupakan Maha
Rsi pula.

Pada Empat Maha Rsi yang disebut-sebut pertama dicipta oleh Brahma menurut
Brahmanda Purana, yaitu: 1) Sonaka; 2) Sananda; 3) Sanatana; 4) Sanatkumara. Adapun
kelompok Dewa Rsi, dikenal pula sebagai kelompok-kelompok Prajapati yang diperinci
di dalam Brahmanda Purana terdiri atas sembilan Prajapati, yaitu : 1) Marici; 2) Bhrgu;
3) Angira; 4) Pulastya; 5) Pulaha; 6) Kratu; 7) Daksa; 8) Atri; dan 9) Wasistha. Dari
mereka inilah kemudian timbul kelompok-kelompok Rsi lainnya yang mempunyai
hubungan geneologi.

16
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kata Sapta Rsi berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Sapta dan Rsi. Kata Sapta
artinya tujuh dan Rsi artinya bijaksana,pendeta,seorang pertapa, penulis,penyair,dan
orang suci. Jadi Sapta Rsi artinya tujuh orang pendeta atau orang suci yang menulis
wahyu-wahyu Veda dari Sang Hyang Widhi.

Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Sang Hyang Widhi, yaitu: Maharsi
Gritsamada, Maharsi Visvamitra, Maharsi Vamadeva, Maharsi Atri, Maharsi
Bharadvaja, Maharsi Vasistha, dan Maharsi Kanva.

Maharsi Vyasa mengelompokkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan tujuannya,


Beliau dibantu oleh empat muridnya,yaitu:

1. Maharsi Bhagavan Pulaha, merupakan tokoh yang menyusun Reg Weda. Di


dalamnya berisi mengenai berbagai mantra berupa pujian yang terdiri dari sepuluh
(10) mandala.
2. Maharsi Bhagavan Jaimini, merupakan tokoh penulis Sama Veda. Di dalamnya
berisi mengenai berbagai pujian-pujian berbentuk lagu yang merupakan mantra-
mantra ajaran agama.
3. Maharsi Bhagavan Waisampaya. Tokoh yang menulis Yajur Veda di dalamnya
berisi mengenai berbagai bentuk mantra dan tata cara keagamaan umat Hindu
dalam bersembahyang.

17
4. Maharsi Bhagavan Sumantu, merupakan tokoh yang menyusun Atharva weda. Di
dalamnya berisi mengenai berbagai mantra dengan fungsi untuk pengobatan, ilmu
sihir, dan ilmu-ilmu pengetahuan.

Adapun sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang
berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha
Rsi Weda secara ethimologinya berasal dari kata “Vid” (bahasa sansekerta), yang
artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha
sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda
dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang
diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi

B. Saran
Pembelajaran tentang Sapta Rsi sangat penting dipahami untuk semua orang.
setelah menyusun makalah terkait dengan materi Sapta Rsi penulis menyarankan agar
para pembaca lebih memahami tentang Sapta Rsi terutama tentang agama hindu.
sebagai umat beragama khususnya beragama hindu, sudah sepatutnya kita tidak hanya
mempelajari ajaran-ajaran agama tetapi alangkah lebih baiknya jika kita bisa
mengimplementasikan ajaran agama yg kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Dari
ajaran sapta rsi, sebagai umat hindu yg dapat kita ambil atau terapkan dalam kehidupan
yaitu nilai disiplin dan ketekunan dalam menjalankan sesuatu. entah itu dlm hal
pekerjaan ataupun disiplin dalam beribadah/sembahyang. Karena seperti yg kita tau
bahwa kita hidup di dunia mengejar hal-hal yg berbau duniawi tetapi jika tidak di iringi
dengan ketekunan dan doa maka apa yg kita harapkan atau kita kejar tidak akan berarti.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017). Menghargai Maharsi Penerima Wahyu Veda. Diakses pada 09


Oktober 2022.Tersediapada: https://repositori.kemdikbud.go.id/6940/1/buku
%20siswa%20hindu.pdf.

Mutiara Hindu. (2018). 7 Rsi Penerima Wahyu. Diakses pada 09 Oktober 2022.
Tersedia pada:https://www.mutiarahindu.com/2018/06/7-rsi-penerima-wahyu-
weda.html?m=1.

Anonim. (2013). Pengertian Sapta Rsi A. Pengertian Sapta Rsi Nama-Nama Maharsi
Penerima Wahyu Veda Cerita tentang Sapta Rsi. Diakses pada 09 Oktober
2022. Tersedia pada:
Tersediapada:https://text-id.123dok.com/document/7q0pkx89z-pengertian-
sapta-rsi-a-pengertian-sapta-rsi-nama-nama-maharsi-penerima-wahyu-veda-
cerita-tentang-sapta-rsi.html.

Bang Sin. (2019). Pengertian Sapta Rsi, Cerita dan Nama-Nama Maharsi Penerima
Wahyu Veda. Diakses pada 09 Oktober 2022. Tersedia pada:
https://www.mutiarahindu.com/2019/12/pengertian-sapta-rsi-cerita-dan-
nama.html?m=1.

Dyaksana. (2014). Weda sumber Ajaran Agama Hindu. Diakses pada 09 Oktober 2022.

Tersedia pada: https://www.peradah.org/newweb/2014/01/08/weda-sumber


ajaran-agama-hindu/.

19
I Wayan Rudiarta. (2016). Sapta Rsi Penerima Wahyu. Diakses pada 09 Oktober 2022.
Tersedia pada http://wayanrudiarta.blogspot.com/2016/01/sapta-rsi-penerima-
wahyu.html?m=1.

Firda Yunia. (2022). Tersusun Kitab Suci Weda. Diakses pada 09 Oktober 2022.
Tersedia pada https://brainly.co.id/tugas/32042084.

Anonim. (2015). Sapta Rsi Penerima Wahyu Veda. Diakses pada 09Oktober 2022.
Tersedia pada http://atmartikel.blogspot.com/2015/05/sapta-rsi-penerima-
wahyu-veda.html?m=1.

Reda. (2022). Sapta Rsi: Tujuh Pendeta Penerima Wahyu Weda Dari Ida Sang Hyang
Widhi. Diakses pada 09 Oktober 2022. Tersedia pada
https://balipustakanews.com/.

Anonim. (2012). Sapta Rsi. Diakses pada 09 Oktober 2022. Tersedia pada
https://sejarahharirayahindu.blogspot.com/.

Seri. (2021). Sapta Rsi Atau Tujuh Rsi yang Konon Mendapat Wahyu Suci Weda.
Diakses pada 09 Oktober 2022. Tersedia pada https://bali.tribunnews.com/.

Anonim. (2013). Sapta Rsi. Diakses pada 09 Oktober 2022. Tersedia pada
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Saptaresi#:~:text=Saptaresi%20.

Astawa. (2021). SAPTA RSI PENERIMA WAHYU WEDA - MATERI PENDIDIKAN


AGAMA HINDU KELAS 7 SEMESTER 1. Diakses pada 09 Oktober 2022.
Tersedia pada https://4kalyna.blogspot.com/2021/08/sapta-rsi-penerima-
wahyu-weda-materi.html?m=1.

20
21
PENDIDIKAN AGAMA HINDU

SAPTA RSI PENERIMA WAHYU

Oleh:

Kadek Dinda Ayu Puspawangi (12210011)

Luh Made Liana Pramesti (12210012)

I Komang Cahya Patu Darma (12210014)

Ni Luh Sukma Yanti (12210015)

I Nyoman Candra Andiyasa (12210016)

I Gst Putu Ferry Putra Adnyana (12210017)

I Putu Noval Adi Suarsa Putra (12210019)

Ni Putu Desy Darmayanti (12210020)

Gde Mahesa Satria Nugraha (12210021)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

2022

Anda mungkin juga menyukai