BAB I PENDAHULUAN
1.1 Apakah itu weda?
1) Weda sebagai kitab Suci
Weda yang dikatakan sebagai kitab suci Agama Hindu artinya buku ini dinyakini dan
dipedomi oleh umat Hindu sebagai satu – satunya sumber bimbingan dan informasi yang
diperlukan dalam kehidupan mereka sehari –hari ataupun untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Yang dinyatakan sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkan pun adalah Tuhan
yang Maha Suci yang sebagai ajaran suci untuk membimbing dan tuntunan umatnya kejalan
hidup yang suci.
BAB IV SMRTI
4.1 Pengertian Smrti
Smrti adalah merupakan kelompok kitab kedua sesudah kelompok Sruti (kitab wahyu) dan
dianggap sebagai kitab hukum Hindu karena didalamnya banyak memuat tentang sariat Hindu
yang disebut Dharma. Smrti sebagai Dharmasastra bersifat suplemen atau pelengkap dalam
melengkapi keterangan yang terdapat di dalam kitab Sruti sehingga antara Sruti dan Smrti itu
mesti selaras atau tidak bertentangan. Mengenai hal diatas, kita dapatkan dua keterangan yang
termuat dalam sastra yaitu sebagai berikut :
Srutistu wedo wijneyo
Dharmasastra tu wai smrti
Terjemahannya :
Ketehuilah bahwa sesungguhnya Sruti itu adalah Weda
dan Dharmasastra adalah Smrti(manawadharmasastra bab II. 10. 1)
BAB V WEDANGGA
5.1 Pengertian Wedangga
Wedangga berasal dari kata Angga yang berarti badan atau batang tubuh. Jadi untuk
mempelajari Weda itu harus dirumuskan sedemikian rupa, ibarat mempelajari tubuh manusia,
kita harus mempelajari semua susunan yang ada dalam manusia itu agar kita mudah memahami
apa sebenarnya manusia itu dan apa makna susunan itu. Dari weda itu perlu kita ketahui akar
kata, kejadiannya, gaya bahasa, persamaan kata, berbagai kata kias, penggunaan bahasa dalam
astronomi, termasuk berbagai macam aspek kajian filsafat yang terkandung. Wedangga sangat
penting dan diperlakukan karena kitab ini secara tidak langsung berperan berbagai rambu –
rambu lalu lintas sebagai pelita dan sebagai tonggak penuntun dalam memperlajari weda.
8.3 Ramayana
Kitab Ramayana merupakan hasil karya terbesar Maha Rsi Walmiki. Menurut hasil
penelitian Ramayana tersusun atas 24000 stanza yang dibagi – bagi atas tujuh bagian yang
disebut kanda yang terjadi pada jaman Tretayuga. Ramayana adalah sebuah epos yang
menceritakan tentang riwayat perjalanan Bhatara Rama yang dianggap sebagai penjelmaan dari
dewa visnu sebagai awatara sebagai penegakkan dharma. Adapun ketujuh kanda yang dimaksud
diatas adalah sebagai berikut :
1) Balakanda = menceritakan tentang masa kanak – kanak Rama
2) Ayodyakanda = menceritakan tentang penobatan Rama akan menjadi raja
3) Araniakakanda = menceritakan tentang kehidupan Rama di hutan dengan Lakmana dan dewi
Sita
4) Kiskindakanda = menceritakan tentang perang Subali dengan Sugriwa
5) Sundarakanda = menceritakan tentang keindahan alam dalam perjalanan Rama mencari Dewi
Sita
6) Yudhakanda = menceritakan tentang perang Rama dengan Rahwana
7) Uttarakanda = menceritakan kembalinya rama ke Ayodya dan proses penyelenggaraan upacara
Asuameda
8.4 Mahabrata
Mahabrata adalah bagian Itihasa yang usianya lebih muda dari Ramayana, yang disusun
oleh Bhagawan Walmiki. Mahabrata adalah kitab terbesar yang dimiliki oleh Hindu baik dilihat
dari segi isi dan ukurannya. Mahabrata memiliki k.1 100.000 buah dan bagian 18 parwa. Bagian
yang terbesar adalah Parwa yang ke- 12 memiliki 14.000 stanza. Sedangkan yang terkecil parwa
17 memiliki 312 stanza. Mahabrta terjadi pada permulaan jaman kaliyuga berkisar 3101 SM
menurut Prof. Dr. Pargiter. Adapun ke- 18 parwa itu adalah adi parwa, sabha parwa, wana
parwa, wirata parwa, udyoga parwa, drone parwa, karna parwa, salya parwa, sauptiak parwa,
sentry parwa, santi parwa, anusasana parwa, asuamedika parwa, asramawasika parwa, mausala
parwa, maha parasthanika parwa dan swarga rohana parwa.
BAB IX PURANA
9.1 Pengertian Purana
Kata purana berarti tua atau kuno. Kata ini dimaksudkan sebagai nama jenis buku yang
berisikan tentang cerita- cerita dan keterangan mengenai tradisi yang berlaku pada jaman dahulu
kala. Berdasarkan bentuk dan isinya, purana adalah sebuah Itihasa karena di dalamnya memuat
catatan - catatan tentang berbagai kejadian yang bersifat sejarah. Tetapi dilihat dari
kedudukannya, Purana merupakan jenis kitab Upaweda yang berdiri sendiri, yang sejajar dengan
Itihasa. Purana adalah kitab yang memuat berbagai macam tradisi atau kebiasaan yang menjadi
keterangan – keterangan lainnya, baik itu tradisi atau kebiasaan baik itu tradisi local, tradisi
keluarga, tradisi suku bangsa, gotra, dan prawara serta cerita tentang metologi.
BAB X AGAMA
Berdasarkan ajaran teori relativitas dinyatakan bahwa tiap yuga ada kecendrungan tertetu
bahwa tiap jaman memiliki kitab yang berbeda – beda. Didalam jaman kerta yuga kitab weda
yang utama, dalam jaman treta yuga kitab Dharmasastra yang utama, di jaman dwapara yuga
kitab purana sebagai pegangan utama dan pada jaman kali yuga kitab Agamalah yang paling
utama. Dengan demikian pada jaman ini kitab agamalah yang mesti dijadikan pegangan yang
utama. Namun bukan berarti hindu menolak kitab Weda pada jaman kali yuga. Kitab agama
tergolong mengajarkan tentang mantrayana. Berdasarkan kitab Agama ada empat sistim
pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu :
1) sistim jnana
2) sistim yoga Semadhi
3) sistim Kriya atau ritual secara esotrisna
4) sistim charya atau pemujaan dalam bentuk sistim exotrisna
Berdasarkan madzad – madzad maka kitab agama itupun dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu : kelompok Waisnawa, kelompok Siwaisme dan kelompok Sakta. Sayangnya
madzad – madzad ini memberi dampak yang keliru sehingga terkesan negative. Karena adanya
salah tafsir terutama oleh penulis – penulis yang terlalu melebih – lebihkan penggambarannya.