Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SESEN

NIM : 19 00 066
KELAS :C
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA HINDU
FAKULTAS : DHARMA ACARYA
MATAKULIAH : WEDA

WEDA
Kata Weda berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari urat kata Vid yang berarti mengetahui. Weda
berarti pengetahuan. Dalam pengertian samantik Weda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati,
pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran
abadi, ajaran suci atau kitab suci sumber ajaran agama Hindu

weda adalah kitab suci agama Hindu. Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari
zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. ... Weda diyakini sebagai sastra
tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini.

1. SRUTI
Kata Sruti berasal dari bahasa sansekerta. Jadi Weda Sruti artinya adalah
kelompok Weda yang di tulis oleh para Maharsi melewati pendengaran langsung dari
wahyu yang berasal dari Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa
Sruti adalah kitab wahyu yang diturunkan secara langsung oleh Tuhan (Hyang Widhi
Wasa) melalui para maha Rsi. Sruti adalah Weda yang sebenarnya (originair) yang
diterima melalui pendengaran, yang diturunkan sesuai periodesasinya dalam empat
kelompok atau himpunan. 

A. MANTRA
Weda merupakankumpulan mantra mantra karena itu disebut. Adalah weda yang
merupakan kumpulan mantra dan memuat ajaran mengenai lagu lagu pujaan.
Karena itu disebut tri weda. Oleh karena itu disebut juga sruti yang berarti sabda
suci yang didengar wahyu

a. RG
Reg Weda Atau Reg Weda Samhita Setiap agama memiliki kitab suci
begitu pula dengan agama hindu yaitu weda  Rg weda samhita adalah
kumpulan dari beberapa mantra yang memuat ajaran-ajaran umum dalam
bentuk pujaan. 
b. SAMA
Samaveda (Sanskerta sāmaveda, berakar dari katasāman
irama veda pengetahuan) tidak lain adalah himpunan mantra-mantra yang
diberi tanda nada untuk berbagai irama. Samaveda merupakan bagian dari
Catur  Veda yang disebut juga "Nyanyian Veda Suci.

c. ATHARWA
kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis. Atharwa
Weda terdiri dari 5.987 mantra, yang juga banyak berasal dari Rg. Weda.
Isinya adalah doa-doa untuk kehidupan sehari-hari seperti mohon kesembuhan
dan lain-lain

B. BRAHMANA
Brahmana adalah salah satu golongan karya atau warna dalam Agama Hindu.
Mereka adalah golongan Cendekiawan yang menguasai ajaran, pengetahuan, adat,
adab hingga keagamaan. Pada zaman dahulu, golongan ini umumnya adalah
kaum pendeta, agamawan atau brahmin. Mereka juga disebut
golongan paderi atau sami. Kaum Brahmana tidak suka kekerasan yang
disimbolikan dengan tidak memakan dari makluk berdarah (bernyawa). Sehingga
seorang Brahmana umumnya menjadi seorang vegetarian. Brahmana adalah
golongan karya yang memiliki kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan baik
pengetahuan suci maupun pengetahuan ilmiah secara umum. Dahulu kita bertanya
tentang ilmu pengetahuan dan gejala alam kepada para brahmana. Bakat alaminya
mampu mengendalikan pikiran dan perilaku, menulis dan berbicara yang benar,
baik, indah, menyejukkan dan menyenangkan. Kemampuan itu menjadi landasan
untuk menciptakan masyarakat, negara, dan umat manusia yang sejahtera dengan
jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya, menjadi manggala (yang dituakan dan
diposisikan secara terhormat), atau dalam keagamaan menjadi pemimpin upacara
keagamaan

C. UPANISAD
Upanishad merupakan teks suci kuno yang membentuk bagian akhir dari ajaran
agama Hindu. 'Upanishad' berasal dari kata Sansekerta yang secara harfiah berarti
duduk di kaki seorang guru untuk menerima pengajaran.

2. SMERTI
Smrti adalah Pustaka suci atau Weda yang ditulis oleh Maha Rsi berdasarkan ingatan
atas wahyu yang pernah diterimanya. Smrti ditulis untuk dan
menjelaskan Weda,sehingga Weda dapat dimengerti dan lebih berarti bagi manusia
pada umumnya
A. VEDANGGA
Secara garis besarnya Smrti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar,
yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda. ... Merupakan
kitab Wedangga yang isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam
pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.

1. SIKSA
Merupakan kitab Wedangga yang isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang
cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara. Untuk dapat
mengucapkan mantra (Weda Sruti) dengan baik, fungsi kitab Siksa  ini adalah
sangat penting. Dalam hubungannya dengan mempelajari mantra (Weda Sruti)
kitab Siksa juga disebut dengan nama Pratisakhya. Adapun kitab-kitab
Pratishakya yang masih sampai saat ini adalah : Rg. Weda Pratishakya,
Taittriya Pratishakya Sutra, Wajasaneyi Pratisahya Sutra, Sama Pratisakhya
Sutra, Atharwa Weda Pratisakhya Sutra

2. VYAKARANA
Kitab ini  menguraikan tentang tata bahasa, untuk dapat menghayati Weda
dengan benar, kecil kemungkinannya dapat diketahui, tanpa mengerti dan
mengetahui tata bahasanya. Oleh karena itu kitab Wyakarana ini memiliki
fungsi yang sangat penting di dalam kita mempelajari Weda. Para Maharsi
yang mendalami tentang tata bahasa (Weda) adalah Maharsi Sekatayana,
Begawan Panini,Maharsi Patanjali, dan Begawan Yaska. Diantara orang suci
tersebut yang paling terkenal Begawan Panini, beliau menulis kitab Asta
Dhyayi dan Patanjali Bhasa. Beliau adalah orang suci yang pertama
mengenalkan kata bahasa Sanskerta popular (bahasa yang dipergunakan oleh
masyarakat) dan bahasa Daiwiwak yaitu bahasa para Dewa.

3. CHANDA
Kitab Chanda adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan
bahasa dalam Weda yang disebut lagu. Dalam mempelajari Weda kita perlu
mendalami kitab Chanda, karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat
dipelajari secara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Dari
berbagai kitab-kitab Chanda, yang masih terdapat utuh sampai sekarang ada
dua buah buku yaitu Midana Sutra dan Chanda Sutra yang dihimpun oleh
Begawan Pinggala.
4. NIRUKTA
Kitab Nirukta  berisikan berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata
yang terdapat di dalam Weda. Kitab ini ditulis oleh Begawan Yaska pada
tahun
+_800 SM yang isinya menguraikan tentang tiga macam suatu hal, yaitu :
memuat kata- kata yang memiliki arti sama atau Naighantuka Kanda, memuat
kata- kata yang memiliki arti ganda atau disebut Naighama Kanda, memuat
tentang nama-nama Dewa yang ada di angkasa , bumi , dan surga disebut
Daiwatganda.

5. JYOTYSA
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran
astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya
adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap
mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya. Melalui pengetahuan
yang terdapat dalam kitab Jyotisa juga kita dapat memahami, bahwa
bagaimana Weda mengajarkan kepada umatnya untuk dapat berhubungan
secara harmonis dengan alam dan lingkungannya berdasarkan yadnya.
Diantara kitab Jyotisa, yang terdapat masih sampai sekarang adalah kitab
Jyotisa Wedangga yang memiliki hubungan dengan kitab Weda Sruti, Rg
Weda dan Yajur Weda

6. KALPA
Kitab ini merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan penting.
Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu :

1. Kitab Srauta atau juga disebut Srauta Sutra , yang isinya memuat berbagai
ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain,
terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan baik dalam tingkatan
upacara besar maupun upacara kecil. 
2. Kitab Grhya atau Grhyasutra, yang isinya memuat berbagai ajaran mengenai
peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang
berumah tangga. Berhubungan dengan kitab Srauta dan Sutra (Kalpa) terdapat
Sradha Kalpa dan Pitri Merdha Sutra yang isinya membahas tentang pokok-
pokok ajaran yang berhubungan dengan tata cara upacara untuk arwah orang-
orang yang telah meninggal. Disamping itu pula terdapat kitab Prayas Cita
Sutra sebagai pendukung Kitab Waitana Sutra (Atharwa Weda)
3. Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup
bermasyarakat dan bernegara. Kitab Dharmasutra dipandang sangat penting
diantara kitab-kitab jenis Kalpa sehingga terdapatlah kesan bahwa Weda Smrti
itu adalah Dharmasastra. Dan orang suci yang menuliskan kitab Dharmasutra
adalah : Bhagawan Manu, Bhagawan Apastamba, Bhagawan Harita,
Bhagawan Wisnu, Bhagawan Wasistha, Bhagawan Waikanasa, Bhagawan
Yajnawalkya,  Bhagawan Parasara. Dari nama-nama para orang suci penulis
Dharmasastra tersebut, yang paling terkenal adalah Bhagawan Manu. Karya
sastra dibidang Manawa Dharma Sastra ditulis oleh Bhagawan Bhrgu.  Ajaran
yang termuat dalam kitab Manawa Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan
Bhrgu menyebar di seluruh pelosok dunia, seperti India, Campa, Kamboja,
Thailand dan sampai di Indonesia. Dalam hidup dan kehidupan kita ini, dilalui
oleh 4 zaman atau disebut juga Catur Yuga sehingga Bhagawan Shankalikhita
menjangkau bahwa masing-masing dari catur Yuga mempunyai Dharma
Sastranya tersendiri, seperti berikut.

a. Pada masa Satya/Krtha Yuga berlaku kitab Dharma Sastra yang ditulis
oleh Bhagawan Manu
b. Pada Masa Trita Yuga berlaku kitab Dharmasastra yang ditulis oleh
Bhagawan Yajnawalkhya
c. Pada Masa Dwapara Yuga berlaku kitab Dharmasastra buah karya
Bhagawan Sankha Likhita
d. Pada masa Kali Yuga dipergunakan Dharmasastra yang ditulis oleh
Bhagawan Parasara

B. UPAWEDA
Kitab Upaweda adalah kelompok kedua dari Weda Smrti yang sama
pentingnya dengan Wedangga. Kata Upaweda berasal dari bahasa Sanskerta, yang
terdiri dari 2 kata  yaitu “upa” yang artinya “dekat”dan “Weda” yang atinya
“pengetahuan suci atau kitab suci”. Upaweda berarti dekat dengan pengetahuan
suci. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. ITIHASA
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan
Mahabharata. Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya
dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar
24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Bala Kanda ,Ayodhya Kanda,
Aranyaka Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara
Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan cerita
yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke
dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan
kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8. Disamping Ramayana, epos besar
lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah
menceritakan kehidupan  keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang
saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa berasal dari kata
"Iti", "ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah
nyatanya" maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai
kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab
Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa,
Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa,
Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa,
Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan
Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam
Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat mashyur isinya adalah
wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.

2. PURANA
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia,
Pralaya, cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para raja yang
memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita
mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan
Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-
pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat
pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta,
doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara
keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke
tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat
pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut
berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu
Wisnu Purana, Narada Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana,
Waraha Purana Bhrahmanda Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya
Purana, Bhawisya Purana, Waruna Purana, Brahma Purana, Matsya Purana,
Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.

a. Berdasarkan sifatnya , ke delapanbelas purana tersebut dibagi tiga


kelompok yaitu :
b. 1. Satwika Purana Wisnu, Narada Bhagawata, Garuda, Padma, dan
Waraha.
c. 2. Rajasika Purana Bhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya
Bhawisya, Waruna, dan Brahma
d. 3. Tamasika Purana Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni

3. ARTASASTRA
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok
pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra
atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang
dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan
Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah
Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
4. AYURWEDA
dalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan
berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis
maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang
dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan
merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliputi delapan
bidang ilmu, Salya yaitu ajaran mengenai ilmu bedah, Salkya yaitu ajatan
megenai ilmu penyakit, Kayakitsa yaitu ajaran mengenai ilmu obat-obatan,
Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai ilmu psikotherapy, Kaumara Bhrtya yaitu
ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak (ilmu jiwa anak), Agada Tantra
yaitu ajaran mengenai ilmu toksikologi, Rasayama Tantra yaitu ajaran
mengenai ilmu mujizat dan Wajikarana adalah ajaran mengenai ilmu jiwa
remaja.

Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh
Maharsi Punarwasu. Kitab inipun memuat delapan bidang ajaran (ilmu), yakni
: Sutrathana yang isinya menguraikan tentang ilmu pengobatan, Nidanastana
yang isinya menguraikan tentang berbagai jens penyakit yang umum,
Wimanasthana  yaitu isinya menguraiakan tentang ilmu pathologi, Sarithana
yaitu menguraikan tentang ilmu anatomi dan embriologi, Indiyasthana adalah
menguraikan tentang ilmu diagnosis dan pragnosis, Cikitasthana, Kalpasthana,
Siddistana ketiganya menguraikan ajaran pokok-pokok ilmu therapy tetapi
dalam catatan kitab Kalpasthana dan Siddistana telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab dan Persia pada tahun 800 Masehi. Kitab Susrusa Samhita ditulis
oleh Bhagawan Susanta yang menguraikan tentang ajaran umum di bidang
ilmu bedah dan berbagai macam alat-alat yang dipergunakan dalam
pembedahan. Kitab Yogasara dan Kitab Yogasastra ditulis oleh Bhagawan
Nagarjuna, dimana keduannya isinya menguraikan tentang pokok-pokok ilmu
yoga yang berhubungan dengan system anatomi dalam pembinaan kesehatan
baik jasmani maupun rohani. Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan
Watsyayana pada abad ke 10 Masehi yang erat ubungannya dengan kitab
Wajikarana , isinya menguraikan tentang ajaran ilmu jiwa remaja.

5. CHADARWAWEDA
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada
beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah
Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri),
Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
6. KARMASASTRA
Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang
menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni
atau rasa indah. Di dalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup
umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut.
Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang
Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena
dengan demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau
bernialai positif. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah
karya dari Bhagawan Watsyayana.

7. AGAMA
Kitab agama itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di
dunia. Menurut Weda, agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh
umat manusia. Hal ini termuat dalam kitab Yajur Weda XVI.18 sebagai
berikut :
a. Yaatkeram wacam kalyanin awadoni janebhyah
b. Brahma Rajanyabhyam cudraya ca siwaya caranayaca
c. Artinya :
d. Biar kunyatakan disini kitab suci ini kepada orang-orang banyak, kepada
kaum Brahmana , kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan kaum Waisya dan
bahkan kepada orang-orangKu dan kepada mereka (orang-orang asing)
sekalipun.
e. Berdasarkan bunyi Sloka tersebut diatas dinyatakan bahwa kitab Suci
Weda dapat dipelajari oleh siapa saja. Namun menyadari akan kekurang
sempurnaan kita sebagai umatnya, maka tidak akan semuanya dapat
mempelajarinya dengan sempurna. Disamping itu juga kita perlu
menyadari bahwa, Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu
mengandung ajaran yang sangat tinggi. Bagi mereka yang belum dapat
mempelajari Weda dapat belajar agama Hindu berdasarkan kitab-kitab
agama yang isinya memuat ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan Yang
Maha Esa dan petunjuk-petunjuk untuk melaksanakan tata cara
persembahyangan. 
f. Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smrti meliputi
banyak buku dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu.
Ditambah lagi kitab-kitab Agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa
Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya,
Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini
termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan
mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat
diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan Sloka yang terdapat di dalam
kitab Manawa dharmasastra II.16 sebagai berikut

g. Wedo khilo dharma mulam smerti cile ca tad widam


h. Acaracca iwa sadhunam atmanastustir ceva ca
i. Seluruh Weda merupaka sumber dari pada Dharma (agama Hindu)
kemudian barulah Smrti, disamping kebiasaan-kebiasaan yang baik dari
orang-orang yang menghayati Weda (sila) dan kemudian tradisi-tradisi
dari orang-orang suci (acara) serta yang terakhir adalah rasa puas diri
sendiri (atmanastuti).
j. Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu
akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula.
Hal inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi
Weda secara sempurna.

Anda mungkin juga menyukai