DISUSUN OLEH:
I KADEK OKA ARIANA
DS0120008
Secara garis besar Veda Sruti dibagi menjadi empat bagian besar yakni Rg
Veda Samhita, Yajur Veda Samhita, Sama Veda Samhita, dan Atharva Veda
Samhita. Ke-empat kitab Suci Weda Sruti tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
Rg Veda Samhita
Rg Weda Samhita dibagi menjadi tujuh bagian besar yakni (a) Kitab
Sakha, (b) Kitab Brahmana, (c) Kitab Aranyaka, (d) Kitab Upanisad, (e) Kitab
Kalpa, (f) Kitab Pratisakya, dan (g) Kitab Anukramani. Kitab Brahmana (bagian
Rg Veda Samhita) dibagi lagi menjadi dua bagian yakni kitab Kausitaki dan kitab
Actareya.
Begitu pula dengan Kitab Aranyaka dibagi juga menjadi dua yakni kitab
Kausita dan Upanisad. Kemudian Kitab Upanisad juga dibagi dua yakni Kaushaki
dan Upanisad. Kemudia pada Kitab Kalpa dibagi menjadi tiga yakni Raustasutra,
Grhyasutra dan Dharma. Raustasutra dibagi lagi menjadi tiga bagian yakni
Samkhaya, Asvalayana dan Samkhaya. Kemudian Grhyasutra dibagi dua yakni
Asvalayana dan Sambavya. Dan terakhir kitan Dharma hanya dibagi satu yakni
Vasistha.
Jika dilihat dari Skema Gambar maka Rg Veda Samhita terlihat seperti
berikut:
Atharva Veda Samhita dibagi menjadi enam yakni Kitab Sakta, Kitab
Brahmana, Kitab Upanisad, Kitab Kalpa, Kitab Pratisakhya, dan Kitab
Anukmanikramani. Kitab Sakha dibagi dua yakni Sunaka dan Paippalada. Kitab
Brahmana hanya terbagi satu yakni Ghopatha. Sedangkan Kitab Upanisad dibagi
tiga yakni Prasna, Manduka dan Mandhukhya.
Kitab Kalpa dibagi dua yakni Srauta Sutra (terbagi satu yakni Valtana), dan Grhya
Sutra (terbagi juga menjadi satu yakni Kausika). Selajutnya Kitab Pratisakhya
hanya terdiri satu yakni Atharva Pratisakhya. Sedangkan Kitab Anukmanikramani
terbagi dua yakni Brhatsarvanu Karmani dan Atharvavudana.
b. Weda Smerti
Smrti adalah merupakan kelompok kitab kedua setelah kelompok Sruti
atau kitab wahyu dan dianggap sebagai kitab hukum Hindu karena di dalamnya
banyak dimuat tentang aturan Hindu yang disebut Dharma. Karena itu tidak
mengherankan kalau kitab Smrti ini dinyatakn di dalam beberapa kitab sebagai
kitab Dharmasastra. Dharma berarti “hukum” dan sastra berarti “ilmu”. Mengenai
hal tersebut diatas kita dapatkan dua keterangan yang sangat berharga yang
terdapat di dalam kitab Manawadharmasastra II.10 sebagai berikut :
Secara garis besarnya Smrti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok
besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.
1. Kelompok Wedangga.
Kelompok Wedangga disebut juga Sadangga yang terdiri dari enam
bidang Weda yaitu:
Siksa atau Phonetika
Merupakan kitab Wedangga yang isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang
cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.
Wyakarana atau Tata Bahasa
Kitab ini menguraikan tentang tata bahasa, untuk dapat menghayati Weda
dengan benar, kecil kemungkinannya dapat diketahui, tanpa mengerti dan
mengetahui tata bahasanya.
Chanda atau Lagu
Kitab Chanda adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan
bahasa dalam Weda yang disebut lagu
Nirukta
Kitab Nirukta berisikan berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata
yang terdapat di dalam Weda.
Jyotisa atau Astronomi
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran
astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya
adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap
mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
Kalpa
Kitab ini merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan penting.
Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu :kitab srauta ,kitab
grhya,dharmasustra.
2. Kelompok Upaweda.
Kitab Upaweda adalah kelompok kedua dari Weda Smrti yang sama
pentingnya dengan Wedangga. Kata Upaweda berasal dari bahasa Sanskerta, yang
terdiri dari 2 kata yaitu “upa” yang artinya “dekat”dan “Weda” yang atinya
“pengetahuan suci atau kitab suci”. Upaweda berarti dekat dengan pengetahuan
suci. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan
Mahabharata. Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya
dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya
sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Bala Kanda ,Ayodhya
Kanda, Aranyaka Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan
Utara Kanda.
Ditinjau dari arti Itihasa berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya
adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya" maka Mahabharata itu
gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan
politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu
Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa,
Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa,
Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa,
Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut,
terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat
mashyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat
yang amat tinggi.
Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan
dunia, Pralaya, cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para
raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara,
cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan
Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-
pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat
pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta,
doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara
keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke
tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat
pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut
berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu
Wisnu Purana, Narada Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana,
Waraha Purana Bhrahmanda Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya
Purana, Bhawisya Purana, Waruna Purana, Brahma Purana, Matsya Purana,
Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
Berdasarkan sifatnya , ke delapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok
yaitu :
1. Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Padma, dan Waraha.
2. Rajasika Purana : Bhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya,
Waruna, dan Brahma
3. Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni
Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok
pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau
Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke
dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada
beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati,
Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani
dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis
maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang
dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan
merupakan hal-hal yang hidup.
Gandharwa Weda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada
beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra
(yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasara
tnasamuscaya dan lain-lain.
KamaSastra
Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang
menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau
rasa indah. Di dalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup umat
beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut.
Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang
Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan
demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau bernialai
positif. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari
Bhagawan Watsyayana.
Agama
Kitab agama itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di
dunia. Menurut Weda, agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat
manusia.