Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATERI WEDA

DISUSUN OLEH:
I KADEK OKA ARIANA
DS0120008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU


SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA
SULAWESI TENGAH
2021
1.Pengertian Weda
Weda (Sanskerta: वे द; Vid, "ilmu pengetahuan") adalah kitab suci agama
Hindu. Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno
yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Weda diyakini sebagai sastra tertua
dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal
turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan dengan sistem lisan — pengajaran
dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu tulisan belum ditemukan —
dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan ajaran-
ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.[1] Weda bersifat apaurusheya, karena
berasal dari wahyu, tidak dikarang oleh manusia, dan abadi.[2] Maharesi Byasa,
menyusun kembali Weda dan membagi Weda menjadi empat bagian utama,
yaitu: Regweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda. Semua itu disusun
pada masa awal Kaliyuga. Weda (Sanskerta: वे द; Vid, "ilmu pengetahuan")
adalah kitab suci agama Hindu. Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno
dari zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran
Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti (secara harfiah berarti "yang
didengar"), karena umat Hindu percaya bahwa isi Weda merupakan
kumpulan wahyu dari Brahman (Tuhan). Weda diyakini sebagai sastra tertua
dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal
turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan dengan sistem lisan — pengajaran
dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu tulisan belum ditemukan —
dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan ajaran-
ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.[1] Weda bersifat apaurusheya, karena
berasal dari wahyu, tidak dikarang oleh manusia, dan abadi.[2] Maharesi Byasa,
menyusun kembali Weda dan membagi Weda menjadi empat bagian utama,
yaitu: Regweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda. Semua itu disusun
pada masa awal Kaliyuga.
2.Bagian-Bagian Weda
a. Weda Sruti
Secara etimologi Sruti (Veda Sruti) berasal dari Bahasa Sanskerta dari asal
kata “Sru” yang artinya “dengar”. Jadi Veda Sruti adalah Weda yang didengar
(Ngurah Nala dan Sudharta, 2009: 7).  Donder (2010: 595) menjelaskan bahwa
Veda itu terdiri dari Sruti (wahyu/yang didengar) dan Smrti (tafsir/yang diingat).
Yang termasuk dalam Sruti (wahyu) itu adalah Catur Veda (Rg Veda, Samaveda,
Yajur Veda dan  Atrharvaveda). Sruti (wahyu) itu tidak muda dipahami tanpa
bantuan dari para guru yang mapan  dan literature-literatur pendukung.
Weda Sruti dipandang sebagai otoritas tertinggi Agama Hindu yang
bersifat Ketuhanan (divinily revealed text of the Weda). Sejak zaman purba Weda
Sruti tersebut diteruskan secara lisan, dari generasi kegenerasi berikutnya, hanya
kemudian ditulis dalam bahasa Sanskerta. Secara tradisional, Weda Sruti tersebut
tidak dibaca, tetapi dinyanyikan dengan aturan-aturan tertentu mengikuti
gramatika, intonasi, kapan suara meninggi dengan irama yang tepat. Hal ini akan
menghasilkan kekuatan yang besar. Weda sruti adalah keramat, kata-kata dan
artinya sangat erat hubungannya satu sama lain. Mereka yang mendengarkan
nyanyian Weda Sruti tersebut akan membangunkan tenaga-tenaga yang gaib yang
mempengaruhi jiwanya (Ngurah Nala dan Sudharta, 2009:7).

a. Mantra adalah bunyi, suku kata, kata, atau kalimat yang


dianggap mampu menciptakan perubahan secara spiritual. Secara etimologi
mantra berasal dari suku kata man (manana) dan kata tra (trana) yang berarti
pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari
kombinasi man dan tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang
(amantrana). Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang
tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan
rima. Bahasa yang digunakan di dalam mantra dianggap memiliki kekuatan sihir.
Mantra hanya boleh diucapkan atau dibacakan oleh pawang atau dukun.
Penggunaan utama dari mantra adalah untuk mencegah terjadinya bencana.
Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya Indonesia.
Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat dan
kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.
b. Brahmana adalah salah satu golongan karya
atau warna dalam agama Hindu. Mereka adalah golongan cendekiawan yang
menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Pada zaman
dahulu, golongan ini umumnya adalah kaum pendeta, agamawan atau brahmin.
Mereka juga disebut golongan paderi atau sami. Kaum Brahmana tidak suka
kekerasan yang disimbolikan dengan tidak memakan dari makluk berdarah
(bernyawa). Sehingga seorang Brahmana umumnya menjadi seorang vegetarian.
Brahmana adalah golongan karya yang memiliki kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan baik pengetahuan suci maupun pengetahuan ilmiah secara umum.

c. Citakan:Hindu sastra Upanisad (Aksara Dewanagari:


उपनिषद्, IAST: upaniṣad) tamasuk dalam Sruti marupakan bagian matan Veda,
di samping sastra-sastra Brahmana. Upanisad mamuat ajaran filsafat, meditasi
lawan kunsip katuhanan.

Upanisad mamuat syair-syair suci nang manyampurnakan visi


dunia sabagai ilusi wan kanyataan sabagai sabukuan nang utuh wan mulus. Syair-
syair tadi manyatakan bahwa manusia adalah jiwa, nang samunyaan jiwa handak
ka atas tatapi sabagian ganal kada kawa gara-gara tajabak dalam raga (awak), wan
imbah awak mati, jiwa mandarita riinkarnasi awak nang hanyar.

Secara garis besar Veda Sruti dibagi menjadi empat bagian besar yakni Rg
Veda Samhita, Yajur Veda Samhita, Sama Veda Samhita, dan Atharva Veda
Samhita. Ke-empat kitab Suci Weda Sruti tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
 Rg Veda Samhita
Rg Weda Samhita dibagi menjadi tujuh bagian besar yakni (a) Kitab
Sakha, (b) Kitab Brahmana, (c) Kitab Aranyaka, (d) Kitab Upanisad, (e) Kitab
Kalpa, (f) Kitab Pratisakya, dan (g) Kitab Anukramani. Kitab Brahmana (bagian
Rg Veda Samhita) dibagi lagi menjadi dua bagian yakni kitab Kausitaki dan kitab
Actareya.
Begitu pula dengan Kitab Aranyaka dibagi juga menjadi dua yakni kitab
Kausita dan Upanisad. Kemudian Kitab Upanisad juga dibagi dua yakni Kaushaki
dan Upanisad. Kemudia pada Kitab Kalpa dibagi menjadi tiga yakni Raustasutra,
Grhyasutra dan Dharma. Raustasutra dibagi lagi menjadi tiga bagian yakni
Samkhaya, Asvalayana dan Samkhaya. Kemudian Grhyasutra dibagi dua yakni
Asvalayana dan Sambavya. Dan terakhir kitan Dharma hanya dibagi satu yakni
Vasistha.
Jika dilihat dari Skema Gambar maka Rg Veda Samhita terlihat seperti
berikut:

 Yajur Veda Samhita


Yajur Veda Samhita terbagi menjadi dua yakni (a) Sukla Yajur Veda dan
(b) Kresna Yajur Veda. Sukla Yajur Veda terbagi lagi menjadi tujuh yakni kitab
Sakha, Kitab Brahmana, kitab Aranyaka, kitab Upanisad, Kitab Kalpa, Kitab
Pratisakya dan kitab Anukramani. Kitab Sakha dibagi lagi menjadi dua yakni
Vajasayani dan Kanpa. Kemudian Kitab Brahmana hanya dibagi satu yakni
Satapatha.
Selanjutnya Kitab Aranyaka dibagi juga menjadi dua yakni
Bhradaranyaka (Talavabara) dan Jaiminiyopanisad. Selanjutnya Kitab Upanisad
dibagi menjadi dua yakni Bhradaranyaka dan Isyavasya. Begitu pula dengan
kitab Kalpa dibagi dua yakni Srautasutra yang terbagi lagi menjadi satu yakni
Katyayana dan Grhayasutra yang terbagi juga menjadi satu yakni Paraskara.
Kemudian bagian kedua dari Yajur Veda Samhita yakni Kresna Yajur
Veda, dibagi juga menjadi tujuh yakni kitab Sakha, Kitab Brahmana, kitab
Aranyaka, kitab Upanisad, Kitab Kalpa, Kitab Pratisakya dan kitab
Anukramani.  Kitab Sakha dibagi menjadi tiga yakni Taittriya, Maitrayani dan
Kattha. Kemudian kitab Brahmana hanya dibagi satu yakni Taittriya.
Kitab Pratisakya hanya terdiri dari satu yakni Taittiriyaratisakhya.
Selanjutnya kitab Anukramani dibagi menjadi dua yakni Kitab
Yajuvarsarvanukramani dan Kitab Kandanu Kramani.

 Sama Veda Samhita 


Sama Veda Samhita terbagi menjadi enam bagian yakni Kitab Sakha,
Kitab Brahmana, Kitab Aranyaka, Kitab Upanisad, Kitab Kalpa, dan Kitab
Anukramani). Kitab Sakha dibagi menjadi tiga yakni Kautumi, Jaiminiya dan
Ramayaniya. Kitab Brahmana dibagi menjadi tujuh yakni Tardya (yang terbagi
menjadi lima yakni Pancavimsa, Sadvimsa, Adbuta, Mantra dan Chandogya),
Arseya, Vamsa, Samhitopanisad, Jaiminiyopanisad, Talavakara, dan Samavidana.
Kitab Aranyaka dibagi menjadi dua yakni Jaiminiyopanisad dan
Talavakara. Kitab Upanisad juga begitu dibagi dua yakni Chandogya dan Kena.
Kitab Kalpa dibagi tiga yakni Srauta (dibagi tiga yakni Masaka, Latyayana dan
Drahyayana), Grhya Sutra (dibagi dua yakni Goghita dan Khadira), dan Dharma
Sutra (terbagi satu yakni Gautama).
Kitab Terakhir dari Sama Veda Samhita yakni Anukramani hanya
terbagi satu yakni Samavidhana:

 Atharva Veda Samhita 

Atharva Veda Samhita dibagi menjadi enam yakni Kitab Sakta, Kitab
Brahmana, Kitab Upanisad, Kitab Kalpa, Kitab Pratisakhya, dan Kitab
Anukmanikramani. Kitab Sakha dibagi dua yakni Sunaka dan Paippalada. Kitab
Brahmana hanya terbagi satu yakni Ghopatha. Sedangkan Kitab Upanisad dibagi
tiga yakni Prasna, Manduka dan Mandhukhya.
Kitab Kalpa dibagi dua yakni Srauta Sutra (terbagi satu yakni Valtana), dan Grhya
Sutra (terbagi juga menjadi satu yakni Kausika).  Selajutnya Kitab Pratisakhya
hanya terdiri satu yakni Atharva Pratisakhya. Sedangkan Kitab Anukmanikramani
terbagi dua yakni Brhatsarvanu Karmani dan Atharvavudana.
b. Weda Smerti
Smrti adalah merupakan kelompok kitab kedua setelah kelompok Sruti
atau kitab wahyu dan dianggap sebagai kitab hukum Hindu karena di dalamnya
banyak dimuat tentang aturan Hindu yang disebut Dharma. Karena itu tidak
mengherankan kalau kitab Smrti ini dinyatakn di dalam beberapa kitab sebagai
kitab Dharmasastra. Dharma berarti “hukum” dan sastra berarti “ilmu”. Mengenai
hal tersebut diatas kita dapatkan dua keterangan yang sangat berharga yang
terdapat di dalam kitab Manawadharmasastra II.10 sebagai berikut :
Secara garis besarnya Smrti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok
besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.
1. Kelompok Wedangga.
Kelompok Wedangga disebut juga Sadangga  yang terdiri dari enam
bidang Weda yaitu:
 Siksa atau Phonetika
Merupakan kitab Wedangga yang isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang
cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.
 Wyakarana atau Tata Bahasa
Kitab ini  menguraikan tentang tata bahasa, untuk dapat menghayati Weda
dengan benar, kecil kemungkinannya dapat diketahui, tanpa mengerti dan
mengetahui tata bahasanya.
 Chanda atau Lagu
Kitab Chanda adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan
bahasa dalam Weda yang disebut lagu
 Nirukta
Kitab Nirukta  berisikan berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata
yang terdapat di dalam Weda.
 Jyotisa atau Astronomi
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran
astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya
adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap
mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
 Kalpa
Kitab ini merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan penting.
Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu :kitab srauta ,kitab
grhya,dharmasustra.
2. Kelompok Upaweda.
Kitab Upaweda adalah kelompok kedua dari Weda Smrti yang sama
pentingnya dengan Wedangga. Kata Upaweda berasal dari bahasa Sanskerta, yang
terdiri dari 2 kata  yaitu “upa” yang artinya “dekat”dan “Weda” yang atinya
“pengetahuan suci atau kitab suci”. Upaweda berarti dekat dengan pengetahuan
suci. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
 Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan
Mahabharata. Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya
dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya
sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Bala Kanda ,Ayodhya
Kanda, Aranyaka Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan
Utara Kanda.
Ditinjau dari arti Itihasa berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya
adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya" maka Mahabharata itu
gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan
politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu
Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa,
Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa,
Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa,
Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut,
terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat
mashyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat
yang amat tinggi.
 Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan
dunia, Pralaya, cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para
raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara,
cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan
Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-
pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat
pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta,
doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara
keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke
tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat
pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut
berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu
Wisnu Purana, Narada Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana,
Waraha Purana Bhrahmanda Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya
Purana, Bhawisya Purana, Waruna Purana, Brahma Purana, Matsya Purana,
Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
Berdasarkan sifatnya , ke delapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok
yaitu :
1. Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Padma, dan Waraha.
2. Rajasika Purana : Bhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya,
Waruna, dan Brahma
3. Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni
 Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok
pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau
Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke
dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada
beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati,
Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
 Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani
dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis
maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang
dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan
merupakan hal-hal yang hidup.
 Gandharwa Weda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada
beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra
(yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasara
tnasamuscaya dan lain-lain.
 KamaSastra
Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang
menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau
rasa indah. Di dalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup umat
beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut.
Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang
Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan
demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau bernialai
positif. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari
Bhagawan Watsyayana.
 Agama
Kitab agama itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di
dunia. Menurut Weda, agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai