Anda di halaman 1dari 10

Veda sebagai Hukum Agama Hindu

A. Pengertian Weda
Weda merupakan kitab suci agama Hindu. Weda terbagi atas dua kelompok besar / samhita,
yakni kitab Sruti dan Smerti. Kitab Weda Struti terbagi atas tiga kelompok yang terdiri atas kitab
Mantra, Brahmana dan Upanisad. Masing-masing kelompok ini dibagi lagi atas sub-kelompok
kitab. Kitab sub-kelompok Catur Samhita Weda yang paling dikenal oleh umat Hindu yakni Rg
Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda terdapat di dalam kelompok kitab Mantra
Sruti. Kitab Weda Sruti Brahmana terbagi lagi dalam sub kelompok kitab Aitareya, Kausitaki,
Tandya, Taittirya, Satapatha, Gopatha, dll. Kitab Weda Sruti Upanisad terdiri dari atas sub
kelompok kitab Prashna, Mandukya, Chandogya, Kathawali, Isawasya, Pasupata dan lain-
lain.Kitab Weda Smerti terbagi atas tiga sub kelompok juga, yakni kitab Wedangga, Upaweda
dan Agama. Kitab Smerti Wedangga terdiri dari enam buah kitab, yakni kitab Siksha,
Vyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisha, dan Kalpa. Kitab Smerti Upaweda terdiri atas kitab
Itihasa, Purana, Arthasastra, Ayurweda, Gandharwaweda, Dhanurweda, Silpkasastra, Kamasutra,
dan lain-lain. Kitab Weda Smerti Agama terdiri atas sub kelompok kitab Brahmanisme,
Wisnuisme, Siwaisme, Saktisme dan lain-lain.

B. Pengertian Sumber Hukum


Pengertian Hukum dalam Veda adalah Rta dan Dharma. Rta adalah hukum alam yang bersifat
abadi. Dharma adalah hukum duniawi, baik yang ditetapkam maupun tidak. Hukum Hindu
sebagai Sistem Hukum terdiri dari :
1. Rta (hukum abadi), sebagai sesuatu kekuatan yang tidak dapat dilihat oleh manusia, namun
hanya dapat dirasakan berdasarkan atas keyakinan akan adanya kebenaran yang absolut .
2. Dharma, merupakan penjabaran dari bentuk hukum yang idiil dalam (Rta) kedalam peraturan
tingkah laku manusia. Sifatnya relatif, artinya Dharma sebagai hukum tidak sama bentuknya
disemua tempat,melainkan dihubungkan dengan kebiasaan-kebiasaan setempat (dresta). Hukum
Hindu bertujuan mengantarkan umat Hindu menuju kehidupan yang adil, sejahtera, dan
membuat umat hindu bahagia.

C. Sumber hukum hindu menurut kitab Manawa dharmasastra


1.Weda (Sruti).
Dalam ajaran agama Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti.Weda diyakini sebagai sastra
tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Setelah tulisan ditemukan, para
Rsi menuangkan ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan. Weda Sruti adalah kelompok
Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui pendengaran langsung dari wahyu Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Kelompok Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang
sebenarnya atau weda orisinil. Menurut sifat isinya, weda sruti dibagi menjadi tiga bagian antara
lain :
1. Bagian mantra (Mantra Samhita)
Kitab Mantra atau Mantra Samhita umurnya sangat tua dan merupakan dokumen umat manusia
tertulis yang tertua dan masih ada sampai sekarang. Kitab ini ditulis dalam bentuk syair atau
prosa liris, bahasanya bahasa Sansekerta Weda. Syair-syair tersebut terkumpul dalam empat
himpunan mantra yang masing-masing disebut samhita. Keempat samhita tersebut disebut Catur
Weda Samhita yang terdiri dari :
 Rg. Weda atau Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat
ajaran-ajaran umum dalam bentuk pujaan. Rg. weda terdiri dari 10.552 mantra, isinya
syair-syair pujaaan. Kitab ini merupakan Weda yang tertua dan yang terpenting, isinya
terdiri dari 10 mandala.Pendeta penyajinya disebut Hort (Horti).
 Sama Weda atau Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang
memuat ajaran umum mengenai lagu-lagu pujaan atau saman yang dinyanyikan waktu
upacara. Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra. Kata sama berarti irama atau melodi.
Pendeta penyajinya disebut Udgatr (Udgatri). Sama Weda terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Bagian Arcika terdiri dari mantra-mantra pujaan yang bersumber pada Rg. Weda.
2. Bagian Uttararcika, yaitu himpunan mantra-mantra yang bersifat tambahan. Kitab ini
terdiri dari beberapa buku nyanyian pujaan (gana). Dari kitab-kitab yang ada, yang
masih dapat dijumpai antara lain Ranayaniya, Kutama, dan Jaiminiya (Talawakara).
 Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang
memuat doa-doa pujaan atau pokok-pokok yadnya, yang terdiri dari 1.975 mantra.
Pendeta penyajinya disebut Adwaryu. Kitab ini terdiri atas dua aliran, yaitu :
1. Yajur Weda Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri atas beberapa resensi yaitu
Katakhassamhita, Mapisthalakathasamhita, Maitrayamisamhita, dan
Taithiriyasamhita (terdiri dari dua aliran, yaitu Apastamba dan Hiranyakesin).
2. Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda juga dikenal Wajasaneyi Samhita). Kitab ini
terdiri dari dua resensi, yaitu Kanwa dan Madhayandina.
Perbedaan pokok antara kedua Yajur Weda ini terletak pada penggunaan mantra. Mantra pada
yajur weda putih diucapkan sebagai doa-doa dalam suatu upacara, sedangkan mantra pada Yajur
Weda Hitam menguraikan tentang arti dari upacara itu sendiri.
 Atharwa Weda atau Atharwa Weda Samhita terdiri dari 5.987 mantra. Diantara mantra-
mantra itu banyak yang berbentuk prosa. Isinya adalah tuntunan hidup sehari-hari yang
berhubungan dengan hidup keduniawian. Banyak mantranya bersifat magis (Atharwan).
Pendeta penyajianya disebut Brahmana. Kitab ini terdiri dari Resensi Saunaka dan
Paipplada.

2. Bagian Brahmana (Karma Kanda)


Kitab-Kitab Brahmana memuat ajaran tentang kewajiban-kewajiban hidup beragama.
Kewajiban-kewajiban ini antara lain kewajiban untuk melakukan upacara korban atau yadnya.
Setiap Kitab Suci Weda memilki kitab Brahmananya sendiri-sendiri. Kitab Reg Weda memiliki
dua buah kitab Brahmana yaitu: Aetareya Brahmana dan Kausitaki Brahmana yang juga disebut
Sankhyana Brahmana. Kitab yang pertama terbagi atas 40 bab, sedangkan kitab yang kedua
terdiri dari 30 bab. Kitab Sama Weda memiliki beberapa kitab brahmana yaitu: Tandya
Brahmana (Panca Wirusa), Sadwirusa Brahmana, Adbhuta Brahmana. Kitab Yajur Weda
memiliki dua kitab brahmana yaitu: Taittiriya Brahmana (milik Sukla Yajur Weda). Kitab
Atharwa Weda memiliki kitab Gopatha Brahmana.
3. Bagian Upanisad/Aranyaka (Jnana Kanda)
Kata Upanisad berarti duduk dibawah dekat seorang guru untuk menerima ajaran-ajaran yang
bersifat rahasia. Kitab ini merupakan pedoman bagi orang yang sudah melaksanakan
Wanasprasta. Kitab ini isinya interpretasi upacara-upacara keagamaan. Kitab ini disebut rahasya
Jnana karena isinya bersifat rahasia. Kitab-kitab Aranyaka yaitu: Aetareya Aranyaka (milik Reg
Weda). Tandra Aranyaka (Milik Sama Weda), Satapatha Aranyaka (milik Atharwa Weda). setiap
Weda dari Catur Weda memilki kitab Upanisad sebagai berikut:
 Upanisad yang termasuk Reg Weda berjumlah 10 Upanisad yaitu: Aetareya, Kausitaki,
Nada-Bindu, Atmaprabedha, Nirwana, Mudgala, Aksamalika, Tripura, Saubhaya, dan
Brahwrca Upanisad.
 Upanisad yang termasuk Sama Weda berjumlah 16 Upanisad yaitu: Kena, Chandogya,
Aruni, Maitrayani, Maitreyi, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa, Mahat, Sanyasa,
Awyakta, Kondika, Sawitri, Rudraksajabala, Darsana dan Jabali Upanisad.
 Upanisad yang termasuk Yajur Weda:
Yajur Weda Hitam berjumlah 32 Upanisad: Kanthawali, Taittiriyaka, brahma, Kaiwalya,
Swetaswatara, Garbha, Narayana, Amrtabindu, Asartanada, Katagnirudra, Kausika,
Sukharahasya, Tejebindu, Dyanabindu, Brahmawidya, Yogatattwa, Daksinamurti,
Skanda, Sariraka, Yoga Sikha, Ekasara, Aksi, Awadhuta, Katha, Rudrahredaya,
Yogakundalini, Pancabrahma, Pranagnihotra, Wahara, Kalisandraha, Ratnakhata dan
Saraswatirasya Upanisad.

Yajur Weda Putih berjumlah 19 Upanisad: Isawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa,


Paramahamsa, Subata, Mantrika, Niralambha, Trisikhibrahmana, Turiyatitah,
Adwanyataraka, Pinggala, Bhiksu, Adhyatma, Tarasara, Yadnyawalkya, Satyayani,
Muktika dan Mandala brahmanaa Upanisad.
 Upanisad yang termasuk Atharwa Weda Berjumlah 31 Upanisad: Prasna, Mundaka,
Mandhuka, Atharwasria, Atharwasikha, Brhaajjabala, Nrsimhatapini, Naradapariwrrjaka,
Sita, Mahanarayana, Ramarahasya, Ramatapini, Sandilya, Paramahamsa, Annapurna,
Surya, Atma, Pasupata, Parabrahma, Tripuratapini, Dewi, bhawana, Brahma, Ganapati,
Mahawakaya, Gopalatapini, Krsna, Hayagriwa, Dattatreya, Garuda, Sarabha.
2.Smrti (Dharmasastra).
Kitab Weda Smrti adalah kitab yang ditulis berdasarkan ingatan yang bersumber kepada Weda
Sruti. Kitab ini dianggap sebagai kitab Hukum Hindu yang didalamnya memuat tentang sariat
Hindu yang disebut Dharma. Kerena itu Kitab Smrti ini dinyatakan sebagai Kitab Dharmasastra.
Dharma berarti hukum dan Sastra berarti ilmu. Smrti dapat digolongkan kedalam dua kelompok:
1. Kelompok Wedangga
Dilihat dari arti kata, Wedangga terdiri dari dua kata yaitu Weda adalah Kitab Suci dan Angga
artinya badan (batang tubuh). Jadi, Wedangga artinya batang tubuh (badan) Weda. Kitab
Wedangga tidak terpisah dari weda, karena isi dan idenya lahir dari Weda. Kitab ini akan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang ada dalam Weda (badan Weda). Kelompok
Wedangga terdiri dari 6 bagian yang disebut Sad Wedangga, yang terdiri dari:
 Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang tata cara yang tepat dalam pengucapan mantra
serta tinggi rendahnya tekanan suara. Buku-buku siksa ini disebut Pratisakhya yang
dihubungkan dengan berbagai resensi Weda Sruti.
 Wyakarana (Tata Bahasa)
Wyakarana sebagai suplemen batang tubuh Weda dianggap sangat penting dan
menentukan karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa
bantuan pengertian dan bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran Wyakarana,
bersumber pada kitab Pratisakhya.
 Chanda (Lagu)
Chanda adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut
lagu. Peranan Chanda di dalam sejarah penulisan Weda karena dengan Chanda semua
ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.
Diantara berbagai jenis kitab Chanda, yang masih terdapat dewasa ini adalah dua buah
buku, antara lain Nidana sutra dan Chandra sutra. Kitab terakhir itu dihimpun oleh
Bhagawan Pinggala.
 Nirukta (Sinonim dan Antonym)
Kelompok jenis kitab Nirukta isinya terutama memuat berbagai penafsiran otentik
mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda. Kitab tertua dari jenis ini dihimpun
oleh Begawan Yaska bernama Nirukta, ditulis pada tahun 800 SM. Kitab ini membahas
tiga masalah yaitu:
1. Naighantukakanda, memuat kata-kata yang sama artinya.
2. Naidhamakanda (Aikapadika), memuat kata-kata yang berarti ganda.
3. Daiwatakanda menghimpun nama Dewa-Dewa yang ada di angkasa, bumi dan
surga.
 Jyotisa (Astronomi)
Kelompok Jyostisa merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran
astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan Yadnya. Isinya yang
penting membahas peredaran tata surya, bulan dan benda angkasa lainnya yang dianggap
mempunyai pengaruh dalam pelaksanaan Yadnya. Satu-satunya buku Jyotisa yang masih
kita jumpai ialah Jyostisa Wedangga yang penulisanyan sendiri tidak dikenal.
 Kalpa (Ritual)
Kelompok kalpa ini merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan yang terpenting.
Kitab kalpa adalah jenis kitab Smrti (Wedangga) yang isinya berhubungan dengan kitab
Brahmanda dan kitab-kitab mantra. Kalpa terdiri empat kitab yang kebanyakan isinya
berhubungan dengan kitab-kitab Brahmana. Dan hanya sebagian kecil yang berhubungan
dengan kitab-kitab mantra.

2.Kelompok UpaWeda
Upa berarti dekat/sekitar dan Weda dapat diartikan pengetahuan suci/kitab suci. Upa Weda juga
diartikan sebagai weda yang lebih kecil. Kitab Upa Weda memiliki fungsi sama pentingnya
dengan kitab-kitab Smrti yang lainnya. Kitab Upa Weda terdiri dari beberapa cabang ilmu,
antara lain sebagai berikut :
 Itihasa
Itihasa adalah karya sastra yang bersifat spiritual, dimana ceritanya penuh filsafat, roman,
kewiraan, dan mitologi sehingga memberi sifat kekhasan sebagai sastra spiritual.
Idealisme yang ada dalam kitab itihasa itu berpegang teguh kepada Dharma, sifat-sifat
kepemimpinan dengan asas Astabrata. Kitab Itihasa secara tradisional terdiri dari kitab
Ramayana (terdiri dari 7 kanda) dan Mahabharata (terdiri dari 18 parwa). Kedua kitab ini
sangat terkenal di dunia dan digubah kedalam sastra jawa kuno yang sangat indah.
Ceritanya banyak diambil dalam bentuk drama, pewayangan,seni pahat, seni lukis dan
sebagainya.
- Ramayana ditulis oleh Mpu Walmiki. Menurut tradisi, kejadian yang dilukiskan
didalam Ramayana menggambarkan kehidupan pada zaman Tretayuga. Seluruh isi
dikelompokkan kedalam tujuh kanda yaitu Bala Kanda, Ayodnya Kanda, Aranya
Kanda, Kiskindha Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Uttara Kanda. Kitab ini
dikenal sebagai adikawya, sedangkan dalam berbagai bentuk versi baru, seperti
Ramayana Tatwa Padika ditulis oleh Maheswaratirtha, Amrtakataka oleh Sri Rama,
dan Kekawin Ramayana oleh Mpu Yogiswara.
- Mahabharata yang sering disebut dengan istilah "wiracarita" terdiri atas 100.000 ribu
sloka dan dibagi menjadi 18 parwa, sehingga disebut asta dasa parwa. Menurut
tradisi, kejadian Bharatayudha diperkirakan pada permulaan zaman Kaliyuga. Kitab
Mahabharata menceritakan kehidupan keluarga bharata dan isinya menggambarkan
pecahnya perang saudara antara pandawa dengan korawa. Kitab ini meliputi 18 buah
parwa, yaitu Adi Parwa, Sabha Parwa, Wana Parwa, Wirata Parwa, Udyoga Parwa,
Bhisma Parwa, Drona Parwa, Karna Parwa, Satya Parwa, Sampti kaparwa, Stri
Parwa, Santri Parwa, Amsasana Parwa, Aswamedhi Kaparwa, Asramawasi Kaparwa,
Mausala Parwa, Mohaprasthani Kaparwa, Swargarohana Parwa. Mahabharata ditulis
oleh Bhagawan Wyasa.

 Purana
Kitab Purana adalah bagian dari kitab-kitab Upaweda. Kitab Purana memuat ajaran suci
dalam cerita-cerita kuno dan perumpamaan untuk memudahkan penerapan dan
pengertian yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari serta bagi mereka yang tingkat
pikirannya belum tinggi. Juga menceritakan tentang "Case Low" pembuktian hukum
yang pernah dijalankan. Sejarah penulisan Purana dimulai pada tahun 500 SM. Dan
mencapai kesempurnaan pada tahun 600 SM, ketika Maharaja Harsa Wardana yang
memerintah Negara Aryawarta.Kitab-kitab purana sangat penting karena bermanfaat
untuk memahami garis-garis besar isi Weda. Suatu purana yang lengkap dan baik
memuat lima macam pokok isi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
- cerita tentang penciptaan dunia.
- cerita tentang bagaimana tanda dan terjadinya pralaya.
- cerita yang menjelaskan silsilah dewa-dewa dan bhatara.
- cerita mengenai zaman manu atau manwantara.
- cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti surya wangsa dan
candra wangsa.
Isi kitab-kitab purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan doa-
doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tata cara upacara keagamaan
dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra ke tempat-tempat suci. Adapun
peranan penting dari purana ialah karena kitab-kitab ini memuat pokok-pokok ajaran
mengenai ketuhanan.
 Artha Sastra
Kitab Artha Sastra berisikan tentang pokok-pokok pemikiran bidang ilmu politik atau
ilmu pemerintahaan negara. Artha Sastra sebagai bagian dari kitab Upa Weda, ditulis
oleh Bhagawan Brhaspati

 Ayur Weda
Kitab Ayur Weda adalah kelompok kitab Upa Weda yang isinya menguraikan tentang
bidang ilmu kedokteran atau kesehatan baik rohani maupun jasmani. Adapun nama kitab
yang termasuk kelompok kitab ayur weda adalah kitab Caraka Samhita, Susruta Samhita,
Kasyapa Samhita, Astanggahrdaya, Yogasara, dan Kama Sutra.
Berdasarkan materi yang terdapat dalam kitab Ayur Weda maka isi kitab Ayur Weda
meliputi delapan bidang ajaran umum, yaitu sebagai berikut :
- Salya adalah ajaran mengenai ilmu bedah.
- Salkya adalah ajaran mengenai ilmu penyakit.
- Kayakitsa adalah ajaran mengenai ilmu obat-obatan.
- Bhuta Widya adalah ajaran mengenai ilmu psikoterapi.
- Kaumara Bhrtya adalah ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak dan
merupakan dasar bagi ilmu jiwa anak-anak.
- Agada Tantra adalah ajaran mengenai ilmu toksikologi.
- Rasayamatantra adalah ajaran mengenai ilmu muhjizat.
- Wajikarana Tantra adalah ajaran mengenai ilmu jiwa remaja.

 Gandharwa Weda
Kitab Gandharwa Weda merupakan bagian dari kitab-kitab Upa Weda. Gandharwa Weda
sebagai kitab Smrti, juga memiliki beberapa bagian kitab, seperti: Natya Sastra, Natya
Wedagama, Dewa Dasa Sahasri, Rasarnawa, dan Rasaratnasamucaya. Kitab Gandharwa
Weda isinya menguraikan tentang berbagai aspek cabang ilmu seni.

 Kama Sastra
Kama Sastra sebagai bagian dari jenis kitab Upa Weda isinya menguraikan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Didalam upaya untuk
mewujudkan salah satu tujuan hidup, umat Hindu dipandang perlu untuk membangkitkan
rasa indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada
Sang Hayng Widhi, hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian
asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah/bernilai positif adanya. Diantara
kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.

 Agama
Kitab agama itu baru ada setelah agama hindu ada dan berkembang di dunia. menurut
Weda, agama Hindu dapat dipelajari ole seluruh umat manusia.

3. Sila (tingkah laku orang suci).


Sila adalah tingkah laku baik yang biasa dilakukan orang-orang suci bersumber pada
kitab Weda. Tingkah laku tersebut adalah norma-norma yang dapat dijadikan dasar dalam
menilai watak seseorang.Tingkah laku dalam sila meliputi perbuatan dan perkataan
orang-orang suci yang mengetahui Weda, seperti para Maharesi, Bhegawan, dan
Sulinggih atau Pandita

4. Acara (Sadacara).
Sadacara berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Sat dan Acara. Sat adalah Satya yang
berarti kebenaran Weda dan Acara artinya tradisi yang baik. acara adalah adat istiadat
yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Acara memiliki kedudukan yang jelas, yakni
sebagai sumber pelaksanaan ajaran agama Hindu. Acara mencakup bidang yang
berkaitan dengan ritual terutama tentang yadnya, hari-hari suci keagamaan, tempat suci
atau tempat pemujaan, dan orang suci. Oleh karena itu, istilah acara dalam konsep Tri
Kerangka Dasar agama Hindu identik dengan pelaksanaan upacara agama Hindu itu
sendiri.

5. Atmatusti (Amanastuti).
Secara bahasa, Atmastusti berasal dari kata ‘atma’ yang berarti jiwa dan ‘tusti’ yang
berarti kepuasan. Jadi, atmanastusti adalah sesuatu yang dapat memberi kepuasan pada
hati nurani atau atmanastusti adalah tercapainya kepuasan diri dan kebahagiaan rohani
baik dalam upacara yadnya maupun dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Rasa puas
merupakan ukuran yang selalu diusahakan oleh setiap manusia. Namun, jika diukur pada
diri seseorang, maka akan menimbulkan berbagai kesulitan. Ini karena setiap manusia
memiliki rasa puasnya masing-masing. Oleh karena itu, rasa puas tersebut harus diukur
atas dasar kepentingan publik atau umum. Sebagai pedoman umat Hindu, Weda
menggunakan sistem kemajelisan sebagai dasar untuk mewujudkan rasa puas
atmanastuti. Implementasi Atmanastusti dalam kehidupan masyarakat Bali, misalnya
dalam sebuah paruman desa adat.

Manfaat/fungsi kitab suci Veda sebagai sumber hukum agama Hindu


Setelah membaca masing-masing pengertian dari kelima sumber hukum di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa manfaat atau fungsi kitab suci yaitu untuk mengatur dan
menuntun umat agar terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan. Dengan tidak
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Veda dan dharma niscaya kehidupan ini
akan menjadi aman dan damai.

D. Ketentuan mengenai Veda sebagai sumber hukum


Ketentuan mengenai Veda sebagai sumber hukum dinyatakan dengan tegas di dalam
berbagai kitab suci, antara lain:

1. Manavadharmaśāstra
- Manavadharmasastra. II. 6.
"Vedakhila dharma mūlam, Smerti çila cetad vidhām, Acāraçca iva sadhunamat,
atmanāstusti rewaca".

Terjemahannya:
"Seluruh Veda merupakan sumber utama dan pada dharma (agama Hindu)
kemudian barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
orang-orang yang menghayati Veda) dan kemudian, acara (tradisi-tradisi dan
orang-orang suci) serta akhirnya Atmanastusti (rasa puas diri sendiri)".

- Manavadharmaśāstra II. 10.


"Çrutistu vedo wijneyo dharmaçastram tu wai smrtih, tesarwarthawam imamsye
tãbhbyãm dharmohi nirbabhau", (Duwijo dan Darta, 2014:101).
Terjemahannya:
"Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Veda demikian pula Smerti itu adalah
dharmasastra, keduanya tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena
keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber dari agama Hindu (Dharma)".
2. Sarasamuscaya
- Sarasamuccaya. 37.
"Çrutirvedah samakhyate dharmaçastram tu wai smrti, te sarwatheswamimamsye
tabhyam dharmo winirbhrtah".

Terjemahannya :
"Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Veda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah
dharmacastra: keduanya barus diyakini dan dituruti agar sempurnalah dalam
dharma itu".

- Sarasamuccaya. 39.
"Itihãsapurãnãbhyãm wedam samupawrmhayet, bibhetyalpaçrutãdvedo mãmayam
pracarisyati".

Terjemahannya:
"Hendaknya Veda itu dihayati dengan sempurna melalui mempelajari Itihãsa dan
Purana karena pengetahuan yang sedikit itu menakutkan (dinyatakan) janganlah
mendekati saya".

Anda mungkin juga menyukai