BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap umat beragama pasti memiliki kitab suci seperti: agama Hindu (Weda),agama Islam
(Alquran),agama Kristen(Injil),agama Budha(Tripitaka). Setiap kitab suci memiliki bagaian
bagaian tertentu yang akan menjelaskan dan menguraikan seluruh ajaran dalam umatnya. Dalam
pembahasan ini kami akan menjelaskan kitab suci agama Hindu (Weda). Weda merupakan
wahyu wahyu ajaran suci umat hindu. Wahyu suci agama Hindu ini diterima oleh seseorang
yang mempunyai bupi pekerti luhur dan kesucian pribadi yang disebut dengan Sapta Rsi(tujuh
Rsi) yaitu Grtsamada,Wiswamitra,Wamadewa,Atri,Bharadwaja,Wasista,dan Kanwa. Weda ini
kemudian dikodifikasi oleh Rsi Wysa. Di mana Weda terdiri dari dua bagian utama yaitu weda
Sruti dan Smerti .Penjelasan lebih lanjut akan kami bahas dalam makalah ini.
B.
1.
2.
3.
C.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian Weda?
Apa itu weda Sruti dan sebutkan bagian bagiannya!
Apa itu weda Smerti dan sebutkan bagian bagiannya!
Tujuan
1. Dapat menguraikan isi pokok weda sruti dan weda smerti
2. Dapat menjelaskan makna isi pokok weda sruti dan weda smerti
3. Dapat mengaplikasikan pokok weda sruti dan weda smerti
4. Dapat mengidentifikasi pokok weda sruti dan weda smerti
5. Dapat mengkodifikasikan pokok weda sruti dan weda smerti
PETA KONSEP
M
YR
SB
W
C
JN
PIU
G
K
A
G
EM
TPIH
U
YR
A
G
JM
EH
D
K
TILO
U
N
R
A
S
K
N
PTU
W
A
H
R
D
M
R
TM
D
EIK
N
W
H
A
IW
G
TR
ESD
A
E
PW
H
N
G
D
R
A
E
IU
D
SN
A
W
D
W
TA
I
EA
R
W
H
M
ED
A
D
A
A
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Weda
Weda secara ethimologinya berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya
mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan
kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda dikenal pula dengan Sruti,
yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang diterima melalui pendengaran suci
dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyiannyanyian pujaan. Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan
kitab yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta
dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul
Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari
Sansekerta.Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam
Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak
(bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis
penggunaan tata bahasa Sansekerta ialah Rsi
Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali
dengan karyanya adalah kitab Bahasa. Jejak
Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.
Weda adalah kitab suci yang mencakup
berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh
manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu banyak. maha
Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda
Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang
dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir
sebagaimana dilakukan secara turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang
berlaku secara institusional ilmiah. Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu,
sedangkan kelompok Smerti isinya bersumber dari Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni
buku pedoman yang sisinya tidak bertentangan dengan Sruti. Baik Sruti maupun Smerti,
keduanya adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan kebenarannya.
Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.
Srutistu wedo wijneyo dharma
sastram tu wai smerth,
te sarrtheswamimamsye tab
hyam dharmohi nirbabhau. (M. Dh.11.1o).
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus
tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi
sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam
smrti sile ca tad widam,
acarasca iwa sadhunam
atmanastustireqaca. (M. Dh. II.6).
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian barulah
Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati
Weda). dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmasturi (rasa
puas diri sendiri).
Srutir wedah samakhyato
dharmasastram tu wai smrth,
te sarwatheswam imamsye
tabhyam dharmo winir bhrtah. (S.S.37).
Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah dharmasastra;
keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar sempurnalah dalam
dharma itu.
Dari keempat kelompok Weda tersebut, tiga kelompok pertama sering disebut sebagai
mantra yang berdiri sendiri. Oleh karena itu disebut Trayi Weda atau Tri Weda
Pembagian Kelompok isi Weda, yaitu sebagai berikut :
1. Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang memuja ajaran
ajaran umum dalam bentuk pujaan.
2. Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang memuat ajaran
umum mengenai lagu lagu pujaan atau saman.
3. Yayur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang memuat ajaran
umum mengenai pokok pokok yadnya (yajus, pluralnya yajumsi). Jenis Weda ada 2
macam, yaitu :
Yajur Weda Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri dari beberapa resensi, antara lain
Taitriya Samhita dan Maitrayani Samhita
Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda), yang disebut juga Maitrayeni Samhita.
4. Atharwa Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang bersifat magis
(Atharwan)
Kitab Rg. Veda merupakan kumpulan dari ayat ayat tertentu. Sakala, Baskala, Aswalayana,
Sankhayayana, dan Madukeya. Dari lima macam resensiyang masih terpelihara adalah resensi
Sakala, sedangkan resensi resensi lainnya banyak yang tidak sempurna lagi karena mantranya
hilang.
o Berdasarkan resensi itu, Rg. Weda Samhita terdiri dari 1.017 hymna atau 1028 mantra
termasuk bagian mantra Walakhitanya atau disebut pula terdiri dari 105.801/2 stanza atau
153.862 kata kata atau 432.000 suku kata.
o Rg. Weda terbagi atas 10 mandala yang tidak sama panjangnya. Di samping pembagian atau
10 mandala, Rg. Veda terbagi pula atas 8 bagian yang disebut Astaka Mandala 2-8 merupakan
himpunan ayat ayat dari keluarga keluarga maha resi tunggal, sedangkan mandala 1,9,10
merupakan himpunan dari banyak maha resi.
o Sama Weda terdiri dari 1.810 mantra, atau kadang kadang ada yang mengatakan 1.875.
Sama Weda terbagi atas 2 bagian yaitu sebagai berikut :
a. Bagian Arcika terdiri dari mantra mantra pujaan yang bersumber pada Rg. Veda
b. Bagian Uttararcika, yaitu himpunan mantra mantra yang bersifat tambahan. Kitab ini
terdiri dari beberapa buku nyanyian pujangga (gana), kitab yang masih kita jumpai,
antara lain Ranayaniya, Kautama, dan Jaiminiya (Talawakara)
Yajur Weda terdiri dari mantra mantra yang sebagian besar bersal dari Rg. Veda. Ditambah
dengan beberapa mantra tambahan baru. Tambahan ini umumnya berbentuk prosa. Menurut
Bhagawan Patanjali, kitab ini terdiri dari 101 resensi yang sebagian besar sudah lenyap. Kitab ini
terbagi atas dua bagian , yaitu :
a. Yajur Weda Hitam :
1. Katakhassamhita
2. Mapisthalakathasamhita
3. Maitrayamisamhita
4. Taithiriyasahimta. Yang terdiri dari dua aliran , yaitu Apastamba dan Hiranyakesin
b. Yajur Weda Putih (sukla Yajur Weda, juga dikenal Wajasaneyi Samhita). Kitab initerdiri dari
dua resensi, yaitu Kanwa dan Madhayandina.
Yajur Weda Putih terdiri dari 1.975 mantra yang isinya menguraikan tentang berbagai jenis
yadnya besar, seperti Wajapeya, Rajasuya, Asmaweda, Sarmaweda, dan berbagai jenis yadnya
lainnya. Bagian Terakhirdari weda ini memuat ayat ayat yang kemudian dijadikan Isopanisad.
Di dalam penelitian berbagai naskah suci Hindu, Dr. G. Sriniwasa Murti di dalam introduksi
kitab Saiwa Upanisad mengemukakan bahwa tiap tiap sakha (cabang ilmu) merupakan satu
upanisad, antara lain :
Rg. Weda terdiri dari 21 Sakha
Sama Wedha terdiri dari 1000 sakha
Yajur Wedha terdiri dari 109 Sakha
Atharwa Wedha terdiri dari 50 sakha
Berdasarkan Jumlah sakha, yaitu 1.180 sakha maka jumlah Uphanisad seyognyanya
berjumlah 1.180 buah buku. Tetapi berdasarkan catatan Muktikopanisad, jumlah uphanisad
disebut secara tegas adalah sebanyak 108 buah buku . Adapun perincian dari pada kitab kitab
Upanisad itu adalah sebagai berikut :
a. Upanisad yang tergolong jenis Rg. Weda yaitu Aitareya, Kausitaki, dll
b. Uphanisad yang tergolong Sama Weda yaitu Kena, Chandogya, dll.
c. Uphanisad yang tergolong Yajur Weda, yaitu :
o Yajur Weda Hitam : Kathawali , Taittriyaka, dll
o Yajur Weda Putih : Isawasya, Subata, dll.
d. Upanisad yang tergolong Jenis Atharwa Weda , Yaitu :
o Prana, Munduka , dll.
2.3 Weda Smerti
Smerti adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini
didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara garis
besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga
(Sadangga), dan kelompok Upaweda.
2.3.1 Kelompok Wedangga:
Kata Wedangga, terdiri dari kata Weda dan Angga (bahasa sansekerta). Weda berarti
ilmu pengetahuan suci dan angga berarti bagian atau anggota. Kelompok ini disebut juga
Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda yaitu:
1.
Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah
tekanan suara.
Adapun Kitab kitab Pratishakya yang masih sampai saat ini adalah :
a. Rg. Weda Pratishakya
b. Taittriya Pratishakya Sutra
c. Wajasaneyi Pratisahya Sutra
d. Sama Pratisakhya Sutra
e. Atharwa Weda Pratisakhya Sutra
9
Bhagawan Parasara
Agama Hindu mengajarkan kepada umatnya, bahwa dalam hidup dan kehidupan kita ini,
dilalui oleh 4 zaman atau disebut juga Catur Yuga. Bhagawan Shankalikhita menjangkau bahwa
masing masing dari catur Yuga mempunyai Dharma Sastranya Tersendiri, seperti berikut :
a.
Pada masa Satya/Krtha Yuga berlaku kitab Manawa d\Dharma Sastra yang ditulis oleh
Bhagawan Manu
b.
Pada Masa Trita Yuga berlaku kitab Dharma Sastra yang ditulis Oleh Bhagawan
Yajnawalkhya
c.
Pada Masa Dwapara Yuga berlaku kita Dharma Sastra buah karya Bhagawan Sankha
Likhita
d.
Pada masa Kali Yuga dipergunakan Dharma Sastra yang ditulis Oleh Bhagawan Parasara
d.Sulwasutra, adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat
peribadatan, misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan
dengan ilmu arsitektur.
2.3.2 Kelompok Upaweda:
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri
dari beberapa jenis, yaitu:
1.Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitan
Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan
berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah
Ayodhya Kanda, Bala Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda.
Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan ceritra yang menarik. Di
Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan
berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8.
Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi
Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya
perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa (berasal dari kata "Iti",
"ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya") maka
Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan
politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa,
Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa,
Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa,
Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.
Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad
Gita, yang amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat
yang amat tinggi.
11
3.Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia dan silsilah para
raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai
silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat
ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan.
Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang
ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa,
tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke
tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok
ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun
kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana,
Brahma Purana, Wisnu Purana, Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma
Purana, Waraha Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda
Purana dan Agni Purana.
Berdasarkan Sifatnya , kedelapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :
1.
Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Radma, dan Waraha.
2.
Rajasika Purana : Nhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna,
dan Brahma
3. Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni
Kitab Purana sangat pentingkarena memuat cerita cerita yang menggambarkan
pembuktian pembuktian hokum yang pernah di jalankan. Kitab ini merupakan kumpulan
kumpulan juris Prudensi. Menurut Wisnu Purana III 6.24, meliputi hal- hal sebagai berikut :
Cerita mengenai penciptaan dunia
Cerita mengenai Pralaya
Menjelaskan Silsilah Dewa dewa atau Bhatara
Cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara
Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Surya Wangsa dan Candra
Wangsa
Isi kitab kitab purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang
cerita kejadian alam semesta, doa doa dan mantra mantrauntuk sembahyang, cara melakukan
puasa, tata cara upacara keagamaan, dan petunjuk petunjuk mengenai tata cara melakukan
ziarah ke tempat tempat suci.
3.
Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu
politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula
Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana,
Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah
Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
12
4.
Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai
sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena
demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang
yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliptui delapan
bidang ilmu, yaitu:
Salya adalah ajaran mengenai ilmu bedah
Salkya adalah ajaran mengenai ilmu penyakit
Kayakitsa adalah ajaran mengenai ilmu obat obatan
Bhuta Widya adalah ajaran mengenai ilmi Psikoterapi
Kaumara Bhrtya adalah ajaran mengenai pendidikan anak anak dam nerupakan dasar
bagi ilmu jiwa anak anak
Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku
penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama
dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
6.
Kama Sastra
Kama Sastra adalah termasuk kitab suci agama Hindu pada bagian Smrti (Upa Weda).
Kama Sastra sebagai bagian darijenis kitab Upa Weda isinya menguraikan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan Asmara , Seni, atau Rasa Indah.
13
Diantaranya kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.
7.
Agama
Kitab Agama baru ada setelah agama Hindu berkembang di Dunia.
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smerti meliptui banyak buku
dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab agama
misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu
Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk
golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad.
Dengan uraian ini kiranya dapat diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu
akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang perlu
diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
14
BAB 3
PENUTUP
1. KESIMPULAN :
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Weda ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
Weda Sruti dan weda Smerti . dimana masing masing weda tersebut memiliki bagian- bagian
khusus. Weda Sruti yaitu Weda dalam bentuk himpunan wahyu (Sruti), disebut juga Weda
Samhita terdiri dari:
No. Nama
Dihimpun oleh
Kelompok
Rig Weda
Yajur Weda
Sama Weda
Atharwa Weda
Catur Weda
Bhagavad-Gita
Maha Resi Byasa.
Pancamo Weda.
Weda Smrti yaitu tafsir dari Weda Sruti, disusun dengan maksud mempermudah
mempelajarinya, terdiri dari dua kelompok yaitu:
No. Kitab
Isinya
Kelompok
1
Siksa
Wyakarana
Chanda
Nirukta
Jyotisa
ilmu astronomi
Kalpa
tentang ritual
Itihasa
Purana
Arthasastra
Ayurweda
Gandarwa Weda
15
Wedangga
Sarasamucaya dan
tentang etika dan tata susila.
Slokantara
1. SARAN :
Dengan kita mempelajari kitab suci Weda ini diharapkan semua orang senantiasa memahami
dan dapat mengaplikasi ajaran ajaran yang terdapat di dalamnya. Dan dengan makalah ini
dibuat agar kiranya bisa membantu proses belajar mengajar dan siswa lebih memahami tentang
kitab suci Weda.
16